Lily yang sedang berada di kelas duduk terdiam sambil memainkan ponselnya. Tiga temannya di belakang juga diam karena tidak ada hal yang menarik untuk dibicarakan.
Ketika Lily melihat - lihat postingan yang ada di sosial media tiba - tiba suaminya mengirim pesan chat. Lily masih kesal kepada suaminya.
"Halo baby!" pesan chat Edward masuk.
"Kenapa kamu chat aku?!" jawab Lily dengan perasaan kesalnya.
"Jangan marah baby! Aku tidak sengaja melakukannya sampai kelolosan, maaf ya".
"Tidak ada kata maaf buat tuan Edward!".
"Ayolah... Maafkan aku nona Lily".
"Kalau ingin ampunan maaf dariku maka, kamu harus menggandakan uang jajanku".
"Baiklah! Berapa yang kau inginkan?".
"Aku ingin tiga puluh juta! Sekarang juga!".
"Itu saja? Apakah tidak ada hal lain yang kau inginkan?".
"Weekend kita jalan - jalan, itu saja!".
"Baiklah nona Lily keinginanmu adalah perintahku".
Chat mereka selesai. Lily yakin kalau suaminya akan mentransferkan uang itu sebentar lagi.
Tidak sampa beberapa menit suara notifikasi masuk. Suara notifikasi itu adalah notif transfer uang sebesar lima puluh juta. Lily sangat terkejut dengan jumlah yang ditransfer. Dia hanya meminta tiga puluh juta tapi Edward menggandakan jumlahnya menjadi lima puluh juta.
Lily sangat senang mendapatkan permintaannya itu. Brian,Leo,dan Tito kebingungan dengan tingkah Lily yang tiba - tiba menjadi gembira. Bahkan Lily ketawa sendiri saat melihat ponselnya.
"Lily! Apa kau baik - baik saja?" tanya Tito untuk memastikan kesehatan gadis itu.
"Ah?! Ehehe... Aku sehat kok!" jawab Lily yang lupa dengan kehadiran tiga lelaki di belakangnya.
Tito tersenyum mendengar jawaban Lily. Dia mengira gadis itu sedikit kurang sehat akibat bermain ponsel sendirian.
Waktu terus berjalan sampai pada pukul dua belas jam siang. Masa dimana para mahasiswa dan mahasiswi mengisi porong keroncongannya setelah belajat begitu lama. Kantin kampus dikerumuni oleh mahasiswa dan mahasiswi kelaparan. Tapi tidak dengan Lily yang dimana dia membawa bekalnya.
"Widih... Bawa bekal ini! Siapa yang masak?" seru Tito yang duduk berhadapan langsung dengan Lily.
"Ehehe... Ini aku masak sendiri" jawab Lily ditambah tertawa kecilnya.
"Sudah cantik,pinter,baik,ramah,jago masak lagi beuh... Calon istri idaman ini!" ucap Leo yang memuji Lily.
Mendengar ucapan Leo membuat Lily tersedak. Memang benar dia calon istri idaman di mata orang jomblo tapi di mata keluarganya Lily adalah wanita sempurna dan sudah bersuami.
"Seharusnya kamu tidak mengucapkan ha seperti itu! Lihat Lily! Mendengar ucapanmu sampai tersedak" tegur Brian kepada Leo.
"Tidak apa - apa! Aku hanya kaget jadi sampai tersedak tidak perlu khawatir" ucap Lily sambil mengelap bibirnya.
Tiga lelaki itu mengangguk paham sebagai jawaban. Tidak berselang lama pesanan makanan dan minuman untuk tiga lelaki datang.
Penglihatan Leo langsung terang saat melihat makanan dan minuman di atas meja. Tanpa berlama - lama lagi mereka bertiga langsung menyantap makanan dan minuman mereka.
Lily merasa takut saat melihat tingkah tiga temannya itu. Gadis manis itu berpikir kalau tiga temannya itu seperti orang tidak pernah makan dan minum selama empat hari.
Lily yang sudah selesai duluan menyantap makanan dan ditutup dengan minuman masuk ke lambungnya melalu kerongkongan. Tiga lelaki itu masih menyantap makanannya sambil membicarakan seseorang( Gibah terus!).
"Kalian tunggu sebentar,ya ? Aku mau ke toilet dulu untuk mencuci tangan.
Setelah meminta ijin Lily pun segera ke toilet. Saat berada di dalam Lily melihat beberapa wanita sedang membully wanita lainnya.
"Hei rektor datang! Rektor datang!" ucap Lily untuk sebagai pengalihan.
Beberapa wanita itu segera bergegas keluar dan meninggalkan satu wanita di dalam. Lily menghampiri wanita yang di bully tadi.
"Apa kau tidak apa - apa?" tanya Lily mengenai kondisi wanita tersebut.
"Aku tidak apa - apa ! Terima kasih sudah membantuku" jawab wanita tersebut yang merapikan pakaiannya.
"Bagaimana para wanita tadi membullymu? Dan kenapa kau tidak melawan?" Lily membantu wanita tersebut dengan merapikan rambutnya.
"Dia itu sepupuku dengan bersama gengnya, alasan aku tidak melawan karena aku takut dia mengadukan kepada ayahku mengenai bahwa aku merebut pacarnya padahal sebenarnya tidak" wanita tersebut selesai merapikan pakaian dan rambutnya kemudian kembali menenteng tasnya.
"Lalu kenapa kau harus? Jelas - jelas kamu tidak salah sama sekali! Kau berani melawan dia" dukung Lily kepada wanita tersebut.
"Aku tidak bisa... Karena orang tuaku lebih mendengarkan kata orang lain daripada anaknya sendiri" wanita tersebut menundukkan kepalanya.
"Hei! Jangan berkata seperti itu! Jika kau ingin orang tuamu mendengarkanmu maka,kau harus membuktikan kalau dirimu itu layak!".
"Bagaimana caranya?".
"Sederhana saja cukup kau melawan sepupumu dengan gengnya dan jangan lupa kau harus membawa bukti".
"Aku tidak paham".
"Ya ampun! Ini mudah! Jika besok sepupumu membullymu maka, hubungi aku secepatnya tepat sebelum dia melakukan aksinya".
"Oh! Aku paham sekarang! Berarti kamu yang akan mengumpulkan bukti?".
"Tepat sekali! Sisanya serahkan saja kepadaku!".
"Baiklah! Eh? Ngomong - ngomong kita belum kenalan".
"Oh ya! Namaku Lily".
"Aku Yuri".
"Baiklah Yuri! Besok aku akan membantumu balas dendam".
"Terima kasih lagi,Lily".
Sekarang Lily memiliki teman baru yang bernama Yuri. Lily akan membantu Yuri untuk melawan sepupu dan gengnya yang telah membullynya tadi. Kali ini Lily memiliki teman wanita jadi dia tidak perlu khawatir kalau suaminya akan marah lagi.
Lily mengajak Yuri ke kantin untuk membeli minuman. Brian yang hendak memanggil Lily terkejut dengan sosok wanita lain di sampingnya. Dia bingung darimana dia bisa mendapatkan teman secepat ini?.
Setelah mereka membeli minuman Lily mengajak Yuri ke teman - teman lelakinya. Lily memperkenalkan Yuri kepada tiga temannya. Tiga pria itu hanya bisa melihat kesenangan pribadi antara Lily dan Yuri, hadehhh... namanya juga cewek.
...****************...
Selesai mereka makan siang ada tiga dari mereka lanjut ke kelas dan sisanya kembali ke rumah karena tidak ada jam kelas lagi. Lily dan Brian yang tidak memiliki kelas selanjutnya dan untuk Leo,Tito,dan Yuri memiliki selanjutnya.
Tiga teman Lily melanjutkan kelas dan dia bersama Brian menuju gerbang kampus. Brian mengambilnya motornya di parkiran.
Motornya berhenti tepat di samping Lily. Brian mengangkat kaca helmnya dan menawarkan tumpangan kepada Lily.
"Lily! Mau aku antar pulang?".
"Tidak usah Brian! Sebentar lagi aku dijemput kok" jawab Lily yang menolak tawaran Brian.
"Apa kau yakin? Ini masih kosong di jok belakang motorku" Brian menepuk jok motor di belakang yang kosong.
"Tidak usah! Lagi sebentar aku dijemput" Lily tetap menolak tawaran Brian.
"Tin! Tin!" klakson mobil sport berbunyi keras yang membuat Lily dan Brian terkejut.
"Nah itu dia jemputanku! Ya sudah kalau begitu,bye!" Lily berpamitan kemudian berlari menuju mobil suaminya.
Brian masih penasaran siapa yang ada di dalam mobil itu. Perkiraannya adalah orang itu bukan orang biasa dan yang lebih jelas juga dia pasti memiliki hubungan dengan Lily.
Makasi yang sudah mampir dan baca jangan lupa kasi support.
Seraya para riders menunggu update novel ini saya sarankan untuk membaca novel saya yang lain berjudul cafe and restoran, dan vino and william(yg ini khusus bxb).
To be continued\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=>>>>>>
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments