Tumpukan mayat tampak menggunung dengan bau busuk yang memenuhi udara, belatung dan lalat terlihat bertaburan di tempat itu sementara di atas tumpukan mayat terlihat seorang pria paruh baya yang memeluk sebilah pedang yang masih disarungkan di tempatnya.
Dia menatap nanar langit di atasnya dengan nafas yang terasa sangat berat.
"Aku berusaha melindungi pusaka ini dari tangan aliran hitam tapi sepertinya aku lebih mirip orang dari aliran hitam itu sendiri" Guman orang itu.
Apa yang dia katakan memang tidak berlebihan, aliran hitam adalah orang orang sesat yang dikenal sangat kejam dan kerap kali melakukan pembunuhan dan kali ini dia melakukan hal yang sama, dia bertarung melawan orang orang dari aliran hitam tiga hari tiga malam demi melindungi pedang yang ada di pelukannya. Hasil dari pertarungan itu adalah gunungan mayat dan sungai darah yang terus mengalir tanpa henti di tempat itu.
Ketika pria paruh baya itu meratapi nasibnya tiga orang berjalan dengan santainya menuju ke arah pria paruh baya itu, meskipun dari segi kekuatan mereka kalah jauh dari pria itu itu tapi mereka tidak takut menghadapinya sekarang.
Kondisi pria paruh baya itu cukup menyedihkan, setelah melalui pertarungan hidup dan mati selama berhari hari tubuhnya dihiasi oleh luka dan lumpur, bukan hanya itu dia telah kehilangan tangan kanannya serta dia kehilangan dua jari tangan kirinya, hal itu membuatnya kesulitan untuk memegang senjata sehingga membuat ketiganya cukup percaya diri bisa menghabisi pria paruh baya itu dengan kekuatan mereka yang tidak seberapa.
"Guan tua, aku sudah pernah mengatakan padamu bahwa aku akan menuntut balas atas apa yang kau lakukan pada guruku di masa lalu"
"Tempat ini sangat busuk, sama seperti orang tua ini yang sebentar lagi akan menemui ajalnya"
"Aku dulunya berpikir mungkin saja dia akan menjadi jagoan terhebat dunia persilatan tapi yah, dia mati"
Beberapa kalimat dilontarkan oleh ketiganya, tidak ada raut ketakutan di wajah para pemuda itu di tengah tengah gunungan mayat dan sungai darah yang mengalir di bawah kaki mereka. Mereka terlihat seperti tidak peduli bahkan mereka menginjak tubuh rekan mereka yang sudah tidak bernyawa seolah dia adalah sampah.
"Kalian orang orang dari aliran hitam tidak ada habisnya membuat orang orang sengsara, pusaka dunia ini tidak akan aku berikan pada kalian!"
"Guan tua, kau tenang saja karena kami tidak akan meminta pusaka itu darimu, tapi!" Salah satu dari mereka mulai mengeluarkan beberapa pisau dari balik jubahnya dan dengan cepat pisau pisau itu telah dilemparkan ke arah Guan.
Pria paruh baya itu tidak bisa berbuat banyak, tubuhnya benar benar telah mencapai batas, dia kehilangan banyak darah dan tenaga dalam dalam waktu yang bersamaan sehingga ketika pisau itu mendarat di tubuhnya dia tidak bisa melakukan apapun.
Dia jatuh tersungkur masih dalam posisi memeluk pedang yang dia bawa sebelumnya bahkan kini pelukannya semakin erat seolah pedang itu adalah kekasihnya.
"Kau boleh memeluk pedang itu tapi tidak akan lama" Orang yang sama mulai menginjak tubuh Guan dan menendangnya hingga membuat pria paruh baya itu terlempar cukup jauh.
Guan memuntahkan darah segar dari mulutnya, dia benar benar sudah tidak memiliki kekuatan untuk menghadapi ketiganya padahal jika dia dalam kondisi primanya, ia bisa mengalahkan ketiganya hanya dengan ranting pohon tapi kini bahkan dia tidak bisa berbuat apa apa.
"Sangat disayangkan kalau pusaka dunia sampai kotor, biar aku menyimpannya sementara kau bisa bermain main dengan Jixia" Ujar pemuda yang lain, dia mengambil pedang yang dipeluk oleh Guan. Meskipun Guan berusaha menahannya dia tidak mampu mempertahankan pedang itu dengan kondisinya saat ini sehingga pedang itu jatuh ke tangan ketiganya.
"Benar benar pedang yang sangat hebat, aku bisa merasakan aliran kekuatan yang begitu besar hanya dengan memegangnya, tidak diragukan lagi ini adalah Pedang Sembilan Surga"
"Sangat disayangkan jika pedang sehebat itu tidak digunakan dengan benar jadi! Mari akhiri ini dan kita mulai pembantaian"
"Kalian tidak akan bis…!"
"Guan tua, tidak ada yang menyuruhmu bicara jadi diam saja dan rasakan kematianmu di lubang terdalam neraka!"
Orang yang dipanggil Jixia menginjak kepala Guan hingga menciptakan cekungan kecil di tanah, tenaganya memang tidak terlalu kuat tapi dengan kondisi Guan sekarang dia bisa saja mati hanya dengan serangan sederhana yang dilakukan oleh pemuda itu.
"Aku yakin kau ingin merasakan mati Guan Tua, aku akan membiarkanmu merasakan bagaimana itu kematian!" ujar Jixia, dia berbalik dan menatap ke tanah dan dengan satu hentakan kaki tanah itu terbelah menjadi dua bagian.
Dia kembali menatap ke Arah Guan dengan senyuman yang terukir di wajahnya kemudian berjalan menuju ke arah pria paruh baya itu.
"Biar aku bantu kau menikmati dinginnya tanah!" Jixia menendang keras Guan hingga tubuh pria paruh baya itu jatuh di antara celah celah tanah, nafasnya terputus putus akibat hantaman keras yang terjadi di kepalanya, pendarahan hebat terjadi hampir di seluruh tubuhnya membuat pakaian yang melekat di tubuhnya penuh dengan noda darah dan lumpur, dia berusaha mengulurkan tangannya berharap mereka memberikan pengampunan padanya tapi tindakannya malah ditertawakan oleh ketiga pemuda itu.
"Lihat dia, dia dijuluki sebagai putra pedang, pendekar tingkat tinggi yang sangat sulit dikalahkan dengan mudah kita kalahkan!"
"Haha, biarkan dia merangkak di dalam tanah, aku ingin melihat penderitaannya sebelum dia benar benar mati!"
"Hai, aku rasa aku menemukan cara yang lebih menarik untuk menikmati kematiannya" Salah satu dari mereka memainkan batu kerikil di tangannya dan melemparkannya ke arah Guan hingga memberikan bekas luka di tubuhnya.
Seperti orang gila kedua temannya mencari batu kerikil dan semua hal yang bisa mereka temukan dan melemparkannya ke arah Guan hingga membuat pria paruh baya itu berada dalam jurang kematian yang tidak bisa dihindari.
"Jixia, Wuxin, Quhei aku tidak akan melupakan kalian bertiga. Jika aku memiliki kehidupan kedua aku akan pastikan kalian tidak akan terlahir di dunia, bukan hanya kalian aku akan menghancurkan aliran hitam dan susunan payah dunia persilatan ini!" Batin Guan sebelum perlahan lahan dia mulai kehilangan kesadaran.
Sebelum Guan menghembuskan nafas terakhirnya dia bisa merasakan tubuhnya mulai ditimbun dengan tanah, beberapa penyesalan mulai muncul di dalam pikirannya, seolah waktu berhenti dan kilas masa lalu mulai terukir di ingatannya.
"Paman, bibi, kakek, aku akan menemui kalian. Maaf karena telah mengecewakan harapan kalian padaku. kalau dipikir pikir lagi aku belum pernah menyentuh tangan seorang gadis, andai saja ada kesempatan kedua aku ingin menebus semuanya" Batinnya sebelum tubuhnya terkubur di dalam tanah.
"Dingin…. Apakah ini rasanya kematian? Atau ini rasanya dikubur hidup hidup? Aku sudah tidak bisa merasakan tubuh bagian bawahku"
Guan terombang Ambing di dalam kegelapan tanpa batas, dia benar benar berada dalam situasi yang belum pernah dia rasakan sebelumnya, ketenangan yang belum pernah dia rasakan. Terakhir kali dia merasakan ketenangan semacam ini sebelum tujuh Pusaka dunia di dengar oleh dunia persilatan, sekitar 40 tahun yang lalu.
