...Bab 01. Mengumpulkan informasi dan kedatangan Rentenir....
Siapa sangka bahwa Dewi Freya akan membuat drama kehidupan untuk ku yang mana sesaat lahir, aku sudah di buang oleh Nona yang tidak dikenal.
Ada kemungkinan, nona itu ibuku atau bisa juga suruhan dari keluarga kandung ku di dunia baru ini.
Meski begitu, nona itu masih memiliki hati nurani dengan membuang ku ke panti asuhan.
Itulah kesimpulan ku saat melihat beberapa anak dan bayi disekitar tempat tinggal ku.
Aku yang saat ini masih berusia nol tahun hanya bisa pasrah dari beberapa perawat yang ada di panti asuhan.
Lepas dari itu semua. Misi kedua ku ialah belajar bahasa dan mencari informasi.
Misi itu pun aku selesai kan diumur dua belas bulan yang mana para perawat panti asuhan terkagum-kagum lantaran sangat nya jarang ada bayi di satu tahun sudah bisa berbicara lancar. Meski, aku sudah bisa berbicara namun, fisik masihlah lemah.
Setelah bisa berbicara, aku pun memahami beberapa informasi diantara nya;
Dunia baru ku ini sama seperti kehidupan sebelum Felix yakni Bumi dengan tatanan serta aturan yang sama.
Aku tinggal di salah satu sudut kota Metro Jakarta, negara Nusantara. Negara Nusantara merupakan negara yang damai sentosa meski ada beberapa kejadian aneh di belahan dunia namun, tidak dengan Nusantara.
Mungkin hanya segelintir orang yang bisa melihat penyebab nya yakni ada nya pelindung sihir yang besar diatas langit dan hanya mata sihir lah yang bisa melihat nya.
Bicara tentang sihir, di negara Nusantara ini banyak sekali energi mana namun, tidak banyak manusia yang bisa memanfaatkan nya malah banyak manusia yang merusak sumber daya mana tersebut.
Mana merupakan energi alam untuk melakukan proses kerja alam di dunia ini dan manusia di dunia ini hanya memikirkan harta atau uang.
Meski masih berusia satu tahun, aku berhasil menguasai Mata roh dan penglihatan malam.
Selain itu, aku juga tahu tahun kelahiran ku yakni tahun 2000 meski tidak tahu tepatnya lahir tanggal berapa namun, kepala panti dan para perawat menempatkan ulang tahun ku pada tanggal 11 Oktober yang mana tanggal itu merupakan tanggal aku di buang.
Dan, aku diberikan nama Rain. Nama itu diberikan lantaran aku ditemukan saat hujan.
Waktu pun cepat berlalu yang mana aku sudah berumur 6 tahun. Di umur ini, aku memutuskan untuk memulai latihan fisik dan masuk sekolah dasar.
Di umur ini, aku sudah mengerti banyak informasi salah satu nya uang yang mana di negara Nusantara ini mata uang nya mengunakan rupiah.
Lalu, aku yang sedang bermain di ruang makan melihat Kepala Panti, Bu Rosa sedang termenung.
Tidak lama, datang salah satu perawat panti asuhan bernama Santi.
"Bu, ada apa?" tanya Santi sesaat dia duduk di samping Bu Rosa.
Lalu, Bu Rosa menghadap Santi, "Donatur sudah tidak mau memberikan donasinya lagi karena kasus Alex yang memakai uang panti untuk berjudi."
Mendengar itu, Santi terkejut. "Benarkah, Bu?Lalu, bagaimana sekarang, Bu?"
Bu Rosa pun menggelengkan kepalanya dengan tetesan air mata.
"Ibu juga tidak tahu."
Santi yang melihat kesedihan dari Bu Rosa, dia pun memeluknya.
Disisi lain, aku yang melihat itu ingin sekali membantunya.
"Tapi, bagaimana cara nya?" tanya batinku.
Lalu, saat aku main bersama dengan anak-anak panti. Ada salah satu anak panti yang seusia ku, dia bernama Rizal.
"Rain, lihatlah!" seru Rizal seraya menunjukkan batu berwarna kuning.
"Apa itu?"
"Ini batu emas! Jika, kita menjualnya maka kita akan kaya," seru senang Rizal.
Mendengar itu, Aku pun menghela nafas panjang lantaran batu yang terkena cat kuning dianggap nya emas. Namun, aku pun terpikir sesuatu.
"Aku bisa membantu panti."
"Benar, jika kita menjual ini maka kita akan kaya dan membelikan makanan enak untuk Bu Rosa dan saudara kita!" jawab Rizal.
Mendengar itu, aku pun tersenyum dan menganggukkan kepala.
Tidak lama kemudian, datang beberapa pria besar dengan jaket kulit hitam mengunjungi rumah panti.
Lalu, salah satu pria jaket hitam mengetuk pintu dengan keras.
Dok! Dok! Dok!
"Buka!" seru kasar pria jaket.
Suara pria itu pun membuat beberapa anak panti ketakutan.
Sesaat kemudian, Santi pun datang.
"Maaf, ada apa ya. Keperluan bapak-bapak ini apa?"
Saat Santi bertanya itu, para pria besar yang mengenakan jaket kulit sontak menghadap Santi dan salah satunya menjawab.
"Panggil Alex! Atau pemilik dari rumah ini!"
"Maaf, Bu Rosa sedang tidak ada disini."
Mendengar itu, pria besar sontak kesal lantaran dia tidak percaya dengan Santi dan langsung menampar nya keras hingga jatuh ketanah.
Anak-anak panti yang melihat itu, dia pun tambah ketakutan dan menangis. Tapi, tidak dengan ku.
Beruntung, aku sudah bisa mengunakan sihir Penyegaran Pikiran yang membuat ku masih bisa tenang.
Lalu, aku pun bergegas lari ke kak Santi.
"Kak Santi, kakak tidak apa-apa?"
Santi pun melihat kearah ku dan memberikan senyuman. "Kakak tidak apa-apa."
Pertanyaan yang bodoh, tentu saja kak Santi akan menjawab tidak apa-apa meski di pipi terlihat tapak merah.
Sesaat kemudian, Bu Rosa datang dan dia pun dikejutkan oleh Santi yang terjatuh ke tanah.
"Santi!" seru Bu Rosa dengan berlari kearah ku dan Santi.
Melihat itu, Santi pun bergegas bangun dan berdiri.
"Kamu tidak apa-apa?" tanya panik Bu Rosa seraya memeriksa Santi.
"Iya, saya tidak apa-apa. Bu!" jawab Santi dengan senyuman kecil.
Lalu, pria itu pun melihat tajam Bu Rosa.
"Jadi, apakah kamu pemilik nya?!"
Mendengar itu, Bu Rosa sontak menghadap kearah pria besar.
"Iya, saya pemilik dari panti asuhan ini. Siapa kalian?!" jawab ketus Bu Rosa.
"Apa ibu tahu dimana Alex?!" sambung ketus pria besar.
"Saya tidak tahu. Kenapa dengan Alex?"
"Asal ibu tahu ya, Alex itu penjudi. Dia berhutang kepada kami puluhan juta dan rumah ini lah yang jadi jaminan nya. Maka dari itu, kami akan sita semua barang-barang yang ada di rumah ini." Lalu, pria besar melihat ke arah anak buah nya. "Semua nya, ambil barang-barang yang berharga didalam!"
"Siap, Bos!" jawab beberapa anak buah nya. Lalu, mereka pun berjalan masuk kedalam.
Aku yang melihat itu, tentu tidak mengizinkan mereka untuk berbuat seenaknya maka dari itu, aku merapalkan sihir kecil di depan pintu.
"Magic Earth Elemental. Slip."
Sesaat para anak buah rentenir hendak masuk, mereka satu persatu jatuh terpeleset meski mencoba berdiri mereka pun tetap jatuh terpeleset.
Kejadian itu pun membuat ku dan anak-anak lainnya tertawa. Mereka yang polos tentu tidak bisa menahan tawa begitu juga Santi dan Bu Rosa meski mereka mencoba menahan tawa namun, tidak bisa.
Pria besar yang melihat itu sontak kesal.
"Apa yang kalian lakukan bodoh?!"
Pria besar itu pun mencoba menerobos masuk namun, dia bernasib sama seperti anak buah hingga akhir nya. Pria besar itu pun menyerah dan pergi dari panti asuhan bersama anak buah.
"Kami akan datang kembali! Siapkan uang nya!" seru pria besar seraya berjalan keluar.
Melihat itu, anak-anak panti sontak bersorak-sorai.
"Hore! Kita berhasil!"
"Hore!"
....
Aku pun tersenyum melihat kesenangan anak-anak panti.
Tapi, tidak dengan Bu Rosa dan Santi. Mereka terheran-heran dengan kejadian yang menimpa para rentenir.
"Sebenarnya, apa yang terjadi? Kenapa semua orang terpeleset di depan pintu?" tanya heran Bu Rosa.
"Saya periksa ya, Bu!" saran Santi.
"Berhati-hatilah, Santi!"
Lalu, Santi pun melangkah ke pintu dan membuka pintu namun, tidak terjadi apa-apa.
"Tidak ada yang aneh, Bu," jawab Santi.
"Ini semakin aneh. Kejadian itu seolah-olah ada penyihir yang membantu kita," ucap Bu Rosa.
Mendengar itu, aku hanya memberikan senyuman kecil lantaran tebakan dari Bu Rosa tidaklah salah karena;
Aku seorang penyihir.
...# Penyihir Terkuat Reinkarnasi Di...
...Dunia Modern#...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments
Eros Hariyadi
kliatanx ceritanya menarik, lanjut Thor 💪👍👍
2023-02-05
1
ℓιgнт『ᴹᵛᴸ』
lanjut
2023-01-24
1