Penuh Tekanan

Bunga terbangun dari tidurnya saat menjelang subuh.

"Aku mau sholat subuh dulu, kayaknya kamar mandinya mumpung sepi nih, tadi aja aku antre lama gara-gara kamar mandi dalam kamarku rusak," gumamnya dalam hati.

Bunga bergegas memasuki kamar mandi sebelum penghuni kost lainnya menyerobot antrian. Maklum Bunga anak kost, di rumah kost sederhana. Tak heran terkadang harus antre untuk mandi.

Beberapa saat kemudian, Bunga yang telah bersiap kerja duduk di depan kamarnya menunggu kedatangan Dirga. Seperti biasa, Dirga mengantarkan Bunga menuju tempatnya bekerja.

Sesampainya di tempat kerja, semua bola mata tertuju padanya. Sebagian menatap kagum namun yang lainnya menatap benci.

"Cantik sih, tapi penampilannya itu kampungan banget, kayaknya sih cowoknya tajir mlintir tuh, tapi kok mau ya sama gadis desa kayak dia," ucap salah seorang karyawan senior bernama Rere, sembari melempar senyum berseloroh.

"Iya, masak kerja disini penampilannya malu-maluin banget sih," sahut Shinta yang juga karyawan senior di tempat Bunga bekerja.

Bruuuk...!

Bunga terjatuh seketika, karena saat bunga sedang berjalan melintas, Shinta dengan sengaja menjegal kaki Bunga hingga terjatuh.

"Arraagrh, sakit, salah saya apa Kak. Kenapa gak sopan banget gini," erang Bunga, sambil mencerocos sebab merasa diperlakukan tidak adil di kantor barunya.

"Kalau masih mau kerja di sini kamu jangan ndeso dong! Luruskan tuh rambut kamu yang ikal, perawatan, biar kulitnya kinclong dikit! Awas bikin reputasi kantor kita hancur!" hardik Rere menghina Bunga yang memang saat itu berpenampilan apa adanya.

Ferdi melihat kedatangan Bunga dari kejauhan, Pak Rico Pun yang mendengar kegaduhan menghampirinya.

"Ada apa ini? Tolong kalian yang sopan. Dia karyawan baru. Kalian dulu waktu pertama kerja disini gak jauh beda sama Bunga," ucap Pak Rico yang sedari tadi mendengarkan percakapan mereka.

Ferdi mengulurkan tangannya yang segera disambut baik dengan Bunga, sedangkan Rico menatap sinis kearah beberapa karyawati senior yang dengan sengaja mengganggu Bunga.

"Ikut aku ke ruanganku ya Bunga, aku akan menunjukkan di mana ruanganmu dan mengajakmu berkeliling untuk memperkenalkan diri dengan seluruh karyawan di sini. Tetapi, sebelum itu saya mau kasi kamu nametag dulu," jelas Ferdi pada Bunga tentang serangkaian kegiatannya.

Bunga mengikuti langkah Ferdi sambil setengah berlari akibat langkah kaki Ferdi yang terlalu lebar. Maklum, tubuh bunga begitu mungil untuk ukuran normal.

"Kamu takut Bunga? Maaf ya kesan pertama kamu kerja di sini sudah seperti ini. Kalau sudah terbiasa kerja di sini kamu pasti bisa adaptasi Bunga, tak kenal maka tak sayang 'kan," ucap Ferdi memberi semangat pada Bunga sembari melempar senyum.

"Tenang aja Kak, aku mah kebal sama yang begituan. Nanti aku pasti bisa sesuaikan diri kok," balas Bunga berusaha meyakinkan Ferdi agar tidak cemas.

Beberapa saat kemudian, Bunga duduk di meja kerjanya setelah melewati tahap perkenalan dengan seluruh karyawan kantor.

"Gimana? Capek gak keliling? Perkenalkan namaku Jeny, aku yang akan mengajarkan beberapa pekerjaan yang harus kamu kerjakan," sapa gadis cantik berkulit putih yang mengulurkan tangannya ke arah Bunga.

Sungguh pemandangan kontras, sebelumnya ia diperlakukan kurang baik.

Namun, kali ini ia dihadapkan dengan wanita yang baik.

Bunga mengangkat wajahnya, senyumnya mengembang seketika, melihat masih ada gadis cantik dan baik hati dan masih mau berteman dengannya.

"Terima kasih banyak ya Kak, sudah mau berteman sama aku, aku masih proses adaptasi Kak jadi harap maklum ya kalau sering tanya diawal. Namaku Bunga Kak, senang bertemu dan bisa berteman dengan Kakak," ujar Bunga sambil berjabat tangan dengan Jeny.

Setelah perkenalan singkat, Bunga dan Jeny duduk di meja mereka yang letaknya bersebelahan. Dengan sabar dan telaten Jeny mengajarkan beberapa pekerjaan yang harus di kerjakan Bunga.

Beberapa saat kemudian, Jeny ijin meninggalkan Bunga ke toilet kantor. Aktivitas rutin disela-sela jam kerjanya.

Sementara itu, sepasang mata yang sejak awal kedatangan Bunga menunjukkan sikap tidak suka, terlihat sedang memperhatikannya dari kejauhan. Seperti singa yang geram ingin menerkam. Dia adalah Rere, salah satu senior Bunga di kantor tersebut.

Secara tidak sengaja Rere melihat selembar kertas yang tak lain adalah berkas kerja milik Bunga yang terjatuh di lantai.

Braaak!

Mengejutkan, Rere berjalan mendekat dan langsung menggebrak meja kerja Bunga. Sangat jahat memang, untuk ukuran karyawati baru yang sudah dapat perlakuan seperti itu.

Bunga tersentak kaget seketika, wajahnya merah padam menahan amarahnya yang sengaja ia redam. Sementara matanya melotot, bibirnya melongo terhenyak melihat tingkah seniornya.

"Apa! Jangan berani menatapku seperti itu ya! Hey kumal, kalau kerja yang rapi! Jangan sampai berantakan, jangan ada kertas jatuh! Jangan terfokus sama satu pekerjaan saja. Kamu juga harus bisa membantu karyawan lainnya," omel Rere berdecak kesal dengan nada tinggi. Sementara kedua tangannya dilipat dan diletakkan di dada.

Bunga hanya tertunduk dan menangis mendengar ucapan Rere. Sebenarnya ingin sekali marah. Tapi mengingat ia masih baru, lebih baik menahannya.

Kedua bola mata indah milik Bunga rupanya tidak bisa kompromi, matanya mulai berembun dan kemudian bak hujan deras air mata mengalir deras melewati pipi mulusnya begitu saja.

"Iya Kak, saya masih proses adaptasi. Harap maklum, yang sabar Kak," desis Bunga lirih sambil terisak-isak.

"Kamu jangan cengeng ya kerja di sini! Kita itu didik kamu agar mental kuat, dan nggak bikin malu perusahaan. Aku tuh cuma ngajarin kamu disiplin, sudah jangan nangis. Nanti yang lain bakalan nyalahin aku," kata Rere mengelak. Sebenarnya ia memang jahat, tapi disisi lain juga takut disalahkan.

Bunga tak bergeming. Lalu mengusap air matanya dengan kasar. Jeny kembali ke ruangan merasa terkejut saat mendapati Bunga yang sedang menangis tersedu-sedu. Jeny menatap tajam kearah Rere yang berdiri tepat di depan meja kerja Bunga sambil melipat kedua tangannya di dada.

"Ada apa ini? Kamu apakan Bunga Re! Dia masih baru, kalau gak bisa itu diajari! Jangan di caci, kamu masa gak ingat waktu pertama kali kerja dulu. Aku juga 'kan yang ngajari kamu! Aku tau banget anak baru pasti butuh proses, kamu dulu awalnya juga bingung mau ngerjain apa," ucap Jeny pada Rere.

Rere merasa dipermalukan oleh Jeny di depan bunga. Dia marah dan mengepalkan kedua tangannya, bahkan guratan rahangnya terlihat jelas mengeras, tapi apa daya Rere tidak berani membalas perlakuan Jeny karena posisi jabatan Jeny lebih tinggi dibandingkan dengannya. Selain itu, usia Jeny lebih tua tiga tahun dari Rere.

"Aku tuh cuma negur anak ini biar dia lebih disiplin kerja," tukas Rere mengelak.

"Dari mana kamu tahu Bunga gak disiplin dalam bekerja, sedangkan ini adalah hari pertama kalinya dia bekerja."

Bunga hanya diam mendengar dua orang kakak seniornya berdebat. Di saat bersamaan, pria tampan berwatak dingin mendekati Bunga. Dia adalah Ferdi, selain HRD di perusahaan tersebut sosoknya juga sangat ditakuti karyawan kantor. Ferdi mengulurkan tangannya, memberikan selembar tissue pada Bunga.

"Ada apa rame-rame! Bikin gaduh aja kalian," ucap Ferdi memberikan teguran peringatan sambil memberikan tatapan tajam pada ketiga gadis yang sedang bertikai.

"Ini Rere bikin nangis Bunga waktu aku tinggal di kamar mandi, tapi dia gak ngaku," ucap Jeny menjelaskan.

"Bunga jatuhin selembar kertas di lantai," sahut Rere membela diri, sambil tertunduk ragu-ragu menjelaskan.

"Sudah bubar, kembali bekerja. Cuma masalah sepele aja kamu bikin rumit Re! Udah gitu bikin gaduh lagi."

Menit kemudian. Mereka kembali ke meja masing-masing melanjutkan pekerjaannya.

Setelah itu Ferdi mendekati Bunga, dan duduk di kursi tepat di depan meja Bunga.

"Bunga, kemarin 'kan sudah aku ingatkan. Gak usah baper kerja di sini. Ayo makan siang bareng, ntar pulang kerja bareng ya. Aku antar ke kost kamu deh ya," ajak Ferdi berusaha menghibur Bunga.

"Iya Kak Ferdi, makasih ya," balas Bunga ramah.

Seketika terlihat senyum Ferdi mengembang, merekapun berjalan menuju kafe kecil seberang jalan kantor. Beberapa karyawan terlihat memperhatikan kedekatan keduanya. Tetapi Ferdi dan Bunga asyik ngobrol seakan mengabaikan tatapan orang lain kepada mereka.

🌹Jangan lupa like, vote, dan rate-nya. Biasakan meninggalkan jempol dan komentar kalian sebagai bentuk apresiasi terhadap Author. Salam hangat Lintang untuk kalian. 🌹

🌷 Follow me on IG :@lia_lintang08

Terpopuler

Comments

Anwar Anwar

Anwar Anwar

biar lebih adaptasi kalau mula bekerja

2022-10-09

1

Raga

Raga

bagus

2022-06-29

1

Abi

Abi

Alurnya selalu menarik ya tulisanmu

2022-06-29

0

lihat semua
Episodes
1 Janji Seorang Sahabat
2 Kecewa
3 Pekerjaan Pertamaku
4 Penuh Tekanan
5 Perubahan Bunga
6 Bertemu Ibu CEO
7 Menghadap CEO
8 Pria Misterius
9 Kesan Tak Menyenangkan
10 Berdampak Buruk
11 Bali ...?
12 Mencari Bunga
13 Permintaan Maaf Dirga
14 Mengecewakan Keluarga
15 Hukuman Untuk Rico
16 Tidak Menghadiri Pertunangan
17 Ungkapan Hati Ryan Atmaja
18 Melawan Trauma
19 Menghilang Tanpa Kabar
20 Rayuan Dirga
21 Pengganti Rico
22 Tempat Tinggal Baru
23 Sakit Hati
24 Membawa Teman Kantor
25 Dari Hati ke Hati
26 Ujian Baru
27 Jangan Goyah
28 Mencari Kejelasan
29 Anugerah Atau Musibah
30 Curahan Hati
31 Sakit Perut
32 Operasi
33 Rencana Liburan
34 Bali Part2
35 Bahagia Untuk Terakhir Kali
36 Malam Bahagia
37 Asisten Pengganti
38 Dilema
39 Menangis Semalam
40 Kedatangan Keluarga Dirga
41 Mengenang Jejak
42 Meminta Restu
43 Melamar Gadis Impian
44 Lamar Nikah
45 Akhirnya Milikku
46 Suasana Canggung
47 Kekecewaan Mery
48 Kejutan Kecil
49 Issue Tak Sedap
50 Ulah Mertua
51 Jejak Semalam
52 Lagi-lagi Karyawan Baru
53 Akibat Kecerobohan Manager
54 Kepribadian Ricky
55 Bertemu Dirga
56 Menyelinap
57 Alasan Dirga
58 Ketakutan Bunga
59 Resepsi Pernikahan
60 Kabar Sedih
61 Berjalan Tak Semestinya
62 Menjenguk Ayah
63 Menemui Jeny
64 Kebaikan Ari
65 Rasa Sedih Ini
66 Rencana Kerja
67 SPV Genit
68 Jangan Lagi
69 Terperangah
70 Bukti
71 Rindu
72 Preman Berwajah Garang
73 Kenapa Harus Ari?
74 Mual Melanda
75 Kehamilan Ini
76 Karena Dendam
77 Ketika Bahagia datang
78 Terharu
79 Tak Ingin Sendiri
80 Hanya Sementara
81 Pria Penjaga
82 Masih Dendam
83 Oh Ternyata
84 Sebuah Kejutan
85 Kehilangan Yang Mendalam
86 Semoga
87 Tak Mudah
88 Ini Penting
89 Sebuah Alasan
90 Sebuah Kamar
91 Kekesalan Ryan
92 Ryan Dan Ari
93 Rafting
94 Keputusan Ryan
95 Wanita Asing
96 Kepalsuan
97 Pengakuan Ari
98 Putus Asa
99 Penasaran
100 Mempertimbangkan
101 Membekas Di Hati
102 Keluarga Pengganti
103 Lupa Sakit
104 Seperti Detektif
105 Teringat Jeny
106 Aku Ingin Selalu Didekatnya
107 Perempuan Kejam
108 Sebuah Kesalahan
109 Kembali
110 Sebuah Harapan
111 Ketegangan
112 Rumah Tak Bertuan
113 Tergores Pedih
114 Malam Impian
115 Wajahmu
116 Selalu Pulang Larut
117 Ingin Marah
118 Hatiku Berontak
119 Pergulatan Hati
120 Memenuhi Janji
121 Ini Cintaku
122 Sikap Dinginnya
123 Tak Ingin Menyakiti
124 Seorang Wanita
125 Sulit Diterka
126 Cemburu?
127 Jangan Bersedih
128 Aku Dan Hujan
129 Sepotong Kata Cinta
130 Pria Menakutkan
131 Malam Kelam
132 Pelita Senja
133 Dada Bidang Lelaki
134 Little Angel
135 Saat Kau Mulai Ragu
136 Setelah Sekian Lama
137 Bukan Mimpi
138 Ekstra Part 1
139 Ekstra Part 2
140 Ekstra Part 3
141 Ekstra Part 4
142 Ekstra Part 5
143 Ekstra Part 6
144 Ekstra Part 7 Dan Ending
145 Pengumuman
146 Pengumuman BUNGA DESA TERDAMPAR DI KOTA S2
147 Ketika Hati Pernah Membenci
148 Namaku Leon Atmaja
Episodes

Updated 148 Episodes

1
Janji Seorang Sahabat
2
Kecewa
3
Pekerjaan Pertamaku
4
Penuh Tekanan
5
Perubahan Bunga
6
Bertemu Ibu CEO
7
Menghadap CEO
8
Pria Misterius
9
Kesan Tak Menyenangkan
10
Berdampak Buruk
11
Bali ...?
12
Mencari Bunga
13
Permintaan Maaf Dirga
14
Mengecewakan Keluarga
15
Hukuman Untuk Rico
16
Tidak Menghadiri Pertunangan
17
Ungkapan Hati Ryan Atmaja
18
Melawan Trauma
19
Menghilang Tanpa Kabar
20
Rayuan Dirga
21
Pengganti Rico
22
Tempat Tinggal Baru
23
Sakit Hati
24
Membawa Teman Kantor
25
Dari Hati ke Hati
26
Ujian Baru
27
Jangan Goyah
28
Mencari Kejelasan
29
Anugerah Atau Musibah
30
Curahan Hati
31
Sakit Perut
32
Operasi
33
Rencana Liburan
34
Bali Part2
35
Bahagia Untuk Terakhir Kali
36
Malam Bahagia
37
Asisten Pengganti
38
Dilema
39
Menangis Semalam
40
Kedatangan Keluarga Dirga
41
Mengenang Jejak
42
Meminta Restu
43
Melamar Gadis Impian
44
Lamar Nikah
45
Akhirnya Milikku
46
Suasana Canggung
47
Kekecewaan Mery
48
Kejutan Kecil
49
Issue Tak Sedap
50
Ulah Mertua
51
Jejak Semalam
52
Lagi-lagi Karyawan Baru
53
Akibat Kecerobohan Manager
54
Kepribadian Ricky
55
Bertemu Dirga
56
Menyelinap
57
Alasan Dirga
58
Ketakutan Bunga
59
Resepsi Pernikahan
60
Kabar Sedih
61
Berjalan Tak Semestinya
62
Menjenguk Ayah
63
Menemui Jeny
64
Kebaikan Ari
65
Rasa Sedih Ini
66
Rencana Kerja
67
SPV Genit
68
Jangan Lagi
69
Terperangah
70
Bukti
71
Rindu
72
Preman Berwajah Garang
73
Kenapa Harus Ari?
74
Mual Melanda
75
Kehamilan Ini
76
Karena Dendam
77
Ketika Bahagia datang
78
Terharu
79
Tak Ingin Sendiri
80
Hanya Sementara
81
Pria Penjaga
82
Masih Dendam
83
Oh Ternyata
84
Sebuah Kejutan
85
Kehilangan Yang Mendalam
86
Semoga
87
Tak Mudah
88
Ini Penting
89
Sebuah Alasan
90
Sebuah Kamar
91
Kekesalan Ryan
92
Ryan Dan Ari
93
Rafting
94
Keputusan Ryan
95
Wanita Asing
96
Kepalsuan
97
Pengakuan Ari
98
Putus Asa
99
Penasaran
100
Mempertimbangkan
101
Membekas Di Hati
102
Keluarga Pengganti
103
Lupa Sakit
104
Seperti Detektif
105
Teringat Jeny
106
Aku Ingin Selalu Didekatnya
107
Perempuan Kejam
108
Sebuah Kesalahan
109
Kembali
110
Sebuah Harapan
111
Ketegangan
112
Rumah Tak Bertuan
113
Tergores Pedih
114
Malam Impian
115
Wajahmu
116
Selalu Pulang Larut
117
Ingin Marah
118
Hatiku Berontak
119
Pergulatan Hati
120
Memenuhi Janji
121
Ini Cintaku
122
Sikap Dinginnya
123
Tak Ingin Menyakiti
124
Seorang Wanita
125
Sulit Diterka
126
Cemburu?
127
Jangan Bersedih
128
Aku Dan Hujan
129
Sepotong Kata Cinta
130
Pria Menakutkan
131
Malam Kelam
132
Pelita Senja
133
Dada Bidang Lelaki
134
Little Angel
135
Saat Kau Mulai Ragu
136
Setelah Sekian Lama
137
Bukan Mimpi
138
Ekstra Part 1
139
Ekstra Part 2
140
Ekstra Part 3
141
Ekstra Part 4
142
Ekstra Part 5
143
Ekstra Part 6
144
Ekstra Part 7 Dan Ending
145
Pengumuman
146
Pengumuman BUNGA DESA TERDAMPAR DI KOTA S2
147
Ketika Hati Pernah Membenci
148
Namaku Leon Atmaja

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!