Yudianto Bersama istrinya sudah Duduk di meja Makan Sambil menunggu Dion Yang Belum Keluar dari Kamarnya. Caca Masih Sibuk Membereskan Barang-barang Di dapur.
"Gadis itu Terlihat Sangat Baik Ya Bu." Ucap Yudianto Pada Istrinya
"Iya Pak. aku Sangat Berterima kasih pada Caca, Tanpa dia Mungkin Rumah ini Masih Berantakan." Jawab Siska Tamara Sunarto.
"Memangnya Kapan dia mulai bekerja Di sini Bu?"
"Baru kemarin pak, Dia sangat membutuhkan Pekerjaan jadi aku merasa kasihan padanya,"
Keduanya saling tersenyum ketika melihat Caca Yang baru saja Duduk di meja makan bersama Mereka. Membuat Gadis itu jadi malu di depan Kedua majikannya itu.
"Ayo kita makan, mumpun Makanannya Masih hangat." Ucap Yudianto
"Iya Lo pak. Masakannya Caca Sangat Enak Pasti bapa Suka deh." Sambung Siska memuji Caca
Gadis itu semakin Malu Di depan Mereka
"Nggak kok Pak, bu. Masakan saya Biasa-biasa Saja." Sambung Caca Sambil Mengambil Piring makan Untuknya.
"Ca, Bisakah kamu Panggilkan Dion?" Ini udah Jam Makan Tapi dia Belum juga Keluar dari Dalam Kamarnya." pinta Siska
"I--iya Bu. Sebentar saya Panggilkan tuan muda Dulu."
Caca pun Segera berdiri dan Pergi Ke kamar Dion. Namun ia merasa Serbah Salah untuk Masuk ke kamar Pemuda itu.
"Gimana caranya aku Masuk ya?" Kan Tuan Muda Tadi Sangat Jengkel sama aku." Gumam Caca yang Masih Berdiri di depan pintu kamar Dion.
Ia pun Memberanikan dirinya untuk Mengetuk Pintu kamar Pemuda itu.
Tok Tok Tok!
"Masuk Saja. Pintunya Nggak Di kunci kok," Sahut Dion dari dalam Kamarnya.
Caca pun Perlahan Membuka Pintu itu dan Ia Masuk ke Dalam Kamar Dion Sambil Menundukkan Kepalanya.
"Kamu Ngapain Menunduk seperti itu, Memangnya Saya tidak Memakai Busana Apa? Ucap Dion. Menatap datar pada Gadis itu
"Maaf Tuan. Ibu dan Bapa Sedang Menunggu Tuan Di meja makan." Ucap Caca Tanpa Memandangi Wajah Pemuda itu lagi.
"Iya nanti aku Keluar Kalian Makan Saja Dulu." Jawab Dion
"Iya tuan. Saya Permisi dulu."
"Tunggu! Apa kamu Memiliki kelainan Di Matamu Ya? Sejak Tadi Tidak menatap ke arah ku."
"Nggak kok tuan, mata saya baik-baik Saja Dan tidak Punya Kelainan. Saya tidak mau menatap Tuan Karena Saya takut tuan akan Marah lagi Sama saya." Jawab Caca terus menundukkan Kepalanya Tanpa Menatap ke arah Dion.
Membuat Pemuda Itu menjadi Lucu Dan Tertawa Histeris dengan sikap Caca yang begitu Aneh.
Dion Pun Berjalan perlahan ke arah Caca Dan Ia mulai Mendekati Caca Semakin dekat. Membuat Gadis Itu Deg-degan saat melihat Kaki Pemuda Itu sudah berada di Depannya.
"Ya Tuhan. Lindungilah aku, Jauhkan aku dari Pemuda ini." Gumam Caca di Dalam Hatinya.
"Hei Siapa namamu?" Tanya Dion Yang Sudah Hampir Menyentuh Tubuh Gadis itu
"A--aku. Aku Caca Tuan," Jawab Caca Dengan Gugup
Dion Semakin Merasa aneh dengan sikap Caca yang Lain Itu. Ia pun Membungkukkan Tubuhnya Agar bisa melihat Caca Dari bawah.
Melihat Mata Indah dari pemuda itu Tiba-tiba Caca Menjadi Semakin Gugup dan Wajahnya Nampak pucat Ia sama sekali tidak Tau Harus berbuat apa Ketika Pemuda itu menatapnya seperti itu.
"Dasar Gadis Aneh."
Ngapain juga kamu kayak Gitu Memangnya aku Mau Memakan kamu Apa?" Ucap Dion Lalu Keluar Dari dalam Kamarnya
Sedangkan Caca masih Berdiri Tanpa Berkata apapun. Karena melihat Dion sudah pergi Ia pun Mengikuti Dion dari arah belakang
"Hai ma, Pa." Sapa Dion Pada kedua orang tuanya
"Dion, Ayo makan Ini Makanannya sangat enak Pasti kamu Suka deh." Ucap Siska Melirik Caca
Akhirnya mereka Berempat makan Bersama dan Hanya Terdengar Suara Piring yang terdengar di meja makan.
Dion Sangat menikmati Masakan Caca.
Yudianto dan Istrinya hanya saling Bertatapan Ketika melihat Putra mereka yang Makan Dengan Sangat lahap itu.
"Apa makanannya Enak Dion?" Tanya Siska Sembari Tersenyum Menatap putranya
"M'mm.
Biasa-biasa Saja kok Ma." Jawab Dion Dengan santai."
Hmm.. tapi Kok Kamu Sangat menikmati Makanan itu, Apa karena Kamu Memang Lapar atau Memang Makanannya Yang enak?"
"Apaan Si ma. ini biasa-biasa Saja kok, Masih enakan di Rumah makan Milik Kirana Pacar Aku.'' Singgung Dion Menatap Datar Wajah Caca.
Siska Menjadi Marah Mendengar Nama Kirana Wibowo Pacar Dion Yang hanya menyukai Harta Dion saja.
"Jadi kamu masih berhubungan Dengan Wanita Itu Ya? Tanya Siska Dengan Serius Menatap Dion.
Dion pun Mengangguk Di depan ayah dan Ibunya.
"Kami saling Mencintai Ma. Dan aku Juga sudah terlanjur Sayang sama Kirana." Jawab Dion
Mendengar Jawaban dari Anaknya Siska Langsung Berdiri dan Meninggalkan Meja makan Tersebut. Yudianto hanya Mengerutkan Dahinya
Lalu Ikut Meninggalkan Meja makan.
Dan kini hanya Tersisa Caca dan Dion Saja Yang Masih Duduk Di meja makan Tersebut.
Caca sama sekali tidak menatap wajah Pemuda Itu. Karena ia tau Dion pasti akan Marah sama Dia.
"Moga saja kamu Seterusnya seperti itu Dan Nggak akan Pernah bisa mengangkat Wajah Buruk Kamu itu." Ucap Dion dengan Sangat kesal Pada Caca.
Caca Merasa Semakin Terpuruk dengan Sikap Pemuda itu. Ia Bakan Sudah tidak Punya Semangat lagi untuk Melanjutkan Pekerjaannya di Rumah Siska dan Yudianto
"Kenapa tuan Muda marah-marah Sama aku, Memangnya apa salahku ya?" Ucap Caca Dalam Hatinya.
Lalu ia langsung membereskan Sisa-sisa Makanan mereka Tadi.
"Bapa sama ibu sangat baik Sama aku. Tapi Anak Mereka kayak Monster saja."
Ia sama sekali tidak Mengetahui Bahwa Dion Sedang Berada tepat di belakangnya Sambil Mengambil Sebotol air mineral yang Dingin di Kulkas.
"Punya wajah Tampan Kok Sikapnya kayak Monster gitu si, Bikin kesal Saja Memangnya Dia Pikir Cuma dia apa Pemuda Tertampan di Dunia Ini." Ucap Caca dengan kesal Sambil terus Mencuci Piring kotor
"Hmm.. Siapa yang monster Caca? Tanya Dion Yang Masih Berdiri di Samping kulkas
"Siapa lagi kalau bukan Tuan Dion Yang sok kegantengan itu." Jawab Caca Tanpa sadar
"Oh begitu ya. Jadi maksud kamu aku Ini Monster Dan sok Kegantengan gitu?? Bentak Dion dengan Kasar
Membuat Caca Terkejut Ketika ia Membalikkan Tubuhnya ke arah Pemuda itu.
Caca Sangat Ketakutan melihat Wajah Dion Yang Sangat Marah Terhadapnya.
"Memangnya siapa kamu? Seenaknya Ngatain Aku Seperti itu. Perlu kamu ketahui Wajah kamu Lebih buruk dari apa yang Aku lihat Ngerti!!
Dion Menjadi Sangat marah pada Caca
"Kenapa Bisa keceplosan kayak gini ya, Harusnya Aku tidak mengatakan seperti itu." Batin Caca Merasa tidak tenang lagi saat Kedatangan Pemuda itu.
Suasana Rumah Keluarga Kediaman Yudianto Pranata Berubah Menjadi Sangat Hening. Siska Nampak Sibuk di ruang kerjanya Sedangkan Yudianto Sedang Beristirahat Di kamar.
Caca Menjadi Serba Salah Dengan apa yang Sudah Ia Ucapkan Tadi Kepada Dion.
"Aku harus gimana ya, Apa aku minta maaf Saja Sama Tuan Dion. Atau aku Berhenti kerja Saja." Gumam Caca.
Setelah melihat Dion Keluar dari Kamarnya Caca Pergi Mengikuti Dion Hingga Ke Halaman Rumah.
"Tuan. Maafkan saya tuan," Ucap Caca Memohon Pada pemuda itu
Akan tetapi Dion Sama Sekali tidak mempedulikannya.
"Apa Tuan Tidak bisa memaafkan Saya? Kenapa Tuan Sangat Marah sama Saya. Memangnya Saya Punya Banyak salah Sama Tuan Ya?"
"Kamu Nanya?? apa salah kamu. Kesalahannya Adalah Kamu terlalu kepedean! Bentak Dion Lalu Mendorong Caca Hingga Terjatuh Ke tanah
"Rasain kamu. makanya jangan Sekali-kali Mencari masalah Sama Aku." Geram Dion lalu ia segera masuk ke dalam Mobilnya
Gadis itu hanya Menatap Mobil yang Sudah Meninggalkan Halaman Rumah itu. Ia Merasa Sangat Tidak di hargai oleh Anak Dari pemilik Rumah Tempat ia Bekerja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments