Eps 4. Hutan Binatang Buas

Guan tidak membuang banyak waktunya, dia sadar bahwa dia harus bertambah kuat dengan cepat.

Dia memang memiliki kemampuan Alchemy yang cukup tinggi karena ketika era kekacauan terjadi semua orang baik pendekar maupun orang biasa dituntut memiliki kekuatan yang cukup, pil adalah penunjang utama untuk menjaga kehidupan karena bisa digunakan setiap saat dan bisa meningkatkan kekuatan dengan mudah, oleh karena itu banyak orang yang belajar mengenai Alchemy termasuk Guan.

Guan memang tidak terlalu hebat dalam Alchemy, dia hanya bisa membuat pil tingkat 1 sampai 3 tapi itu sudah cukup untuk membawa keluarga Ling menuju kejayaan.

Pil sendiri dibagi menjadi 9 tingkatan, tingkat 1 adalah yang terendah sementara tingkat 9 adalah kualitas paling tinggi, semakin tinggi kualitas sebuah pil maka bahan dan komposisi yang diperlukan semakin banyak sehingga tidak banyak Alchemy yang bisa meraciknya, meskipun mereka tahu bahan yang dibutuhkan, mereka tidak ingin mengambil resiko karena meracik pil memiliki banyak kegagalan.

"Aku membutuhkan pil Pengubah wajah untuk saat ini" Gumam Guan berjalan menuju ke kediamannya.

Pil pengubah wajah, seperti namanya pil ini bisa mengubah raut wajah seseorang menjadi orang lain, yang dibutuhkan untuk membuat pil ini adalah DNA dari orang yang ingin di ubah, bisa berupa rambut maupun darah tapi Guan bingung harus menggunakan DNA siapa untuk membuatnya.

Jika dia menggunakan DNA penduduk kota Linglo akan sangat mencurigakan jika ada orang yang mengenali pemilik DNA yang digunakan sehingga Guan mencoba memikirkan cara lain.

"Sepertinya aku harus benar benar pergi ke gunung dan berharap bertemu dengan seseorang, itu juga bisa dianggap sebagai latihan untuk memperkuat pondasi beladiriku" Gumamnya, Guan sudah memutuskan bahwa dia akan bertambah kuat, meskipun dia mengalami kebuntuan mengenai DNA pil yang ingin dibuat tapi dia tidak akan melupakan niat awalnya untuk menjadi yang terkuat di kehidupan kali ini demi menghentikan kehancuran dan kekacauan di masa depan.

***

Sementara itu di tempat lain, di sebelah barat kota Linglo tepatnya hutan binatang buas terlihat seorang wanita bergaun merah dengan beberapa luka yang menghiasi tubuhnya berlari menghindari tiga pria berotot yang membawa pedang besar di punggung mereka.

Nafas wanita itu terputus putus sementara raut wajahnya sudah begitu pucat akibat kehilangan banyak darah, gaun merah yang dia kenakan kini bertambah semakin merah karena darahnya terus menetes tanpa henti.

"Hentikan wanita itu, jangan sampai berlari ke arah itu…"

"Kau selalu saja memerintah, aku tau kalau tempat itu adalah wilayah dari sanca kepala banteng tapi wanita ini sangat gesit meskipun dia terluka…"

"Hahahaha…. Kenapa harus takut dengan sanca kepala banteng, tinggal kita habisi saja bersama dengan wanita itu"

Ujar tiga orang itu terus berlari sekuat tenaga berusaha mengejar wanita bergaun merah yang berlari sangat cepat di depan mereka.

"Lagipula apa apaan wanita itu, dia bisa berlari secepat itu meskipun dia terluka sangat parah…"

"Dia seorang pendekar, tentu saja kekuatan fisiknya jauh lebih kuat dibandingkan dengan kita…"

"Kalian berdua bisa diam tidak, jangan mengobrol dan tangkap wanita itu jika tidak ingin semua kejahatan yang kita lakukan terbongkar!" Salah satu dari mereka nampak marah menanggapi rekan rekannya yang terlihat tidak serius.

Tidak ada tanggapan yang diberikan, mereka hanya mempercepat langkanya mengejar wanita bergaun merah itu.

