Bab 04 | Anak laki-laki serba bisa dan tiket

...Bab 04. Anak laki-laki serba bisa dan tiket....

Di tahun 2012, aku semakin tahu. Bumi ini tidak damai seperti yang ku kira, diluar negeri banyak sekali musibah atau pun invasi dari makhluk lain atau lebih dikenal dengan nama Alien.

Meski begitu, aku berterimakasih kepada Dewi Freya yang menaruh jiwa ku di Negara Nusantara ini yang mana negara ini memiliki perisai sihir yang mampu mencegah Invasi alien ataupun bencana lainnya.

Dugaan besar, di Negara Nusantara memiliki sekte atau kelompok penyihir.

Aku harap mereka tidak bisa menemukan ku.

Lepas dari semua itu, aku sudah berumur 12 tahun.

Pada umur ini, aku sudah menjadi sosok kakak dari beberapa anak di panti asuhan. Salah satu peran menjadi kakak ialah membuat mainan.

Yang mana saat ini aku sedang membuat mainan kayu bersama anak-anak panti yang mengelilingi ku.

Seusai membuat mainan mobil-mobilan kayu, aku pun memberikan nya kepada salah satu anak panti.

"Ini mainan mu."

"Wuahh! Terimakasih, kak Rain!" ucap senang anak panti seraya menerima mainan mobil-mobilan.

Seusai itu, anak laki-laki yang lain meminta mainan yang berbeda.

"Kak Rain, aku ingin mainan pesawat terbang!"

"Iya, nanti kakak akan buatkan."

Lalu, aku pun membuat pesawat terbang dari kayu. Selain semua itu, aku juga membuat mainan kayu dan bambu lainnya seperti egrang, bumerang, layang-layang dan ketapel.

Para anak perempuan dari panti pun juga meminta sesuatu dari ku yakni boneka.

Lalu, aku pun membuatkan nya berikut dengan pakaian nya. Selain boneka kayu, aku juga membuat beberapa origami.

Tugas sebagai kakak juga tidak berhenti disitu, aku pun sudah bisa membantu untuk memperbaiki atap yang bocor, kendaraan dan pekerjaan rumah lainnya.

Sungguh kehidupan damai yang kuinginkan.

Di umur 12 tahun ini, aku pun sudah menjajaki pendidikan di sekolah menengah pertama.

Tidak seperti sekolah dasar, anak-anak di sekolah menengah pertama ini sudah beranjak sedikit dewasa dan aku pun satu sekolah lagi dengan Silvi.

Saat ini, aku pun sedang berada di kelas yang kebetulan juga sekelas dengan Silvi.

"Hei, Rain."

Mendengar itu, Aku sontak melihat kearah Silvi yang berdiri dihadapan ku.

"Aku dapat dua tiket konser MJKT48. Kamu ikut ya! Temenin aku akhir pekan ini!" seru Silvi seraya memamerkan dua tiket.

"Iya, nanti aku temani."

"Hore! Aku jadi tidak sabar untuk melihat konser itu!" seru senang Silvi yang begitu berantusias.

Lalu, Silvi pun duduk disamping ku dan bercerita tentang idol grup MJKT48.

Aku pun dengan senang juga mendengar cerita nya.

Akhir pekan pun tiba, aku dan Silvi pun janji temu di MJCC yang mana disana sudah ramai dengan para calon penonton meski begitu, aku bisa menemukan Silvi dengan mudah yang mana dia sudah tiba terlebih dahulu di depan pintu masuk.

Melihat nya, aku sontak berlari menghampiri nya dan Silvi pun melihat ku lalu, memberikan lambaian tangan.

"Maaf, aku terlambat."

Silvi menggelengkan kepalanya, "Tidak, kita masih punya waktu. Ayo kita masuk!"

Aku pun mengangguk kepala dan masuk kedalam gedung bersama Silvi.

Lalu, kami pun berhenti di post pemeriksaan tiket.

"Dek, tiket nya!" seru penjaga post.

"Iya," jawab Silvi seraya memeriksa kantong belakang celana nya yang mana tempat tiket disimpan.

Akan tetapi, tiba-tiba tiket nya hilang yang sontak membuat Silvi panik.

"Hilang! Tiketnya, hilang!" panik Silvi seraya memeriksa kantong yang lain dan tas nya akan tetapi, dia tetap tidak menemukan nya yang membuat Silvi semakin panik. "Hilang, tiket nya hilang!" Silvi melihat ku dengan mata yang berkaca-kaca. "Rain, bagaimana ini?"

Melihat itu, aku pun mencoba menenangkan nya. "Silvi, tenanglah! Kita cari pelan-pelan."

Penjaga yang melihat kami sedang mencari tiket yang hilang, dia pun menegur kami.

"Adek, lebih baik menepi cari tiket nya! Kasihan antrian yang lain!"

"Iya, maaf."

Lalu, aku pun memegang kedua bahu Silvi dan menuntunnya ke tepi.

"Rain, bagaimana ini? Padahal aku sulit sekali untuk mendapatkan tiket konser ini," ucap Silvi seraya menundukkan kepala dan menitihkan air mata.

Melihat nya, aku pun merasa kasihan terhadap nya. Maka dari itu, aku mencoba merapalkan sihir.

"Magic Space. Search."

Search adalah sihir pencarian yang memiliki radius 3 km dan aku pun memfokuskan pencarian tiket kami yang mungkin jatuh atau tertinggal.

Lalu, aku pun menemukan nya di pot tanaman dekat pintu masuk.

"Ketemu!"

Mendengar ku, Silvi sontak menghampiri dengan penuh antusias.

"Dimana?!"

"Dekat pintu masuk."

Mendengar jawaban ku itu, Silvi sontak berlari ke arah pintu masuk dan aku pun mengikuti nya.

Setibanya di pintu masuk, Silvi sontak melihat tiket milik nya.

"Akhir nya, ketemu!" seru senang Silvi seraya melihat tiket miliknya. Sesaat kemudian, dia melihat ku dengan senyuman lebar dan sontak memeluk ku. "Terimakasih, Rain. Kamu memang luar biasa."

"Silvi, kamu terlalu berlebih-lebihan."

Setelah itu, Silvi melepas pelukannya. Lalu, dia tersenyum dan meraih tangan ku. "Ayo kita masuk lagi!"

"Iya, ayo!"

Lalu, kami pun masuk kedalam gedung kembali akan tetapi tidak jauh dari tempat kami, terdengar suara keributan.

Terpopuler

Comments

R E M E D Y

R E M E D Y

untung belum ada plastik pop

2023-03-08

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!