Bab 5 - Kota Berlin, Jerman.

Bandara Frankfurt - Jerman

Akhirnya Mutiara sampai di Bandara Frankfurt Jerman, setelah menempuh kurang lebih 15 jam perjalanan Jakarta-Singapura-Jerman. Wanita itu cukup letih dan tampak merasa bosan berada lama di dalam pesawat.

Suasana Bandara Frankfurt begitu aman dan tentram, tidak terlalu ramai ataupun sepi, dimana orang-orang terlihat sibuk menggeret koper mereka menuju ke tempat tujuan masing-masing. Mutiara lanjut menunggu kedatangan kopernya, lalu ia berjalan ke pintu keluar tempat orang-orang menunggu jemputan, dr Luis Suarez menjanjikan akan mengutus seseorang untuk menjemput dirinya.

Mutiara sendiri sudah hampir 5 kali mendatangi salah satu kota maju di benua Eropa itu untuk mengurus keperluan medis ibunya, terakhir ia berangkat ketika masih berusia 20 tahun sebagai pengobatan terakhir Nia Devira dan sudah 3 tahun berlalu.

Jerman juga kota tempat Mutiara dilahirkan dan ia cukup senang bisa kembali lagi ke kota kelahirannya itu.

Mutiara memperhatikan dengan fokus setiap tulisan-tulisan para penjemput, namun tidak satupun yang menulis namanya. Sedikit khawatir, jika dr Luis tidak menepati janjinya, Mutiara hanya membawa uang secukupnya, untuk mencari penginapan tentu akan membuatnya kesulitan bertahan hidup beberapa hari di kota Berlin, ia mulai bergegas mengeluarkan ponselnya bertujuan menghubungi dr Luis, tidak terduga seseorang langsung datang menyapanya dengan sopan dengan komunikasi berbahasa Inggris.

"Excuse me, I am a messenger from Dr. Luis, is it true? Your name is Mutiara?" (Permisi, saya utusan dr luis, apakah benar? kamu bernama Mutiara?)

"Yes Sir, I'm a Mutiara!" angguk Mutiara dengan cepat, si penjemput itu pun membantu Mutiara membawa koper kecilnya menuju mobil.

*

Cuaca di kota Berlin saat itu cukuplah cerah, namun sore hari semakin redup. Cahaya lampu-lampu kota mulai menghiasi suasana menjelang malam di kota Berlin. Sebelum menuju rumah kediaman dr Luis, Mutiara sempat menikmati indahnya kota Berlin, kota yang sangat rapi, bersih, sangat enak dipandang mata. Jalanan kota cukup teratur dan tidak macet, disepanjang perjalanan Mutiara memperhatikan, saat Mobil melintasi bangunan-bangunan museum dan monumen bersejarah sebagai icon dari kota Berlin, ia begitu suka dengan bangunan-bangunan yang memiliki arsitektur nilai yang tidak terhitung itu.

Saat masih berusia 12 tahun, Mutiara juga pernah mendatangi tempat-tempat wisata bersejarah di kota Berlin bersama kakek dan Neneknya, hal itu menjadi kenangan yang paling membahagiakan di masa lalu Mutiara.

Tidak terduga, saat lampu merah, terlihat mobil Bastian sedang berhenti, mobil pria itu bersebelahan dengan mobil jemputan Mutiara, namun Bastian langsung melaju lebih cepat setelah lampu berganti, ia tampak tergesa-gesa menuju sebuah kampus Universitas, ia begitu sibuk dengan segala berkas pendidikan yang akan segera di bawa ke Jakarta. Berlin juga merupakan salah satu kota pendidikan terbaik di dunia, sehingga Bastian memilih kota itu sebagai pendidikan terakhir yang ia tempuh.

*

Waktu menunjukkan pukul 05.00 pm, sore hari

Melihat kedatangan mobil jemputan Mutiara, dr Luis dan keluarga bergegas keluar menyambut kedatangan gadis manis asal Indonesia itu. Dr Luis dan keluarga sangat senang dengan keluarga Aditama dan Anggita, mereka sudah menganggap keluarga Aditama seperti saudara sendiri, Meski ekonomi Aditama jatuh sekalipun, sambutan dr Luis dan keluarga tidak pernah berubah terhadap Mutiara, justru mereka banyak membantu. dr Luis adalah dokter yang paling berjasa dalam pengobatan Nia dan Aditama.

"Mutiara welcome to our home!" sapa Ramah mereka langsung merangkul hangat kedatangan gadis itu dan mempersilahkannya masuk.

Diana istri dari Luis juga sudah menyediakan kamar tamu yang cukup luas dan nyaman untuk Mutiara, kemudian mejamu makan malam gadis itu.

Mutiara menceritakan apa yang terjadi tentang keluarganya hingga mereka harus menjual harta yang terakhir, mendengar curhatan gadis malang itu dr Luis dan Diana sangat iba, kedua bola mata mereka juga ikut berkaca-kaca.

Dr Luis seorang ahli kejiwaan berhasil mempelajari ilmu terapi sederhana yang dilakukan sehari-hari untuk membangun mental sehat seseorang yang mengalami gangguan kejiwaan, sehingga dr Luis menyuruh Mutiara bertemu kepadanya agar ia bisa mengajarkannya secara Langsung kepada gadis itu.

Keluarga Luis juga membawa Mutiara berkeliling kota di malam hari, mereka juga menawarkan mengajak Mutiara berlibur ke tempat - tempat wisata terbaik di Jerman.

"I'm Sorry Madam, I have no time, I must go home, cause they really need mu!"

Jawab Mutiara dengan lembut, mereka pun bisa memahaminya. Sebenarnya Mutiara ingin lebih lama di kota itu, ia juga ingin berlibur menikmati lagi kota Berlin, namun hal itu tidak mungkin baginya, Karena ia harus segera pulang dan harus berhemat uang, masih banyak hal-hal yang akan ia kerjakan di Jakarta dan masih banyak pula keperluan yang harus ia beli.

"Mutiara, You're a great woman, we're proud of you" (Mutiara, kamu adalah wanita hebat, kami bangga kepadamu)

Luis dan istrinya sangat bangga kepada Mutiara, karena gadis itu tetap bertahan tidak pernah meninggalkan keluarganya dalam kondisi seperti apapun, ia rela kehilangan masa-masa indah di usia muda, seperti berpacaran, hang out bareng para temannya.

*

Tanpa terasa, tiga hari telah berlalu di kota Berlin, Besok pagi Mutiara berencana kembali ke kota Jakarta, ia pun bergegas menyusun kopernya karena ia tidak punya waktu cukup lama untuk berada disana, selain melayani pesanan pelanggan, ia juga tidak ingin Anggita kewalahan mengurus Ibu dan Kakeknya sendiri, meskipun Mutiara sudah membayar jasa seseorang untuk membantu sang nenek selama ia berangkat ke Jerman.

Hari berpisah itupun tiba,

"Thank you very much, I'm so thank you!" sambil berlinang airmata Mutiara menerima sejumlah uang sebesar 4 Milyar rupiah dari dr Luis sebagai pembelian ruko yang berdampingan dengan cabang klinik besar milik dr Luis dan Diana. Harga jual beli ruko itu cukup tinggi dari dr Luis, pasaran tertingginya hanyalah berkisar 3.5 M, mengingat dr Luis tidak membutuhkan bangunan ruko itu, ia hanya membutuhkan tanah saja sebagai lokasi area parkiran, namun dr Luis dan keluarganya sudah berniat ingin membantu Mutiara.

Dr Luis dan Diana juga memberikan tiket pulang pesawat bisnis eksklusif secara gratis kepada Mutiara.

"Thank you, Madam, Thank you Dokter!" ucap Mutiara sangat haru kepada mereka, sekian banyak teman dan saudara hanya dr Luis yang paling perduli kepada mereka.

"I promise, I will spare my time if we are come to Jakarta!" (Saya berjanji akan meluangkan waktu saya, jika kalian datang ke Jakarta) ucap bahagia Mutiara, merasa perjuangannya menuju Berlin tidaklah sia-sia.

*

Pukul 05.00 am, pagi hari.

"Roland-Roland!" teriak keras Bastian memanggil-manggil Asistennya dengan kesal karena mereka bangun terlambat. Pukul 07.00 am, Bastian harus berada di bandara dan segera terbang menuju Singapura-Jakarta, semua berkas sudah berhasil diselesaikan.

"Si...siap Bos?" (komunikasi menggunakan bahasa Jerman)

"Jam segini kamu baru bangun, bagaimana aku bisa sampai di Jakarta dengan tepat waktu!" bentak Bastian sangat marah.

"Siap Bos, saya akan menyelesaikannya dengan cepat!" ucap ketakutan sang Asisten bergegas menyiapkan koper majikannya itu.

