“Iya, lupa.” Jawab admin tersebut tanpa dosa.
“Terus, besok mau di pakai bahan nya. Siapa mau tanggung jawab?” Lanjut Rere tambah kesal.
Kemudian Pak Iyan mendekat dan mulai bertanya, “Ada apa, Re?”
“Ini Pak, orderan untuk katering kenapa tidak dikirim hari ini. Mana invoice belum dia buat.” Ucap Rere.
“Maaf Pak, saya lupa.” Jawab Admin tersebut.
“Berapa pcs orderan nya?” Tanya Pak Iyan.
“Enam pcs matcha latte powder, Pak. Mereka mau gunakan untuk besok.” Ujar Rere.
“Dasar lu, buat orang bingung aja.” Batin Rere.
“Ya sudah, kita go send kan saja.” Ucap Pak Iyan.
Rere masih merasa kesal, bagaimana bisa dia lupa padahal nota orderan ia sudah serahkan dua hari yang lalu. Seharusnya barang sudah dikirim di hari kemarin.
Selesai dengan menyerahkan nota orderan dan laporan, para karyawan bergegas mengemasi barang masing-masing dan meninggalkan ruang kantor.
“Udah lah, kan sudah ketemu solusi nya.” Ucap teman yang lain saat di tempat parkir kendaraan kantor.
“Tapi aku tetap kesal. Seharusnya barang sudah sampai ke konsumen kemarin. Bukan dia yang kena komplain konsumen, tapi sales yang kena komplain pertama.” Dan lagi-lagi Rere kembali menggerutu.
“Moodku sedang jelek hari ini.” Ucap Rere seraya menyalakan kendaraan nya dan mulai menjalankannya perlahan meninggalkan kantor.
Sepanjang perjalanan terus merasa kesal. Belum selesai rasa jengkel nya dengan George ditambah masalah di kantor.
“Masih untung ada pujian dari Pak Iyan karena kerja baik ku. Baiklah.” Ucap Rere seraya terus mengemudi kendaraan roda dua butut nya.
Satu jam berlalu, Rere sampai di kamar kos nya. Rutinitas yang selalu ia ulang setiap pagi dan sore. Yaitu, mandi!
Setelah selesai membersihkan diri dengan mandi, mengenakan piyama kesayangan berwarna peach dengan motif sapi.
Merogoh isi tas kerja nya dan tentu saja, meraih ponsel yang ia butuhkan. Membuka nya dan mengetik pesan singkat untuk sahabat nya Emilia.
“Lagi apa Coy.” tulis Rere
“Biasa, lagi nidurin bayi.” jawab Emilia.
Rere kemudian menuliskan kekesalan yang ia alami hari ini ke pesan singkatnya pada sahabatnya.
“Sabar Coy, dunia kerja memang seperti itu.” Emilia hanya menjawab demikian.
Mereka berteman baik sudah cukup lama. Emilia sangat mengerti betul karakter Rere yang nggak suka dengan kelalaian. Keras kepala Rere membuatnya ingin semua berjalan sempurna tanpa kesalahan.
Sering kali Emilia mengingatkan Rere untuk belajar sabar dan menerima saat hal yang ia rencanakan tak berjalan sesuai keinginan dan harapan.
Rere kemudian mencoba menenangkan diri dengan mendengarkan musik melalui ponsel yang disambungkan ke speaker aktif yang ia punya. Alunan lagu barat dengan melodi lembut membuat mood nya membaik.
Lalu,
Ponselnya berdering, membaca panggilan tersebut dari layar ponsel nya. Rere kemudian menjawab panggilan tersebut.
“Hello.”
George menghubungi nya melalui panggilan video call. Bertanya pada Rere tentang apa saja yang ia lakukan hari ini.
Rere kemudian menceritakan kekesalan yang ia alami di pekerjaan hari ini.
“Its Ok. Your Boss gave a solution already. All Ok now, babe.” Ucap George menenang kan.
Rere merasa lega orang-orang terdekatnya selalu membuatnya untuk lebih tenang dengan segala masalah yang ia lewati.
“I am lucky to have you, babe.” Jawab Rere.
George kemudian mengatakan bahwa ia akan menemui Rere di Singapura tahun ini, George kemudian meminta Rere untuk mengatur penerbangan Rere ke Singapura. Mengecek jadwal penerbangan untuk bulan Juni.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments