7 Pusaka Dunia
Tumpukan mayat tampak menggunung dengan bau busuk yang memenuhi udara, belatung dan lalat terlihat bertaburan di tempat itu sementara di atas tumpukan mayat terlihat seorang pria paruh baya yang memeluk sebilah pedang yang masih disarungkan di tempatnya.
Dia menatap nanar langit di atasnya dengan nafas yang terasa sangat berat.
"Aku berusaha melindungi pusaka ini dari tangan aliran hitam tapi sepertinya aku lebih mirip orang dari aliran hitam itu sendiri" Guman orang itu.
Apa yang dia katakan memang tidak berlebihan, aliran hitam adalah orang orang sesat yang dikenal sangat kejam dan kerap kali melakukan pembunuhan dan kali ini dia melakukan hal yang sama, dia bertarung melawan orang orang dari aliran hitam tiga hari tiga malam demi melindungi pedang yang ada di pelukannya. Hasil dari pertarungan itu adalah gunungan mayat dan sungai darah yang terus mengalir tanpa henti di tempat itu.
Ketika pria paruh baya itu meratapi nasibnya tiga orang berjalan dengan santainya menuju ke arah pria paruh baya itu, meskipun dari segi kekuatan mereka kalah jauh dari pria itu itu tapi mereka tidak takut menghadapinya sekarang.
Kondisi pria paruh baya itu cukup menyedihkan, setelah melalui pertarungan hidup dan mati selama berhari hari tubuhnya dihiasi oleh luka dan lumpur, bukan hanya itu dia telah kehilangan tangan kanannya serta dia kehilangan dua jari tangan kirinya, hal itu membuatnya kesulitan untuk memegang senjata sehingga membuat ketiganya cukup percaya diri bisa menghabisi pria paruh baya itu dengan kekuatan mereka yang tidak seberapa.
"Guan tua, aku sudah pernah mengatakan padamu bahwa aku akan menuntut balas atas apa yang kau lakukan pada guruku di masa lalu"
"Tempat ini sangat busuk, sama seperti orang tua ini yang sebentar lagi akan menemui ajalnya"
"Aku dulunya berpikir mungkin saja dia akan menjadi jagoan terhebat dunia persilatan tapi yah, dia mati"
Beberapa kalimat dilontarkan oleh ketiganya, tidak ada raut ketakutan di wajah para pemuda itu di tengah tengah gunungan mayat dan sungai darah yang mengalir di bawah kaki mereka. Mereka terlihat seperti tidak peduli bahkan mereka menginjak tubuh rekan mereka yang sudah tidak bernyawa seolah dia adalah sampah.
"Kalian orang orang dari aliran hitam tidak ada habisnya membuat orang orang sengsara, pusaka dunia ini tidak akan aku berikan pada kalian!"
"Guan tua, kau tenang saja karena kami tidak akan meminta pusaka itu darimu, tapi!" Salah satu dari mereka mulai mengeluarkan beberapa pisau dari balik jubahnya dan dengan cepat pisau pisau itu telah dilemparkan ke arah Guan.
Pria paruh baya itu tidak bisa berbuat banyak, tubuhnya benar benar telah mencapai batas, dia kehilangan banyak darah dan tenaga dalam dalam waktu yang bersamaan sehingga ketika pisau itu mendarat di tubuhnya dia tidak bisa melakukan apapun.
Dia jatuh tersungkur masih dalam posisi memeluk pedang yang dia bawa sebelumnya bahkan kini pelukannya semakin erat seolah pedang itu adalah kekasihnya.
"Kau boleh memeluk pedang itu tapi tidak akan lama" Orang yang sama mulai menginjak tubuh Guan dan menendangnya hingga membuat pria paruh baya itu terlempar cukup jauh.
Guan memuntahkan darah segar dari mulutnya, dia benar benar sudah tidak memiliki kekuatan untuk menghadapi ketiganya padahal jika dia dalam kondisi primanya, ia bisa mengalahkan ketiganya hanya dengan ranting pohon tapi kini bahkan dia tidak bisa berbuat apa apa.
"Sangat disayangkan kalau pusaka dunia sampai kotor, biar aku menyimpannya sementara kau bisa bermain main dengan Jixia" Ujar pemuda yang lain, dia mengambil pedang yang dipeluk oleh Guan. Meskipun Guan berusaha menahannya dia tidak mampu mempertahankan pedang itu dengan kondisinya saat ini sehingga pedang itu jatuh ke tangan ketiganya.
"Benar benar pedang yang sangat hebat, aku bisa merasakan aliran kekuatan yang begitu besar hanya dengan memegangnya, tidak diragukan lagi ini adalah Pedang Sembilan Surga"
"Sangat disayangkan jika pedang sehebat itu tidak digunakan dengan benar jadi! Mari akhiri ini dan kita mulai pembantaian"
"Kalian tidak akan bis…!"
"Guan tua, tidak ada yang menyuruhmu bicara jadi diam saja dan rasakan kematianmu di lubang terdalam neraka!"
Orang yang dipanggil Jixia menginjak kepala Guan hingga menciptakan cekungan kecil di tanah, tenaganya memang tidak terlalu kuat tapi dengan kondisi Guan sekarang dia bisa saja mati hanya dengan serangan sederhana yang dilakukan oleh pemuda itu.
"Aku yakin kau ingin merasakan mati Guan Tua, aku akan membiarkanmu merasakan bagaimana itu kematian!" ujar Jixia, dia berbalik dan menatap ke tanah dan dengan satu hentakan kaki tanah itu terbelah menjadi dua bagian.
Dia kembali menatap ke Arah Guan dengan senyuman yang terukir di wajahnya kemudian berjalan menuju ke arah pria paruh baya itu.
"Biar aku bantu kau menikmati dinginnya tanah!" Jixia menendang keras Guan hingga tubuh pria paruh baya itu jatuh di antara celah celah tanah, nafasnya terputus putus akibat hantaman keras yang terjadi di kepalanya, pendarahan hebat terjadi hampir di seluruh tubuhnya membuat pakaian yang melekat di tubuhnya penuh dengan noda darah dan lumpur, dia berusaha mengulurkan tangannya berharap mereka memberikan pengampunan padanya tapi tindakannya malah ditertawakan oleh ketiga pemuda itu.
"Lihat dia, dia dijuluki sebagai putra pedang, pendekar tingkat tinggi yang sangat sulit dikalahkan dengan mudah kita kalahkan!"
"Haha, biarkan dia merangkak di dalam tanah, aku ingin melihat penderitaannya sebelum dia benar benar mati!"
"Hai, aku rasa aku menemukan cara yang lebih menarik untuk menikmati kematiannya" Salah satu dari mereka memainkan batu kerikil di tangannya dan melemparkannya ke arah Guan hingga memberikan bekas luka di tubuhnya.
Seperti orang gila kedua temannya mencari batu kerikil dan semua hal yang bisa mereka temukan dan melemparkannya ke arah Guan hingga membuat pria paruh baya itu berada dalam jurang kematian yang tidak bisa dihindari.
"Jixia, Wuxin, Quhei aku tidak akan melupakan kalian bertiga. Jika aku memiliki kehidupan kedua aku akan pastikan kalian tidak akan terlahir di dunia, bukan hanya kalian aku akan menghancurkan aliran hitam dan susunan payah dunia persilatan ini!" Batin Guan sebelum perlahan lahan dia mulai kehilangan kesadaran.
Sebelum Guan menghembuskan nafas terakhirnya dia bisa merasakan tubuhnya mulai ditimbun dengan tanah, beberapa penyesalan mulai muncul di dalam pikirannya, seolah waktu berhenti dan kilas masa lalu mulai terukir di ingatannya.
"Paman, bibi, kakek, aku akan menemui kalian. Maaf karena telah mengecewakan harapan kalian padaku. kalau dipikir pikir lagi aku belum pernah menyentuh tangan seorang gadis, andai saja ada kesempatan kedua aku ingin menebus semuanya" Batinnya sebelum tubuhnya terkubur di dalam tanah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
Jimmy Avolution
Hadir...
2023-02-05
0
Pendekar New
kok setiap novel kultivator c mc yg mau mati kok bilangnya ( aku belum pernah pegang tangan perempuan / aku belom pernah tau rasanya bersama perempuan ) terus kalo udah d renkarnasi baru tu c mc jd plaboy..basi alur ceritanya.
2023-01-31
0