Waktu sudah menunjukkan pukul Delapan malam. Siska Masih Duduk Diruang Tamu Sambil Memandangi Layar ponselnya.
Melihat majikannya Belum tidur Caca Pergi Mendekati Bu Siska Yang Sedang Duduk Sendirian di ruang Tamu
"Caca, Kamu belum Tidur?" Tanya Siska
"Masih belum ngantuk Bu. Kenapa Bu Siska Belum Tidur juga?" Kembali bertanya
Wanita dewasa itu hanya tersenyum menatap Wajah Gadis itu.
"Belum ca. Saya masih Menunggu Kabar dari anak Dan Suami saya Yang Masih Di luar kota." Jawab Siska dengan Lembut
"Memangnya Suami Dan Anak Ibu Ngapain di Luar kota Bu?? Merasa penasaran Hingga ia Terus Bertanya pada Wanita Dewasa itu
"Mereka sedang ada Pertemuan Kerja dengan Rekan Bisnis Yang ada di sana." Ujar Bu Siska
"Oh Gitu ya Bu. Kalau saya boleh Tau Anak Ibu Berapa orang, Maaf Bu jika saya terlalu lancang,"
"Kami hanya memiliki Seorang Putra Saja. Dan Kini Ia sudah mulai Membantu Ayahnya untuk Mengembangkan Bisnis keluarga kami."
Caca Mengangguk dengan Pelan
"Kalau kamu, Berapa bersaudara Ca?"
"Sama Bu. Aku juga cuma sendirian saja. Ibuku Meninggal Saat Aku lahir." Menunduk
"Kasihan Kamu ya, Semoga kamu bisa menjadi anak Yang Sukses dan Bisa Membahagiakan Orang Tuamu."
"Amin. Makasih banyak Bu."
"Terus kamu Tinggal Dengan siapa di kampung Ca?"
"Aku Hanya tinggal Bersama ayah Bu."
Setelah mendengar semua cerita Gadis itu. Siska Merasa Kasihan dengan Nasip Gadis itu.
"Kasihan Kamu ca. Di usiamu yang masih terlalu muda Relah Menjadi seorang asisten Rumah Tangga Demi Membiayai Kebutuhan Kamu dan Ayahmu." Ucap Siska di dalam hatinya Sambil Menatap Caca Yang masih duduk Di Sampingnya.
"Sebaiknya kamu Cepat tidur. Kan Seharian ini Kamu Bekerja Keras pasti kamu Juga Capek," Ucap Bu Siska
"Iya bu. Aku pamit tidur Duluan Bu, Ini juga sudah mulai Ngantuk,"
Siska Mengangguk Lalu Tersenyum pada Caca.
"Sungguh mulia hatimu Caca. Sangat Jarang Menemukan Gadis Seperti kamu yang Tidak pernah malu untuk Bekerja," Gumam Siska sambil menatap Punggung Caca yang Tengah Berjalan Menuju Kamarnya.
Namun Setelah tiba di kamarnya. Caca Segera mengambil Ponselnya Dan Ia Menghubungi sang Ayah Karena seharian Ini ponselnya mati total.
"Halo. Ayah." Sapa Caca
["Caca. Kamu dimana nak, Apa kamu baik-baik Saja disana?"] Tanya Heru dari sebrang sana.
"Caca baik ayah. Dan Caca juga sudah menemukan Pekerjaan Di sini Bosnya Juga sangat baik Sama Caca ayah."
("Baguslah nak, Jika kamu menemukan Pekerjaan yang Baik Disana. Ayah harap kamu bisa bekerja dengan Baik Ya.")
"Iya ayah. Aku janji setelah Gajian Pertama aku Akan Kirim sama ayah." Ucap Caca.
Tanpa Sengaja Siska mendengar Percakapan Caca Dan Ayahnya Di telepon.
Hati Siska Merasa Iba Mendengar Pengorbanan Caca Terhadap ayahnya.
"Ayah. Aku mau istirahat dulu Dan ayah Juga harus cepat tidur ya,"
{"Iya Nak, Kamu jaga Kesehatan disana Dan Rajinlah Berdoa."}
"Iya ayah. Aku sayang ayah." Lalu ia segera mematikan Sambungan teleponnya dan Segera Tidur
Sementara Siska Juga Kembali Ke kamarnya Setelah usai mendengarkan Percakapan Antara Caca dan ayahnya.
"Aku harus bisa Membuat Dion Menyukai Gadis itu Agar Aku bisa tenang memiliki Menantu sebaik Caca." Tersenyum sendiri di dalam Kamarnya.
\*\*\*
Keesokan Harinya.
Suara ayam Mulai berkokok Menandakan hari sudah mulai pagi. Seorang Gadis Cantik yang masih tertidur nyenyak Di atas Kasur yang empuk Merasa Terkejut dengan suara bunyi Alarm Di Ponselnya. Dengan cepat ia membuka kedua matanya Dan Merai sebuah benda Tipis Di atas Nakas Samping Tempat Tidurnya.
"Waktunya bangun." Ucap Caca Tersenyum Bahagia Menatap Layar ponselnya yang sudah menunjukkan Pukul empat subuh
Dengan cepat ia Beranjak dari tempat Tidurnya Namun Sebelum itu ia Merapikan terlebih dahulu Tempat Tidurnya.
Lalu ia Segera masuk ke Kamar mandi yang Sudah Berada Di kamarnya. Suara Shower Dan Gemericik Air mulai terdengar dari Dalam Kamarnya
Sebelum ia memulai Pekerjaannya Caca Harus Membersihkan Dirinya terlebih Dahulu.
Setelah usai Mandi dan Berganti pakaian Gadis itu selalu taat Dalam Pesan ayahnya. Sebelum ia bekerja Harus Berdoa terlebih dahulu Agar semua bisa di lancarkan oleh sang Maha kuasa.
Kini dengan langkah kakinya yang Pelan Caca mulai Memasuki dapur untuk memulai Pekerjaannya disana.
Gadis itu terlihat sangat Ceria Di pagi ini.
Ia membuat sarapan untuk Majikannya yang masih tertidur.
"Semoga Bu Siska suka sama Nasi Goreng Buatan aku," Ucapnya Sembari Tersenyum Menatap Nasi Goreng Dan Telur Mata Sapi yang sudah Tersaji di atas Meja makan.
Setelah usai membereskan semua Pekerjaan Di Dapur. Gadis itu Pergi ke halaman rumah untuk Menyapu Halaman yang Sudah Terlihat Kotor.
"Caca." Terdengar Suara Bu Siska Memanggilnya
Caca Segera Melepaskan Sapu Lidih di Teras rumah dan ia Pergi Mencari Ke arah Sumber Suara Itu
"Iya Bu." Sahut Caca
"Sini ca, Kita sarapan bersama Kamu kan Belum Sarapan juga." Ajak Bu Siska
"Tapi Bu, Aku Harus kerja dulu Biar Ibu yang makan duluan," Ucap Caca
"Caca. Disini kamu Memang Orang Kerja. Tapi Saya Tidak Ingin Membeda-bedakan Antara Majikan Dan Karyawan. Jadi Saya minta kamu Bisa Makan Bersama." Ucap Bu Siska dengan Lembut
"I--iya. Baik Bu Saya Mau Cuci Tangan dulu."
Caca Merasa Sangat beruntung Mempunyai Majikan Sebaik Bu Siska. Ia Bakan Tidak Terlalu mengenal Bu Siska Akan Tetapi Wanita dewasa itu Memperlakukannya Dengan sangat baik.
"Ca, hari ini Suami dan Putra saya Akan Kembali dari Luar kota. tolong nanti kamu Masak Yang Banyak Dan Enak ya," Ujar Bu Siska Sembari Tersenyum
"I--iya Bu." Singkat Caca
Setelah Menyelesaikan Makanannya Caca Segera Berdiri dan Membawa Piring Kotor Untuk segera Ia Cuci.
"Semoga saja Anak dan Suami Bu Siska juga baik Sama Seperti Bu Siska," Gumamnya
Caca Mengerjakan semua Pekerjaannya dengan Baik Dan Rapi Sebelum Anak Sang Majikan Kembali Ia sudah membersihkan Kamar Anak Bu Siska. Dan kini ia Harus kembali ke dapur untuk melanjutkan Pekerjaannya Disana.
Sedangkan Bu Siska Masih berada di ruang kerjanya Karena masih melakukan Beberapa Kerjaan kantor yang harus segera ia selesaikan.
Suara mobil Terdengar Di Depan rumah Membuat Caca Harus melepaskan Masakannya Untuk pergi Membukakan Gerbang Besi yang Masih tertutup Di luar sana.
Dengan cepat ia Berlari ke samping Pagar Yang Masih di gembok Dan Membuka Gembok Pagar itu.
Setelah pagarnya Terbuka lebar Mobil Itu Kembali Melaju dengan Mulus ke Halaman Rumah Siska.
Caca kembali Menutup Gerbang Besi yang Cukup Berat itu Lalu ia Kembali Mengikuti mobil Hitam yang Sangat mewah itu.
Ia sama sekali Belum tahu kalau di dalam Mobil Sport itu Adalah Suami dan anak Dari Bu Siska.
Tidak lama kemudian Dua orang Lelaki Keluar dari Dari dalam mobil mewah itu. Yang satunya Masih muda dan Bertubuh kekar. sementara yang Memakai Jas Hitam Sudah Terlihat Sedikit Tua Dan itu adalah Suami dari Siska. Bapak Yudianto Pranata dan putranya Dion Alexander pranata.
Caca Sangat terkesima Menatap Ketampanan Pemuda yang Sedang berjalan ke arahnya itu.
Ia Bakan tidak bisa memalingkan Tatapannya dari Wajah Pemuda yang Begitu Tampan Dan bertubuh Kekar itu.
"Tampan sekali," Ucap Caca Tanpa sadar di depan Dion.
"Ia. Saya memang tampan Tapi Saya Nggak Bakal Mau sama Gadis Aneh seperti kamu itu." Tegas Dion. Sehingga membuat Caca Langsung Tersadar Dari Perkataannya.
"Maafkan saya tuan." Ucap Caca Sambil menundukkan kepalanya di depan Dion dan Ayahnya.
"kamu Siapa Nak?" Tanya Lelaki Tua itu kepada Caca.
"Saya Pembantu di rumah ini Tuan. Maafkan Atas Kelancangan Saya Tadi Tuan," Jawab Caca
"Pantesan saja Norak Ternyata hanya Pembantu."
Sindir Dion. Lalu ia segera masuk ke dalam Rumah.
"Jangan ambil Pusing perkataan anak saya, Dia Orangnya memang seperti itu." Sambung Yudianto dengan Lembut
"I--iya Tuan." Singkat Caca
"Dimana Istriku?" tanya Yudianto
"Di dalam tuan." Jawab Caca Kembali
"Ya sudah. Kamu Kembalilah Bekerja Saya mau Masuk dulu,"
"Iya pak."
Caca Merasa Malu dengan apa yang barusan ia ucapkan kepada anak Majikannya
"Percuma ganteng tapi Galak," Ucap Caca di dalam hatinya. Lalu ia kembali Melanjutkan Pekerjaannya Yang belum terselesaikan di Dapur
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments