Malam hari saat Byan sedang berada dikamarnya, dia teringat akan buku yang dipinjamnya dari Lifi saat di perpustakaan tadi. Sebenarnya dia meminjam buku itu hanya alasan saja agar bisa dekat dengan Lifi.
Dilihatnya buku bersampul rapi, dengan catatan yang detail ditambah tulisannya yang begitu bagus. Tentu hal ini membuat Byan semakin kagum akan sosok Lifi.
" lihat bukunya aja udah bikin hati gue berbunga-bunga, apalagi liat orangnya. Apa Jatuh cinta harus segila ini."
Byan terus berguman sendiri sambil menatap lekat pada buku yang dipegangnya. Bahkan sesekali buku itu ia peluk, seolah-olah buku itu jelmaan dari pemiliknya.
Saking fokusnya Byan sampai tidak sadar jika dihadapannya sudah berdiri gadis imut yang sejak dari tadi memperhatikan tingkahnya.
" kak....lagi ngehaluin siapa sih, sampek buku aja di peluk-peluk."
Byan menatap ke arah sumber suara, yang ternyata adalah adiknya.
" ikan Nila.....kebiasaan banget masuk kamar kakak gak pakek ketuk pintu" geram Byan pada adiknya
" Kakak kebiasaan banget sih manggilnya. Nama aku itu N-A-I-L-A " ucap Naila sambil menekan kata Naila.
" udah gak usah protes. Lagi pula masih bagus kakak panggil ikan Nila, dari pada ikam Lohan " ucap Byan tak mau kalah
" Nyebelin, adik sendiri di samain kayak ikan." Naila protes sambil memanyunkan bibirnya.
" Udah sana balik ke kamarnya. Ganggu ketenangan orang aja" usir Byan pada adiknya
" kak, anterin adek ke minimarket depan dong. ada yang mau adek beli." rengek Naila
" gak mau, minta antar mang Asep aja. Emangnya kakak supir minta anter-anter segala." ketus Byan
" Mang asep lagi nganterin papa sama mama kondangan."
" Ayolah kak, plis....kakak ganteng deh." Naila masih terus merengek sambil sesekali merayu kakaknya.
" Giliran ada maunya aja pakek acara muji-muji. Ya udah buruan, lagian udah malem ada-ada aja yang mau di beli"
meski sambil mengumpat, tapi Byan masih mau mengantarkan adiknya.
Keduanya pun menaiki mobil, saat itu jalanan masih terlihat ramai karena memang jam masih menunjukkan angka 19.00
" kak Adek boleh nanya gak?"
" Hem...."
" Kok hem sih, boleh gak" rengek Naila
" nanya aja bawel." jawab Byan sebel
" Apa bener kakak mau dijodohin?" tanya Naila kepo
" Berisik ah"
" orang adek cuman nanya bener apa enggaknya, soalnya tadi adek denger tadi diruang tengah mama sama papa lagi bahas masalah perjodohan kakak." jelas Naila pada kakaknya
" kamu nguping ya?" Byan bicara sambil menatap tajam adiknya
" bukan nguping kak, cuman kebetulan denger aja." Naila berusaha membela diri
" Ck....sama aja dodol."
" emang kakak tau, mau dijodohin sama siapa?" Naila semakin kepo
" ikan Nila......bisa diem gak, lama-lama mulut lo gue sumpel pakek lakban. Udah turun, noh udah nyampek."
" awas, gak pakek lama didalam. Atau mau kakak tinggalin."
Byan menyuruh Naila untuk turun karena mereka sudah sampai diminimarket yang merek tuju. Naila turun namun beberapa detik kemudian dia berbalik dan mengetuk kaca pintu mobil.
" apalagi " kesal Byan pada adiknya
" bagi duit dong kak." ucap Naila sambil menyodorkan tangannya
" Ck....ujung-ujungnya gak enak banget. Kamu kalau mau ngerampok kakak bilang aja, pakek kedok minta anter segala lagi."
Byan merogoh didompet dari dalam saku celannanya, kemudian menyerahkan selembar uang seratus ribuan pada adiknya.
" Cukup?" tanya Byan pada sang adik
" cukup kok kak, makasih kakak ku yang paling ganteng ." Naila berbicara sambil tersenyum semanis mungkin.
" udah cepet sana, kalo lama gue tinggalin ." Byan berkata sambil mengibas-ngibaskan tangannya.
Sementara di rumah, pak Rahman dan bu Kinan, orang tua Byan sudah tiba dirumahnya selepas acara kondangan tadi. Saat hendak membuka pintu tiba-tiba ponsel pak Rahman berdering.
[ Assalamualaikum pak Rahman ]
Ternyata yang menelfon adalah pak Danu, asisten kepercayaannya yang mengurusi perkebunannya.
*Waalikum salam
[ Maaf pak, kalau sebelumnya saya mengganggu , saya hanya mau memberi kabar ]
Wah sama sekali tidak Dan, kalau boleh tau kabar apa ya ?
[ Begini pak, saya sudah tau alamat tempat tinggal pak Ilham. Ternyata beliau adalah tetangga kakak ipar saya ]
Benarkah Dan, terus apa lagi yang kamu tahu selain alamat tempat tinggalnya
[ sesuai harapan pak Rahman, bahwa pk ilham ternyata mempunyai dua anak. Satu laki-laki sudah menikah, sedang satunya lagi perempuan. Belum menikah ]
Wah...ini kabar yang membahagiakan Dan, terima kasih atas informasinya
[ sama-sama pak, nanti saya kirim alamat tempat tinggal pak Ilham. Kalau begitu saya izin menutup telfonnya pak ]
Baik Dan, sekali lagi terima kasih
[ itu sudah tugas saya. Assalamualaikum pak Rahman ]
Waalaikum salam*
senyum terpancar dari raut wajah pak Rahman. Tentu hal ini membuat sang istri penasaran.
" siapa yang telfon? Kok kayak habis terima telfon papa senyum-senyum terus"
" telfon dari Danu, dia memberi kabar kalau dia sudah menemukan informasi mengenai tempat tinggal kang Ilham yang sekarang."
" Pantesam wajah papa nampak sumringah sekali. Ternyata udah dapat alamat bakal besan." ledek istrinya
" ia mah, sepertinya doa papa selama ini bakal terkabul sesuai harapan papa selama ini."
" Amin....Ya udah kita masuk pah, di luar udaranya dingin."
Tak lama kemudian Byan dan Niala juga sudah sampai di rumah. Byan langsung memarkirkan mobilnya ke dalam bagasi, sedang Naila dia sudah sibuk dengan aneka jajanan yang baru saja dibelinya. Ternyata dia minta di antar ke minimarket hanya sekedar untuk membeli jajanan. Karen stok dikamarnya sudah habis.
" Loh....kalian dari mana sayang malam-malam begini?" tanya bu Kinan karena tiba-tiba melihat Naila masuk dengan membawa satu kantong plastik yang lumayan besar di ikuti Byan dibelakangnya
.
" Dari minimarket ma, tuh....habis dirampok bocil kesayangan mama." jawab Byan ketus sembari menyentil kening adiknya.
" Bukan ngerampok mah, tapi dikasih. " jawab Naila membela diri
" Dikasih apanya, yang ada kamu ngrengek minta sama kakak." Byan tak mau kalah
" Ish....sama adik gak boleh pelit kak, ingat kata pak ustadz kita harus banyak sedekah biar rezekinya makin lancar." cerocos Naila
" Ck....itu mah modusnya kamu aja, dasar ikan Nila." ucap Byan kesal
" mana ada ikan Nila cantik kayak gini."
" cantik apanya, yang ada ngeselin."
Mereka terus berdebat, hingga membuat sang mama hanya bisa geleng-geleng kepala.
" kalian bisa gak sih sehari aja akur, mama pusing nih dengernya." mama berbicara sambil memijat pelipis matanya.
" tau tuh mah kak Byan, udah mau nikah masih aja gak mau ngalah. Entar gimana kalo udah punya anak.bisa-bisa berantem sama anaknya." ledek Naila
" Nikah pala lo" Byan yang kesal sekali lagi menyentil kening adiknya.tapi kali ini sedikit lebih keras. Hingga sang empunya meringis karena sedikit sakit.
" Kan emang bener, kak byan itu udah dijodohin, berarti bentar lagi nikah, habis nikah kan punya anak." cerocos Naila
" Dasar, masih bau minyak telon aja sok bicara masalah perjodohan segala. Lagian kakak udah punya calon sendiri.jadi gk usah sok tau."
Byan sengaja berbicara seperti itu agar didengar oleh orang tuanya yang selalu membahas soal perjodohan yang menurutnya sangat konyol.
Bagaimana tidak konyol, ayahnya terus mengatakan akan menjodohkannya dengan anak sahabatnya yang masih belum tau dimana keberadannya. Dan yang lebih parah lagi, ayahnya bahkan tidak tau apakah temannya itu punya anak perempuan atau tidak. Namun ayahnya yang bermodal keyakinan dan diperkuat karena adanya perjanjian, membuatnya terus mengingatkan Byan akan perjodohan itu.
Setelah mengatakan hal itu, Byan memilih bergegas menuju kamarnya untuk beristirhat. Byan tidak mau kalau sampai ayahnya marah hanya karena mendengar ucapannya barusan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
KLO LO TAU AZA, KLO WANITA YG AKN DIJODIHIN SAMA LO ITU SI LIFI, PSTI LO JINGKRAK2 DN SALTO, TRUS TRSENYUM2 SENDIRI SLMA 1 BULAN...😁😁😁😁😁
2023-05-30
0
Bilqis Alya
double up dong
2023-01-30
0