Bang Rocky masih asik dengan acara SMS annya, sementara Hesty sudah memasuki ruangan telepon sementara aku sibuk dengan melayani orang orang yang silih berganti menggunakan telepon membuatku tidak terlalu menghiraukan kegiatan bang Rocky.
Karena wartel cukup ramai malam ini, membuatku melupakan acara makanku, rasanya juga udah kenyang saat bang Rocky ada menemani, akh dasar aku ya sudah benar-benar buta dibuat cinta.
Pukul sebelas sudah mulai sepi dan paman juga bersiap untuk menutup pintu sorong wartel, sementara bang Rocky seperti masih menungguku di luar wartel, sementara aku berkemas, kulihat paman sedang mengobrol dengan bang Rocky dan sekali memandangku yang sudah berjalan keluar wartel.
" Ra,,, diantar Rocky aja ya, bapak mak mu gak jemput kayaknya, biasanya jam sepuluh udah nungguin!" Paman selalu peduli jika saat jadwal malam aku jaga, kadang paman yang antar sampe ke rumah, mungkin karena paman mengenal baik bang Rocky makanya paman memintanya untuk mengantarku yang langsung disetujui sama bang Rocky.
" Ayuk Ra,," Bang Rocky sudah menaiki motor dan menghidupkannya.
" Gak papa ya bang?" Tanyaku ragu mengingat tak enak hati sama pamanku.
" Ya gak apa apalah" Ucapnya sambil tertawa renyah mengambil plastik tempat rantang makananku yang belum sempat kunikmati isinya.
" Paman, aku pulang ya" Aku pamit pada paman saat menaiki motor bang Rocky yang di balas dengan anggukan paman.
Bang Rocky melajukan motornya dengan kecepatan rendah, membuat jantung ku sedikit dag dig dug, apalagi ketika memasuki komplek perumahan yang sudah sepi, bang Rocky sengaja menarik tanganku agar memeluknya dari belakang, jelas membuat ku sedikit risih namun senang bisa memeluknya langsung, jika selama ini hanya ada dalam hayalan di kepalaku saja.
Rumah kami paling ujung dan melewati hampir dua ratus meter lahan yang dijadikan warga sebagai kebun, aku sedikit bersyukur bang Rocky mengantar aku pulang, aku penakut jika berjalan sendiri di kegelapan, entahlah ko aku bisa sepenakut ini padahal sudah sembilan belas tahun bulan depan.
Limapuluh meter sebelum di depan rumah kami aku meminta bang Rocky memberhentikan motornya.
" Bang,, sampe disini saja" Ucapku yang membuat bang Rocky menghentikan laju motornya.
" Kenapa dek?" Tanyanya pelan.
" Gak papa,, gak enak mak sama bapak tau abang yang antar, kan biasanya mereka yang jemput atau paman yang antar" Jawabku sambil melepaskan tanganku yang memeluk perut bang Rocky yang dibalas dengan anggukan mengerti dari bang Rocky ditengah gelapnya malam.
" Mkasih ya bang,," Ucapku lagi dan mengambil rantang makanan yang digantungkan bang Rocky di cantolan motornya.
Tiba tiba bang Rocky menarik tanganku membuat tubuhku yang sedikit kecil langsung berada di pelukannya, salah satu tangannya menarik kepalaku hingga wajahku tak ada jarak lagi dengan wajahnya, bang Rocky mulai mendaratkan ciuman ke bibirku, mendapat serangan seperti ini jelas membuatku terkejut karena ini yang pertama aku merasakan ciuman seumur hidupku, dengan lembut dilumat nya bibir ku, sementara aku hanya diam tak merespon karena tak tau membalasnya.
Aku rasanya hampir kehabisan nafas saat bang Rocky mencium bibir ku dengan rakusnya, dan akupun akhirnya menikmati dan membiarkannya, namun aktifitas yang beberapa menit itu diakhiri bang Rocky dengan mencium kedua mataku,
" Udah, pulanglah" Ucapnya melepaskan pelukannya.
Aku yang sedikit malu hanya mengangguk dan merapikan rambutku yang acak-acakan, kulihat bang Rocky memutar motor dan menghidupkannya,
" Makasih ya bang," Ujarku lagi sebelum dia pergi dengan motornya.
" Hmmm,,, selamat tidur ya" Ucapnya dan berlalu pulang.
Aku berjalan pulang melewati kebun yang sudah dekat ke rumah, ku percepat langkahku agar segera sampai karena rasa takutku.
Tiba di teras rumah, kulihat rumah nampak sepi dan pintu terkunci dari dalam, mungkin mereka semua sudah tidur dan lupa menjemputku, berulang ulang ku ketuk pintu dan kupanggil namun belum ada yang membukakan pintu,,
" Makk,,,, bukain pintu mak," Teriakku sedikit kuat mengingat sedari tadi tak ada yang membukakan pintu.
Terdengar suara kaki bapak yang terburu buru ke arah pintu,
" Ra,, kau itu?" Tanya bapak yang mungkin terkejut dibangunkan dari tidurnya.
" Iya Pak, ko bapak gak jemput?" Tanyaku saat bapak membuka pintu yang terkunci.
" Iya ra,, bapak ketiduran, tadi jam sembilan bapak pikir tiduran dulu baru menjemputmu, soalnya bapak rasa terlalu cepat karena mak mu bilang wartel ramai waktu nganterin makanmu tadi" Ucap bapak dan kembali mengunci pintu setelah aku masuk.
Kulihat mak tidur di atas tikar yang di gelar di ruang depan yang tak begitu luas, dari cahaya lampu minyak mak begitu nyenyak tidur memeluk adikku yang bungsu, Ohh iya, rumah kami belum masuk PLN loh, dan kami menggunakan lampu minyak untuk penerangan di rumah, padahal tetangga tetangga kami tak ada lagi yang memakai lampu seperti kami, yang membuat kami sering minder berteman.
Tapi jangan salah, walaupun begitu mak selalu mengutamakan sekolah kami, selalu berjanji jika nanti mak punya uang berlebih mak pasti masukin listrik ke rumah, entah kapan kapan kamipun tak tau, tapi tetap berharap mak benar ada duit biar tak gelap gelapan tiap hari.
" Ini juga belum sempat makan pak," Ucapku pada bapak sambil membuka rantang yang isinya sudah dingin.
" Kenapa, ko gak makan nak?" Tanya bapak kasian melihatku yang mulai menyuapkan nasi buru buru ke mulutku hingga mulutku penuh dengan makanan.
" Ramai pak, gak sempat tadi" Dengan suara mulut yang seperti di bekap.
Bapak buru buru pergi ke dapur dan membawakan minum di cangkir untukku, bapak selalu saja seperti itu, walau aku sudah sebesar ini, selalu saja aku dianggap gadis kecil yang membutuhkan pertolongannya, bahkan jika aku sibuk sering membantuku membilas kain yang ku cuci atau membantu memasak air minum di tungku.
Minuman di taruh di depanku, dan menemaniku makan ditengah malam, terdengar mak yang terbangun dan bertanya ke bapak,
" Udah jam berapa pak? Ara sudah dijemput tidak? Aduh mak ko bisa ketiduran ya" Terdengar suara mak bangun tidur dengan kepanikannya.
" Ara udah pulang mak" Ujarku menenangkan nya.
" Ohhh dijemput bapak ya?" Mak berdiri dan mendekati kami dan sedikit heran melihatku sedang makan.
" Bapak juga ketiduran mak!" Ucap bapak merasa bersalah.
" Jadi pulang sendiri ra?" Tanya mak lagi tak mampu menyembunyikan keterkejutan nya.
" Tadi paman minta tolong bang Rocky nganterin mak, kebetulan bang Rocky ada disana sebelum paman menutup wartel"
" Rocky anak pak Usman ya?" Tanya mak memastikan.
" Iya,," Jawabku sebelum meneguk air minum yang diambil bapak tadi.
" Ohhh,, syukurlah, anaknya baik ko, tapi ko gak kedengaran ya klian tadi sampenya?" Pertanyaan mak kali ini buatku bingung mau jawab apa.
" Bapak aja gak dengar karena tidurnya terlalu nyenyak, mungkin karena kecapekan tadi mak," Bapak terlebih dahulu menjawab.
" Mungkin juga ya pak" Mak pun berpikir seperti itu.
" Iya, tadi ramai mak,, ini aja baru sempat makan, makanan yang mak antar tadi ini dibawa pulang, kebetulan bang Rocky ada perlu kekeluarganya dan janji nelpon lagi jam sepuluh makanya dia menunggu," Ucapku sedikit berbohong,
" Terus paman meminta bang Rocky nganterin barusan, ya udah dianterin sampe tikungan depan, makanya mak sama bapak tak dengar aku pulang"
" Ohhh pantas tak kedengaran, maaf ya Ra, memang bapak dan mak ketiduran tadi" Ucap bapak yang kubalas dengan senyuman.
" Aduh ra, ra,, kasiannya kau nak, seharusnya kau itu masih menikmati sekolah, ini kau malah gak mau kuliah" Mak seperti menyesali keputusanku untuk tidak melanjutkan kuliah setelah lulus kemarin.
Ku angkat rantang dan cangkir bekas makanku tadi ku antar ke dapur dan kuletak di ember tempat piring kotor, tak kuhiraukan mak yang begitu kasian melihatku, bagiku aku sudah mengambil keputusan yang tepat, aku tak ingin menyusahkan mereka, biarlah aku mengalah saat ini karena adik adikku juga perlu biaya untuk sekolah mereka, taun depan jika rejekiku baik aku bisa melanjutkan kuliahku, yang penting aku sudah punya ijazah SMK ku saat ini.
Aku begitu lelah hari ini, dan aku pamit untuk tidur dan meninggalkan mak dan bapak yang masih berbincang, toh mereka pasti juga akan sulit tidur saat ini setelah terbangun dari tidurnya tadi.
Kuambil diary ku,, kutulis tanggal hari ini,
15 Juli 2005
" Hari ini lumayan lelah, tapi aku senang selalu bisa membantu mak dan bapak, doaku selalu sehat sehat ya klian,"
" Huhhh,,, tadi ampun kesal banget ketemu sama itu tuh, si kutilang Dameeeee,, selalu aja jailin aku, ihhh bikin aku gondok gondokkkkk"
" Tapiiii ada yang spesial hari ini,, mmmcuahhh,,, ihhh bikin aku teringat terus,,, duhhhhh baru kali ini, makin jatuh cinta deh,, barusan dianterin yang tercinta pulang"
Aku menggambar beberapa bentuk hati di bawah tulisanku, dan kuakhiri dengan meletakkan kembali pena diantara diary ku dan kuciumi bentuk ungkapan bahagia ku melewati hari ini,,
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Mama Unna
jdi ingat masa2 remaja dlu🤭😂
2023-10-19
1