Demi Kesembuhan Ibu

Begitu keluar dari rumah sakit, Dara langsung menghentikan taksi yang kebetulan lewat. Dia menghembus kasar seraya menyenderkan badannya di senderan jok belakang.

"Ke KGRJ ya, Mas." Ucap Dara memberitahukan alamat tujuannya.

Sang sopir taksi langsung menatap Dara, dari balik cermin kecil yang berada di sisi depan atasnya.

"Kerja disana, Mba?" Tanya Sang sopir begitu tau tujuan Dara adalah tempat golf yang terkenal mahal.

Dara menganggukan kepala, "Agak cepat ya, Mas. Aku hampir terlambat ini." Gegasnya seraya melirik jarum jam yang melingkar di pergelangan tangan kirinya.

Sopir taksi tersebut mengangguk patuh dan segera menancap gas dengan kecepatan sedang, kemudian berangsur-angsur lebih cepat.

Baru beberapa meter berjalan, taksi yang Dara tumpangi tidak bisa berjalan karena di depan terlihat macet begitu panjang.

Dara membulatkan netranya, " Kalau begini sih ngalamat telat," Gumamnya seraya berpikir bagaimana cara agar cepat sampai di tempat kerja.

Tiba-tiba deretan tukang ojek di seberang jalan membangkitkan ide Dara. "Mas, aku turun di sini saja." Ucapnya seraya menyerahkan uang sesuai yang tertera di argo.

Dara segera menyebrangi beberapa mobil yang sama-sama masih tidak bergerak seperti taksi yang dia tumpangi tadi.

"Mas, bisa anterin ke KGRJ nggak?" Tanya Dara kepada salah satu tukang ojek.

"Bisa, Neng. Mari, dijamin Neng tidak akan terlambat."

Melihat seragam yang dikenakan Dara, beberapa diantara mereka langsung paham bahwa Dara salah satu pramugolf di sana.

Dara merasa risih karena menjadi pusat perhatian, kalau saja tidak terjebak macet, Dara mana mungkin mau mencari tukang ojek seperti itu.

Memakai pakaian yang bukan jadi kebiasaannya membuat Dara celingukan, dia tidak percaya diri walaupun sebenarnya dia terlihat lebih feminim dan keluar aura kecantikannya.

Dara langsung duduk di jok belakang dan menutupi bagian pahanya dengan jaket, "Sungguh menyebalkan harus naik ojek saat pakai dress yang kurang bahan begini." Gerutunya sepanjang perjalanan.

Tukang ojek membawa Dara untuk melalui jalan pintas, yang hanya diketahui beberapa orang dan para pelanggan KGRJ saja.

Tiin!!!

Disaat ojek yang Dara tumpangi sedang menghindari genangan air, tiba-tiba sebuah mobil lewat di samping mereka dengan kecepatan tinggi.

Air genangan otomatis muncrat ke Dara dan tukang ojek. "Aaahh! Sial banget sih?" Keluh Dara dengan bersungut-sungut. Meskipun hanya terkena sedikit, tetap saja baju kerjanya yang berwarna putih menjadi ternoda.

Melihat mobil yang tadi lewat berhenti, membuat Dara turun dan mendekati mobil tersebut.

"Ada apa, Dam?" Tanya seseorang yang berada di jok belakang. Dia sedang fokus dengan gawainya, sehingga tidak tahu apa yang telah terjadi, hingga sopirnya menghentikan laju mobil.

"Maaf Tuan, tidak sengaja tadi melewati genangan air dan mengenai ojek bersama penumpangnya."

"Ooh kirain apaan, ya udah ayo jalan lagi. Aku sudah hampir terlambat nih!"

Dog! Dog! Dog!

Baru saja sang sopir mau menginjak gas dan melaju kembali, tiba-tiba ada yang mengetuk kaca mobil dengan begitu keras. Hal itu tentu membuat sopir dan tuannya menoleh kaget.

Sang sopir menurunkan kaca mobilnya, "Ada apa ya, Neng?"

"Ada apa? Kamu nggak lihat seragam kerja saya jadi kotor gara-gara kecipratan genangan air?" Tanya Dara bersungut-sungut seraya menunjukkan bagian belakang bajunya yang kotor.

"Wah, ma-maaf, Neng. Kami sedang terburu-buru jadi tidak lihat ada genangan air disana."

"Memang berapa sih harga seragam kerja kamu? Biar aku ganti! Jangan buang waktuku dengan hal yang nggak penting begini." Celetuk seseorang yang duduk di jok penumpang.

