Bab 4 - Cake

Setelah selesai membuat cake, Mutiara mengajak sang Nenek untuk mencicipi hasil cake buatannya, sekaligus ngemil bareng bersama sambil ngobrol apa saja, hal itu memang biasa mereka lakukan.

"Tiara, rasa cake buatan kamu ini sangat enak?" nada ucapan bersemangat Anggita mengacungkan jempolnya dihadapan sang cucu, Anggita adalah mantan wanita karir dari isteri konglomerat Aditama, tentu ia sudah sangat mengerti, seperti apa rasa cake yang enak, karena dulunya ia sering memakan beragam macam cake terlezat di dunia.

"Beneran Oma!" jawab senang Mutiara merasa tidak percaya.

"Benar sayang, Oma enggak bercanda, sepertinya kamu punya bakat disini, kamu harus kursus secepatnya, biar lebih mahir lagi, dengan begitu kita bisa membuka jasa pesanan cake online ataupun menjualnya secara langsung, Oma yakin sekali, ini pasti berjalan dengan baik!" Anggita terus mendorong apapun setiap bakat yang dimiliki oleh sang cucu.

*

Hingga waktu itu terus berlalu...

Mutiara akhirnya menemukan bakat yang terpendam selama ini didalam dirinya, setelah mendapatkan dorongan kuat dari sang nenek, ia mengambil kursus khusus untuk belajar membuat cake lebih profesional lagi, ia terus berjuang dan membeli semua peralatan cake untuk mendukung potensial dirinya, perlahan ia mulai menjual cake nya via media online saja, khususnya di Instagram dan mulai membuat konten creator dari model cake kekinian hasil karyanya sendiri, kerja keras itu tidak sia-sia, semua karya-karya model cake yang ia ciptakan sendiri berhasil menarik perhatian para netizen khususnya pengguna sosial media dan mereka yang sudah membeli, juga memberikan testimoni bintang lima. Hal itu membuat Mutiara semakin bersemangat dan percaya diri.

Orderan cake buatan Mutiara mulai ramai berdatangan, khususnya untuk acara-acara ulang tahun ataupun pernikahan, selain enak, model kekinian bahkan ia menerima model sesuai permintaan pembeli, rasa cake buatan Mutiara juga tidak kalah enak dengan rasa cake yang sudah mendapatkan label mahal. Anggita pun mulai berusaha memasarkan kepada teman-temannya dan akhirnya cake buatan Mutiara mulai dikenal oleh masyarakat luas terutama pengguna media sosial.

Tidak berapa lama, semua seperti berjalan sangat mudah, Mutiara sudah menyewa sebuah ruko cantik dan juga sudah memberikan label halal di tokonya, selain itu ia sudah memiliki satu karyawan untuk membantu pekerjaannya, bertepatan pula ruko cake Mutiara sangat dekat dari rumahnya, karena ia tidak bisa jauh dari keluarga yang sangat membutuhkan dirinya setiap saat.

Mutiara sudah tampak lebih bahagia daripada sebelumnya, ada secercah harapan baik untuk masa depannya, sedikit demi sedikit akhirnya mereka bisa keluar dari kesulitan ekonomi yang terus menghujani, kehidupan finansial mereka juga mulai membaik dan berjalan normal, namun sayang, semua aset Aditama sudah terlanjur terjual demi bertahan hidup selama bertahun-tahun lamanya.

*

"Mutiara, Maaf yah, Tante sudah tidak ingin menyewakan ruko ini lagi, karena kami akan pindah ke Malaysia, jika kamu mau, sebaiknya kamu lah yang membelinya!"

Mutiara sangat terkejut dengan keputusan dari si pemilik Ruko.

"Harga ruko ini berapa yah Tante?"

"Sekitar 2.5 M, kalau sama yang lain, Tante tawarkan 3 M lebih! Itu harga khusus buat kamu!"

Ucapan si pemilik ruko membuat Mutiara terdiam sejenak, sambil berkata dalam hatinya;

"Ya Allah, tabunganku belum cukup sampai segitu, tapi aku sudah Nyaman banget di ruko ini, pelanggan juga sudah banyak disini, bagaimana yah? Mutiara mulai pusing tujuh keliling."

"Tante, tolong berikan Mutiara waktu untuk mencari uangnya! Bolehkan?"

"Baiklah Mutiara, Tante akan menunggunya!"

"Terima kasih banyak Tante!"

***

Sesampai di rumah, Mutiara menceritakan keluh kesahnya kepada Anggita.

Menatap perjuangan dan semangat Mutiara. Anggita tidak tega melihat raut wajah sang cucu.

Wanita yang sudah menginjak usia 60 tahunan itu, bangkit mencari berkas di lemari- lemari tua mereka.

"Oma cari apa?"

Berkas itu akhirnya ditemukan.

"Mutiara, ini adalah satu-satunya harta peninggalan kami, yaitu Ruko lama yang sudah tidak terpakai lagi di daerah Kemayoran, dan satu-satunya pembeli yang mau membeli dengan harga tinggi adalah dokter Luis Suarez, dokter ibumu dulu, sekarang ia tinggal di Berlin.

Satu minggu yang lalu, Oma terkejut, tiba-tiba saja ia menelpon menanyakan kabar Nia lalu menawarkan untuk membeli ruko itu sebagai berlebaran area parkir tepat disebelah klinik besar miliknya."

Anggita tersenyum menatap wajah Mutiara.

"Pergi temui lah dr Luis di Berlin, selain dia butuh cepat, ia ingin kamu yang mengantarkannya langsung dan menandatangani sebagai perwakilan kami"

"Tapi Oma, ini kan satu-satunya harta kalian yang tersisa...tidak... tidak...Mutiara tidak bisa, lebih baik mencoba untuk meminjam di Bank saja!"

"Mutiara...tidak apa-apa sayang, kau sudah berjuang untuk kami, Oma sangat bahagia, meskipun ini harta peninggalan kami yang terakhir, Oma yakin, jalan ini pula yang akan mengantarkan kita, keluar dari keterpurukan ini!" sontak air Mata Anggita meleleh di pipinya dan memegang lembut dikedua pipi gadis itu.

Dua bola mata Mutiara juga tampak berkaca-kaca.

"Meski cobaan ini sangat berat, tapi Oma bisa melaluinya itu karena kamu, Oma sendiri tidak yakin bisa menghadapi semua ini, Mutiara... terima kasih, kau sudah hadir diantara kami, kau selalu berjuang tanpa lelah dan tidak pernah malu sedikitpun memiliki keluarga yang penuh kekurangan....hiks...hiks...percayalah sayang, kita pasti akan keluar dari keterpurukan ini, Jika suatu hari nanti kamu berhasil, jangan pernah menjadi orang lain, tetaplah menjadi dirimu sendiri, Mutiara yang cantik, rendah hati, menyayangi keluarga, semangat juang yang tinggi, Oma selalu mendoakan kamu, agar kau selalu bahagia!"

Keduanya langsung berpelukan dalam tangis yang pecah.

"Mutiara janji Oma, akan mengembalikan semuanya! Terima kasih, Oma sudah berjuang keras membesarkan Mutiara. Tanpa perjuangan Oma pula, Mutiara tidak akan bisa meraih apapun..hiks...hiks!"

*

Berlin -Jerman

Di belahan bumi Eropa nan jauh dari rumah kediaman Mutiara, terlihat Bastian Enzo Putra sulung Ryan Alaska itu sedang asyik bermain basket bersama teman-temannya.

Di ruangan khusus lapangan Basket, kemahiran Bastian bermain basket sudah sangat lihai, hentakan demi hentakan bola itu dipantulkan ke lantai, Bastian terus berlari menghindari intaian bola dari lawan dan akhirnya ia berhasil memasukkan bola ke dalam keranjang sebagai finish mengakhiri skor pertandingan mereka.

"Huuuft!"

Bastian terlihat mandi keringat, ia langsung meneguk setengah botol air mineral dan sisanya di guyur membasahi kepalanya.

"Tlililit!" Ponsel pria itu berbunyi (Panggilan datang dari Ryan Alaska)

"Kapan kau akan berangkat Ke Jakarta?" tanya Ryan yang sudah tidak sabar ingin segera mengirimkan tugas kepada putranya.

"Sorry Pah, masih ada berkas ijazah yang harus Bastian selesaikan, kemungkinan 2 atau 4 hari lagi"

"Bastian, ini sudah sangat mendesak, apapun yang terjadi, empat hari ke depan kau harus berangkat ke Jakarta!"

"Ok Pah!"

*

Sudah tidak dapat menghindari permintaan sang Ayah, akhirnya 4 hari ke depan, Bastian langsung memesan tiket pesawat bisnis (ekslusif) menuju Jakarta.

*

Terlihat pesawat yang membawa Mutiara take off meninggalkan Jakarta menuju kota Berlin-Jerman.

*

*

*

Hay readers, Jangan lupa terus dukung Author yah, dengan memberikan Like, komen, vote, gift, tonton iklan, share ke media-media sosial kamu, karena Bastian akan terus mengintai kamu dari sini 😍😍🤣🤭😘

Follow IG : @sarahmai_07

Kali ini modelnya oppa yah Bestie 🤣

Terpopuler

Comments

Afnan S

Afnan S

se menderita nya mutiara masih bisa kuliah dan pergi ke luar negeri Berlin. berarti dia termasuk orang rang yang mampu..beda dengan rakyat jelata..kalo kekurangan ya bener2 ga bisa sekolah tinggi.. untuk makan aja susah

2024-08-01

1

⸙ᵍᵏ 𝓓𝓲𝓲 𝓮𝓲𝓶𝓾𝓽

⸙ᵍᵏ 𝓓𝓲𝓲 𝓮𝓲𝓶𝓾𝓽

klu liat cake jd lupa aja diet 🤭

2023-05-22

0

buna tianfian

buna tianfian

cha eunwoo

2023-05-02

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Awal yang baru
2 Bab 2 - Generasi berganti
3 Bab 3 - Kehidupan Keras Mutiara.
4 Bab 4 - Cake
5 Bab 5 - Kota Berlin, Jerman.
6 Bab 6 - Perjalanan di dalam Pesawat
7 Bab 7 - Kesalahan
8 Bab 8 - Bastian mendatangi kediaman Mutiara.
9 Bab 9 - Jamuan untuk Bastian
10 Bab 10 - Amukan Nia
11 Bab 11 - Sebuah Alasan
12 Bab 12 - Pemilihan Cake
13 Bab 13 -Pertemuan Adinda dan Mutiara
14 Bab 14 - Terharu
15 Bab 15 - Tangis Anggita.
16 Bab 16 - Malam Kepastian
17 Bab 17 - Gladi Resik
18 Bab 18 - Percaya diri
19 Bab 19 - Acara di Convention Hall.
20 Bab 20 - Partner Bisnis.
21 Bab 21 - Pertemuan
22 Bab 22 - Identitas Yang Sudah Diketahui
23 Bab 23 - Ryan Alaska Shock
24 Bab 24 - Rencana
25 Bab 25 - Status Buatan
26 Bab 26 - Ajakan makan malam
27 Bab 27 - Keraguan
28 Bab 28- Perbincangan
29 Bab 29 - Rangkap Pekerjaan.
30 Bab 30 - Bastian masuk angin.
31 Bab 31 - Awal kebersamaan
32 Bab 32 - Malam yang memukau
33 Bab 33 - Semakin perhatian
34 Bab 34 - Membelikan Emas.
35 Bab 35 - Masih dihantui masa lalu.
36 Bab 36 - Liburan
37 Bab 37 - Kebersamaan malam
38 Bab 38 - Bucin
39 Bab 39 - Ungkapan Masa Lalu
40 Bab 40 - Mutiara pulang ke rumah Anggita.
41 Bab 41 - Terungkap
42 Bab 42 - Pertemuan Mutiara dengan Adella
43 Bab 43 - Airmata hati.
44 Bab 44 - Kabar Rahasia
45 Bab 45 - Cinta yang semakin indah bersemi.
46 Bab 46 - Kegalauan Mutiara.
47 Bab 47 - Ungkapan Aditama
48 Bab 48 - Pemberitahuan
49 Bab 49 - Keputusan Bastian untuk X-Tren
50 Bab 50 - Ulang tahun Bastian
51 Bab 51 - Hubungan yang berakhir
52 Bab 52 - Rahasia Angelina
53 Bab 53 - Menyendiri
54 Bab 54 - Mutiara mengunjungi Bastian.
55 Bab 55 - Laporan Jin Hui
56 Bab 56 - Kecewa
57 Bab 57 - Analisa Prof Dokter James Peter
58 Bab 58 - Galau
59 Bab 59 - Tindakan keras Ryan Alaska
60 Bab 60 - Aksi Eksekusi Farel
61 Bab 61 - Keputusan
62 Bab 62 - Menghadiri Pesta
63 Bab 63 - Pertemuan Bastian Dan Mutiara di Pesta.
64 Bab 64 - Penolakan
65 Bab 65 - kondisi Nia Devira.
66 Bab 66 - Keseharian James Dan Nia
67 Bab 67 - Kembalinya Nia Devira
68 Bab 68 - kesempatan kedua
69 Bab 69 - Keputusan
70 Bab 70 - Impian Khaliza
71 Bab 71 - Perpisahan lagi
72 Bab 72 - Langkah tegas Bastian
73 Bab 73 - Keinginan
74 Bab 74 - Kabar
75 Bab 75 - Bastian Mabuk Berat.
76 Bab 76 Hari berlalu
77 Bab 77 - Kencan Buta
78 Bab 78 - Amarah Mutiara
79 Bab 79 Malam spesial
80 Bab 80 - Ancaman Oma
81 Bab 81 - Ketegasan Anggita.
82 Bab 82 - Berita
83 Bab 83 - Ziarah
84 Bab 8 - Jawaban kepastian
85 Bab 85 - Malam yang berkesan.
86 Bab 86 - Mutiara Bertemu Fiona Yong
87 Bab 87 - Candu yang tidak bisa dihindari
88 Bab 88 - Sarapan bersama keluarga Bastian.
89 Bab 89 - Calon untuk Mutiara.
90 Bab 90 - Pelajaran keikhlasan
91 Bab 91 - Mutiara Drop
92 Bab 92 - Ceria kembali
93 Bab 93 - Semakin tidak Paham.
94 Bab 94 - Bertemu calon Mertua.
95 Bab 95 - Komentar Roland
96 Bab 96 - Cerita tentang Bastian.
97 Bab 97 - pilihan yang harus diambil.
98 Bab 98 - Tangisan bahagia Mutiara
99 Bab 99 - Kembalinya Nia Devira
100 Bab 100 - penyesalan Bastian
101 Bab 101 - Kegalauan yang menyedihkan
102 Bab 102 - Tak sanggup lagi
103 Bab 103 - Bastian mulai mempengaruhi
104 Bab 104 - Rencana
105 Bab 105 - Malam yang tak terduga
106 Bab 106 - Setelah malam itu
107 Bab 107 - Menjelaskan
108 Bab 108 - Hukuman untuk Bastian
109 Bab 109 - Kedatangan Adinda
110 Bab 110 - Menerima
111 Bab 111 - Ada hikmah dibaliknya
112 Bab 112 Rencana tidak terduga.
113 Bab 113 - Akad Nikah
114 Bab 114 - Takdir cinta
115 Bab 115 - Getaran cinta setelah menikah
116 Bab 116 - Makan malam istimewa
117 Bab 117 - Malam pertama setelah menikah.
118 Bab 118 - Meeting
119 Bab 119 - Suasana Hati
120 Bab 120 - Tidak menduga.
121 Bab 121 - Ketahuan
122 Bab 122 Makan Malam Jin dan Tifani
123 Bab 123 - Keceriaan
124 Bab 124 - Jamuan makan malam
125 Bab 125 - Resepsi Pernikahan
126 Bab 126 - END
Episodes

Updated 126 Episodes

1
Bab 1 - Awal yang baru
2
Bab 2 - Generasi berganti
3
Bab 3 - Kehidupan Keras Mutiara.
4
Bab 4 - Cake
5
Bab 5 - Kota Berlin, Jerman.
6
Bab 6 - Perjalanan di dalam Pesawat
7
Bab 7 - Kesalahan
8
Bab 8 - Bastian mendatangi kediaman Mutiara.
9
Bab 9 - Jamuan untuk Bastian
10
Bab 10 - Amukan Nia
11
Bab 11 - Sebuah Alasan
12
Bab 12 - Pemilihan Cake
13
Bab 13 -Pertemuan Adinda dan Mutiara
14
Bab 14 - Terharu
15
Bab 15 - Tangis Anggita.
16
Bab 16 - Malam Kepastian
17
Bab 17 - Gladi Resik
18
Bab 18 - Percaya diri
19
Bab 19 - Acara di Convention Hall.
20
Bab 20 - Partner Bisnis.
21
Bab 21 - Pertemuan
22
Bab 22 - Identitas Yang Sudah Diketahui
23
Bab 23 - Ryan Alaska Shock
24
Bab 24 - Rencana
25
Bab 25 - Status Buatan
26
Bab 26 - Ajakan makan malam
27
Bab 27 - Keraguan
28
Bab 28- Perbincangan
29
Bab 29 - Rangkap Pekerjaan.
30
Bab 30 - Bastian masuk angin.
31
Bab 31 - Awal kebersamaan
32
Bab 32 - Malam yang memukau
33
Bab 33 - Semakin perhatian
34
Bab 34 - Membelikan Emas.
35
Bab 35 - Masih dihantui masa lalu.
36
Bab 36 - Liburan
37
Bab 37 - Kebersamaan malam
38
Bab 38 - Bucin
39
Bab 39 - Ungkapan Masa Lalu
40
Bab 40 - Mutiara pulang ke rumah Anggita.
41
Bab 41 - Terungkap
42
Bab 42 - Pertemuan Mutiara dengan Adella
43
Bab 43 - Airmata hati.
44
Bab 44 - Kabar Rahasia
45
Bab 45 - Cinta yang semakin indah bersemi.
46
Bab 46 - Kegalauan Mutiara.
47
Bab 47 - Ungkapan Aditama
48
Bab 48 - Pemberitahuan
49
Bab 49 - Keputusan Bastian untuk X-Tren
50
Bab 50 - Ulang tahun Bastian
51
Bab 51 - Hubungan yang berakhir
52
Bab 52 - Rahasia Angelina
53
Bab 53 - Menyendiri
54
Bab 54 - Mutiara mengunjungi Bastian.
55
Bab 55 - Laporan Jin Hui
56
Bab 56 - Kecewa
57
Bab 57 - Analisa Prof Dokter James Peter
58
Bab 58 - Galau
59
Bab 59 - Tindakan keras Ryan Alaska
60
Bab 60 - Aksi Eksekusi Farel
61
Bab 61 - Keputusan
62
Bab 62 - Menghadiri Pesta
63
Bab 63 - Pertemuan Bastian Dan Mutiara di Pesta.
64
Bab 64 - Penolakan
65
Bab 65 - kondisi Nia Devira.
66
Bab 66 - Keseharian James Dan Nia
67
Bab 67 - Kembalinya Nia Devira
68
Bab 68 - kesempatan kedua
69
Bab 69 - Keputusan
70
Bab 70 - Impian Khaliza
71
Bab 71 - Perpisahan lagi
72
Bab 72 - Langkah tegas Bastian
73
Bab 73 - Keinginan
74
Bab 74 - Kabar
75
Bab 75 - Bastian Mabuk Berat.
76
Bab 76 Hari berlalu
77
Bab 77 - Kencan Buta
78
Bab 78 - Amarah Mutiara
79
Bab 79 Malam spesial
80
Bab 80 - Ancaman Oma
81
Bab 81 - Ketegasan Anggita.
82
Bab 82 - Berita
83
Bab 83 - Ziarah
84
Bab 8 - Jawaban kepastian
85
Bab 85 - Malam yang berkesan.
86
Bab 86 - Mutiara Bertemu Fiona Yong
87
Bab 87 - Candu yang tidak bisa dihindari
88
Bab 88 - Sarapan bersama keluarga Bastian.
89
Bab 89 - Calon untuk Mutiara.
90
Bab 90 - Pelajaran keikhlasan
91
Bab 91 - Mutiara Drop
92
Bab 92 - Ceria kembali
93
Bab 93 - Semakin tidak Paham.
94
Bab 94 - Bertemu calon Mertua.
95
Bab 95 - Komentar Roland
96
Bab 96 - Cerita tentang Bastian.
97
Bab 97 - pilihan yang harus diambil.
98
Bab 98 - Tangisan bahagia Mutiara
99
Bab 99 - Kembalinya Nia Devira
100
Bab 100 - penyesalan Bastian
101
Bab 101 - Kegalauan yang menyedihkan
102
Bab 102 - Tak sanggup lagi
103
Bab 103 - Bastian mulai mempengaruhi
104
Bab 104 - Rencana
105
Bab 105 - Malam yang tak terduga
106
Bab 106 - Setelah malam itu
107
Bab 107 - Menjelaskan
108
Bab 108 - Hukuman untuk Bastian
109
Bab 109 - Kedatangan Adinda
110
Bab 110 - Menerima
111
Bab 111 - Ada hikmah dibaliknya
112
Bab 112 Rencana tidak terduga.
113
Bab 113 - Akad Nikah
114
Bab 114 - Takdir cinta
115
Bab 115 - Getaran cinta setelah menikah
116
Bab 116 - Makan malam istimewa
117
Bab 117 - Malam pertama setelah menikah.
118
Bab 118 - Meeting
119
Bab 119 - Suasana Hati
120
Bab 120 - Tidak menduga.
121
Bab 121 - Ketahuan
122
Bab 122 Makan Malam Jin dan Tifani
123
Bab 123 - Keceriaan
124
Bab 124 - Jamuan makan malam
125
Bab 125 - Resepsi Pernikahan
126
Bab 126 - END

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!