Bab 4

"Sama-sama Sukma. Tersenyumlah seperti ini selalu. Jika kamu tidak nyaman, kamu boleh membuka dan menyimpannya," ucap laki-laki tampan itu.

***

"Baik pak. Terima kasih. Kalau begitu, saya permisi dulu," balas Sukma lalu berdiri hendak meninggalkan tersebut.

Di saat Sukma akan membuka pintu, tiba-tiba saja pintu ruangan tersebut sudah di buka oleh seorang wanita cantik menggunakan gaun kuning selutut dan sepatu high hills yang senada. Ia terus berjalan dan melewati Sukma begitu saja.

Penampilannya begitu cantik dan anggun sekali.

Sukma yang baru kali ini bertemu dengannya merasa terpesona dan merasa jauh tertinggal oleh wanita yang berjalan anggun mendekati kursi Ricky.

"Hay Rick, apa kabar?" sapa wanita tersebut dengan melambaikan tangannya.

"Grace," ucap Ricky yang langsung berdiri menyambut wanita itu.

"Oh, Ricky, kamu semakin tampan sekali," ucap wanita yang ternyata bernama Grace tersebut.

Wanita itu langsung memeluk Ricky dan mencium pipi kanan dan kiri laki-laki yang baru saja menyatakan cintanya itu.

'Untuk apa pak Ricky menyatakan cintanya sedangkan ia sendiri ternyata telah memiliki wanita yang secantik ini?' batin Sukma lalu pergi meninggalkan ruangan itu.

"Ya jelas dong. Grace kamu kapan pulang? Kenapa tidak memberi tahukannya kepadaku?" tanya Ricky lagi.

Sebenarnya ia merasa sedikit risih dengan Grace, tapi mau bagaimana lagi, bagaimana pun juga, ia harus menghargai kedatangan Grace.

Dulu, sewaktu keluarga Ricky bermasalah di keuangan, keluarga Grace lah yang turun tangan membantu keluarga Ricky hingga bisa berdiri dan jaya kembali.

"Aku sengaja datang nggak bilang-bilang karena aku ingin memberi kejutan untukmu.

Ricky kamu tau nggak kenapa aku pulang ke Indonesia?" ucap Grace terlihat sangat senang sekali.

"Tidak. Memnag kenapa? Apa kamu ada proyek disini?" tanya Ricky menggelengkan kepalanya.

"Bukan. Jadi kamu benar-benar nggak tau?" tanya Grace lagi.

"Tidak," jawabnya singkat.

"Jadi kepulangan ku ke Indonesia itu karena sebentar lagi kita akan menikah. Lusa kita akan bertunangan," jawab Grace membuat Ricky terkejut.

"Apa? Menikah? Siapa.. Siapa yang mengatakannya? Kenapa aku tidak tau?" tanya Ricky kaget.

"Ya ampun Ricky. Kamu ini lucu sekali.

Kedua orang tua kita telah mengatur semuanya. Ricky kamu tau nggak, aku senang sekali. Sebentar lagi, kita akan segera menikah." jawab Grace memeluk Ricky lagi.

Sementara di luar ruangan Ricky tepatnya di toilet perempuan, Sukma tengah berdiri di depan cermin besar dan menatap cincin yang baru saja di berikan Ricky kepadanya.

Entah kenapa hatinya sedikit sakit saat melihat wanita tersebut memeluk atasannya itu.

'Perasaan apa ini? Kenapa hatiku sakit saat melihat pak Ricky di peluk oleh wanita lain? Apa karena aku terbawa perasaan saja karena pengakuan cinta pak Ricky,' batin Sukma terus memandang cincin bermata itu.

Kring

Kring

Di saat Sukma masih melamun, tiba-tiba saja ponsel miliknya berdering.

Melihat nama Hakim yang tertulis di sana, tanpa pikir panjang, Gisel langsung mengangkat panggilan dari calon suaminya itu.

"Halo mas Hakim," jawab Sukma setelah menekan tombol berwarna hijau tersebut.

"Halo sayang. Kamu lagi dimana?" tanya Hakim yang saat ini tengah berada di ruangannya.

"Ini aku lagi di kantor. Ada apa emangnya mas?" tanya Sukma lagi.

Sukma selalu senang sekali menerima panggilan telepon dari Hakim. Ia seolah lupa dengan perasaan sakit hatinya tadi.

"Jadi gini, nanti, sehabis pulang kerja aku akan ke Bandung untuk meminta restu kepada saudaraku yang ada di sana. Maka dari itu, aku nggak bisa jemput kamu pulang kantor nanti. Kamu pulang sendiri nggak papa kan sayang?" ucap Hakim bersandiwara.

"Oh gitu. Aku perlu ikut kamu nggak mas? Biasanya aku selalu ikut kalau kita minta restu sama keluargamu?" tanya Sukma lagi.

