Bab 3

Suara dua brankar didorong terdengar bergerak cepat menyusuri lorong rumah sakit, satu brankar dimasukkan ke kamar mayat sedangkan brankar satunya lagi masuk ke dalam ruangan UGD.

Kini tubuh Elsa terbaring di atas brankar dalam kondisi masih pingsan dengan peralatan medis yang sudah terpasang. Dengan pakaiannya yang sudah berganti menjadi pakaian pasien, sementara satu dokter dan satu perawat masih menangani Elsa yang malang. Kepalanya terlihat terbalut perban akibat benturan yang sangat keras pada saat kecelakaan. Dan pada detik itu jari-jari Elsa mulai bergerak sangat pelan namun secara intens, sehingga seorang perawat menyadarinya.

"Dok, sepertinya pasien sudah bangun."

Dengan cepat dokter segera memeriksa keadaan Elsa menggunakan stetoskop lalu mencoba memeriksa matanya menggunakan penlight, dokter menyadari bahwa penglihatan pasiennya tampak bermasalah.

Setelah itu Elsa membuka matanya perlahan dan ia terbangun dari posisinya dengan sedikit meringis sambil memijat pelipisnya yang terasa sangat pusing. Mungkin semua itu karena benturan keras yang dialaminya, kepalanya terluka parah sehingga jika ia mengingat sesuatu ia akan merasa sangat pusing.

"Ayah? Ayah, dimana?" panggil Elsa berkali-kali dengan suara serak dan juga nada panik. "Ayah kenapa semuanya terlihat sangat gelap? Ayah, Ayah?" Elsa mencoba merasakan sesuatu karena sepertinya penglihatannya tidak berfungsi dengan baik.

"Tolong, Nona tenanglah." tiba-tiba terdengar suara lembut dari seorang wanita di telinga Elsa yang membuatnya sedikit bingung.

"Kau siapa?" tanya Elsa beralasan sambil mencari sumber suara.

"Perkenalkan, saya Suster Bianca," suster itu segera melingkarkan tangannya di bahu Elsa seolah suster itu berusaha menenangkannya agar tidak terlalu banyak melakukan gerakan panik.

Alis Elsa langsung menyatu di tengah. "Suster Bianca? Ah, apakah aku sedang berada di rumah sakit?" tanya Elsa memastikan sambil mencari dan meraba tangan perawat yang kini berada tepat di sampingnya.

"Benar, sekarang Nona ada di rumah sakit."

"Apa?" Elsa terkejut seketika. "Lalu dimana ayahku, sus? Dimana? Dan kenapa aku tidak bisa melihat apapun?" tanya Elsa banyak bertanya, kini ia merasa sangat panik dengan wajah yang terlihat begitu pucat.

"Nona, harap tenang, oke?" kata dokter berusaha menenangkan pasien.

Elsa segera mencoba menyelidiki apa yang terjadi padanya dan ia berulang kali menepis semua pikiran buruk yang terlintas di kepalanya. "Dok? Dok, ayo, katakan sesuatu, dok! Sebenarnya kenapa dengan penglihatanku dan dimana Ayahku?!" Elsa bertanya dengan tidak sabar sambil mencari lengan dokter di sisi kirinya, hingga ia pun meringis menahan rasa pusing di kepalanya.

“Dua hari yang lalu Nona mengalami kecelakaan dan saya sangat menyesal, saya harus mengatakan bahwa Nona sekarang buta,”

Deg!

Seketika mata Elsa langsung terbelalak, hatinya serasa dihantam sesuatu yang membuat jantungnya terasa akan meledak saat itu juga. Kalimat yang baru saja diucapkan oleh dokter tersebut, tentu saja membuatnya sangat begitu terkejut.

Elsa menggelengkan kepalanya berkali-kali dan berusaha meyakinkan dirinya sendiri, bahwa semuanya hanyalah mimpi.

"Tidak dok, aku yakin ini pasti mimpi!" seru Elsa seraya tersenyum getir di antara air matanya yang mulai menetes di pipinya.

"Tenang, Nona. Semuanya pasti akan lebih baik." kata dokter yang mencoba mengindoktrinasi agar pasiennya bisa mengendalikan diri.

"Aku tidak buta, aku tidak buta! Itu tidak akan pernah terjadi padaku!" berkali-kali Elsa menasehati dirinya sendiri, hingga akhirnya ia mulai berada pada titik kesadaran yang membuatnya berteriak histeris, karena apa yang baru saja ia dengar dan serta cuplikan dimana mobilnya tergelincir kini terputar jelas di kepalanya.

"Tenang, Nona. Tenang," kata suster itu lembut, sementara Elsa terus memegangi kepalanya yang terasa sangat berat sambil menangis histeris.

