Kaki Virgi tak kuasa lagi menahan tubuhnya , ia jatuh lunglai ke lantai. Mertuanya membencinya karena merusak masa depan anak mereka. Mereka bahkan sudah menyiapkan rencana untuk memisahkan mereka.
" Virgi...kau kenapa?" tanya Harvey seraya ikut berjongkok di depannya.
Virgi terdiam sesaat. Shock, cemas , dan takut bercampur menjadi satu.
" Virgi... " Harvey menatap Virgi dengan heran.
" A...aku hamil..." ucap Virgi asal.
Harvey tercengang ia begitu terkejut mendengar ucapan Virgi itu.
" Aku hamil anakmu....apa kau akan tetap meninggalkanku....Apa kau akan meninggalkan kami..Dia anakmu...darah dagingmu..." ucap Virgi penuh penekanan.
" A..nak.. ku ? " ucap Harvey tak percaya. Ia mulai mengingat kembali kapan ia pertama kali menyentuh Virgi dan kapan terakhir kali mereka berhubungan.
.
.
.
Ya....itu sudah 1 bulan lbh...dan waktu itu aku memang mengeluarkannya di dalam...kalau jadi...itu wajar saja....
Tapi... Masak aku yang baru berusia 18 ini mau punya anak? Aku menjadi seorang Ayah?...
Lalu bagaimana dengan Mama Papa...Mereka ingin kami bercerai nanti...
Tapi anak?...anakku ?...
Aku harus bagaimana....
.
.
.
" Ini..." Harvey sampai membulatkan matanya lebar lebar saat jari mungil nan lembut Virgi menyentuh tempat tersensitifnya. Karena tentu saja itu membangunkan hasrat di dirinya.
" Virgi.." Harvey menatap tajam ke istrinya.
" Daripada bermain sendiri bukankah seharusnya kau mengajakku....Aku istrimu ...istri sah mu... Berikan hak ku... "
Virgi melihat sebuah keraguan di sikap suaminya. Ia tahu Harvey masih ragu untuk melakukannya lagi karena orangtuanya. Harvey adalah anak penurut. Ia bukan anak yang suka menentang kedua orang tuanya. Ia terlalu patuh pada mereka.
" Setelah menikah kau milikku bukan milik orangtuamu lagi..." Virgi menekankan suaranya untuk meyakinkan hati suaminya. Namun suaminya itu masih belum juga bergeming.
" Harvey.... Aku menginginkanmu..." Virgi mendekatkan wajahnya ke wajah Harvey dan kemudian mengecup pelan dan lembut bibir suaminya. Semula Harvey hanya diam tak merespon . Namun lama kelamaan pun ia akhirnya pun terbawa. Ia mulai memberikan balasan kecupan demi kecupan ke bibir Virgi hingga akhirnya ia pun bergerak lebih agresif dari Virgi.
" Oh... Sayang.." Virgi begitu terbuai saat suaminya mulai menyentuh tubuhnya menyusuri tubuhnya dengan jemari tangan nya yang bergerak cepat melepas setiap helai benang yang menutupi tubuhnya . Harvey mengecup dan memainkan lidahnya menyusuri leher dada dan juga inti tubuh Virgi. Virgi benar benar tak kuasa menahan hasratnya sehingga ia buru buru meminta suaminya untuk segera memulai penyatuan mereka.
" Virgi... Virgi... Aku rindu..." ucap Harvey sambil memeluk erat tubuh istrinya .
" Harvey ....aku mencintaimu..." Virgi memejamkan matanya menikmati sentuhan demi sentuhan dahsyat yang meluluh lantahkan pertahanan dirinya itu. Ia benar benar terbuai ke alam surga kenikmatan yang tiada dapat ia lukiskan dengan kata kata kala mereka bersatu. Mereka melepaskan segenap hasrat dalam dada mereka dalam peraduan mereka.
.
.
.
.