"Apakah orang mati juga bisa merasakan sakit, tunggu, ada yang aneh…!"
Ketika Guan menyadarinya dia berteriak dengan lantang di dalam tanah, teriakan Guan bisa didengar oleh Jixia dan teman temannya, mereka tidak tahu apa yang terjadi tapi mereka sangat yakin bahwa Guan sudah mati lalu darimana suara itu? Pertanyaan itu muncul di benak mereka.
"Ha…hantu…"
"Hei bodoh jangan pergi, kau seorang pendekar tapi takut dengan hantu!"
"Jixia, sepertinya Wuxin benar, kita tidak boleh berada di tempat ini. Mungkin tempat ini telah dikutuk?"
"Apa yang kau bicarakan, tidak ada hantu atau…" Ketika Jixia berusaha menjelaskan pada Quhei teriakan lainnya terdengar, kali ini jauh lebih keras dibandingkan dengan sebelumnya sebelum teriakan itu menghilang secara perlahan lahan.
"Hantu…" Quhei berlari meninggalkan Jixia di tempat itu.
Pada dasarnya mereka bertiga adalah anak anak nakal yang hanya berani dengan orang orang lemah, hantu? Itu adalah masalah lain karena mereka tidak terlihat dan tidak bisa di serang. Terlebih banyak rumor mengatakan bahwa hantu memiliki rupa yang menyeramkan jadi mereka takut akan hal itu.
"Sial, kalian berdua benar benar pengecut. Tunggu aku!" Jixia mengejar keduanya, entah kenapa dia merasa suasana tiba tiba berubah menjadi dingin dan tempat itu menjadi lebih menyeramkan dibandingkan dengan sebelumnya, bau busuk mayat yang berserakan di mana mana ditambah suara teriakan yang entah darimana datangnya. Hal itu sudah cukup untuk membuat seorang pendekar yang mengaku sebagai seorang pemberani berlari kocar kacir karena takut.
Sementara itu jauh di dalam tanah tubuh Guan mulai mengering dengan cepat, kalung yang melingkar di lehernya menyerap semua darah yang dia miliki dan bukan hanya itu, bahkan organ dalamnya dihancurkan satu demi satu membuatnya tidak tahan dengan rasa sakit yang dia rasakan.
Berikutnya setelah dia tidak memiliki darah cahaya putih mulai menembus tubuh Guan, cahaya itu menguraikan tubuh Guan menjadi partikel partikel cahaya dan membuatnya benar benar menutup matanya untuk selamanya, dia tidak tau apa yang sebenarnya terjadi tapi di luar tanah tempat tubuh Guan ditimbun memancarkan cahaya keperakan yang menembus langit seakan akan cahaya itu ikut dikubur bersama dengan Guan.
….
Guan bisa merasakan kepalanya diusap dengan lembut oleh seseorang, dia juga bisa mendengar senandung merdu yang tidak asing di telinganya.
Ketika dia membuka matanya dia melihat wajah seorang wanita yang tersenyum menatap wajahnya. Ketika Guan melihat wanita itu dia perlahan mulai meneteskan air matanya.
Bukan air mata kesedihan melainkan air mata kebahagiaan, dia sangat rindu dengan sosok yang mengusap kepalanya terlebih suasana tempat itu mengingatkannya pada masa lalu.
"Apakah ini mimpi, sangat aneh karena aku sudah mati tapi masih bermimpi tapi mimpi ini, aku tidak ingin mimpi ini berakhir" Gumamnya dalam hati sambil memandang wajah wanita di depannya dengan senyuman yang merekah di wajahnya.
"Aiya, kau sudah bangun… bibi baru saja akan membangunkan mu, kau kenapa? Apakah ada yang salah dengan wajah bibimu ini?"
Wanita itu terlihat kebingungan, dia tidak tau kenapa Guan menatapnya sangat dalam dan tidak mau melepaskan pandangannya darinya, dia berniat bertanya lebih jauh tapi Guan segera mengajukan pertanyaan yang membuatnya sangat terkejut.
"Bibi, meskipun bibi sudah mati 20 tahun yang lalu wajah bibi masih tetap terlihat muda" Ucap Guan sebelum dia mendapatkan pukulan keras di kepalanya.
"Au…"
"Apakah kau menyumpahi bibimu ini mati ha? Dan lagi dua puluh tahun, bahkan usiaku belum genap 30 tahun sekarang!" Ketika wanita itu mengatakan hal itu di sisi lain Guan seolah menyadari sesuatu.
"Sakit? tunggu bukankah aku sudah mati? Kenapa masih merasakan rasa sakit, terlebih ini hanya mimpi tapi kenapa terlihat begitu nyata?" Guan Membatin sambil mengedarkan pandangannya hingga pandangannya jatuh pada cermin yang menggantung di ruangan itu, dia dengan cepat berdiri dari kasurnya dan berlari menuju ke arah cermin. Alangkah terkejutnya ia ketika melihat dirinya di depan cermin.
Wajah oval dengan pupil mata coklat yang menawan, rambut panjang sepunggung dan tubuh yang lengkap tanpa kurang suatu apapun. Dia mencoba mencubit dirinya sendiri dan menemukan rasa sakit yang memang seharusnya.
"Ini, ini bukan mimpi? Apakah aku benar benar mendapatkan kesempatan kedua? Tidak mungkin semudah itu kan?" Batin Guan sebelum dia merasakan tepukan keras di punggungnya dan entah kenapa atmosfer terasa begitu dingin secara tiba tiba.
"Ling Guan! Kau mengabaikan bibimu setelah mengatakan hal itu" Ujar wanita itu, raut wajahnya sudah tidak enak dipandang dan Guan tau apa yang terjadi.
"Ah…hahaha, maaf bibi aku hanya bercanda, ngomong ngomong…bibi datang kesini bukan karena ingin mengatakan sesuatu, misalnya mengenai wasiat ayah dan ibuku?"
Ketika Guan mengatakan hal itu wanita itu terdiam cukup lama, dia tidak menanggapi apapun sebelum menggelengkan kepalanya pelan.
"Guan, kau masih belum memiliki kapasitas untuk mendengar semua ini, maafkan bibi tapi suatu saat ketika kau siap bibi akan menceritakan semuanya padamu" Ujar wanita itu.
Sebenarnya Guan tahu persis apa wasiat terakhir yang ditinggalkan oleh kedua orang tuanya, orang tua Guan adalah dua orang pendekar tingkat tinggi yang dikepung oleh tiga kelompok terbesar yang ingin menghancurkan keluarga Ling, mereka adalah keluarga Liu, keluarga Gu dan keluarga Gong.
Kedua orang tua Guan meninggalkan sebuah pesan, lebih tepatnya sebuah harta peninggalan pada Guan dan harta itu adalah pedang yang masuk dalam salah satu pusaka penguasa dunia, senjata dengan kekuatan terbesar tapi karena tidak ada orang yang bisa membuka sarung pedang itu, sampai saat ini tidak ada orang yang menyadari seberapa berharganya senjata pusaka itu.
Untungnya sampai saat ini keluarga Ling masih memiliki cukup kekuatan untuk menyimpan senjata itu sebagai sebuah pusaka, jika tidak maka kemungkinan besar pusaka penguasa dunia yang memiliki kekuatan begitu luar biasa akan menghilangkan banyak nyawa orang tidak bersalah.
Melihat bibinya murung Guan kembali menenangkannya dengan bertanya tujuannya datang ke tempatnya, dia tidak memutuskan tidak memikirkan apa yang telah terjadi padanya, karena ini adalah kehidupannya yang kedua dan dia memiliki kesempatan untuk mengubah banyak hal dia bersumpah pada dirinya sendiri kalau dia tidak akan membiarkan keluarga Ling dihancurkan seperti masa lalu, Selain itu dia juga ingin menghentikan era dimana tujuh Pusaka dunia muncul karena jika sampai hal itu terjadi dunia akan diselimuti oleh kekacauan.
"Kepala keluarga memintamu untuk datang ke ruang pertemuan, ada sesuatu yang ingin dibicarakan" Ujar wanita itu sebelum dia meninggalkan Guan karena banyak urusan yang harus dia selesaikan.
"Jika tebakanku benar maka mereka akan datang hari ini" Gumam Guan sambil meremas tangannya dengan erat.
Ruang pertemuan keluarga Ling, merupakan sebuah tempat yang diperuntukkan untuk membahas permasalahan besar dan menyangkut semua keluarga, kini di ruangan itu selain keluarga Ling ada banyak tamu yang datang terutama dari keluarga Jin.
Mereka adalah keluarga tingkat dua yang kedudukannya jauh lebih rendah dibandingkan dengan keluarga Ling, tapi posisi duduk keluarga itu tidak berbeda dibandingkan dengan keluarga Ling itu sendiri.
Perlu diketahui bahwa beberapa keluarga tingkat rendah memiliki posisi yang berbeda dibandingkan dengan keluarga besar seperti halnya keluarga Ling, seharusnya keluarga Jin juga demikian tapi melihat mereka bertingkah seenaknya hari itu membuat semua anggota keluarga Ling murka tapi mereka berusaha menahan amarah yang terjadi di dalam diri mereka menanggapi sikap dari keluarga Jin.
"Kenapa lama sekali, apakah Guan tidak ada di kediaman ini? Keluarga Ling kalian ini benar benar suka membuat orang lain menunggu!" Ujar salah seorang keluarga Jin, Jin Youzhi. Dia adalah kepala keluarga Jin dan di sampingnya duduk seorang gadis muda yang terlihat diam tidak mengucapkan satu katapun, dia hanya menatap pintu ruang pertemuan hingga seseorang masuk ke dalam ruangan itu.
Seorang pemuda dengan wajah oval serta pupil mata coklat yang menawan, rambut panjang sepunggung yang diikat layaknya kuncir kuda dan pakaian biru langit khas dari keluarga Ling.
Ketika pemuda itu masuk ke dalam ruang pertemuan semua mata tertuju padanya termasuk gadis yang duduk di samping Jin Youzhi, dia beranjak dari tempat duduknya dan berjalan menuju ke arahnya tanpa ekspresi di wajahnya.
Semua orang diam, mereka tidak tau apa yang akan dilakukan oleh gadis itu sebelum dia menyodorkan secarik kertas di hadapan pemuda yang tak lain adalah Ling Guan.
"Ling Guan, maaf saja tapi aku tidak bisa melanjutkan pertunangan ini, aku ingin membatalkannya" Ujar gadis itu.
Apa yang dikatakan oleh gadis itu sontak saja mengejutkan semua orang, mereka tidak pernah berpikir akan dihina sedemikian rupa oleh keluarga Jin, keluarga yang setingkat lebih lemah dibanding dengan mereka, semua orang berusaha untuk mencegah hal itu tapi sebelum sempat melakukannya Guan menangkap kertas yang disodorkan oleh wanita itu.
"Jin Meigui, kau tidak perlu repot repot mengantarkan surat perjanjian pertunangan kita karena meskipun kau tidak datang, aku sendiri yang akan menemuimu untuk membatalkan pertunangan ini!" Guan tidak menghiraukan isi di dalam kertas yang ada di tangannya, tanpa berpikir dia menyobek kertas itu tepat di depan wajah Jin Meigui dan menjatuhkannya tepat di hadapan semua orang.
Hal itu adalah sebuah penghinaan bagi keluarga Jin, dengan cepat Jin Youzhi berdiri dari tempatnya dan menunjuk Guan dengan amarah yang menggebu gebu.
"Bajingan kecil, beraninya kau menghina keluarga Jin! Kau hanyalah sampah tanpa kemampuan, bagaimana kau bisa berani melakukan tindakan seperti itu ha!"
"Wah lihat siapa yang berkata seperti itu, apakah itu tuan Jin Youzhi yang terhormat? Ah maafkan aku aku salah berkata. Seharusnya tuan Jin Youzhi, anjing dari keluarga Gu bukan?"
"Kau, bajingan..beraninya kau menghinaku, aku akan mengirimmu ke neraka!" Sebuah energi terbentuk di tangan kanan Jin Youzhi, dia melompat menuju ke arah Ling Guan tapi belum sempat dia mengarahkan serangan sebuah tekanan yang sangat kuat memaksanya jatuh tersungkur di bawah kaki Guan.
"Jin Youzhi, beraninya kau menyerang Ling Guan di depan semua orang yang ada di sini!" Terlihat orang yang duduk di kursi kepala keluarga Ling berdiri dari tempatnya, tekanan yang begitu kuat membuat semua anggota keluarga Ling puas.
Mereka sudah tidak tahan dengan tingkah laku yang ditunjukkan oleh Jin Youzhi yang menurut mereka menginjak nginjak harga diri mereka sebagai keluarga besar, terlebih mereka berani menyerang salah satu anggota keluarga mereka tepat di depan semua orang yang hadir, tentu mereka semua murka akan hal itu.
"Ling Zhou Dao. Keluarga Jin tidak akan melupakan penghinaan ini!"Ujar Jin Youzhi, dia meremas tangannya dengan amarah yang jelas terlukis di wajahnya. Dia sadar bahwa dirinya tidak akan bisa mengalahkan orang tua itu dengan kekuatannya sekarang terlebih dia berada di tengah tengah keluarga Ling, salah satu keluarga terbesar di kota Linglo.
"Kakek Zhou Dao, maaf karena keputusan yang aku ambil membuat kakek dan semua orang marah tapi aku masih ingin memiliki masa depan, aku tidak ingin menikah dengan sampah ini!" ujar Jin Meigui sebelum dijawab oleh Guan.
"Kakek tidak perlu menghiraukan masalah ini, lagipula aku tidak ingin memiliki hubungan dengan wanita murahan ini, siapa yang menduga bahwa meskipun sudah memiliki tunangan dia berhubungan dengan Gu Shizu"
Sontak saja hal itu membuat semua orang terkejut, mereka memandang ke arah Jin Meigui sebelum wanita itu pergi membantu ayahnya dan membawanya pergi dari ruang pertemuan.
"Lihat saja, keluarga Ling akan hancur cepat atau lambat, kalian hanya perlu menunggu waktu itu tiba" Ujar Jin Youzhi sebelum dia meninggalkan kediaman itu.
"Sepertinya aku harus menghancurkan keluarga Jin dan Gu terlebih dahulu, mereka akan menjadi masalah bagi keluarga Ling jika dibiarkan" Batin Guan.
"Lihat sampah ini, dia membuat masalah lagi bagi keluarga Ling…"
"Dia memang sumber masalah, tapi kali ini dia membuat sebuah masalah yang sulit diselesaikan…"
"Akan lebih baik jika orang sepertinya tidak pernah ada di dunia ini!.." beberapa cemoohan dapat didengar oleh Guan tapi pemuda itu tidak memperdulikannya, dia sudah sering mendengar hal itu di masa lalu tapi siapa sangka dia adalah salah satu dari sekian banyak jenius keluarga Ling yang bisa melangkah paling jauh.
"Semuanya diam!" Zhao Dao membentak membuat semua orang diam seketika sebelum dia melanjutkan kalimatnya. "Jangan menyalahkan Guan untuk semua ini, dia tidak sepenuhnya salah. Keluarga Jin yang tidak tau diuntung, mereka berubah haluan begitu kondisi keluarga kita buruk. Orang seperti mereka tidak pantas kita pertahankan" tambahnya.
"Jika kalian memang anggota keluarga Ling maka buktikan hal itu, tunjukkan pada orang orang itu bahwa kita bisa bangkit meskipun kita jatuh, kita masih bisa mendominasi meskipun kita ditekan dan kita masih kuat meskipun kita diremehkan!" Ujar Guan membuat semua orang terdiam, entah bagaimana mereka semua sependapat dengan apa yang dikatakan oleh Guan.
Tapi yang membuat mereka heran adalah sikap pemuda itu yang berbeda dari sebelumnya.
"Kau mengatakan begitu banyak hal, apakah kau punya solusi?"
"Pondasi utama keluarga Gu adalah pil yang mereka buat jadi kita harus menghancurkan mereka dalam hal ini, aku mengenal seorang Alchemy yang mungkin bisa melakukannya. Aku akan segera menghubunginya" Ujar Guan dengan tegas.
Semua orang yang hadir menatapnya seolah mereka melihat orang yang berbeda, Guan yang mereka lihat saat ini benar benar berbeda dari sampah keluarga Ling yang terkenal.
"Omong kosong dengan Alchemy itu, aku akan membuat keluarga Ling menjadi keluarga yang paling disegani di kota Linglo" Batin Ling Guan, dia diam diam menunjukkan sebuah senyuman tipis memikirkan kekayaan dari keluarga Ling yang tidak pernah terjadi di kehidupan lalunya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!