Penghinaan keluarga Roki

"Jika menolong pria berkaos merah itu bisa mengurangi dosaku karena melukai Roki. Maka aku akan berusaha keras menolongnya."

Kata kata itu terlintas di pikiran Sinar. Baru saja dirinya melukai Roki meskipun karena terpaksa. Kini dirinya dihadapkan dengan seseorang yang butuh bantuan dirinya. Melihat keadaan pria berkaos merah itu, Sinar sangat yakin jika pria itu belum lama terbawa arus. Sama seperti harapannya terhadap Roki. Begitu juga harapan Sinar akan pria itu. Sinar sangat berharap jika pria berkaos merah itu masih bernyawa.

Langit tidak lagi menumpahkan gerimis. Kini hujan sudah mulai turun membuat Sinar nekad menginjakkan kakinya ke sungai dengan sebuah kayu di tangannya dan juga celana jeans yang sudah dilepaskan dan dia letakkan di lehernya. Sinar sadar jika tindakannya itu berbahaya dan mengancam keselamatannya. Jika musim hujan seperti ini kedalaman air sungai bisa mencapai sebatas ketiak orang dewasa berbeda jika musim kemarau yang hanya sebatas pinggang orang dewasa.

Tidak mudah bagi Sinar mendekati pria berkaos merah itu. Setiap dirinya masuk ke sungai yang sudah agak dalam. Sinar sulit menjaga keseimbangan tubuhnya dan hampir terseret arus deras. Beruntung, dia membawa kayu yang lumayan panjang yang bisa dijadikan sebagai tongkat dan membantu dirinya menjaga keseimbangan tubuh.

Sinar tidak menghiraukan rasa dingin yang menusuk kulitnya. Keinginan untuk menolong pria berkaos merah itu sudah bulat tanpa memikirkan keselamatan dirinya. Setelah bersusah payah, akhirnya Sinar bisa mendekat ke pria berkaos merah. itu. Tapi penyelamatan tidak sampai disitu saja. Sinar juga kewalahan membawa pria itu hingga ke tepi sungai.

Sama seperti Sinar yang berjuang keras bahkan mengabaikan keselamatan dirinya untuk menolong pria berkaos merah itu. Roki juga berjuang keras melawan rasa sakit akibat luka yang sangat parah di kepalanya. Bangku kayu yang menghantam kepala pria itu membuat dirinya tidak sadarkan diri. Beruntung, pertolongan datang dengan cepat. Pria itu kini sudah ditangani oleh petugas kesehatan dari puskesmas.

Kemarahan bercampur cemas sangat jelas terlihat di wajah kedua orang tua Roki. Mereka tidak terima Roki diperlakukan seperti itu.

Apa yang menimpa Roki. Ternyata terdengar juga ke telinga pak Ilham ayahnya Sinar. Bukan hanya pak Ilham. Orang orang yang sebelumnya berpesta di balai desa kini sudah berpindah ke rumah Roki karena penasaran melihat keadaan pria itu.

"Sebaiknya langsung dibawa ke rumah sakit Pak Roni," kata pak Ilham begitu melihat keadaan Roki yang masih ditangani petugas kesehatan dari puskesmas itu. Meskipun luka kepala tidak mengeluarkan darah lagi. Tapi wajah Roki yang pucat membuat pak Ilham khawatir.

"Iya Pak. Ini masih menunggu ambulance," jawab pak Roni.

Dua pria itu serius berbicara tentang kejadian itu. Pak Roni menceritakan apa yang dia dengar dari gadis muda selingkuhan Roni kepada pak Ilham.

"Jadi pelakunya seorang gadis?" tanya pak Ilham kurang percaya. Melihat ruang tamu yang masih berantakan. Pak Ilham menduga dalam hati jika kejadian ini adalah perampokan. Keluarga Pak Roni adalah keluarga yang berada di desa.

Pak Roni menganggukkan kepalanya. Dia menunjukkan sepasang sepatu milik Sinar yang tertinggal di depan rumah. Sepasang sepatu yang bukan milik penghuni rumah.

"Tidak mungkin," kata pak Ilham dalam hati. Dia mengenali sepatu itu adalah sepatu putrinya.

"Benar pak, kami juga tadi mengejar gadis itu hingga ke tepi sungai. Dan maaf, mungkin kami salah melihat. Gadis itu sangat mirip dengan putri bapak. Tapi kami meragukan jika itu adalah Sinar. Karena gadis itu melompat ke dalam sungai. Hal yang tidak mungkin dilakukan oleh warga kita jika sedang musim hujan seperti ini."

Pak Ilham merasakan jantungnya berdetak kencang mendengar perkataan salah satu dari laki laki yang mengejar Sinar tadi. Sedangkan, pak Roni sudah menatap pak Ilham dengan tajam. Kecurigaannya kepada Sinar sebagai pelaku diperkuat dengan keterangan dari gadis selingkuhan Roki yang menjelaskan ciri ciri Sinar.

"Jadi, kamu menyuruh putrimu merampok rumah ku. Sudah ku duga. Kamu merestui hubungan Roki dan Sinar ternyata hanya untuk merampok harta kami."

Pak Roni mendorong tubuh pak Ilham hingga terjatuh di lantai.

"Jangan menuduh sembarangan pak Roni. Putriku tidak mungkin berbuat seperti itu."

Meskipun keberadaan sepatu milik Sinar bisa menguatkan jika Sinar adalah pelakunya. Pak Ilham masih saja tidak percaya. Sinar adalah gadis berhati lembut dan baik. Sebagai seorang ayah. Pak Ilham mengetahui sisi baik dari putrinya.

"Biarkan pihak yang berwajib yang menyelidiki. Jika Sinar terbukti pelakunya. Aku pastikan dia membusuk di penjara," kata Pak Roni dengan kemarahan yang berapi api.

"Pergilah dari sini. Orang miskin seperti kamu tidak pantas berada di rumah ku," kata pak Roni lagi dengan sinis.

Kata kata menyakitkan itu terdengar dari mulut pak Roni membuat harga diri pak Ilham terluka. Sebenarnya, selama ini. Pak Roni tidak menyukai hubungan Sinar dengan Roki hanya karena perbedaaan ekonomi diantara mereka.

"Pak Roni. Kehidupan ini seperti roda yang berputar. Saat ini, posisi mu sedang diatas dan posisi ku sedang di bawah. Tapi di masa depan. Kita tidak akan mengetahui bagaimana posisi kita. Kamu boleh menghina keluargaku saat ini. Tapi satu hal yang harus kamu ketahui. Aku tidak pernah mengajarkan hal buruk kepada putriku."

Pak Ilham merasa perlu membela dirinya atas semua tuduhan pak Roni kepada dirinya. Selama ini dirinya dan sang istri merestui hubungan Sinar dan Roki bukan karena menginginkan harta tapi karena bisa melihat jika cara berpacaran Roki dan Sinar masih dalam tahap kewajaran.

"Selamanya, keluarga mu pasti di bawah," jawab pak Roni dengan sangat yakin. Tidak ingin ada pembicaraan selanjutnya. Pak Ilham keluar dari rumah itu. Bagaimana pun, dirinya merasa malu dihina di hadapan orang orang yang masih berada di rumah itu.

Setelah keluar dari rumah Pak Roni. Pak Ilham terbawa pikiran dengan gadis pelaku yang diceritakan yang melompat ke dalam sungai. Bukan hanya terbawa pikiran, pak Ilham juga merasakan hatinya tidak tenang.

"Sinar putriku. Mungkin kah dia pelakunya?" batin pak Ilham. Semakin dirinya menyangkal bahwa Sinar tidak mungkin melakukan hal itu. Pak Ilham semakin merasakan hatinya tidak tenang.

Dibawah guyuran hujan, Pak Ilham berlari menuju sungai. Jantungnya semakin berdetak kencang ketika langkahnya sudah mendekati tepi sungai. Sepanjang tepi sungai itu, Pak Ilham berjalan mengikuti arus sungai dan berkali kali memanggil nama Sinar.

"Sinar, kamu kah itu nak?" kata pak Ilham lesu ketika melihat Sinar berada di dalam sungai sedang berusaha keras menyeret pria berkaos merah ke tepi sungai. Melihat Sinar berada di dalam sungai yang sesuai dengan keterangan laki laki yang mengatakan pelaku melompat ke sungai dan mirip dengan Sinar membuat pak Ilham kecewa.

Terpopuler

Comments

queen

queen

orang kaya mahh emng ngga mikir dulu kalo ngomong

2023-03-17

2

lihat semua
Episodes
1 Pura Pura Sakit
2 Hampir Ternoda
3 Pria Berkaos Merah
4 Penghinaan keluarga Roki
5 Danish
6 Permintaan Danish
7 Kekhawatiran Sinar
8 Mengagumi
9 Bunga Edelweis
10 Hukuman
11 Calon Istri
12 Jatuh cinta
13 Kejujuran Danish
14 Malam terakhir di rumah kakek
15 Siapa Dia?
16 Dia Calon Istriku
17 Apakah aku diterima
18 Ucapan Selamat dari Bintang
19 Maaf, Aku Egois
20 Pertunangan itu tetap terjadi
21 Penolakan
22 Rahasia kita
23 Teman Baru
24 Aku Sangat Mencintainya
25 Aku Bahagia
26 Bintang Yang Sebenarnya
27 Dia Milikku Bukan Milikmu
28 Aku Mengalah
29 Cara Paksa
30 Penilaian Tuan Santosh
31 Tawaran Nyonya Amalia
32 Perlawanan Sinar
33 Pertunangan Danish dan Bintang
34 Pernikahan Yang Gagal
35 Imbalan Balas Budi
36 Menjual Kalung
37 Ancaman Bintang
38 Kemarahan Danish
39 Bukti dari Roki
40 Rencana Roki
41 Roki Berada di Kota
42 Sinar Untuk Alam
43 Kejahatan Roki
44 Tertangkap
45 Hukuman Untuk Roki
46 Permintaan Kakek Joni
47 Pura pura Tidak Kenal
48 Aku mau hanya wanita itu
49 Kamu masih Calon Istriku
50 Restu atau tidak restu
51 Kamu Adalah Wanita Impian ku
52 Keputusan Sinar
53 Ancaman Bintang
54 Sikap Tuan Santosh
55 Insecure
56 Pemberian Nyonya Amalia
57 Tanggung Jawab Danish
58 Menjadi Anggota Arisan
59 Kepentingan Tuan Santosh
60 Keraguan Hati Sinar
61 Jalan Yang Salah
62 Lupa
63 Merasa Bersalah
64 Buatan Sinar
65 Masalah Pertama
66 Tawaran Nathan
67 Perubahan Danish
68 Pria Impian Sinar
69 Benci
70 Bertemu Bintang
71 Kebahagiaan Danish
72 Pembelaan Danish
73 Keberanian Sinar
74 Jangan sampai Kamu Yang tersingkirkan
75 Keadaan Bintang
76 Reaksi Nathan
77 Menolak Menikah
78 Perubahan Tuan Santosh
79 Fitnah Di Masa Lalu
80 Kabar Bahagia
81 Kesedihan Bintang
82 Kamu bukan Jodohku
83 Lahir Prematur
84 Rasa Bersalah
85 Sinar yang Diinginkan
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Pura Pura Sakit
2
Hampir Ternoda
3
Pria Berkaos Merah
4
Penghinaan keluarga Roki
5
Danish
6
Permintaan Danish
7
Kekhawatiran Sinar
8
Mengagumi
9
Bunga Edelweis
10
Hukuman
11
Calon Istri
12
Jatuh cinta
13
Kejujuran Danish
14
Malam terakhir di rumah kakek
15
Siapa Dia?
16
Dia Calon Istriku
17
Apakah aku diterima
18
Ucapan Selamat dari Bintang
19
Maaf, Aku Egois
20
Pertunangan itu tetap terjadi
21
Penolakan
22
Rahasia kita
23
Teman Baru
24
Aku Sangat Mencintainya
25
Aku Bahagia
26
Bintang Yang Sebenarnya
27
Dia Milikku Bukan Milikmu
28
Aku Mengalah
29
Cara Paksa
30
Penilaian Tuan Santosh
31
Tawaran Nyonya Amalia
32
Perlawanan Sinar
33
Pertunangan Danish dan Bintang
34
Pernikahan Yang Gagal
35
Imbalan Balas Budi
36
Menjual Kalung
37
Ancaman Bintang
38
Kemarahan Danish
39
Bukti dari Roki
40
Rencana Roki
41
Roki Berada di Kota
42
Sinar Untuk Alam
43
Kejahatan Roki
44
Tertangkap
45
Hukuman Untuk Roki
46
Permintaan Kakek Joni
47
Pura pura Tidak Kenal
48
Aku mau hanya wanita itu
49
Kamu masih Calon Istriku
50
Restu atau tidak restu
51
Kamu Adalah Wanita Impian ku
52
Keputusan Sinar
53
Ancaman Bintang
54
Sikap Tuan Santosh
55
Insecure
56
Pemberian Nyonya Amalia
57
Tanggung Jawab Danish
58
Menjadi Anggota Arisan
59
Kepentingan Tuan Santosh
60
Keraguan Hati Sinar
61
Jalan Yang Salah
62
Lupa
63
Merasa Bersalah
64
Buatan Sinar
65
Masalah Pertama
66
Tawaran Nathan
67
Perubahan Danish
68
Pria Impian Sinar
69
Benci
70
Bertemu Bintang
71
Kebahagiaan Danish
72
Pembelaan Danish
73
Keberanian Sinar
74
Jangan sampai Kamu Yang tersingkirkan
75
Keadaan Bintang
76
Reaksi Nathan
77
Menolak Menikah
78
Perubahan Tuan Santosh
79
Fitnah Di Masa Lalu
80
Kabar Bahagia
81
Kesedihan Bintang
82
Kamu bukan Jodohku
83
Lahir Prematur
84
Rasa Bersalah
85
Sinar yang Diinginkan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!