bagian 5

Meskipun sudah hampir empat bulan aku berada disekolah tak dapat kutemui seseorang untuk menjadi teman dekatku. ya wajar saja, aku jerawatan, jelek, miskin, gabisa ngikutin trend kekinian seperti mereka diluar sana dan biasanya aku hanya menjadi bahan olok olokan mereka dan bagiku sudah biasa.

" aghhh tolonglah otak! Tolong jangan memperkeruh keadaan dengan memikirkan banyak hal yang tak akan kutemukan jawabannya, ayolah jangan overthingking "

Diatas sepeda yang kukayuh akhirnya aku menyadari diri untuk menjadi lebih tenang saja hingga sampai kerumah

" tarik nafass dalam dalam citt...dan buang perlahan lahan...."

" hufftttt"

Dengan menaruh sepeda di samping rumahku, mataku menyadari bahwa pintu yang tadinya tertutup sudah terbuka. Aku mulai menerka nerka apakah bapak yang keluar atau ibu yang masuk..

Aku segera memasuki rumah dan mengecek kamar yang tadinya bapak tempati, karna sudah hampir sekitaran 3 bulan mereka tidur dikamar yang berbeda. Aku tau maksudnya meskipun umurku tak terlalu tua untuk mengetahui apa itu pertengkaran rumah tangga.

" bapak masih ada dan tertidur pulas, berarti ibu yang sudah pulang"

Aku segera menuju kamar ibu, untuk memberi tau ibu tentang keadaan bapak, tapi sialnya tak kudapati ibu berada dikamarnya melainkan hanya beberapa barang yang berserakan diatas lantai.

" baju ibu? Baju ibu kemana? Kemana semuanya? Kenapa lemarinya kosong? Dan kamar ini berantakan seperti sudah diacak acak. Apa ibu tega pergi meninggalkan bapak dan juga aku? Gamungkin gamungkin ini pasti cuma mimpi!"

Aku menepis jauh jauh fikiran itu, meskipun aku tau semua sudah jelas didepan mata.

" aghhhh semua tega sama aku! Gaada satupun orang yang sayang sama aku. Gaada!!!"

Aku semakin membenci diri, ingin rasanya berteriak sekuat tenaga agar bisa melampiaskan kemarahan ini. Tapi, bapak sedang tidur dan aku juga tidak mau memancing kehebohan orang orang karna menyangka terjadi apa dirumahku, meskipun aku tau rumahku memang sudah kacau balau.

Aku memukul mukul dadaku tanpa henti, mengorek ngorek luka yang masih basah dilengan kiriku dengan kuku tanganku.

Aku menangis tapi menahan suaranya dengan dekapan bantal menutupi mulutku, aku tak mau dianggap lemah oleh siapapun termasuk bapak yang keras, dan tak mungkin mengusap air mataku tapi menamparku dengan kalimat lemah, seperti dulu.

Waktu menunjukan sudah pukul 2 pagi dan rasanya mataku sudah mulai menyayu karena mengantuk, sudah biasanya aku merasa kantuk ketika selesai menangis. Karena mataku terasa panas dan bahkan berat seperti menahan beban berat dikelopak mataku.

" aku tidur aja deh, aku akan memasang alrm supaya besok tidak bangun kesiangan lagi"

Kali ini aku tidak beranjak pergi ke kasur dikamarku, tetapi aku memilih untuk tidur di kamar ibu saja, dengan satu kaos yang biasa ibu pakai didapur yang masih menggantung didalam lemari aku mengambil dan memeluknya dengan erat dalam dekapanku, dan perlahan aku mulai terlelap dengan kaos ibu yang menemaniku

" ibu kembalilah, aku akan tetap menunggu ibu sampai kapanpun itu"

" bagaimana saudari citra apakah kamu ingin tinggal dengan bapak atau dengan ibu kamu?"

Seseorang yang duduk dengan tulisan gelar hakim berada di atas meja membuatku bingung untuk menjawab pertanyaan yang ia berikan kepadaku

" jika aku tinggal dengan bapak aku takut bapak akan selalu menjadikanku pelampiasan ketika ia sedang marah sementara ibu ia juga akan demikian tapi aku harus memilih salah satu dari mereka"

Aku terdiam membisu tak menjawab pertanyaan yang harus kujawab tapi aku harus mengembalikan pertanyaanku

" bolehkah saya memilih keduanya?"

