Dalam tangis dan Sinar berjuang terus keluar dari rumah itu. Wanita sadar jika Roki bukan laki laki yang seperti yang dia pikirkan selama ini. Roki pernah menjadi pria impian untuk dijadikan sebagai suami. Dan melihat bagaimana kebejatan laki laki itu saat ini. Sinar menghapus nama laki laki itu dari hatinya. Dia hanya ingin keluar secepatnya dari rumah itu. Sinar merasa dirinya sangat bodoh karena percaya dengan perkataan salah satu teman Roki yang mengatakan laki laki itu sakit yang ternyata hanya sebagai perangkap supaya dirinya bisa menyerahkan tubuhnya kepada Roki.
Sinar dan Roki berhadapan dengan jarak beberapa meter. Sinar bergerak menjauh ketika Roki hendak mendekati dirinya. Keadaan ruang tamu itu sudah berantakan seperti kapal pecah karena Sinar melemparkan apa saja yang dapat diraih tangannya ke arah Roki. Tapi lemparannya satupun tidak kena sasaran karena Sinar melakukan hal itu dalam ketakutan. Sinar bisa melihat jika Roki adalah setan berwujud manusia.
Kesedihan dan ketakutan Sinar sepertinya alam ikut merasakannya. Suara petir yang bersahutan membuat suasana semakin mencekam ditambah dengan suara tertawa Roki yang terbahak bahak.
"Lihatlah, bahkan alam ikut mendukung kita untuk melakukan itu. Ayolah Sinar. Jangan jual mahal. Wanita miskin seperti kamu, jangankan jual mahal. Jual murah pun tidak akan laku. Hanya aku laki laki yang mau mempunyai pacar dari keluarga miskin seperti kamu."
Roki tidak hanya menghina dirinya dengan mengajak berhubungan terlarang tapi ternyata menghina keadaan keluarga yang miskin. Kata kata Roki membuat Sinar semakin terluka. Wanita itu tidak menanggapi perkataan Roki karena dirinya sibuk memikirkan bagaimana bisa keluar dari tempat ini.
"Apa aku harus membayar perawan mu. Berapa yang kamu inginkan. Aku bisa membayar berapa yang kamu mau. Atau jangan jangan kamu tidak perawan lagi. Ayo kita buktikan sekarang. Kamu masih perawan atau tidak."
Roki terus mengoceh dan bergerak mendekati Sinar. Tapi Sinar tidak tinggal diam. Matanya mengawasi pergerakan Roki. Begitu Roki bergerak. Wanita itu juga bergerak menjauh. Meskipun dia sudah sangat muak mendengar kata kata Roki. Hanya air mata yang mampu keluar dari kedua matanya.
Menyadari dirinya sudah terdesak. Akhirnya, Sinar berteriak minta tolong. Sinar berharap ada orang yang mendengar teriakan nya. Dia tidak perduli jika dirinya akan menjadi bahan gosip setelah ini, yang Sinar ingin bisa keluar dari rumah ini dengan mempertahankan kehormatanya.
"Berteriak lah sekencang mungkin. Orang orang tidak akan mendengar. Suara mu kalah dengan suara petir dan suara hujan."
Benar kata Roki. Hujan yang semakin deras tidak akan membuat suara minta tolong dari rumah itu terdengar sampai ke luar rumah.
"Tolong Roki. Lepaskan aku," kata Sinar memohon dengan nada putus asa. Mereka sudah berkejar kejaran di sekitar rumah itu tapi Sinar tidak menemukan jalan keluar. Bahkan kini, posisinya terdesak di depan pintu samping rumah itu.
"Pasti. Aku akan melepaskan kamu setelah apa yang aku mau aku dapatkan. Aku pun tidak berniat membuat kamu berlama lama di rumah ini. Jadi tenanglah Sinar. Berikan yang aku mau. Aku hanya menginginkan tubuh mu."
Roki kini sudah tepat dihadapan Sinar. Wanita itu tidak bisa lagi menghindar karena usahanya yang tidak berhasil untuk membuka pintu samping itu membuat dirinya kini terdesak dan Roki kini sudah menarik tangannya dengan kasar.
Sinar diseret bagaikan binatang menuju kamar. Sinar juga dibanting ke atas tempat tidur membuat wanita itu mengaduh kesakitan karena bokongnya menyentuh sisi tempat tidur yang terbuat dari kayu sebelum dirinya mendarat di tempat tidur. Ternyata kebengisan Roki tidak hanya disitu saja. Roki juga meninju kedua paha Sinar dengan kuat sehingga Sinar merasakan sakit yang luar biasa dan tidak leluasa menggerakkan kedua kakinya untuk melarikan diri.
Sinar hanya dapat menangis dan menggelengkan kepalanya ketika Roki sudah melepaskan pakaiannya dan yang tersisa hanya pengaman dalam saja. Sinar semakin kencang berteriak meminta tolong. Wanita itu benar benar menyadari jika bahaya itu akan terjadi pada dirinya saat ini. Meskipun seperti itu, Sinar masih optimis bisa keluar dari rumah ini tanpa kehilangan kehormatanya.
Sinar terus berontak ketika Roki sudah menindih tubuhnya. Sinar dapat merasakan tonjolan keras dari inti tubuh Roki. Sinar terus mempertahankan pakaiannya supaya Roki tidak berhasil membukanya. Beruntung, Sinar memakai celana jeans yang pas badan sehingga Roki terlihat kesulitan membuka kancing celana miliknya.
Pukulan tangan Sinar yang mendarat di punggung Roki tidak berarti apa apa bagi pria itu. Segala perlawanan Sinar membuat Roki semakin beringas. Dengan kasar, Roki menarik pakaian atas milik Sinar hingga robek dan terlepas dari tubuh Sinar.
Sinar memelas minta dilepaskan tapi itu tidak membuat Roki berbelas kasihan. Pria itu semakin kasar meraba kedua gunung kembar milik Sinar. Kedua tangan Sinar yang sudah diletakkan diatas kepala dengan satu tangan Roki yang memegang membuat Sinar tidak bisa melawan.
Sinar tidak menyerah. Dia tidak sudi menyerahkan tubuhnya kepada Roki meskipun dengan terpaksa seperti ini. Ditengah rasa takut yang menyelimuti hatinya. Sinar menemukan akal. Wanita itu membenturkan keningnya ke kening Roki membuat Roki melepaskan ciuman buasnya. Sinar merasakan sakit yang luar biasa karena itu tapi dia tidak perduli.
Melihat Roki lengah, Sinar kembali melancarkan perlawanannya. Melihat hal itu, Roki tidak tinggal diam. Pria itu melepaskan tangannya dari kedua tangan Sinar dan kini menampar Sinar berkali kali.
"Kamu kira dengan melawan seperti ini, kamu bisa lepas dari ku Sinar?" kata Roki dengan tatapan garang. Kedua pipi Sinar yang memerah tidak membuat pria itu kasihan. Dengan kasar, Roki kembali berusaha menarik celana Sinar. Sinar tetap berontak dan disaat itulah dirinya melihat sebuah gelas kaca yang tidak jauh dari meja kecil di dekat tempat tidur. Sinar menjangkau gelas tersebut di saat celana jeans miliknya sudah terlepas dari kakinya.
Dengan cepat, Sinar memukul kepala Roki dengan gelas di saat pria itu membungkuk hendak menarik celana pengaman milik Sinar. Roki berdarah dan gelas kaca itu pecah di kepala Roki. Sinar juga berusaha keras beranjak duduk. Rasa sakit di kakinya masih jelas terasa karena pukulan Roki ditambah dengan serpihan gelas kaca yang ada menancap di salah satu pahanya.
Sinar tidak memperdulikan itu. Dengan rasa sakit di kaki dan pipinya. Sinar berhasil turun dari tempat tidur. Ternyata rasa sakit akibat di kepala Roki tidak menyurutkan pria itu mengurungkan niatnya. Pria itu berdiri tegak menghadang langkah Sinar dengan tatapan tajam. Sinar tidak tinggal diam. Dia mengangkat kursi yang terbuat dari kayu dan memukul kepala Roki.
Bruk
Sinar merasa tidak percaya dengan apa yang dilihat ya. Roki sudah terjatuh dengan kepala yang mengeluarkan banyak darah.
"Roki, roki. Bangun."
Sinar panik. Roki tidak berkutik lagi dengan mata yang terpejam. Ketakutan yang melanda Sinar melebihi ketakutan sebelumnya melihat Roki tidak bergerak. Sinar takut, Roki kehilangan nyawa karena perbuatannya.
Melihat Roki tidak bergerak sama sekali. Sinar meraih celana laki laki itu yang tidak jauh berada dari Roki yang tergeletak. Sinar meraba saku celana tersebut dan mengambil kunci dari sana.
Dengan suara tangisan dan tubuh yang gemetar. Sinar keluar dari kamar itu setelah terlebih dahulu memakai celana jeans dan pakaian atasnya yang sudah robek.
Baru saja Sinar membuka pintu. Seorang wanita muda yang tidak dikenalnya sedang berdiri tepat di hadapan pintu.
"Siapa kamu?" tanya wanita tajam dan penuh selidik memperhatikan penampilan Sinar.
"Kamu siapa?" tanya Sinar balik.
"Aku pacar Roki. Minggir." Wanita itu masuk setelah menyingkirkan tubuh Sinar dari
Sinar tertegun mendengar pengakuan wanita itu. Pacar Roki?. Itu berarti, selama ini Roki mempunyai pacar selain dirinya.
"Roki," pekik wanita itu begitu melihat keadaan Roki. Sinar terkejut. Teriakan minta tolong dari dalam rumah ternyata terdengar oleh orang orang berpayung yang melintas dari depan rumah itu.
"Dia pelaku nya."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
queen
Wehhhh roki udh main belakang tu berarti
2023-03-17
1
adiah diah
lumayan banyak ketinggalan, jadi pelan² dulu yah thor bacanya he he he 🙏
2023-02-19
2