Elsa mencoba mengucek matanya dan mencoba melihat seberkas cahaya, tapi nyatanya semuanya terlihat begitu sangat-sangat gelap. Elsa langsung berteriak lagi, menjerit, dan mengacak-acak rambutnya hingga berantakan karena depresi.

"Aaaaaaa .. Tidak .. Tidak!"

"Tenang Nona, tenang!" suara perawat kembali masuk ke telinganya yang membuat Elsa semakin histeris seperti wanita yang sudah kehilangan akal sehatnya.

Elsa semakin meronta, hingga brankar yang di naikinya terdengar berderit dan bergoyang karena tak bisa dikendalikan lagi. Perawat terus berusaha memegang tangan pasien dengan erat, begitu juga dengan dokter yang memegang erat kaki pasien yang kini brontak dengan begitu hebat.

"Lepaskan, lepaskannnnn!" teriak Elsa menjerit dan menangis yang telah berhasil memecah kesunyian malam yang semakin larut.

"Tenang Nona, tenang!" dokter segera meraih sesuatu dengan tergesa-gesa di balik saku snell lengan panjangnya.

"Ayah? Ayah? Ayah?!" Elsa memanggil begitu histeris diiringi tangisannya yang memilukan.

Hingga akhirnya jarum suntik menyentuh kulitnya, membuat teriakan Elsa langsung melemah serta membuat tubuhnya lemas. Tubuh Elsa langsung dibaringkan dengan lembut oleh perawat setelah ia baru saja diberi obat penenang yang bercampur dengan obat tidur. Setidaknya itu bisa membuat Elsa sedikit lebih baik.

"Pasien harus istirahat, sepertinya ia dalam keadaan trauma berat." kata dokter kepada perawat.

Perawat itu mengangguk mengerti. "Baik, dok."

Setelah melihat pasien tertidur, keduanya pun langsung bergegas meninggalkan ruangan, meninggalkan Elsa yang terbaring lemah dan tak berdaya di brankar tanpa ada yang menemaninya.

Sesampainya di lobby rumah sakit, seorang pemuda gagah berjas hitam langsung menghampiri perawat dengan setengah belari yang sedang bertugas di meja resepsionis dengan wajah yang terlihat begitu khawatir dan juga terburu-buru.

"Di mana pasien atas nama Elsa Geolova, sus? Saya kerabatnya." tanya pemuda itu disela nafasnya yang terengah-engah.

"Baik, biar saya periksa dulu." perawat segera memeriksa data di komputernya dengan cepat.

Pria muda itu mengangguk dan melirik arloji di pergelangan tangannya. Sepertinya hari sudah sangat larut dan tentu saja membuatnya semakin tidak sabar dan semakin khawatir.

Pemuda itu menarik nafas dalam-dalam. "Semoga Elsa baik-baik saja," doanya serupa lirih.

"Pasien atas nama Elsa Geolova ada di UGD nomor 11, Pak." kata perawat sambil tersenyum ramah.

Pemuda itu mengangguk mengerti. "Terima kasih, sus."

"Baik, sama-sama Pak." kata perawat dengan senyum tipis.

Seketika itu juga pemuda itu langsung berjalan dengan begitu tergesa-gesa, menyusuri koridor panjang rumah sakit hingga menemukan kamar yang dicarinya. Segera ia pun membuka pintu itu dengan perlahan dan menemukan seorang wanita yang masih terbaring lemah di brankar.

Ceklek!

"Elsa," sebut pemuda itu pelan.

Tidak ada jawaban dan ruangan itu sangat sunyi, sepertinya Elsa sekarang sedang tidur lelap. Kemudian pemuda bernama Willy itu pun berjalan menghampiri Elsa dengan langkah tertatih-tatih dan tampak menahan air mata. Setelah berdiri tepat di samping brankar Elsa, terlihat bagaimana Willy yang kini mulai terisak-isak dengan tangannya yang kini terulur membelai pucuk rambut gadis itu dengan lembut.

"Aku tidak percaya semua ini akan terjadi padamu," desisnya sambil menggelengkan kepalanya samar-samar, seolah ia tak pernah percaya dengan kenyataan yang baru saja terjadi pada Elsa.

"Willy?" tiba-tiba Elsa terbangun dari tidurnya dengan memanggil pemuda itu dengan suara serak.

Tapi sepertinya setelah matanya terbuka ia masih belum bisa melihat apapun. Semuanya masih sama, terlihat sangat gelap dan juga menakutkan.

"Apa aku hanya bermimpi? Kenapa suara Willy begitu dekat denganku?" Elsa berbicara pada dirinya sendiri seiring dengan air mata yang menetes dari sudut matanya.

Terpopuler

Comments

xixi

xixi

umur elsa berapa?

2023-02-11

0

Atik Marwati

Atik Marwati

siapa Willy thor

2023-02-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!