" Negatif negatif negatif lagi.... " gerutu Virgi saat ia mengetes kehamilannya dengan beberapa alat test pack yang di belinya di apotik beberapa waktu lalu. Begitu tamu bulanannya berakhir ia langsung mengetesnya lagi.
.
.
Arrrghh... tidak kenapa masih juga belum positif... Harvey selalu menumpahkan semuanya di dalam... tadi malam juga sudah... tapi...kenapa.... Rahim ku...ada apa denganmu... Kenapa kau tidak lekas hamil.... ???
.
.
Virgi begitu frustasi. Ia begitu stress dengan semua yang terjadi. Ia harus cepat hamil agar kebohongannya tidak terbongkar. Namun semua itu belum juga terjadi.
.
.
Jangan jangan aku mandul?... Ah.. itu tidak mungkin... aku haid teratur... atau mungkin Harvey?... Dia tidak bisa punya anak?...
.
.
.
Virgi bertanya tanya. " Tuhan... tolong buat aku cepat hamil... aku tidak ingin rumah tangga ku hancur... Keadaan baru saja membaik.. Harvey dan keluarganya baru mau menerimaku... tapi kenapa harus begini.... " keluh Virgi sambil menitikkan air matanya.
" Aku tidak akan sanggup jika berpisah dengan Harvey... "
.
.
.
.
.
" Sayang... lihat ini.. " Harvey dengan penuh senyum menunjukkan HP nya pada Virgi yang baru saja bangun tidur karena kelelahan menangis tadi. Ia juga membawa sebuah kotak yang entah apa isinya.
Harvey mendatangi kamar Virgi dengan mengenakan seragam SMA. Memang sejak beberapa hari lalu Harvey mulai bersekolah lagi di sekolah baru atas rekomendasi teman Mamanya. Dan ia baru saja pulang dari sekolahnya.
" A.. apa? " tanya Virgi dengan mata bengkak.
" Loh... kamu menangis lagi?.... kenapa sih kok bersedih terus... Kamu tak bisa jauh dari ku ya... hehe... " goda Harvey.
" M... mungkin karena bawaan bayi nya.. " jawab Virgi beralasan.
" Hemmm.... Apa bayi kita cewek ya kok kamu jadi cengeng sekali... " Virgi hanya bisa diam.
" Padahal Aku mau menunjukkan ini ... Lihat.... aku tadi browsing beberapa hal tentang bayi... katanya mendengarkan musik clasic bagus untuk kecerdasan otak bayi... dan tadi aku beli ini...spiker bluetooth... bisa kau tempelkan di perutmu nanti....agar anak kita bisa mendengarnya" ucap Harvey penuh senyum. " Apalagi menginjak usia kandungan kelima... kan bulan ini sudah masuk bulan ke 4... eh.. benar tidak... bulan ke 4 apa ke 5..."
Virgi terdiam membisu sambil menatap wajah suaminya yang nampak begitu bersemangat dan penuh antusias menyambut kehamilannya. Dan itu justru kian menyiksa batinnya.
.
.
Ya Tuhan... laki laki ini... ia seolah tak peduli akan menjadi Ayah di usia semuda ini... Ia begitu bahagia.... Apa dia benar benar mencintai aku dan bayiku jika aku benar hamil....
.
.
.
" Apa sebaiknya kita periksakan ke dokter kandungan saja untuk mengetahui pasti usia kandungan mu? " tanya Harvey kemudian..
" Hah?!! " Virgi terkejut bukan main. " Tidak!! " sahut Virgi cepat. Ia tentu tidak mau rahasianya terbongkar saat itu juga.
" Kenapa? " tanya Harvey. Virgi membisu seribu bahasa. Ia hanya bisa diam dan kemudian menunduk. " Oo... maaf... " lanjut Harvey kemudian.
" A... apa?... " tanya Virgi heran.
" Aku lupa... kita menikah terlalu muda dan juga karena 'kecelakaan'... " Virgi tahu maksud Harvey bilang kecelakaan adalah istilah menikah karena hamil duluan. Juga selain itu karena peristiwa memalukan di toilet sekolah dulu.
" Sepertinya aku yang terlalu bersemangat... maaf... " ucap Harvey sambil menunduk. ia sadar, ia memang melakukan banyak kesalahan. Mulai dari mengajak paksa kekasihnya itu berhubungan badan, nikah paksa, di keluarkan dari sekolah hingga kehamilan istrinya. Banyak peristiwa tak mengenakkan yang mereka lalui belum lama ini.
" Aku mau ke toilet dulu... " Harvey buru buru ingin kabur karena suasana di antara mereka kian tak mengenakkan. Ia lantas segera pergi menuju ke kamar mandi di kamar tersebut.
Virgi menghela nafas panjang. Ia menyibakkan rambut panjangnya yang agak curly itu ke belakang punggungnya, mengikatnya dengan tali rambut seadanya yang ada di dekat meja tempat tidurnya.
" Oh.. tidak! " Virgi buru buru bangkit dari ranjangnya saat teringat akan sesuatu.
.
.
Test pack tadi masih di toilet... belum ku buang di tempat sampah...
.
.
Setengah berlari ia menyusul Harvey. Ia ingin mencegah Harvey menemukan tes pack itu.
" Harvey... "
" Ini apa? " tanya Harvey yang keluar dari kamar mandi sambil menunjukkan beberapa alat tes kehamilan yang semua nya memiliki strip bertanda merah satu.
.
.
Astaga.... tamat riwayatku.... aku ketahuan... 😱
.
.
" S... sayang... i.. itu... aku bisa jelaskan... " Virgi kelabakan. Hal yang ia tutup tutupi selama ini kini telah terbongkar. Dan semua kini telah di ketahuilah oleh suaminya sendiri.
" Negatif?.... Jadi kau tidak hamil? " tanya Harvey.
" A... aku... "
" Jadi selama ini kau bohong padaku? "
" Harvey... aku... "
" Kau senang melihatku seperti orang bodoh yang begitu senang dengan kehamilan mu Virgi ?... Kupikir dengan kehadiran anak kita...hubungan buruk keluarga mu dan keluarga ku akan membaik..Dan kita...kita juga bisa bersama...Kita bisa akur dan rukun selamanya.. Membuat rumah tangga bahagia meskipun awalnya begitu buruk..Bodohnya aku....Kau mempermainkan ku Virgi... " ucap Harvey dengan bibir bergetar dan tangan mengepal menahan amarah.
" Harvey... Harvey... aku... aku... "
" Kau sungguh keterlaluan Virgi... " Ucap Harvey. Virgi tak bisa berkata apapun untuk menyangkalnya. Ia memang bersalah dengan semua kebohongannya. Ia kini hanya bisa terisak saja tanpa mampu membela diri nya sendiri.
" Sudahlah.... Main rumah tangga denganmu terlalu menyakitkan... Kita berpisah saja.... " tegas Harvey.
Ia benar benar sudah muak dengan semuanya. Ia tak ingin bersama dengan Virgi lagi. Ia sungguh tak tahan berada di ruangan menyesakkan itu bersama orang yang membohonginya. Virgi benar benar mengecewakannya. Ia ingin segera pergi jauh saja dari Virgi.
" Jangan.... jangan... jangan tinggalkan aku Harvey... aku tak sanggup berpisah darimu... " Virgi menahan Harvey sambil bersimpuh memeluk kaki Harvey.
" Lepaskan... "
" Tidak... "
" Ku bilang lepaskan... " ucap Harvey mulai kesal.
" Sampai mati pun aku tidak mau melepasmu Harvey... " Virgi bersikeras. Ia justru kian menguatkan tangannya di kaki Harvey. Ia sungguh tidak ingin berpisah dari Harvey.
Harvey terdiam sesaat, kemudian perlahan ia menurun dan berjongkok di depan Virgi. Ia menatap Virgi dengan tajam dan dingin. Tak seperti tadi yang begitu hangat dan bersemangat. Satu senyum pun tak tampak. Yang ada cuma kemarahan. Kemarahan besar yang tertahan .
Harvey memang bukan tipe pria kasar, ia terlalu lembut untuk seorang cowok. Ia bahkan terlalu baik. Ia tak pernah main tangan pada siapapun terutama pada wanita.
" Mau buat berapa kebohongan lagi? " tanya Harvey dingin.
" H... Harvey?... "
" Untuk mendapatkan ku kau sudah mengancam akan bunuh diri waktu itu... Sekarang kau berbohong hamil untuk tetap bersamamu... Besok kau akan buat kebohongan apa lagi?... Padahal orang tuaku sudah mau membuka hatinya untuk wanita sepertimu... Wanita jahat yang menghancurkan putra mereka satu satunya...Memberikan aib pada mereka....Kau membuat aku dan orang tua ku malu karena peristiwa di sekolah itu... Di keluarkan dari sekolah... Dipaksa menikahi mu jika tak ingin di penjara... orang tua mu akan menjadikan aku seorang pemerkosa jika lari dari tanggung jawab... Tapi ternyata kau wanita penipu... Aku sungguh menyesal karena mau menikahi mu!!!!! "
Virgi begitu shock mendengar ucapan penuh kemarahan dari suaminya itu. Rasanya kata katanya itu seperti pedang yang menusuk tepat ke jantungnya. Seketika Virgi kehilangan kekuatannya, tangannya melepaskan kaki Harvey, dan ia terduduk lemas .
" Kalau mau mati... MATI SAJA!! AKU TIDAK AKAN PEDULI PADAMU LAGI !!" ucap Harvey kemudian seraya bangkit dan melangkah pergi meninggalkan Virgi yang sedang shock itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
Rose Mustika Rini
eehh sekalinya harvey mandul
2024-04-08
1