Ponsel Bastian terus berbunyi dari para kekasihnya yang tidak rela jika ia meninggalkan kota Berlin, di atas meja kerjanya juga terletak beberapa gift mewah sebagai kenangan dari teman dan para kekasih Bastian, namun semua itu tidak bisa ia bawa.

Terpopuler

Comments

⸙ᵍᵏ 𝓓𝓲𝓲 𝓮𝓲𝓶𝓾𝓽

⸙ᵍᵏ 𝓓𝓲𝓲 𝓮𝓲𝓶𝓾𝓽

dasar laki" klu gak playboy gak dah y

2023-05-22

0

city

city

dpt reziki yah Nia g apa2 melepas harta dgn ikhlas insyaalloh dpt pengantinya lebih

2023-03-17

1

ˢˢᵃ•༂Hoℕҽყ🍯❦ˢQ͜͡ᵘⁱᵈ༂✴️

ˢˢᵃ•༂Hoℕҽყ🍯❦ˢQ͜͡ᵘⁱᵈ༂✴️

semoga lancar

2023-03-08

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Awal yang baru
2 Bab 2 - Generasi berganti
3 Bab 3 - Kehidupan Keras Mutiara.
4 Bab 4 - Cake
5 Bab 5 - Kota Berlin, Jerman.
6 Bab 6 - Perjalanan di dalam Pesawat
7 Bab 7 - Kesalahan
8 Bab 8 - Bastian mendatangi kediaman Mutiara.
9 Bab 9 - Jamuan untuk Bastian
10 Bab 10 - Amukan Nia
11 Bab 11 - Sebuah Alasan
12 Bab 12 - Pemilihan Cake
13 Bab 13 -Pertemuan Adinda dan Mutiara
14 Bab 14 - Terharu
15 Bab 15 - Tangis Anggita.
16 Bab 16 - Malam Kepastian
17 Bab 17 - Gladi Resik
18 Bab 18 - Percaya diri
19 Bab 19 - Acara di Convention Hall.
20 Bab 20 - Partner Bisnis.
21 Bab 21 - Pertemuan
22 Bab 22 - Identitas Yang Sudah Diketahui
23 Bab 23 - Ryan Alaska Shock
24 Bab 24 - Rencana
25 Bab 25 - Status Buatan
26 Bab 26 - Ajakan makan malam
27 Bab 27 - Keraguan
28 Bab 28- Perbincangan
29 Bab 29 - Rangkap Pekerjaan.
30 Bab 30 - Bastian masuk angin.
31 Bab 31 - Awal kebersamaan
32 Bab 32 - Malam yang memukau
33 Bab 33 - Semakin perhatian
34 Bab 34 - Membelikan Emas.
35 Bab 35 - Masih dihantui masa lalu.
36 Bab 36 - Liburan
37 Bab 37 - Kebersamaan malam
38 Bab 38 - Bucin
39 Bab 39 - Ungkapan Masa Lalu
40 Bab 40 - Mutiara pulang ke rumah Anggita.
41 Bab 41 - Terungkap
42 Bab 42 - Pertemuan Mutiara dengan Adella
43 Bab 43 - Airmata hati.
44 Bab 44 - Kabar Rahasia
45 Bab 45 - Cinta yang semakin indah bersemi.
46 Bab 46 - Kegalauan Mutiara.
47 Bab 47 - Ungkapan Aditama
48 Bab 48 - Pemberitahuan
49 Bab 49 - Keputusan Bastian untuk X-Tren
50 Bab 50 - Ulang tahun Bastian
51 Bab 51 - Hubungan yang berakhir
52 Bab 52 - Rahasia Angelina
53 Bab 53 - Menyendiri
54 Bab 54 - Mutiara mengunjungi Bastian.
55 Bab 55 - Laporan Jin Hui
56 Bab 56 - Kecewa
57 Bab 57 - Analisa Prof Dokter James Peter
58 Bab 58 - Galau
59 Bab 59 - Tindakan keras Ryan Alaska
60 Bab 60 - Aksi Eksekusi Farel
61 Bab 61 - Keputusan
62 Bab 62 - Menghadiri Pesta
63 Bab 63 - Pertemuan Bastian Dan Mutiara di Pesta.
64 Bab 64 - Penolakan
65 Bab 65 - kondisi Nia Devira.
66 Bab 66 - Keseharian James Dan Nia
67 Bab 67 - Kembalinya Nia Devira
68 Bab 68 - kesempatan kedua
69 Bab 69 - Keputusan
70 Bab 70 - Impian Khaliza
71 Bab 71 - Perpisahan lagi
72 Bab 72 - Langkah tegas Bastian
73 Bab 73 - Keinginan
74 Bab 74 - Kabar
75 Bab 75 - Bastian Mabuk Berat.
76 Bab 76 Hari berlalu
77 Bab 77 - Kencan Buta
78 Bab 78 - Amarah Mutiara
79 Bab 79 Malam spesial
80 Bab 80 - Ancaman Oma
81 Bab 81 - Ketegasan Anggita.
82 Bab 82 - Berita
83 Bab 83 - Ziarah
84 Bab 8 - Jawaban kepastian
85 Bab 85 - Malam yang berkesan.
86 Bab 86 - Mutiara Bertemu Fiona Yong
87 Bab 87 - Candu yang tidak bisa dihindari
88 Bab 88 - Sarapan bersama keluarga Bastian.
89 Bab 89 - Calon untuk Mutiara.
90 Bab 90 - Pelajaran keikhlasan
91 Bab 91 - Mutiara Drop
92 Bab 92 - Ceria kembali
93 Bab 93 - Semakin tidak Paham.
94 Bab 94 - Bertemu calon Mertua.
95 Bab 95 - Komentar Roland
96 Bab 96 - Cerita tentang Bastian.
97 Bab 97 - pilihan yang harus diambil.
98 Bab 98 - Tangisan bahagia Mutiara
99 Bab 99 - Kembalinya Nia Devira
100 Bab 100 - penyesalan Bastian
101 Bab 101 - Kegalauan yang menyedihkan
102 Bab 102 - Tak sanggup lagi
103 Bab 103 - Bastian mulai mempengaruhi
104 Bab 104 - Rencana
105 Bab 105 - Malam yang tak terduga
106 Bab 106 - Setelah malam itu
107 Bab 107 - Menjelaskan
108 Bab 108 - Hukuman untuk Bastian
109 Bab 109 - Kedatangan Adinda
110 Bab 110 - Menerima
111 Bab 111 - Ada hikmah dibaliknya
112 Bab 112 Rencana tidak terduga.
113 Bab 113 - Akad Nikah
114 Bab 114 - Takdir cinta
115 Bab 115 - Getaran cinta setelah menikah
116 Bab 116 - Makan malam istimewa
117 Bab 117 - Malam pertama setelah menikah.
118 Bab 118 - Meeting
119 Bab 119 - Suasana Hati
120 Bab 120 - Tidak menduga.
121 Bab 121 - Ketahuan
122 Bab 122 Makan Malam Jin dan Tifani
123 Bab 123 - Keceriaan
124 Bab 124 - Jamuan makan malam
125 Bab 125 - Resepsi Pernikahan
126 Bab 126 - END
Episodes

Updated 126 Episodes

1
Bab 1 - Awal yang baru
2
Bab 2 - Generasi berganti
3
Bab 3 - Kehidupan Keras Mutiara.
4
Bab 4 - Cake
5
Bab 5 - Kota Berlin, Jerman.
6
Bab 6 - Perjalanan di dalam Pesawat
7
Bab 7 - Kesalahan
8
Bab 8 - Bastian mendatangi kediaman Mutiara.
9
Bab 9 - Jamuan untuk Bastian
10
Bab 10 - Amukan Nia
11
Bab 11 - Sebuah Alasan
12
Bab 12 - Pemilihan Cake
13
Bab 13 -Pertemuan Adinda dan Mutiara
14
Bab 14 - Terharu
15
Bab 15 - Tangis Anggita.
16
Bab 16 - Malam Kepastian
17
Bab 17 - Gladi Resik
18
Bab 18 - Percaya diri
19
Bab 19 - Acara di Convention Hall.
20
Bab 20 - Partner Bisnis.
21
Bab 21 - Pertemuan
22
Bab 22 - Identitas Yang Sudah Diketahui
23
Bab 23 - Ryan Alaska Shock
24
Bab 24 - Rencana
25
Bab 25 - Status Buatan
26
Bab 26 - Ajakan makan malam
27
Bab 27 - Keraguan
28
Bab 28- Perbincangan
29
Bab 29 - Rangkap Pekerjaan.
30
Bab 30 - Bastian masuk angin.
31
Bab 31 - Awal kebersamaan
32
Bab 32 - Malam yang memukau
33
Bab 33 - Semakin perhatian
34
Bab 34 - Membelikan Emas.
35
Bab 35 - Masih dihantui masa lalu.
36
Bab 36 - Liburan
37
Bab 37 - Kebersamaan malam
38
Bab 38 - Bucin
39
Bab 39 - Ungkapan Masa Lalu
40
Bab 40 - Mutiara pulang ke rumah Anggita.
41
Bab 41 - Terungkap
42
Bab 42 - Pertemuan Mutiara dengan Adella
43
Bab 43 - Airmata hati.
44
Bab 44 - Kabar Rahasia
45
Bab 45 - Cinta yang semakin indah bersemi.
46
Bab 46 - Kegalauan Mutiara.
47
Bab 47 - Ungkapan Aditama
48
Bab 48 - Pemberitahuan
49
Bab 49 - Keputusan Bastian untuk X-Tren
50
Bab 50 - Ulang tahun Bastian
51
Bab 51 - Hubungan yang berakhir
52
Bab 52 - Rahasia Angelina
53
Bab 53 - Menyendiri
54
Bab 54 - Mutiara mengunjungi Bastian.
55
Bab 55 - Laporan Jin Hui
56
Bab 56 - Kecewa
57
Bab 57 - Analisa Prof Dokter James Peter
58
Bab 58 - Galau
59
Bab 59 - Tindakan keras Ryan Alaska
60
Bab 60 - Aksi Eksekusi Farel
61
Bab 61 - Keputusan
62
Bab 62 - Menghadiri Pesta
63
Bab 63 - Pertemuan Bastian Dan Mutiara di Pesta.
64
Bab 64 - Penolakan
65
Bab 65 - kondisi Nia Devira.
66
Bab 66 - Keseharian James Dan Nia
67
Bab 67 - Kembalinya Nia Devira
68
Bab 68 - kesempatan kedua
69
Bab 69 - Keputusan
70
Bab 70 - Impian Khaliza
71
Bab 71 - Perpisahan lagi
72
Bab 72 - Langkah tegas Bastian
73
Bab 73 - Keinginan
74
Bab 74 - Kabar
75
Bab 75 - Bastian Mabuk Berat.
76
Bab 76 Hari berlalu
77
Bab 77 - Kencan Buta
78
Bab 78 - Amarah Mutiara
79
Bab 79 Malam spesial
80
Bab 80 - Ancaman Oma
81
Bab 81 - Ketegasan Anggita.
82
Bab 82 - Berita
83
Bab 83 - Ziarah
84
Bab 8 - Jawaban kepastian
85
Bab 85 - Malam yang berkesan.
86
Bab 86 - Mutiara Bertemu Fiona Yong
87
Bab 87 - Candu yang tidak bisa dihindari
88
Bab 88 - Sarapan bersama keluarga Bastian.
89
Bab 89 - Calon untuk Mutiara.
90
Bab 90 - Pelajaran keikhlasan
91
Bab 91 - Mutiara Drop
92
Bab 92 - Ceria kembali
93
Bab 93 - Semakin tidak Paham.
94
Bab 94 - Bertemu calon Mertua.
95
Bab 95 - Komentar Roland
96
Bab 96 - Cerita tentang Bastian.
97
Bab 97 - pilihan yang harus diambil.
98
Bab 98 - Tangisan bahagia Mutiara
99
Bab 99 - Kembalinya Nia Devira
100
Bab 100 - penyesalan Bastian
101
Bab 101 - Kegalauan yang menyedihkan
102
Bab 102 - Tak sanggup lagi
103
Bab 103 - Bastian mulai mempengaruhi
104
Bab 104 - Rencana
105
Bab 105 - Malam yang tak terduga
106
Bab 106 - Setelah malam itu
107
Bab 107 - Menjelaskan
108
Bab 108 - Hukuman untuk Bastian
109
Bab 109 - Kedatangan Adinda
110
Bab 110 - Menerima
111
Bab 111 - Ada hikmah dibaliknya
112
Bab 112 Rencana tidak terduga.
113
Bab 113 - Akad Nikah
114
Bab 114 - Takdir cinta
115
Bab 115 - Getaran cinta setelah menikah
116
Bab 116 - Makan malam istimewa
117
Bab 117 - Malam pertama setelah menikah.
118
Bab 118 - Meeting
119
Bab 119 - Suasana Hati
120
Bab 120 - Tidak menduga.
121
Bab 121 - Ketahuan
122
Bab 122 Makan Malam Jin dan Tifani
123
Bab 123 - Keceriaan
124
Bab 124 - Jamuan makan malam
125
Bab 125 - Resepsi Pernikahan
126
Bab 126 - END

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!