...Bab 03. Teknik sihir dan Pertemuan Rain dengan Silvi....
1,5 milliar rupiah bukan lah uang yang sedikit maka dari itu, Bu Rosa bisa membayar hutang Alex, membayar pegawai, membangun panti dan membiayai ku untuk sekolah.
Benar, berkat uang itu juga aku bisa masuk sekolah Dasar yang tidak jauh dari panti asuhan.
Dan, sekarang ini aku sedang memperkenalkan diri didepan kelas sebagai murid baru.
"Nama ku Rain. Salam kenal!"
"Ayo semua nya beri tepuk tangan!" seru guru kepada semua murid nya.
Para murid pun bertepuk tangan dan menyambut ku dengan hangat.
"Oke, Nak Rain. Kamu duduk di kursi kosong yang ada ditengah itu!" seru guru.
"Baik, Bu!"
Lalu, aku duduk di kursi yang di arahkan oleh Bu Guru dan sesaat duduk, aku pun memberikan senyuman salam kepada teman-teman sekitar ku.
Dan, pelajaran pun dimulai yang mana sebenarnya aku sudah mengerti semua yang dijelaskan oleh Bu Guru meski begitu, aku tetap harus mengikuti aturan sesuai umur.
Ada suatu saat anak perempuan yang duduk di dekat ku sedang mengalami kesulitan lantaran dia tidak punya penghapus.
Memahami itu, aku pun mengambil penghapus dan memberikan nya.
"Ini penghapus ku. Pakai saja!"
Mendengar itu, Anak perempuan sontak melihat ku dan menerima nya dengan senyuman senang.
"Terimakasih, aku pinjam dulu ya!"
Aku pun tersenyum dan menganggukkan kepala.
Anak perempuan itu bernama Silvi dan sejak kejadian itu, aku lebih dekat dengan Silvi.
Selain sekolah, aku juga terus melatih sihir dan fisik di panti asuhan. Salah satunya, aku melatih teknik sihir.
Sihir utama memiliki beberapa kategori yaitu;
Sihir tingkat rendah;
Sihir tingkat menengah;
Sihir tingkat tinggi;
Sihir tingkat Legendaris;
Sihir tingkat Dunia;
Dan, sihir tingkat Semesta.
Dengan beberapa jenis teknik rapalan nya diantaranya;
Teknik rapalan langsung;
Teknik rapalan jarak jauh;
Teknik rapalan berantai;
Teknik rapalan Delay;
Teknik rapalan perubahan materi;
Teknik rapalan Area;
Dan, Teknik area berantai.
Itulah teknik dalam sihir. Meski aku ingin hidup damai di bumi ini namun, tidak menutup kemungkinan petaka akan datang kepada ku dan bumi ini maka dari itu, sedini mungkin aku harus berlatih.
Waktu pun terus berlalu yang mana aku sekarang ini sudah berumur 8 tahun. Di tahun ini, aku mendapatkan informasi yang sangat penting yakni Bumi yang tinggali ini tidak lah damai. Hal ini terbukti dari beberapa berita dunia diantaranya;
Kemunculan manusia yang bisa berubah menjadi besar dan berwarna hijau, mereka sebut nya Orgeman Di negara United State;
Robot tengkorak yang memegang senjata kelas berat namun, dia hanya mengincar target nya saja. Dia disebut Executor di negara Britania.
Dan, mungkin masih banyak lagi yang tidak ketahui.
Walaupun begitu, aku tidak akan membiarkan siapapun yang menyakiti orang-orang yang ku sayangi.
Terlepas dari latihan sihir, aku menikmati masa kanak-kanak ini. Salah satunya, aku sudah memiliki teman dekat seperti Rizal dan Silvi.
Sejak hari pertama masuk sekolah dan pemberian penghapusan membuat hubungan ku dengan Silvi semakin dekat.
Ada dimana dia mencoba ingin melakukan apa yang kulakukan yakni melakukan gerakan akrobatik di tiang Pull Up dengan memutarkan badan dan diakhir dengan melompat.
Sesaat aku berhasil mendarat dengan sempurna, Silvi bertepuk tangan dan memberikan senyuman lebar.
Plok! Plok!
"Rain, kamu memang hebat. Aku jadi ingin mencoba nya."
Seusai mengatakan itu, Silvi sontak berjalan ke tiang Pull Up dan aku pun berusaha menghentikan nya.
"Silvi, Tunggu! Itu berbahaya!"
Silvi tersenyum lebar, "Tenang saja. Aku juga ahli seperti mu!"
Lalu, Silvi pun melakukan gerakan akrobatik yang sama seperti ku akan tetapi saat melompat, dia tidak bisa mendarat dan terjatuh hingga membuat nya terluka.
"Aduhh!" geram sakit Silvi seraya memegang lututnya.
Melihat itu, aku sontak menghampiri nya.
"Silvi, dimana yang sakit?"
"Aduh, Rain. Seperti nya kaki ku patah."
Mendengar itu, aku pun merasa bersalah lantaran tidak menghentikan Silvi sebelumnya hingga membuat Silvi terluka.
Lalu, aku pun terpikir untuk menyembuhkan nya dengan sihir. Memutuskan hal itu, aku pun melihat sekeliling yang mana mereka jauh dari anak-anak yang lain.
"Yosh, seperti nya bisa."
Setelah itu, Aku memegang lutut Silvi dan merapalkan sihir.
"Magic Holy. Heal."
Sesaat aku merapalkan itu, sebuah cahaya hijau menyinari lutut nya dan luka memar serta darah pada lututnya sembuh.
Melihat itu, Silvi pun terkejut. "Ini seperti sihir saja!"
"Iya, memang sihir. Tapi, aku harap Silvi bisa merahasiakan kemampuan ku ini!"
Silvi sontak melihat ku dan menutup mulut dengan kedua tangan nya serta menganggukkan kepala.
Itulah saat pertama kalinya, Aku menunjukkan kemampuan sihir ku kepada orang lain.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments
P.E.K.A S
umur udah tua sifat masih kayak bocah,lol.padahal udah pernah mengalami hidup dan mati
2023-01-31
2