"Aku bertanya siapa yang menyuruhmu masuk ke ruangan ini?" Dayn kembali bertanya kali ini dengan suara yang lebih keras. Namun bukan itu yang membuat Olivia ketakutan hingga tubuhnya bergetar hebat. Olivia menundukkan wajahnya dia tidak mampu menatap wajah penuh amarah dengan tatapan iblis itu.
"Ma..af!" Ucap Olivia masih dengan wajah yang tertunduk.
Derap langkah kaki Dayn kian mendekat membuat tubuh Olivia semakin dilanda ketakutan.
"Aku bertanya siapa yang menyuruhmu masuk ke sini?" Kembali...Dayn menanyakan pertanyaan yang sama. Dan Olivia hanya diam seribu bahasa.
Lantas lelaki itu menarik dagu Olivia hingga kini tatapan mata mereka saling beradu.
"Jangan bersikap seolah kamu adalah Nyonya Dayn Olivia! Kamu hanyalah wanita pengganti!"
Dada Olivia seketika terasa sesak, bulir-bulir air mata yang sedari tadi ditahannya mengalir begitu saja.
"Aku tahu dengan posisiku, jadi berhentilah mengingatkanku!" Jawab Olivia sambil menepis tangan Dayn.
"Jika sudah paham kenapa melewati batas?"
"Maaf! Aku tidak akan mengulanginya!" Ucap Olivia kemudian berbalik badan dan berjalan menjauh meninggalkan ruangan terkutuk itu.
Niat Olivia mencari Dayn adalah meminta bantuan lelaki tersebut untuk membantu mencari keberadaan Alexa, namun hal itu urung Olivia lakukan karena melihat perangai buruk Dayn.
"Baiklah Dayn aku bisa mengandalkan diriku sendiri!" Ucap Olivia lirih seraya menyeka dengan kasar air matanya.
...****************...
Malam hari, di ruang makan keluarga Alexander.
"Pa! Olivia harus segera mencari kampus" Sedangkan Alexander lie hanya menatap sekilas wajah menantunya itu dan kembali mengunyah makanannya. Melihat reaksi Papa mertuanya, Olivia memilih diam dan kembali menikmati makan malamnya.
Makan malam kaku dan asing akhirnya berakhir, Olivia menggeser bangku dan bersiap untuk membereskan meja makan. Meskipun dia tidak pernah melakukan ini sebelumnya, namun berdiam diri di rumah ini juga bukanlah suatu hal yang bagus. Lebih baik mencoba melakukan sesuatu.
"Biarkan Olivia, itu bukan pekerjaanmu!" Ucap Nyonya Alexander melarang Olivia untuk membereskan meja makan mereka.
"Tidak apa-apa Ma, saya bisa melakukan ini!" Jawab Olivia sembari merapikan perabot kotor dan membawanya ke tempat pencucian piring.
"Tidak Olivia...kamu bahkan tidak pernah melakukan itu!" Timpal sang mertua.
"Biarkan saja Ma, jika dia ingin melakukannya!" Ucap Dayn dengan suara sinisnya.
Usai membereskan semuanya Olivia melangkah menaiki tangga menuju ke kamarnya, namun sebuah suara menghentikan langkahnya.
"Kemarilah Olivia!" Olivia menurut...mendekati lelaki paruh baya itu.
"Duduklah!" Lagi-lagi Olivia menuruti keinginan Papa mertuanya.
"Kamu ingin lekas berkuliah?"
"Iya Pa!"
"Apakah tinggal di sini membosankan?" Olivia menggeleng ragu, meski sebenarnya ingin sekali ia berteriak keras menyuarakan ketidaksukaannya menikah dengan Dayn dan tinggal di sini.
Namun detik berikutnya suasana mencekam itu berakhir kala Alexander lie menyunggingkan senyumannya ke arah Olivia "Kembalilah berkuliah minggu depan, Papa sudah menyiapkan tiket pesawat untuk kalian berlibur berdua!"
"Apa?" Tanya Olivia sedikit terkejut, berhadapan dengan Dayn saja sudah membuatnya ketakutan, apalagi jika harus tinggal berdua saja dengan lelaki arogan itu.
Alexander lie kembali tersenyum, kemudian menyerahkan dua lembar tiket yang baru dikeluarkannya dari kantong bajunya.
Dengan gugup Olivia meraih dua tiket itu "Terimakasih Pa!" Ucapnya kemudian memohon diri dan menunduk penuh hormat, berlalu dari hadapan Alexander lie.
Sampai di kamar Olivia menyerahkan dua lembar tiket itu kepada Dayn, reaksi lelaki arogan itu sungguh di luar dugaan "Kamu mau pergi ke sini?" Bertanya dengan bahasa lembut yang tetap saja membuat Olivia ketakutan.
"Terserah kamu saja!" Ucap Olivia kemudian.
"Ayo kita pergi!" Ucap Dayn sontak membuat tubuh Olivia kembali bergetar.
...****************...
Pagi ini ketika Olivia terbangun dia dikejutkan oleh keberadaan Dayn yang tengah duduk di sisi ranjang sambil menelisik setiap inci tubuhya.
"Apa yang kamu lakukan Dayn!"
"Bukankah kamu harus bangun? Ini saatnya kita harus berangkat!"
Ah...Olivia hampir melupakan rencana berlibur yang telah mereka sepakati. Dengan sedikit enggan Olivia menuruni ranjangnya dan berjalan menuju kamar mandi, namun detik berikutnya ia kembali ke luar. Seolah teringat akan sesuatu.
"Dayn...bisakah kamu keluar dari kamar ini?"
"Memangnya kenapa?"
"Aku mau mandi!"
"Mandi saja, aku akan tetap di sini!"
"Dayn....!" Rengek Olivia dengan wajah memelas. Dan akhirnya Dayn mengalah...memilih untuk keluar kamar meninggalkan Olivia dengan senyum kemenangan.
...****************...
Olivia kini telah siap dengan setelan outfit andalannya, celana jeans oversize dengan crop top warna hitam yang menampilkan perut ratanya. Sedangkan Dayn tampak mengenakan celana jeans dengan kaos dan kemeja sebagai outernya.
"Dayn kamu harus menjaga Olivia dengan baik!" Ucap sang Mama saat melepas kepergian dua pasangan muda tersebut.
"Selamat bersenang-senang ya Olivia!" Ucap Alexander lie, sambil menyelipkan black card ke dalam genggaman tangan Olivia. Sontak Olivia menolak pemberian lelaki paruh baya tersebut.
"Ambillah! Ini sebagai hadiah pernikahan kamu Olivia!"
Dayn mengambil kartu itu dari tangan Olivia dan memberikannya ke Alexander lie sambil berkata "Jangan dipaksa jika Olivia tidak mau Pa!" Olivia hanya melongo melihat perangai Dayn, sepanjang ingatannya mengenal Dayn, dia sungguh tidak menyangka bahwa lelaki yang penuh kasih itu ternyata memiliki sisi lain yang sangat menjengkelkan.
"Astaga! Ha...ha...ha...Dayn Papa tahu kamu telah berpenghasilan, tapi Papa yakin kamu akan menyesal jika tahu berapa uang yang ada di dalamnya!"
"Papa berikan kepadaku!" Ucap Olivia sambil merebut kartu dari tangan Alexander lie "Saya akan mempergunakannya dengan sangat baik! Terimakasih...!" Ucap Olivia kemudian sembari membungkuk penuh hormat, sontak membuat Nyonya dan Tuan tersebut tertawa terbahak.
"Ayo berangkat!" Ucap Dayn kemudian sambil meraih tangan Olivia dan menariknya.
"Papa, Mama aku berangkat!"
"Ya...berhati-hatilah!" Jawab pasangan Nyonya dan Tuan tersebut.
...****************...
"Yah Olivia ternyata kamu lumayan mata duitan!"
"Aku mengambil ini untuk berjaga-jaga!"
"Berjaga-jaga? Ha...ha...ha...apa kamu baru saja berfikir bahwa aku akan kehabisan uang?"
"Tidak!"
"Lantas?"
"Untuk berjaga-jaga andai saja kamu membuangku di sana!"
Tawa Dayn berhenti seketika, mengetahui alasan sebenarnya Olivia mengambil hadiah dari Papanya itu.
"Baiklah! Tidak ada salahnya berjaga-jaga!"
...****************...
Di kediaman keluarga Alberth masih diliputi duka mendalam, beberapa hari ini Nyonya Kelly Johnson hanya terbaring lemah di kamarnya. Bagaimana tidak sampai saat ini dia masih belum mendapatkan kepastian kabar tentang putrinya, Alexa yang kabur dari rumah. Belum lagi mengingat penderitaan yang harus Olivia tanggung atas perbuatan suami tercintanya. Gadis belia itu pasti kesulitan beradaptasi di kediaman barunya, mengingat Olivia adalah tipe yang tidak gampang beradaptasi dengan lingkungan baru.
Sedangkan Tuan Alberth masih terus mencari keberadaan putri tertuanya, mengerahkan semua anak buah menyelusuri setiap lekuk kota bahkan sebagian telah menyebar hingga ke luar kota. Namun satu yang pasti tidak ada tanda-tanda Alexa meninggalkan negara ini....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 14 Episodes
Comments