Bab 3 - Kehidupan Keras Mutiara.

Beratnya cobaan hidup yang harus dilalui Anggita, membuat ia tidak bisa mengendalikan perusahaan dan bisnisnya lagi, karena waktu dan tenaganya sudah terkuras hanya untuk mengurus anak dan cucu bahkan suami yang ikut menyusul sakit, Anggita lebih memilih harta dan bisnisnya habis daripada kehilangan orang-orang yang ia sayangi, ditambah lagi dengan orang-orang kepercayaan Aditama yang mengkhianatinya mengambil kesempatan atas penderitaan mereka, hal ini yang menyebabkan hancurnya kejayaan Aditama Lukman dengan cepat.

Pada saat Aditama jaya, mereka lebih mendidik Nia Devira pada kemewahan dan tanpa mereka sadari hal itu justru memanjakan sang putri, untuk Mutiara, Anggita benar-benar mendidik cucunya dengan kemandirian, kerja keras, pantang menyerah, tidak boleh mengharap belas kasih orang lain ataupun bergantung kepada orang lain selagi tubuh mereka masih sehat dan bugar, Anggita belajar dari kesalahan sebelumnya, mungkin ia gagal menjadi seorang ibu namun ia tidak ingin gagal menjadi seorang nenek (Oma), begitu prinsip wanita hebat itu.

*

Setiap hari Mutiara harus bekerja keras agar terus bisa melangsungkan kehidupan mereka, sejak kuliah bahkan sampai selesai kuliah, Mutiara sudah mulai merintis bisnis berdagang sendiri seperti pakaian, kebutuhan sembako dari pasar ke pasar, alat-alat rumah tangga dan apa saja yang bisa ia jual sehingga mengahasilkan uang, namun sedihnya, setiap usaha yang ia lakukan selalu saja menuai kegagalan, begitu sulit untuk bangkit dan maju, sementara kebutuhan hidup mereka cukuplah besar, untuk mengatasi semua itu, Aditama dan Anggita terpaksa harus menjual satu per satu aset mahal yang pernah mereka miliki.

Mutiara tidak pernah putus asa, pagi-pagi sekali ia sudah berangkat ke pasar dan mulai menjual dagangannya secara online dan dor to dor agar mendapatkan hasil yang maksimal, mental keras gadis malang itu benar-benar sudah ditempa hebat, karena tidak semua anak muda seperti Mutiara mampu berdagang menemui semua karakter manusia di tengah-tengahnya keramaian, tanpa ada rasa malu dan takut di dalam pikirannya.

"Mutiara hatiku...oh Tiara, gadis cantikku, pujaan hatiku!" ucapan centil beberapa para pemuda di pasar yang suka dan sering menggodanya.

"Tiara, kamu enggak pantas berada di pasar begini sayang, lebih baik di rumah aja gih, jadi istri Abang."

"Awas...awas...awas, Jhon Lo kagak takut, Ntar diamuk sama ibu yang gila... Ahahahaha!" seruan dan tawa ejekan mereka yang begitu anggap remeh dengan kehidupan Mutiara.

Begitulah perlakuan-perlakuan jahil mereka pada Tiara, namun gadis itu hanya tersenyum tipis sudah biasa menerima, celotehan-celotehan bully an dari orang-orang yang berada disekitarnya.

Banyak lelaki yang sebenarnya tertarik dengan kecantikan Mutiara namun selalu mundur saat melihat kondisi kehidupannya yang pilu, seolah-olah tidak ingin ikut memikul beban keluarganya, meski sudah berusia 23 tahun, Mutiara tidak pernah sekalipun menjalin kisah percintaan dengan pria dan ia juga tidak berminat, ia percaya tidak akan ada pria yang mau menerima kondisi keluarganya seperti itu, karena dirinya sadar, jika kehidupannya tidaklah seberuntung gadis-gadis di luar sana. Mutiara sudah ikhlas dengan kondisi kehidupannya bahkan sudah bisa menerima jika suatu waktu ia harus menjadi perawan tua demi merawat keluarganya.

Sebagai manusia yang rapuh, Mutiara juga sering sekali menangisi nasibnya, ia begitu lelah, karena belum juga menemukan titik terang dari gelapnya perjalanan kehidupan, badai hitam itu begitu kuat mengepung dirinya. Hampir setiap malam gadis muda itu bersujud mendoakan ibunya dengan penuh lelehan airmata, berharap ada keajaiban besar dari sang ilahi agar kejiwaan ibunya kembali sembuh, meskipun semua dokter sudah menyatakan jika gangguan kejiwaan yang dialami oleh Nia Devira tidak bisa lagi kembali normal, usaha mereka hanya sebatas Nia sudah tidak lagi membahayakan untuk manusia lainnya.

Respon orang-orang di sekitar mereka bermacam ragam ada yang terus mendukung Mutiara, iba, selalu memberi semangat ada pula yang tega mem-bully nya, tergantung dari kebersihan hati manusia itu sendiri.

Tidak ada pilihan lagi bagi sosok Mutiara selain bertahan dan tetap menjalani hidupnya dengan semangat perjuangan, ia sadar jika dirinya jatuh dan lemah maka semua akan hancur dan tenggelam, Mutiara sebagai penopang terkuat di keluarga Aditama.

"Ya Allah, Berikanlah kesembuhan kepada ibuku, aku percaya, tidak ada yang mustahil bagimu, semua bisa terjadi jika Engkau telah berkehendak, aku hanya minta itu saja yah Allah, tidak ada yang lain, Jika Engkau sudah takdirkan aku tidak memiliki seorang Ayah, maka izinkanlah aku memiliki ibu yang normal, yang benar-benar menyayangi dan mencintaiku!" lelehan airmata itu mengalir deras dikedua pipi Mutiara.

Mutiara menggantikan Neneknya yang sudah tua untuk memandikan ibunya setiap hari, mulai mencuci rambutnya, memakaikan pakaian yang bagus, membersihkan kotorannya, menyuapi makan layaknya sedang mengurus balita 1-3 tahun, di waktu senggang, gadis itu juga mengajak ibunya bermain serta membawa nenek dan kakeknya jalan-jalan berkeliling dengan mobil, sampai ia mendapatkan gelar si perawat panti jompo, bagi Mutiara apapun penilaian orang lain ia tidak ingin ambil pusing, karena kebahagiaan dirinya hanyalah bersama orang-orang yang sangat menyayangi dia.

Mutiara juga memiliki rasa iri saat menemukan dimana saja pemandangan seorang ibu yang sedang memeluk, mencintai dan berjuang untuk anaknya. Ia sangat ingin itu terjadi kepada dirinya.

Doa itu tidak pernah putus dari Anggita dan Mutiara. Setiap hari mereka selalu berharap ada keajaiban besar untuk kesembuhan Nia Devira. Kondisi Aditama juga semakin membaik, hanya saja fisiknya sangat buruk, mulut dan kaki mantan sosok penguasa itu sudah tidak pada posisi normal lagi (peot) ia bisa berjalan namun harus menggunakan tongkat cabang.

*

Di depan teras rumahnya Mutiara melamun menatap langit hitam, rambut halusnya diterpa angin malam sepoi-sepoi.

"Wahai malam, ini adalah renungan gadis yang malang, Namaku Mutiara Mikha Aditama lahir dari rahim seorang wanita yang gila karena cintanya yang tidak bisa ia miliki, Apakah ini sebuah takdir atau keegoisan dari wanita yang tidak pernah bersyukur hingga orang-orang disekitarnya menjadi korban, entahlah tapi mengeluh bukanlah solusi dari segalanya."

*

Dua tahun setelah lulus kuliah, Mutiara sudah putus asa dalam menjalankan bisnisnya yang tidak bisa berkembang, untung dan modal habis untuk keperluan sehari-hari hingga ia kehilangan arah, rasa galau dan putus asa membuat Mutiara kesal setengah mati, ia ingin menjerit dan menangis, kenapa hidupnya selalu saja sial. Walaupun begitu, Mutiara tidak ingin berkeluh kesah di hadapan Anggita, karena Mutiara khawatir, Neneknya yang sudah tua itu akan sedih memikirkannya lalu jatuh sakit, justru hal itu akan membuat ia semakin hancur, karena sang nenek adalah satu-satunya manusia yang bisa diajak berbicara di rumah itu, hingga akhirnya Mutiara mencoba menenangkan dirinya dengan membuat cake, makanan kesukaannya.

Terpopuler

Comments

⸙ᵍᵏ 𝓓𝓲𝓲 𝓮𝓲𝓶𝓾𝓽

⸙ᵍᵏ 𝓓𝓲𝓲 𝓮𝓲𝓶𝓾𝓽

semangat mutiara jgn menyerah

2023-05-22

1

city

city

usaha dan doa jgn menyerah yah mutiara ku

2023-03-17

1

ˢˢᵃ•༂Hoℕҽყ🍯❦ˢQ͜͡ᵘⁱᵈ༂✴️

ˢˢᵃ•༂Hoℕҽყ🍯❦ˢQ͜͡ᵘⁱᵈ༂✴️

cemungut mutiara

2023-03-08

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Awal yang baru
2 Bab 2 - Generasi berganti
3 Bab 3 - Kehidupan Keras Mutiara.
4 Bab 4 - Cake
5 Bab 5 - Kota Berlin, Jerman.
6 Bab 6 - Perjalanan di dalam Pesawat
7 Bab 7 - Kesalahan
8 Bab 8 - Bastian mendatangi kediaman Mutiara.
9 Bab 9 - Jamuan untuk Bastian
10 Bab 10 - Amukan Nia
11 Bab 11 - Sebuah Alasan
12 Bab 12 - Pemilihan Cake
13 Bab 13 -Pertemuan Adinda dan Mutiara
14 Bab 14 - Terharu
15 Bab 15 - Tangis Anggita.
16 Bab 16 - Malam Kepastian
17 Bab 17 - Gladi Resik
18 Bab 18 - Percaya diri
19 Bab 19 - Acara di Convention Hall.
20 Bab 20 - Partner Bisnis.
21 Bab 21 - Pertemuan
22 Bab 22 - Identitas Yang Sudah Diketahui
23 Bab 23 - Ryan Alaska Shock
24 Bab 24 - Rencana
25 Bab 25 - Status Buatan
26 Bab 26 - Ajakan makan malam
27 Bab 27 - Keraguan
28 Bab 28- Perbincangan
29 Bab 29 - Rangkap Pekerjaan.
30 Bab 30 - Bastian masuk angin.
31 Bab 31 - Awal kebersamaan
32 Bab 32 - Malam yang memukau
33 Bab 33 - Semakin perhatian
34 Bab 34 - Membelikan Emas.
35 Bab 35 - Masih dihantui masa lalu.
36 Bab 36 - Liburan
37 Bab 37 - Kebersamaan malam
38 Bab 38 - Bucin
39 Bab 39 - Ungkapan Masa Lalu
40 Bab 40 - Mutiara pulang ke rumah Anggita.
41 Bab 41 - Terungkap
42 Bab 42 - Pertemuan Mutiara dengan Adella
43 Bab 43 - Airmata hati.
44 Bab 44 - Kabar Rahasia
45 Bab 45 - Cinta yang semakin indah bersemi.
46 Bab 46 - Kegalauan Mutiara.
47 Bab 47 - Ungkapan Aditama
48 Bab 48 - Pemberitahuan
49 Bab 49 - Keputusan Bastian untuk X-Tren
50 Bab 50 - Ulang tahun Bastian
51 Bab 51 - Hubungan yang berakhir
52 Bab 52 - Rahasia Angelina
53 Bab 53 - Menyendiri
54 Bab 54 - Mutiara mengunjungi Bastian.
55 Bab 55 - Laporan Jin Hui
56 Bab 56 - Kecewa
57 Bab 57 - Analisa Prof Dokter James Peter
58 Bab 58 - Galau
59 Bab 59 - Tindakan keras Ryan Alaska
60 Bab 60 - Aksi Eksekusi Farel
61 Bab 61 - Keputusan
62 Bab 62 - Menghadiri Pesta
63 Bab 63 - Pertemuan Bastian Dan Mutiara di Pesta.
64 Bab 64 - Penolakan
65 Bab 65 - kondisi Nia Devira.
66 Bab 66 - Keseharian James Dan Nia
67 Bab 67 - Kembalinya Nia Devira
68 Bab 68 - kesempatan kedua
69 Bab 69 - Keputusan
70 Bab 70 - Impian Khaliza
71 Bab 71 - Perpisahan lagi
72 Bab 72 - Langkah tegas Bastian
73 Bab 73 - Keinginan
74 Bab 74 - Kabar
75 Bab 75 - Bastian Mabuk Berat.
76 Bab 76 Hari berlalu
77 Bab 77 - Kencan Buta
78 Bab 78 - Amarah Mutiara
79 Bab 79 Malam spesial
80 Bab 80 - Ancaman Oma
81 Bab 81 - Ketegasan Anggita.
82 Bab 82 - Berita
83 Bab 83 - Ziarah
84 Bab 8 - Jawaban kepastian
85 Bab 85 - Malam yang berkesan.
86 Bab 86 - Mutiara Bertemu Fiona Yong
87 Bab 87 - Candu yang tidak bisa dihindari
88 Bab 88 - Sarapan bersama keluarga Bastian.
89 Bab 89 - Calon untuk Mutiara.
90 Bab 90 - Pelajaran keikhlasan
91 Bab 91 - Mutiara Drop
92 Bab 92 - Ceria kembali
93 Bab 93 - Semakin tidak Paham.
94 Bab 94 - Bertemu calon Mertua.
95 Bab 95 - Komentar Roland
96 Bab 96 - Cerita tentang Bastian.
97 Bab 97 - pilihan yang harus diambil.
98 Bab 98 - Tangisan bahagia Mutiara
99 Bab 99 - Kembalinya Nia Devira
100 Bab 100 - penyesalan Bastian
101 Bab 101 - Kegalauan yang menyedihkan
102 Bab 102 - Tak sanggup lagi
103 Bab 103 - Bastian mulai mempengaruhi
104 Bab 104 - Rencana
105 Bab 105 - Malam yang tak terduga
106 Bab 106 - Setelah malam itu
107 Bab 107 - Menjelaskan
108 Bab 108 - Hukuman untuk Bastian
109 Bab 109 - Kedatangan Adinda
110 Bab 110 - Menerima
111 Bab 111 - Ada hikmah dibaliknya
112 Bab 112 Rencana tidak terduga.
113 Bab 113 - Akad Nikah
114 Bab 114 - Takdir cinta
115 Bab 115 - Getaran cinta setelah menikah
116 Bab 116 - Makan malam istimewa
117 Bab 117 - Malam pertama setelah menikah.
118 Bab 118 - Meeting
119 Bab 119 - Suasana Hati
120 Bab 120 - Tidak menduga.
121 Bab 121 - Ketahuan
122 Bab 122 Makan Malam Jin dan Tifani
123 Bab 123 - Keceriaan
124 Bab 124 - Jamuan makan malam
125 Bab 125 - Resepsi Pernikahan
126 Bab 126 - END
Episodes

Updated 126 Episodes

1
Bab 1 - Awal yang baru
2
Bab 2 - Generasi berganti
3
Bab 3 - Kehidupan Keras Mutiara.
4
Bab 4 - Cake
5
Bab 5 - Kota Berlin, Jerman.
6
Bab 6 - Perjalanan di dalam Pesawat
7
Bab 7 - Kesalahan
8
Bab 8 - Bastian mendatangi kediaman Mutiara.
9
Bab 9 - Jamuan untuk Bastian
10
Bab 10 - Amukan Nia
11
Bab 11 - Sebuah Alasan
12
Bab 12 - Pemilihan Cake
13
Bab 13 -Pertemuan Adinda dan Mutiara
14
Bab 14 - Terharu
15
Bab 15 - Tangis Anggita.
16
Bab 16 - Malam Kepastian
17
Bab 17 - Gladi Resik
18
Bab 18 - Percaya diri
19
Bab 19 - Acara di Convention Hall.
20
Bab 20 - Partner Bisnis.
21
Bab 21 - Pertemuan
22
Bab 22 - Identitas Yang Sudah Diketahui
23
Bab 23 - Ryan Alaska Shock
24
Bab 24 - Rencana
25
Bab 25 - Status Buatan
26
Bab 26 - Ajakan makan malam
27
Bab 27 - Keraguan
28
Bab 28- Perbincangan
29
Bab 29 - Rangkap Pekerjaan.
30
Bab 30 - Bastian masuk angin.
31
Bab 31 - Awal kebersamaan
32
Bab 32 - Malam yang memukau
33
Bab 33 - Semakin perhatian
34
Bab 34 - Membelikan Emas.
35
Bab 35 - Masih dihantui masa lalu.
36
Bab 36 - Liburan
37
Bab 37 - Kebersamaan malam
38
Bab 38 - Bucin
39
Bab 39 - Ungkapan Masa Lalu
40
Bab 40 - Mutiara pulang ke rumah Anggita.
41
Bab 41 - Terungkap
42
Bab 42 - Pertemuan Mutiara dengan Adella
43
Bab 43 - Airmata hati.
44
Bab 44 - Kabar Rahasia
45
Bab 45 - Cinta yang semakin indah bersemi.
46
Bab 46 - Kegalauan Mutiara.
47
Bab 47 - Ungkapan Aditama
48
Bab 48 - Pemberitahuan
49
Bab 49 - Keputusan Bastian untuk X-Tren
50
Bab 50 - Ulang tahun Bastian
51
Bab 51 - Hubungan yang berakhir
52
Bab 52 - Rahasia Angelina
53
Bab 53 - Menyendiri
54
Bab 54 - Mutiara mengunjungi Bastian.
55
Bab 55 - Laporan Jin Hui
56
Bab 56 - Kecewa
57
Bab 57 - Analisa Prof Dokter James Peter
58
Bab 58 - Galau
59
Bab 59 - Tindakan keras Ryan Alaska
60
Bab 60 - Aksi Eksekusi Farel
61
Bab 61 - Keputusan
62
Bab 62 - Menghadiri Pesta
63
Bab 63 - Pertemuan Bastian Dan Mutiara di Pesta.
64
Bab 64 - Penolakan
65
Bab 65 - kondisi Nia Devira.
66
Bab 66 - Keseharian James Dan Nia
67
Bab 67 - Kembalinya Nia Devira
68
Bab 68 - kesempatan kedua
69
Bab 69 - Keputusan
70
Bab 70 - Impian Khaliza
71
Bab 71 - Perpisahan lagi
72
Bab 72 - Langkah tegas Bastian
73
Bab 73 - Keinginan
74
Bab 74 - Kabar
75
Bab 75 - Bastian Mabuk Berat.
76
Bab 76 Hari berlalu
77
Bab 77 - Kencan Buta
78
Bab 78 - Amarah Mutiara
79
Bab 79 Malam spesial
80
Bab 80 - Ancaman Oma
81
Bab 81 - Ketegasan Anggita.
82
Bab 82 - Berita
83
Bab 83 - Ziarah
84
Bab 8 - Jawaban kepastian
85
Bab 85 - Malam yang berkesan.
86
Bab 86 - Mutiara Bertemu Fiona Yong
87
Bab 87 - Candu yang tidak bisa dihindari
88
Bab 88 - Sarapan bersama keluarga Bastian.
89
Bab 89 - Calon untuk Mutiara.
90
Bab 90 - Pelajaran keikhlasan
91
Bab 91 - Mutiara Drop
92
Bab 92 - Ceria kembali
93
Bab 93 - Semakin tidak Paham.
94
Bab 94 - Bertemu calon Mertua.
95
Bab 95 - Komentar Roland
96
Bab 96 - Cerita tentang Bastian.
97
Bab 97 - pilihan yang harus diambil.
98
Bab 98 - Tangisan bahagia Mutiara
99
Bab 99 - Kembalinya Nia Devira
100
Bab 100 - penyesalan Bastian
101
Bab 101 - Kegalauan yang menyedihkan
102
Bab 102 - Tak sanggup lagi
103
Bab 103 - Bastian mulai mempengaruhi
104
Bab 104 - Rencana
105
Bab 105 - Malam yang tak terduga
106
Bab 106 - Setelah malam itu
107
Bab 107 - Menjelaskan
108
Bab 108 - Hukuman untuk Bastian
109
Bab 109 - Kedatangan Adinda
110
Bab 110 - Menerima
111
Bab 111 - Ada hikmah dibaliknya
112
Bab 112 Rencana tidak terduga.
113
Bab 113 - Akad Nikah
114
Bab 114 - Takdir cinta
115
Bab 115 - Getaran cinta setelah menikah
116
Bab 116 - Makan malam istimewa
117
Bab 117 - Malam pertama setelah menikah.
118
Bab 118 - Meeting
119
Bab 119 - Suasana Hati
120
Bab 120 - Tidak menduga.
121
Bab 121 - Ketahuan
122
Bab 122 Makan Malam Jin dan Tifani
123
Bab 123 - Keceriaan
124
Bab 124 - Jamuan makan malam
125
Bab 125 - Resepsi Pernikahan
126
Bab 126 - END

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!