Pagi sekali dikediaman Lifi nampak ibunya, bu Mira sudah berkutat di dapur. Lifi yang melihatnya langsung menghampiri untuk membantu.
"Bun....kok masak banyak banget, emangnya mau ada tamu"
Tanya Lifi pada bundanya.
" Pagi ini kakak pulang. Kemarin malam dia telfon ayah. Dia juga bilang sama ayah kalau kepengen sarapan bareng."
Jelas bundanya
" Kak Nadira sama Abidzar ikut gak mah?" Lifi menanyakan kakak ipar dan keponakannya.
"Katanya ikut sayang."
" Yasudah Lifi bantu nyiapin ini di meja makan."
Lifipun mulai menata semua menu yang sudah matang di meja makan. Semuanya sudah beres tinggal menunggu kakaknya datang.
" Bun.....Lifi ke kamar dulu ya.semuanya sudah Lifi taruh di meja makan."
Dia kemudian beranjak ke kamarnya. Disana dia bermain dengan ponselnya. Dilihatnya ada sebuah pesan masuk
[ Pagi ini nampak cerah, mentari bersinar dengan indahnya. Namun tidak dengan suasana hatiku yang tertutup kabut risau, karna tak bisa bersua denganmu.
Morning Lif.....semoga pagimu indah ]
Rupanya pesan itu dari Byan. Karena kali ini Byan mengganti profilnya dengan gambar dirinya, tentu agar Lifi tau jika dia yang selama ini mengirim pesan padanya.
Setelah membaca pesan itu, raut wajah Lifi berubah kesal. Dalam batinnya dia mengumpat kesal.
"Ni orang, apaan cobak ngirim pesan kayak gini. Gak jelas banget."
Lifi memilih mengabaikan pesan itu. Niatnya ke kamar semula hanya ingin rebahan, namun moodnya berubah setelah menerima pesan dari Byan.
Iapun kemudian keluar dari kamar, bergabung dengan ayah dan bundanya yang sedang duduk di ruang tamu menunggu kedatangan kakaknya.
beberapa saat kemudian terdengar suara orang mengucap salam dari arah pintu. Dan benar saja yang datang adalah Faris bersama Nadira istrinya. Tak luput si kecil Abidzar juga ikut. Mereka masuk kemudian mencium tangan kedua orang tuanya dengan takdzim. Terlihat si kecil Abidzar tertidur pulas di gendongan mamanya.
"Kak, sini Abidzar biar sama Lifi saja."
Lifi mengambil alih keponakannya dari gendongan mamanya.
"Uluh uluh.....ponakan aunty nyenyak banget tidurnya, pindah ke kamar yuk sayang."
Lifipun kemudian membawa ponakannya ke kamar kakaknya. Meski kamar kakaknya jarang ditempati, namun kondisinya selalu bersih. Itu karena bundanya selalu membersihkannya setiap hari. Mengingat putranya dua minggu sekali pasti pulang untuk berkunjung. Karena Faris yang harus bekerja di kota B yang jaraknya lumayan jauh dari rumah orang tuanya, sangat tidak mungkin jika harus bolak-balik. Apalagi di sana dia mendapat fasilitas tempat tinggal. Dia akan pindah setelah proyek pembangunan cabang di kota P selesai, barulah dia akan kembali tinggal di rumah orang tuanya.
Kini semua sudah berkumpul diruang makan. Mereka sedang sarapan bersama. Setelah selesai seperti biasa Lifi membersihkan sisa piring kotor.
"Sini dek, biar kakak bantu."
Nadira hendak membantu, namun di cegah oleh Lifi.
"Gak usah, kakak pasti masih capek habis dari perjalanan. Mending kakak istirahat saja. Mumpung Abidzar masih tidur juga."
Setelah selesai, Lifi memilih bergabung bersama ayah, bunda dan kakaknya di ruang tengah.
"Dek....gimana kuliah kamu."
Faris bertanya pada Lifi
"Lancar kok kak."
Jawab Lifi
"Kata ayah kamu ke kampus masih naik bus, kenapa gak bawa motor yang kakak belikan."
"Aku lebih nyaman aja kak, gak perlu capek-capek nyetir sendiri. Tinggal duduk manis, sampek deh." ucap Lifi sambil cengengesan.
" Emang gak telat nyampek kampusnya dek, bus kan datangnya gak pasti." Faris masih mencoba memberi masukan.
"Enggak kok kak, yang penting bisa ngatur waktunya saja."
"Yasudah, senyamannya kamu aja. Yang penting semangat belajarnya. " Faris menasehati.
" Siap kak....."Lifi berbicara sambil mengacungkan kedua ibu jarinya.
Seharian ini Lifi menghabiskan waktunya bersama keponakannya. Mulai dari menyuapi makan, sampai mandipun Lifi yang membantu melakukannya. Tentu saja dengan pengawasan mamanya sikecil, karena Lifi belum sepenuhnya mahir dalam mengurus balita.
" Uluh....uluh....lucu cekali ponakan aunty. Pipinya udah kayak donat tabur aja."
Lifi terkekeh melihat hasil mahakaryanya. Dimana pipi Abidzar yang sudah mandi ia pakek'in bedak dengan begitu tebalnya.
" Ya ampun dek....itu pipi kamu kasih bedak berapa kilo."
Mama si kecil sampek kaget melihat pipi anaknya yang sudah rata dengan bedak. Hanya bagian matanya saja yang terlihat.
" he.....he Biar seger kak liatnya." ucap Lifi cengengesan.
"Ya tapi gak segitu banyaknya juga dek."
Kakaknya sampai menggeleng-gelengkan kepalanya karena heran dengan tingkah adik iparnya.
"Cini cini biar aunty bersihin, biar nanti gak dikira temennya tuyul."
lagi lagi ucapan Lifi membuat kakak iparnya geleng-geleng kepala.
Mendengar ada sedikit keributan, ayah sikecil mencoba menghampiri untuk melihat apa yang sedang terjadi. Kemudian di susul nenek dan kakeknya.
"Ini ada apa sih kok berisik sekali"
Faris tiba-tiba masuk ke kamarnya.
Namun saat melihat anaknya yang sudah seperti tuyul jadi-jadian membuat ekspresinya seketika berubah. Ia merasa lucu melihat wajah anaknya.
" Ampun dah....diapain itu anak kakak dek." heran Faris
" Astaghfirulloh....diapain itu cucu nenek" bundanya pun ikut kaget.
Kini semua orang yang ada di kamar itu tertawa karena merasa lucu dengan wajah si kecil abidzar.
Malam ini Lifi ingin beristirahat lebih awal, pasalnya ia lelah karena seharian sudah bermain bersama keponakannya. Sebelum tidur Lifi selalu menyempatkan menata buku-buku yang akan dibawanya besok pas kuliah. Setelahnya ia berniat mencharger ponselnya. saat hendak membuka ponselnya, sudah ada banyak pesan yang masuk, dan diantara pesan itu paling banyak tentu saja dari Komet. Ya, Komet adalah nama kontak yang Lifi sematkan untuk Byan di ponselnya.
Di lain tempat, Byan yang sejak tadi uring-uringan sendiri lantaran tak satupun pesannya yang di baca oleh lifi, begitu melihat tanda centangnya berwarna biru dan dalam mode online, secepat kilat Byan langsung mengetik pesan pada Lifi. Berharap kali ini pesannya akan di balas.
[ Ibu Nilam pakai batik, selamat malam cantik ]
Membaca pesan dari Byan, membuat Lifi kesal. Rasa kantuknya bahkan hilang seketika. Diapun kemudian membalas pesan dari Byan.
[ Kamu gak capek apa ngirim pesan terus, aku aja bacanya capek ]
Melihat pesannya di balas oleh Lifi meskipun nadanya ketus, namun Byan bersemangat untuk membalasnya.
[ gak capek sama sekali Lif, orang tinggal ngetik doang. Gak pakek tenaga juga 😄 ]
Byan menulis pesan sambil terkekeh sendiri
[ Udah malem, gak usah gangguin gue mulu. emangnya gak ngantuk apa. Mending lo merem aja deh ]
Entah mengapa tanpa sadar Lifi malah terus membalas pesan dari Byan.
[ Gue bukannya gak mau tidur, tapi gue takut mau mejemin nih mata. Karena saat gue mejemin nih mata, wajah lo yang langsung muncul di hadapan gue Lif ]
Blush......seketika wajah Lifi merona. Membaca pesan dari Byan yang ini membuat perasaan Lifi bercampur aduk. Antara marah dan malu jadi satu.
Lifipun memilih menonaktifkan ponselnya. Bisa-bisa sampai pagi ia tidak akan tidur jika terus meladeni pesan dari Byan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Bilqis Alya
lanjut thor up nya
2023-01-30
0