Setelah selesai membuat cake, Mutiara mengajak sang Nenek untuk mencicipi hasil cake buatannya, sekaligus ngemil bareng bersama sambil ngobrol apa saja, hal itu memang biasa mereka lakukan.
"Tiara, rasa cake buatan kamu ini sangat enak?" nada ucapan bersemangat Anggita mengacungkan jempolnya dihadapan sang cucu, Anggita adalah mantan wanita karir dari isteri konglomerat Aditama, tentu ia sudah sangat mengerti, seperti apa rasa cake yang enak, karena dulunya ia sering memakan beragam macam cake terlezat di dunia.
"Beneran Oma!" jawab senang Mutiara merasa tidak percaya.
"Benar sayang, Oma enggak bercanda, sepertinya kamu punya bakat disini, kamu harus kursus secepatnya, biar lebih mahir lagi, dengan begitu kita bisa membuka jasa pesanan cake online ataupun menjualnya secara langsung, Oma yakin sekali, ini pasti berjalan dengan baik!" Anggita terus mendorong apapun setiap bakat yang dimiliki oleh sang cucu.
*
Hingga waktu itu terus berlalu...
Mutiara akhirnya menemukan bakat yang terpendam selama ini didalam dirinya, setelah mendapatkan dorongan kuat dari sang nenek, ia mengambil kursus khusus untuk belajar membuat cake lebih profesional lagi, ia terus berjuang dan membeli semua peralatan cake untuk mendukung potensial dirinya, perlahan ia mulai menjual cake nya via media online saja, khususnya di Instagram dan mulai membuat konten creator dari model cake kekinian hasil karyanya sendiri, kerja keras itu tidak sia-sia, semua karya-karya model cake yang ia ciptakan sendiri berhasil menarik perhatian para netizen khususnya pengguna sosial media dan mereka yang sudah membeli, juga memberikan testimoni bintang lima. Hal itu membuat Mutiara semakin bersemangat dan percaya diri.
Orderan cake buatan Mutiara mulai ramai berdatangan, khususnya untuk acara-acara ulang tahun ataupun pernikahan, selain enak, model kekinian bahkan ia menerima model sesuai permintaan pembeli, rasa cake buatan Mutiara juga tidak kalah enak dengan rasa cake yang sudah mendapatkan label mahal. Anggita pun mulai berusaha memasarkan kepada teman-temannya dan akhirnya cake buatan Mutiara mulai dikenal oleh masyarakat luas terutama pengguna media sosial.
Tidak berapa lama, semua seperti berjalan sangat mudah, Mutiara sudah menyewa sebuah ruko cantik dan juga sudah memberikan label halal di tokonya, selain itu ia sudah memiliki satu karyawan untuk membantu pekerjaannya, bertepatan pula ruko cake Mutiara sangat dekat dari rumahnya, karena ia tidak bisa jauh dari keluarga yang sangat membutuhkan dirinya setiap saat.
Mutiara sudah tampak lebih bahagia daripada sebelumnya, ada secercah harapan baik untuk masa depannya, sedikit demi sedikit akhirnya mereka bisa keluar dari kesulitan ekonomi yang terus menghujani, kehidupan finansial mereka juga mulai membaik dan berjalan normal, namun sayang, semua aset Aditama sudah terlanjur terjual demi bertahan hidup selama bertahun-tahun lamanya.
*
"Mutiara, Maaf yah, Tante sudah tidak ingin menyewakan ruko ini lagi, karena kami akan pindah ke Malaysia, jika kamu mau, sebaiknya kamu lah yang membelinya!"
Mutiara sangat terkejut dengan keputusan dari si pemilik Ruko.
"Harga ruko ini berapa yah Tante?"
"Sekitar 2.5 M, kalau sama yang lain, Tante tawarkan 3 M lebih! Itu harga khusus buat kamu!"
Ucapan si pemilik ruko membuat Mutiara terdiam sejenak, sambil berkata dalam hatinya;
"Ya Allah, tabunganku belum cukup sampai segitu, tapi aku sudah Nyaman banget di ruko ini, pelanggan juga sudah banyak disini, bagaimana yah? Mutiara mulai pusing tujuh keliling."
"Tante, tolong berikan Mutiara waktu untuk mencari uangnya! Bolehkan?"
"Baiklah Mutiara, Tante akan menunggunya!"
"Terima kasih banyak Tante!"
***
Sesampai di rumah, Mutiara menceritakan keluh kesahnya kepada Anggita.
Menatap perjuangan dan semangat Mutiara. Anggita tidak tega melihat raut wajah sang cucu.
Wanita yang sudah menginjak usia 60 tahunan itu, bangkit mencari berkas di lemari- lemari tua mereka.
"Oma cari apa?"
Berkas itu akhirnya ditemukan.
"Mutiara, ini adalah satu-satunya harta peninggalan kami, yaitu Ruko lama yang sudah tidak terpakai lagi di daerah Kemayoran, dan satu-satunya pembeli yang mau membeli dengan harga tinggi adalah dokter Luis Suarez, dokter ibumu dulu, sekarang ia tinggal di Berlin.
Satu minggu yang lalu, Oma terkejut, tiba-tiba saja ia menelpon menanyakan kabar Nia lalu menawarkan untuk membeli ruko itu sebagai berlebaran area parkir tepat disebelah klinik besar miliknya."
Anggita tersenyum menatap wajah Mutiara.
"Pergi temui lah dr Luis di Berlin, selain dia butuh cepat, ia ingin kamu yang mengantarkannya langsung dan menandatangani sebagai perwakilan kami"
"Tapi Oma, ini kan satu-satunya harta kalian yang tersisa...tidak... tidak...Mutiara tidak bisa, lebih baik mencoba untuk meminjam di Bank saja!"
"Mutiara...tidak apa-apa sayang, kau sudah berjuang untuk kami, Oma sangat bahagia, meskipun ini harta peninggalan kami yang terakhir, Oma yakin, jalan ini pula yang akan mengantarkan kita, keluar dari keterpurukan ini!" sontak air Mata Anggita meleleh di pipinya dan memegang lembut dikedua pipi gadis itu.
Dua bola mata Mutiara juga tampak berkaca-kaca.
"Meski cobaan ini sangat berat, tapi Oma bisa melaluinya itu karena kamu, Oma sendiri tidak yakin bisa menghadapi semua ini, Mutiara... terima kasih, kau sudah hadir diantara kami, kau selalu berjuang tanpa lelah dan tidak pernah malu sedikitpun memiliki keluarga yang penuh kekurangan....hiks...hiks...percayalah sayang, kita pasti akan keluar dari keterpurukan ini, Jika suatu hari nanti kamu berhasil, jangan pernah menjadi orang lain, tetaplah menjadi dirimu sendiri, Mutiara yang cantik, rendah hati, menyayangi keluarga, semangat juang yang tinggi, Oma selalu mendoakan kamu, agar kau selalu bahagia!"
Keduanya langsung berpelukan dalam tangis yang pecah.
"Mutiara janji Oma, akan mengembalikan semuanya! Terima kasih, Oma sudah berjuang keras membesarkan Mutiara. Tanpa perjuangan Oma pula, Mutiara tidak akan bisa meraih apapun..hiks...hiks!"
*
Berlin -Jerman
Di belahan bumi Eropa nan jauh dari rumah kediaman Mutiara, terlihat Bastian Enzo Putra sulung Ryan Alaska itu sedang asyik bermain basket bersama teman-temannya.
Di ruangan khusus lapangan Basket, kemahiran Bastian bermain basket sudah sangat lihai, hentakan demi hentakan bola itu dipantulkan ke lantai, Bastian terus berlari menghindari intaian bola dari lawan dan akhirnya ia berhasil memasukkan bola ke dalam keranjang sebagai finish mengakhiri skor pertandingan mereka.
"Huuuft!"
Bastian terlihat mandi keringat, ia langsung meneguk setengah botol air mineral dan sisanya di guyur membasahi kepalanya.
"Tlililit!" Ponsel pria itu berbunyi (Panggilan datang dari Ryan Alaska)
"Kapan kau akan berangkat Ke Jakarta?" tanya Ryan yang sudah tidak sabar ingin segera mengirimkan tugas kepada putranya.
"Sorry Pah, masih ada berkas ijazah yang harus Bastian selesaikan, kemungkinan 2 atau 4 hari lagi"
"Bastian, ini sudah sangat mendesak, apapun yang terjadi, empat hari ke depan kau harus berangkat ke Jakarta!"
"Ok Pah!"
*
Sudah tidak dapat menghindari permintaan sang Ayah, akhirnya 4 hari ke depan, Bastian langsung memesan tiket pesawat bisnis (ekslusif) menuju Jakarta.
*
Terlihat pesawat yang membawa Mutiara take off meninggalkan Jakarta menuju kota Berlin-Jerman.
*
*
*
Hay readers, Jangan lupa terus dukung Author yah, dengan memberikan Like, komen, vote, gift, tonton iklan, share ke media-media sosial kamu, karena Bastian akan terus mengintai kamu dari sini 😍😍🤣🤭😘
Follow IG : @sarahmai_07
Kali ini modelnya oppa yah Bestie 🤣
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
Afnan S
se menderita nya mutiara masih bisa kuliah dan pergi ke luar negeri Berlin. berarti dia termasuk orang rang yang mampu..beda dengan rakyat jelata..kalo kekurangan ya bener2 ga bisa sekolah tinggi.. untuk makan aja susah
2024-08-01
1
⸙ᵍᵏ 𝓓𝓲𝓲 𝓮𝓲𝓶𝓾𝓽
klu liat cake jd lupa aja diet 🤭
2023-05-22
0
buna tianfian
cha eunwoo
2023-05-02
1