"Sampai kapan mereka bertiga akan mengejarku, sial dengan luka ini aku tidak bisa menghabisi mereka sekaligus" Gumam wanita bergaun merah, dia menatap ke arah ketiganya sejenak sebelum lanjut berlari meskipun luka yang diderita olehnya meninggalkan rasa sakit setiap dia melangkahkan kakinya.

Wanita itu berlari cukup lama hingga pandangannya jatuh pada seorang pemuda yang berjalan menuju ke arahnya dia tidak dilindungi oleh apapun bahkan tidak ada senjata ataupun armor pelindung padahal semua orang tau bahwa arah datangnya pemuda itu adalah wilayah kekuasaan dari sanca Kepala banteng yang dikatakan memiliki kekuatan yang sangat hebat.

"Aku berpikir bisa menemui binatang buas yang cukup kuat untuk melihat kekuatanku saat ini tapi sanca kepala banteng ini bahkan tidak ada di wilayahnya" Guan menghela nafas panjang.

Guan saat ini tidak jauh berbeda dibandingkan orang biasa, meskipun dulunya dia adalah pendekar tingkat tinggi tapi itu dulu, sekarang jangankan kekuatan bahkan senjata sekalipun Guan tidak memilikinya.

Yang membedakannya dengan kebanyakan orang adalah pengalamannya, siapa yang akan menyangka bahwa di tubuh seorang manusia biasa ada ribuan pengalaman pertempuran bahkan berbagai jurus tingkat tinggi disimpan dengan baik di dalam ingatannya.

Ketika Guan berniat pergi dari tempat itu dia menemukan seorang wanita berlari menuju ke arahnya, ketika melihat Guan terlihat wanita itu sangat panik dia mencoba mengatakan sesuatu tapi sebelum itu kakinya tersandung oleh akar pohon dan dia jatuh tersungkur ke tanah.

Tak berselang lama tiga pria datang menghampiri wanita itu, mereka tidak menyadari keberadaan dari Guan dan bergegas menangkap wanita.

"Akhirnya kami bisa menangkapmu, kau pikir kau mau lari kemana ha?"

"Cepat habisi dia dan selesaikan masalah ini sebelum masalah yang lebih merepotkan muncul"

"Hei kenapa buru buru, kita bisa menikmati tubuhnya sebelum menghabisinya. Meskipun dia dipenuhi oleh luka aku yakin rasanya masih tetap enak" 

Ujar ketiganya, sementara wanita itu hanya diam menundukkan kepalanya, dia tidak bisa berbuat apapun dengan kondisi tubuhnya saat ini, akan lebih baik jika mereka segera mengambil nyawanya, mendengar apa yang mereka bicarakan membuat air mata menetes membasahi pipi wanita itu.

"Apakah kalian tidak memiliki hati melakukan hal semacam itu pada seorang gadis yang bahkan tidak berdaya menghadapi kalian bertiga" Sebuah suara mengejutkan ketiganya, ketika mereka menoleh mereka menemukan Guan menatap dingin ke arah mereka.

Guan sendiri merasa bahwa nasib wanita itu sangat buruk dan mirip dengan nasib yang menimpa dirinya di masa lalu, sebab itu dia ingin terlibat lebih jauh untuk menghentikan ketiga pria itu.

"Anak muda, kau tidak ada kaitannya dengan semua ini, pergi dari tempat ini maka kami akan melupakanmu dan membiarkanmu hidup lebih lama!" ujar salah satu dari mereka.

Dia menganggap Guan sebagai tuan muda keluarga bangsawan yang arogan, dia sering menjumpai orang seperti Guan. Hanya mengandalkan nama keluarga untuk menggertak orang lain.

"Apakah aku minta pendapat kalian? Maaf saja karena aku harus terlibat dengan masalah ini dan mengirim kalian ke neraka!" 

"Lancang, beraninya anak ingusan sepertimu menghina kami. Kalian berdua patahkan tangannya dan biarkan dia merasakan apa itu rasa sakit!" Ujar salah satu dari mereka menunjuk ke arah Guan.

"Jangan salahkan kami bertindak kejam padamu!"

"Tidak usah banyak omong kosong, kalian bisa menyerang ku. Kebetulan aku ingin mencoba kemampuanku" Ujar Guan mengacungkan jari tengahnya membuat mereka semakin marah, tanpa diperintah dua orang dari mereka mulai melancarkan pukulan ke arah Guan.

Terpopuler

Comments

Jimmy Avolution

Jimmy Avolution

Ayo....

2023-02-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!