Ia sama sekali tidak keberatan jika harus ikut ke Bandung bersama dengan Hakim. Tapi, itu semua tidak akan mungkin. Jika Sukma ikut dengannya, maka semua rencana Hakim akan berantakan. Lagi pula, Hakim sama sekali tidak memiliki kerabat di Bandung.

"Nggak usah sayang. Kamu pasti akan capek sekali. Mending kamu di rumah saja. Aku tidak mau kamu sakit menjelang hari pernikahan kita," ucap Hakim menolak keinginan Sukma.

Dengan begitu mudahnya, Sukma percaya begitu saja dengan apa yang di katakan oleh calon suaminya itu.

Sukma benar-benar percaya dan tidak menaruh curiga sama sekali.

Beberapa jam kemudian, jam pulang kantor pun tiba.

Di saat Sukma tengah menunggu taksi yang biasanya nangkring di sekitaran kantornya, tiba-tiba saja sebuah mobil sedan hitam berhenti tepat di hadapannya.

Sukma yang hendak menghindar tiba-tiba saja di panggil oleh si pemilik mobil tersebut.

"Sukma tunggu," panggil pemilik mobil tersebut yang ternyata adalah Ricky.

"Eh, pak Ricky. Ada apa ya pak?" tanya Sukma sedikit menundukkan badannya.

"Kamu nggak di jemput sama pacar mu?" tanya Ricky berharap Sukma menjawab tidak.

"Hmmm, nggak pak. Pacar saya ada keperluan ke Bandung katanya. Jadi, buat kali ini, saya pulang sendirian," jawab Sukma sembari menyibakkan rambutnya ke belakang telinga.

'Yes,' batin Ricky dalam hatinya.

Momen inilah yang di tunggu-tunggu oleh dirinya selama ini.

"Oh ya sudah, kalau begitu ayo masuk. Biar saya yang mengantarkan mu pulang," tawar Ricky dengan penuh semangat.

"Ah, nggak usah pak. Saya naik taksi saja. Saya tidak mau merepotkan bapak," tolak Sukma hendak mengangkat tubuhnya kembali.

"Nggak.. Nggak.. Saya tidak merasa di repot kan sama sekali. Bahkan saya sangat senang sekali jika kamu menerima tawaran saya ini Sukma," ucap Ricky lagi.

Ia masih berusaha untuk membujuk Sukma agar mau di antar pulang olehnya.

Dengan begitu, dia akan punya banyak waktu untuk berdua dengan Sukma. Tak hanya itu, Ricky juga bakalan punya teman untuk di ajak makan malam hari ini.

"Tapi pak," ucap Sukma terputus.

"Sudah, saya mohon jangan tolak permintaan saya ini Sukma. Sebentar lagi kamu akan menikah dan memiliki kehidupan baru, itu artinya, saya tidak akan mungkin untuk mengajakmu pulang berdua lagi," sela Ricky sangat-sangat berharap sekali.

"Hhhhh, baiklah pak. Saya akan pulang bersama dengan bapak," jawab Sukma lalu membuka pintu mobil bagian depan.

"Nah, gitu dong. Ya sudah kalau begitu, kita nakan malam dulu. Kamu mau kan?" tawar Ricky lagi-lagi berharap.

"Hhhhh, baiklah pak. Tapi sebentar saja ya pak. Saya takut nantinya bapak malah khawatir karena saya pulang lambat," jawab Sukma memberikan syarat kepada atasannya itu.

"Ok. Kamu tenang saja," balas Ricky lalu melajukan mobilnya.

"Hmmmm, Sukma. Kamu pasti belum makan. Kamu mau makan apa?" tanya Ricky mencoba memecah keheningan di antara mereka.

"Hmmmm, saya terserah bapak saja," jawab Sukma menundukkan kepalanya.

"Baiklah kalau begitu," balas Ricky.

Namun, baru setengah perjalanan, mata Sukma terbelalak saat melihat calon suami dan juga ibunya tengah berduaan di taman. Seketika, jantungnya berdetak cepat dan ia mencoba untuk mengusap matanya berharap jika penglihatannya itu salah.

"Ada apa Suk?" tanya Ricky heran dengan gelagat Sukma.

"Hmmm, pak, bisa kita berhenti di taman itu sebentar?" pinta Sukma terus memantau ibu dan calon suaminya.

"Boleh. Memang ada apa? Apa kamu mau sesuatu?" tanyanya lagi.

"Ah tidak pak. Tapi, sepertinya saya melihat ibu dan calon suami saya di taman," jawab Sukma dengan wajah cemasnya.

Ada satu ketakutan yang menyeruak dalam pikirannya.

Ia takut jika laki-laki yang di telpon ibunya malam-malam itu adalah Hakim, calon suaminya.

Terpopuler

Comments

Shinta Dewiana

Shinta Dewiana

muda2han ketahuan jd sukma tdk spi menikah dg hakim..

2023-06-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!