Virgi yang kelelahan setelah beberapa kali bercinta dengan Harvey pun akhirnya tertidur dalam pelukan Harvey. Harveypun memeluk erat tubuh polos istrinya itu dan bersembunyi dibawah selimut untuk saling menghangatkan. Dinginnya AC kamar tersebut membuat mereka kian rapat.
" Virgi...istriku..." ucap Harvey pelan sambil mengecup lembut kepala wanita miliknya itu. Kemudian iapun memeluk tubuhnya dengan erat.
Virgi tersenyum. Itu adalah saat saat membahagiakan pertama kali yang dilaluinya setelah ia menikah. Meski menikah paksa , namun ia tahu suaminya Harvey pasti sangat mencintainya. Terlepas dari doktrin mertuanya.
.
.
.
.
.
Dan sejak itu , Harvey mulai bersikap baik dan lembut padanya kembali. Meskipun saat mertuanya di rumah , Harvey mengacuhkannya. Begitu orang tuanya berangkat kerja , Harvey kembali mesra padanya. Bahkan kadang mereka bisa menghabiskan waktu seharian hanya untuk bercinta.
Masalah mulai timbul saat 3 bulan telah berlalu.
" Bukankah kehamilanmu sudah mencapai 4 bulan...kenapa sampai sekarang masih belum tampak ? " tanya Harvey
' DEG '
Virgi tertohok. Bagaimana tidak? Kebohongannya hampir saja terbongkar. Ia bilang jika ia tengah hamil . Namun sebenarnya tidak. Hari ini saja ia justru mendapat tamu bulanan. Padahal Harvey mengira ia sudah hamil 4 bulan. Ia selalu berkilah capek jika tamu bulanannya hadir saat Harvey ingin bersamanya.
" Perutmu belum membesar?...kau juga tidak ada gejala gejala hamil muda?....pusing, mual atau muntah ?" tanya Harvey heran.
" A..a... I..itu...mungkin kondisiku berbeda... soalnya keadaan setiap wanita kan tidak sama...ada yang morning sickness ada juga yang tidak.." Virgi ber\_argumen asal. Ia bingung mencari cari alasan.
" Begitu ya...ya sudah...aku tidak tahu banyak soal wanita hamil soalnya.... Hehe..."
Virgi tersenyum getar. Ia kini takut. Ia benar benar takut jika kebohongannya terbongkar. Kenyataan kalau sebenarnya ia hamil adalah sebuah kebohongan. Ia mengucapkan hamil kala itu juga asal saja agar Harvey tak ragu lagi untuk dekat dengannya karena benih cinta darinya sudah ada dalam tubuhnya. Namun nyatanya sampai kini ia masih belum juga hamil.
" Mama tadi bilang padaku... kita sepertinya bisa melanjutkan sekolah SMA lagi... Dia punya kenalan yang bisa merahasiakan kalau kita sudah menikah. Jadi bisa lanjut sekolah sampai lulus SMA..." terang Harvey.
" Jadi ...sekolah lagi...?"
" Iya... harus lulus SMA dulu agar bisa kuliah dan kerja..tapi karena tadi aku bilang kalau kau terlanjur hamil jadi...cuma aku yang bisa lanjut sekolah... Kau di suruh di rumah saja untuk mengurus bayimu...ah maaf.. bayi kita ..."
" Hah??!...Kau sudah bilang ke Mamamu kalau aku hamil? " tanya Virgi cepat.
" Iya..." jawab Harvey sambil tersenyum .
.
.
Mati aku....cerita bohongku sampai ke telinga mertuaku... Lalu aku harus bagaimana sekarang?...Aku saja tidak hamil hamil meski sudah melakukannya berulang kali dengan Harvey...
.
.
.
Virgi panik . Ia takut sekali kebohongannya terbongkar.