Tanyaku pada orang yang melemparkan pertanyaan menyakitkan itu kepadaku

" byurrr"

Beberapa tetes air yang menyatu membasahi wajahku, aku merasa sedikit tersedak karena air itu.

Bapak, sudah pasti saja bapak yang melakukannya, karna hanya dia yang berada dirumah ini bersamaku

" ba bapak? Bapak udah bangun?"

Tanyaku pada bapak tanpa memikirkan wajah yang masih basah karena terkena segelas air yang bapak siramkan kepadaku.

" iya bapak udah bangun makanya bapak bangunin kamu! Cepat kamu masak, bapak udah kelaparan nunggu kamu bangun. Tidur aja kerjaannya"

" maaf pak"

Aku salah lagi, meskipun alrm sudah kusetel berada didekat tubuhku tetap saja aku tak tengganggu apalagi terbangun karenanya.

" bapak mau makan nasi goreng, cepat buatin"

" iya pak, citra buatin sekarang "

Aku beranjak dari kasur didalam kamar ibu dan menanggalkan sebuah kaos yang dari malam tadi menemaniku dalam tidur lelapku.

" untung saja bapak membangunkan aku, kalau tidak aku bisa terlambat lagi karena harus menyiapkan makanan dan juga harus membersihkan rumah"

Aku menuju dapur dan mengumpulkan semua bahan yang harus dihaluskan dengan menggunakan ulekan yang sudah kusediakan di atas meja

Kuhaluskan semua bahan lalu mengambil sisa nasi semalam yang masih belum basi dan kugoreng semuanya diatas wajan lalu menghidangkannya diatas piring serta langsung memberikannya pada bapak yang sudah menungguku diruang tamu.

" ini pak nasi gorengnya"

Bapak yang masih menyebat sebatang rokok dimulutnya tampak tak terlalu menghiraukan perkataanku, aku yang tak terlalu memikirkan hal itu langsung bergegas kembali ke dapur untuk mencuci peralatan dapur yang tadi kupakai untuk memasak, serta membersihkan setiap sisi dapur yang masih kotor.

" gaada pakaian yang harus kucuci hari ini, jadi aku langsung mandi saja deh meskipun hari masih terlihat pagi"

Aku membersihkan tubuh ini dengan mengguyurnya dengan gayung berbentuk oval berwarna abu abu

" andai saja kemarin tidak terjadi, pasti mereka berdua masih bisa berada di bawah atap yang sama. Meskipun akan banyak pertengkaran mulut yang mengakibatkan suara suara keras menggema dipendengaranku.

" kira kira dimana ya ibu?"

Seketika air mataku turut membasahi tubuh yang memang sudah basah karena air

Aku mengeringkan tubuh ini dengan selembar handuk dan kemudian segera memakai seragam sekolah berwarna putih dongker.

Aku segera keluar kamar dan mengambil sisa nasi diatas wajan untuk kujadikan sarapan, aku beranjak untuk pergi keruang tamu berniat untuk makan pagi bersama bapak

Tanpa ada percakapan atau sekedar teguran aku langsung duduk dan menyantap nasi goreng yang kubuat sendiri.

Tiba tiba fikiranku seakan menyuruhku untuk menanyakan dimana keberadaan ibu, meskipun dengan banyak diselimuti rasa takut aku harus tetap menanyakan. Apakah bapak tau tentang kedatangan ibu semalam

" bapak citra boleh menanyakan sesuatu ga?"

Tanyaku pada ayah yang masih saja menyebat rokok yang ia hisap setelah menghabiskan seluruh makan paginya

" apa yang ingin kamu tanyakan? Tanya saja"

Sepertinya suasana hati bapak lagi baik ini juga kesempatanku untuk menanyakannya

" semalam, ibu pulang kerumah ga pak?"

" gatau"

Jawab bapak singkat dengan suara yang terkesan ketus

" apa bapak tau kalau semua baju ibu sudah tidak ada lagi dikamarnya?"

Bapak mengernyitkan dahinya dan langsung mengeluarkan kalimat dengan nada keras

" kenapa kamu sudah sangat berisik dipagi hari? Kenapa kamu tidak membiarkan bapak hidup tenang dulu? Sudah! Lebih baik kamu pergi kesekolah sebelum bapak kunciin kamu di dalam kamar mandi"

Hatiku hancur berantakan mendengar jawaban dari bapak, ntah apa yang sebenarnya terjadi hingga sampai merubah bapak lebih kasar dari sebelumnya...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!