Sontak Dara beralih pandang kepada pria yang berparas tampan, tapi tidak selaras dengan ucapannya yang sombong.

Dara mencebik, "Maaf ya Tuan, saya tidak sedang minta ganti rugi. Saya hanya mengingatkan untuk hati-hati jika berkendara, perhatikan pengguna jalan lain juga. Tidak semua orang naik mobil mewah seperti anda."

"Udah 'kan mengingatkannya?" Tanya Sang pria yang mengenakan t-shirt berwarna putih itu. "Ayo, Dan. Kita tidak punya banyak waktu untuk meladeni wanita aneh seperti dia." Lanjutnya mmberikan titah pada sang sopir.

"Baik, Tuan."

Dara terbelalak karena dianggap sebagai wanita aneh oleh orang kaya yang sombong itu, baru saja mulutnya kembali terbuka untuk protes, mendadak kaca mobil kembali tertutup dan mobil segera melaju meninggalkan dia yang masih kesal.

"Iihh! Sombong banget sih jadi orang? Aku sumpahin hidupmu soal baru tahu rasa!" Omel Dara seraya menghentakkan kaki di jalan.

Tukang ojek yang tadi ditumpangi Dara mendekat, "Ayo, Neng. Katanya udah telat?"

Dara menepuk jidat, gara-gara meladeni orang sombong dia jadi lupa bahwa dirinya juga sudah hampir terlambat. Dia segera kembali naik dan meminta abang ojek melaju dengan cepat.

Beruntung Dara tiba di KGRJ tepat waktu, dia segera masuk dan menemui Robert sang bos sekalian Ayah dari sahabatnya itu.

"Hai, ini Dara bukan?" Sambut Robert yang kebetulan sedang berbincang dengan salah satu klien. Dara tersenyum dan menganggukkan kepala. "Wah, kamu makin cantik saja."

"Ah, Om Robert bisa aja." Dara kemudian mengulurkan tangan untuk bersalaman dengan orang yang dia anggap sebagai sosok ayah saat SMA dulu. "Om sehat?"

"Ya, seperti yang kamu lihat," Robert mengedikkan kedua bahunya, kemudian terkekeh.

"Ini caddy disini, Bert? Kok, aku baru lihat?" Sela klien yang sedang berbincang dengan ayahnya Shyna itu.

Robert yang sedang asik bertegur sapa dengan Dara kemudian menoleh, "Oh, iya. Dia masih baru."

Sang klien mengangguk paham, "Ya udah aku dilayani dia saja nanti," netranya berkedip genit kepada Dara. Hal itu membuat Dara merasa risih.

"Wah, maaf sekali Tuan Alex. Saya sudah membuat jadwal untuk para caddy, Dara akan saya tugaskan melayani Tuan Kendrick Mahanta."

Terlihat gurat kekecewaan diwajah klien yang bernama Alex itu, Robert pun pamit undur diri pada kliennya untuk menunjukkan tempat Dara berkumpul dengan rekan sesama caddy.

"Om, Tuan Kendrick Mahanta itu pebisnis yang terkenal itu 'kan?" Tanya Dara ditengah perjalanan, melihat Robert mengangguk membuat Dara semakin gugup. "Saya masih baru, kenapa bukan caddy yang sudah profesional saja?"

Jujur Dara meras tidak pantas melayani bos besar yang terkenal seantero raya itu. Dara takut akan melakukan kesalahan dan membuat klub golf milik Robert terkena masalah.

"Kamu tenang saja, Dara. Tuan Kendrick baik kok orangnya. Kebetulan caddy yang biasa melayani Tuan Kendrick sudah resign, jadi kamulah sebagai gantinya."

Robert bilang bahwa Kendrick Mahanta tidak suka berganti-ganti caddy, jadi jika sudah ditunjuk satu ya satu. Kendrick juga tidak mau digantikan dengan caddy yang lain, kecuali orang baru sekalian.

Dara menghela nafas, ini adalah tuntutan pekerjaan. Mau tidak mau, ya Dara harus mau. Belum sempat Dara bertemu dengan rekan kerjanya, klien yang akan dia layami sudah datang.

"Lah itu dia orangnya sudah datang," Ucap Robert seraya menunjuk seseorang yang mengenakan t-shirt berwarna putih.

Dara terbelalak saat orang yang ditunjuk Robert semakin dekat. "Dia? Tuan Kendrick?"

*****

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!