" Mama awalnya memang tidak setuju dengan hubungan kita tapi saat tau kamu hamil sepertinya ia bisa menerima... Dia senang akan menerima cucu...Papa ku juga sama.." ucap Harvey bahagia.
" Jadi mulai sekarang kita tidak perlu sembunyi sembunyi lagi kalau mau bermesraan..." tambah Harvey lagi.
.
.
Astaga....tamat riwayatku....aku harus bagaimana sekarang...
.
.
" Sayang.... Sepertinya kita harus bicara..." kata Virgi.
" Hemm.... Bicara apa ...katakan saja..."
" A...a... Itu... Itu..." Virgi nampak ragu ragu saat hendak mengatakannya. Ia takut akan mengecewakan Harvey jika ia jujur tentang kehamilannya. Padahal hubungan mereka baru saja mulai membaik.
" Ayo cepat bilang... apa?.. " tanya Harvey lembut sambil memeluk erat tubuh Virgi.
" N.. Nanti... nanti saja... kita bicara lain kali saja.. " jawab Virgi gugup. Ia sungguh tak berani berkata jujur karena takut akan merusak semuanya.
.
.
.
.
.
Saat makan bersama keluarga Harvey , suasana yang dulu dingin berubah menjadi hangat. Kedua orang tua Harvey nampak begitu perhatian pada Virgi.
" Virgi, makan yang banyak ya... Kamu harus makan banyak makanan yang bergizi agar bayimu sehat..." kata Papa Harvey.
" Tadi Mama juga sudah beli susu ibu hamil...Mama tidak tau rasa apa yang kamu suka...jadi Mama beli banyak...ini ada varian coklat , vanila, dan juga madu... " ucap Mama Harvey sambil menunjukkan beberapa kotak susu bumil yang tadi di belinya di supermarket saat pulang kerja.
Virgi tersenyum getir. Ia memaksakan diri karena bingung harus bagaimana lagi. Saat para mertuanya mulai baik padanya, haruskah ia mengutarakan semua kebohongan yang di buatnya.
" Oh iya sayang... Tadi aku juga sudah pesan beberapa barang untuk bayi kita...aku iseng beli di on line..hehe....Jadi besok kalau paketnya sudah datang kita bisa menata kamar untuk bayinya...aku pilih warna crem jadi netral mau bayinya nanti jenis kelaminnya perempuan atau laki laki..." tambah Harvey.
.
.
.
.
Tak cuma itu saja , saat keluarga Virgi mendapat kabar dari keluarga besannya jika Virgi hamil mereka langsung datang bertandang kerumahnya. Dan tak lupa mereka membawakan beberapa barang peralatan untuk bayi pula.
" Ya ampun ....sepertinya bayimu akan menjadi rebutan kita para orang tua..." kata Mama Virgi.
" Hahaha... " Orang tua Virgi dan Harvey tertawa bersama. Mereka yang dulu pernah sempat saling bersitegang kini menjadi akur. Dan semua itu berkat kabar kehamilan Virgi. Maklum saja Virgi dan Harvey sama sama anak tunggal jadi kehadiran bayi kecil sangat membahagiakan bagi keluarga kecil mereka.
" Jadi setelah ini Nak Harvey melanjutkan sekolah? " tanya Papa Virgi.
" Iya Om... Saya harus kuliah lalu kerja supaya bisa cari uang yang untuk menghidupi anak istri saya..." jawab Harvey.
" Hahaha...baguslah.. Aku suka prinsipmu... Cowok memang harus kerja... Gak kerja kau gak ada nilai di mata istri mu..Jangan cuma bergantung pada harta orang tua..." ucap Papa Virgi sambil menepuk bahu menantunya.
.
.
Ya Tuhan...ini terlalu berlebihan banget...sebuah berita bohong tentang kehamilan bisa membuat mereka yang dulu saling benci kini bisa rukun seperti itu...
Kalau seperti ini aku harus bagaimana....
Aku harus hamil beneran...tapi bagaimana caranya...
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments