"Hah, anak mana?, kau salah dengar," seru Mala ketus.
"Oh ya, mana pecel aku?" tanya nya lagi dengan tatapan dingin saat melihat Nur tidak membawa apa apa.
"Eh itu bi, maaf, pecel nya habis, saat aku sampai di sana sudah habis," ucap Nur takut.
"Bodoh, kenapa bisa habis, bukannya aku tadi sudah minta kau untuk lari ke warung bi Ija, hah," bentak Mala
"Maaf bi, aku sudah berusaha berjalan cepat bi, tapi masih belum kebagian," ujar Nur takut.
"Lalu kenapa kau pulang lama?, kau main ya?" tanya Mala sinis.
"Tidak bi, aku tidak main, mana berani aku bi," ujar Nur sambil menunduk.
"Lalu?" tanya Mala ketus.
"Aku tadi cari di warung pecel yang lain bi tapi tetap saja habis bi," ceritanya
"Goblok kau ya, lalu kau tidak beli apa apa buat ku, hah, apa kau minta aku untuk makan nasi rames yang kau beli itu," seru Mala kesal
"Tidak bi, aku tidak beli apa apa," ucap Nur takut.
"Apa?" teriak Mala lagi.
"Oh aku tahu, kau ini sengaja ya, membuat ku kelaparan seperti ini atau kau sengaja agar aku mau makan nasi yang kau belikan itu, jangan mimpi ya, aku akan makan hanya pakai tempe saja, lebih baik aku buang saja nasi ini," seru Mala sambil mengambil nasi rames nya dan tak lama membanting nya ke lantai.
Nur yang melihat nasi itu menelan ludah nya sendiri. Dirinya semakin merasa kelaparan saat melihat nasi yang berserakan itu. Dari semalem dirinya belum makan sedikitpun.
"Sudah sana pergi kau dari sini, kerja sana, ini sudah waktunya kau kerja," usir Mala
"Ya bi sebentar, aku minum dulu bi," ujar Nur takut.
"Ya sudah sana minum dulu,"
Nur pun melangkah kearah dapur untuk mengambil air minum. Dirinya minum banyak air agar perut nya kenyang. Dari semalam dirinya belum makan, sebenarnya ingin sekali dia minta makan pada bibi nya itu tetapi dirinya tak berani.
"Aduh lapar sekali, aku minum air yang banyak saja biar aku kenyang, dan lupa dengan rasa lapar ku ini, semoga bi Sur memberi ku sisa makanan yang ada di warung nya nanti agar aku dapat makan enak," gumam Nur.
Dirinya membayangkan akan dapat menikmati makanan terenak yang selalu di berikan bi Sur pada nya. Meskipun nasi nya hanya dengan sisa kuah sayur yang di jual oleh bi Sur. Tetapi bagi Nur itu adalah makanan terlezat yang di rasakan nya saat ini.
"Aduh tidak sabar, aku untuk menuju ke warung bi sur, semoga bi sur hari ini masak yang enak, dan masih ada sisa kuah sayur untuk ku," harap Nur.
Nur cepat cepat pergi menuju pasar di mana warung bi Sur berada. Bi Sur adalah seorang janda yang baik meskipun terkenal pelit pada anak buahnya. Dari sekian banyak anak buah nya hanya Nur yang setia pada nya, walaupun dirinya hanya dibayar dengan gaji yang sangat kecil.
"Aku harus cepat, ini sudah lumayan terlambat, semoga bi sur tidak memotong gaji ku hari ini, hari ini aku gajian kan," gumam nya
Nur di bayar bi Sur per 2 hari sekali. Gaji nya hanya sebesar 50 rb untuk 2 hari. Jam kerja Nur dari jam 1 siang sampai jam 5 sore.
"Aduh gawat bisa bisa gaji ku di potong 15 rb oleh bi Sur, aku terlambat datang, bi Mala sih menyuruh ku beli rujak di tempat yang jauh," gumam Nur sedih
"Hai anak bodoh berhenti," panggil Angga.
"Ya ampun dia lagi, aku harus cepat, biarin saja lah, aku tak mau gaji ku habis di potong oleh bi Sur karena keterlambatan ku," gumam Nur.
Dirinya memutuskan untuk tidak memperdulikan serta tak menghiraukan Angga sepupu nya itu. Angga yang melihat Nur tidak memperdulikan dirinya, membuat Angga sangat kesal dan marah. Dirinya benar benar akan mengadukan hal ini pada mama nya.
"Kurang ajar Nur ini, awas kau ya, habis kau dengan ku, aku adukan kau pada mama ku," gumam Angga kesal
"Hai kau kenapa Angga?" tanya Mumun.
"Aku kesal dengan anak bodoh itu, aku panggil panggil dia, dia sok tak dengar panggilan ku," geram Angga.
"Ya sudah kau adukan saja dia pada mama mu, bukannya mama mu itu sangat galak dan tak suka pada orang yang menyakiti mu ya," saran mumun
"Ya kau benar mun, aku mau lihat gadis bodoh itu mengiba memelas minta ampun pada ku,"
"Ya, buat dia menderita kalau bisa pukuli saja dia, dia itu sekali sekali harus di beri pelajaran biar dia hormat pada mu," ujar mumun mengompori Angga.
"Baiklah, nanti sore kau main ke rumah ku ya, biar kau bisa lihat mama ku memukuli dia, hahaha," tawa Angga.
"Mampus kau Nur, berani berani nya kau mencuri perhatian dari Angga, lelaki yang ku suka," batin Mumun kesal
Angga yang dari awal tak suka pada Nur makin menjadi tak suka karena hasutan Mumun itu. Mumun tersenyum bahagia saat melihat Angga termakan oleh hasutannya. Angga pun cepat cepat pergi sebelum si Boy mengetahui rencananya itu.
"Ayo pulang, sebelum Boy tahu rencana kita, dia mah reseh, selalu saja membela gadis bodoh itu," ujar Angga.
"Baik Angga, tunggu aku ya nanti kalau kau mau menghajar dia," pinta Mumun.
Angga sampai di rumah dan mengadu pada mama nya itu. Dengan mengarang cerita yang tidak tidak. Dirinya seolah olah merasa terzolimi oleh Nur.
"Dasar anak itu ya, anak haram, awas kau ya, berani berani nya dengan anak ku," geram Rita nya
Mereka pun melangkah dengan langkah lebar menuju kediaman Mala. Angga yang membayangkan sang mama akan menyiksa Nur tersenyum bahagia. Mumun pun begitu dirinya diam diam ikut tersenyum.
"Hai Mala, keluar kau!" teriak Rita kencang
"Eh ada bude Rita toh, ayo masuk, eh ada Angga dan Mumun juga, ayo masuk masuk," ajak Mala ramah
"Mana anak haram itu Mala mana?" teriak nya
"Siapa bude, siapa yang bude maksud?" tanya Mala bingung.
"Ya si Nur itu, mana dia?"
"Oh, dia sedang kerja bude, ada apa ya?"
"Kau itu bisa tidak sih, mengajari anak itu, jika tidak biar aku saja yang turun tangan,"
"Ini ada apa bude, apa Nur cari masalah lagi?"
"Ya, dia sudah berani membantah anak ku Angga, apa dia tak tahu jika Angga ini sepupu nya yang harus di hormati, memang anak sialan dia,"
"Eh, ya bude, ya, nanti Mala kasih pelajaran pada nya,"
"Tidak jangan nanti sekarang saja," ujar Angga ikut nimbrung.
"Tapi Nur kalau sudah sore begini berarti dia pulang telat, biasa nya tengah malam, apa kalian mau menunggu anak itu disini?"
"Memang nya dia kalau pulang jam berapa?" tanya Angga sinis dan tak sopan
"Dia pulang nya itu jam 12 malam, jika kau mau menunggu ya tidak apa apa," ujar Mala santai
"Lah malam banget, ogah benar kami menunggu dia sampai larut malam seperti itu, dia pikir dia siapa, pejabat apa, ayo nak kita pulang saja,"
"Tapi mah, aku mau lihat Nur di kasih pelajaran oleh mama," rengek Angga.
"Ya sudah besok saja, sekarang dia itu pulang malam mama tak mau tidur mama terganggu hanya karena menunggu anak haram itu,"
Angga dan yang lainnya pun dengan terpaksa pulang dengan tanpa hasil. Mala yang kesal pun hanya dapat memedam perasaan nya, esok pagi setelah Nur pulang. Dirinya enggan untuk menunggu Nur pulang malam ini.
Keesokan harinya, Mala tak dapat menemukan Nur di kamarnya. Dia hanya menemukan uang yang di taruh oleh Nur di meja makan. Nono yang baru bangun merasa heran dengan wajah istrinya itu.
"Kau kenapa dek, kenapa wajah mu di tekuk begitu?"
"Akh abang ini, aku sedang mencari Nur, mana dia? "
"Bukannya kalau pagi pagi dia kerja di warung nasi uduk bu Siti dek, bukannya kau yang menyuruhnya kerja di sana,"
"Oh ya, kau benar bang, berarti sebentar lagi dia pulang,"
"Memangnya Nur kenapa dek?"
"Dia itu bang, memang anak pembawa sial" ujar Mala kesal
"Kau ini jangan bicara seperti itu, kasihan anak itu," ujar nono sedih.
"Akh anak itu," ujar Mala terpotong saat menyadari jika Nur sudah berada di belakang mereka
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments