bagian 2

" astaga ini nasi dari kapan?"

Aku berulang kali ingin menguap dalam satu waktu karna membersihkan sisa nasi basi yang masih berada didalam penanak masi

Terlihat banyak sekali ulat ulat yang menggeliat pada nasi basi yang menyeruapkan bau tak sedap

Setelah semua sampah berhasil kubuang tepat keluar rumah langsung aku menaburi tempat sampah di dalam dapur dengan bubuk kopi untuk menutupi sisa bau yang masih menari nari di dalam ruangan

Tak sengaja mata ini menangkap jam dinding menegaskanku tentang sesuatu

" setengah jam lagi bel sekolah akan berbunyi sementara jarak tempuh kesekolah membutuhkan waktu kurang lebih 15 menit. Aku belum mandi belum nyuci apa bisa aku tiba tepat waktu ke sekolah "

Aghhh sekali lagi aku berperang dengan fikiranku sendiri

" cittt cepet cuci bajunya"

Seruan ibu membuatku cepat cepat menuju kamar mandi dan langsung saja kucuci semua pakaian kotor yang hanya milik ibu satu persatu.

Tanpa memikirkan waktu yang ada, lekas lekas aku juga menyegerakan untuk membersihkan tubuh ini.

Setelah semua pekerjaan yang harus dilakukan didalam kamar mandi selesai akhirnya aku bersiap siap memakai semua atribut sekolah dengan lengkap karna hari ini adalah hari senin.

" duh mana harus jemur pakaian dulu lagi"

Sambil memasang kedua sepatu dikedua kakiku, aku teringat hal demikian yang kembali membuatku bangkit terburu buru untuk menjemur pakaian dihalaman belakang

Satu persatu pakaian mulai tergantung di penjemuran hingga akhirnya semua selesai dan aku segera menuju sepeda kayuhku, bekas sepeda yang selama ini kugunakan saat masih SD dan sekarang aku sudah tak menduga memasuki Sekolah Menengah Pertama saja.

" duh pasti lambat"

" eh eh eh mau kemana? Semua kerjaan udah beres?"

Ibu menghentikan langkahku yang sudah menuntun sepeda berwarna biru muda itu

" udah semua kok bu"

" oh yaudah sana cepet pergi! Enek banget liat wajah kamu yang jerawatan"

Iya wajahku penuh dengan jerawat, meskipun sebenarnya banyak orang yang mengatakan bahwa aku bisa cantik tanpa jerawat tetap saja aku tak bisa menghilangkannya. Darimana aku mendapat semua perawatannya

" i-iya bu"

Aku menyalimi tangan kanan ibu dan mengayuh sepedaku dengan cepat agar lekas menginjakkan kaki di sekolah meskipun aku sudah tau bahwa aku sudah terlambat dan tentu akan terkena hukuman

Kayuhan sepedaku semakin pelan saja karna kaki sudah mulai tak bertenaga, sementara jam tanganku sudah mengatakan bahwa aku terlambat 7 menit

" ayolahhhh kakii bekerja sama denganku, sebentar lagi kita akan sampai"

Kayuhan sepedaku akhirnya membawaku tepat ke tujuanku.

" sampai juga meskipun udah lambat 11 menit aja "

Gerutuku sambil memarkirkan sepedaku. Kudapati banyak siswa yang sudah berbaris rapi menggunakan atribut yang lengkap, pelaksanaan upacara bendera sudah dilaksanakan mungkin dari enam menit lalu

Kulangkahkan satu persatu kaki ini melewati banyak barisan yang kebanyakan sepasang matanya menyorot langkahku.

" citra! Langsung ke depan!"

Salah satu guru yang mengawasi jalannya upacara memanggil diriku untuk segera menuju pada dirinya

Tanpa menjawab kalimat suruhan tadi aku langsung saja menjawabnya dengan tindakan.

" kamu berdiri disini"

Begitu perintah pak guru memberiku sebuah hukuman karna sudah terlambat

Terik matahari yang semakin meninggi membuat tubuh ini diguyur keringat pagi, mata yang silau saat memandang para murid di hadapan membuatku merasa sangat malu berada dihadapan mereka

"lain kali jangan lambat kalo gabisa nahan malu!"

Sosok murid laki laki yang tak kukenal membisikkan hal demikian kepadaku

Aku tak menjawab pernyataan yang ia berikan karna aku canggung dan takut salah menjawab nanti pasti ada masalah baru yang akan muncul disekolah. Apalagi aku anak baru disini aku tak mau mendapat bullyan lagi seperti masa sekolah dasarku kemarin

Aku hanya membalasnya dengan sedikit menyiratkan senyum kepadanya

" gausa takut sama aku, jawab aja ucapanku"

" paan anjay, kenapa jadi so asik gini ni orang"

Seketika fikiranku berubah menjadi bingung antara menjawab atau tidak

" wei jawablah kita hanya berdua disini"

" iyaaa"

Jawabku singkat pada dia

" dih cuek banget najis!"

Blekkk hatiku langsung teramat retak. Bukannya ngehindarin cacian sekarang malah dapet cacian, apa yang harus kukatakan apa aku harus minta maaf? Aku takut akan menjadi masalah

Bayang- bayang perlakuan buruk mereka kepadaku beberapa bulan lalu masih lekat pada ingatanku.

" ma maaf, guru sedang mengawasi kita"

Siswa yang berada didekatku itu tak lagi menjawab permintaan maafku.

Tapi tak apa, aku akan tetap mencoba tenang. Aku tau kalau tidak apa-apa berbuat salah dan aku yakin disekolah ini tidak ada orang yang akan membuliku

Kepala ini terasa berat rasanya, pusing yang kurasakan mungkin karena aku belum sempat sarapan tadi pagi. Tapi aku mencoba tetap bertahan dan tidak akan membuat pusat perhatian lagi karena sakit, bisa jadi mereka akan berfikir bahwa aku hanya pura pura untuk menghindari hukuman.

" gabisa gabisa gabisa! Cit kamu harus kuat okey"

Aku tetap meyakinkan diriku sendiri untuk tidak menambah sakit kepala karna memikirkan sesuatu yang berlebihan lagi

" upacara selesai, barisan dibubarkan"

Akhirnya kalimat yang kutunggu tunggu dari tadi sudah selesai.

Salah satu guru menghampiriku dan menanyakan suatu hal

" kenapa kamu terlambat?"

" saya kesiangan pak"

Ucap siswa yang bersamaku karna masalah yang sama

" kamu juga?"

Sekarang ia menanyakanku juga

" ngga pak, saya terlambat karna masih ada yang harus saya kerjakan"

" apa yang harus kamu kerjakan dipagi hari? Kalau memang kamu udah tau ada pekerjaan yang harus kamu lakukan kenapa kamu tidak bangun lebih awal? Itu sama aja namanya kamu kesiangan"

" i-iya pak baik"

" siapa nama kamu? Nama kamu sudah masuk dalam buku kasus kalau sampai nama kamu bertumpul terlalu banyak karena terlambat. Orang tua kamu akan saya panggil"

" nama saya citra pak kelas IX-B"

" baik tunggu dulu, saya periksa atribut kalian"

Ia mulai mengamati pakaian yang sedang kami pakai

" citra kamu lari lima putaran di lapangan"

" tapi pak saya sudah lengkap memakai atribut"

" iya memang! Tapi coba lihat kaos kaki kamu masa pakai yang hitam sekarangkan hari senin harusnya putih dan hitam"

" mampus kan! Makanya udah gausa sok soan"

Ucap siswa itu yang kemudian pergi setelah pak guru mempersilahkan ia kembali ke dalam kelas

" lari cepat!"

Pak herman dikenal dengan sikap tegasnya, meskipun aku baru satu semester menjadi siswa disini tapi namanya sudah terdenger berulang- ulang karna sikapnya yang menurut mereka sedikit berlebihan.

" tapi ini salahku, aku harus menerimanya dan aku pantas menerima hukuman ini"

Aku mengambil langkah pertama dari hukuman yang kudapat, sesekali sepasang mata ini berani menatap beberapa manusia yang berkeliaran di luar kelas. Dan tentu saja tak heran jika kudapati beberapa dari mereka menatap tajam kepadaku, bagaimana tidak jika aku sudah menjadi satu satunya orang yang berlarian di dalam lapangan

Kucoba tak menghiraukan beberapa warna suara yang menyebut namaku, tapi sayang tetap saja seolah kata kata mereka berhasil menembus hati yang memang sudah terlalu lembek.

*kriiingg-kriiinggg-kriiinggggg*

Bel masuk berbunyi, tapi aku baru menyelesaikan dua putaran saja, perut bagian bawahku terasa nyeri jika kupaksakan untuk terburu buru.

" duh pasti diruangan aku akan mendapat masalah baru.."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!