Tidak Terasa hari Sudah Semakin Siang Namun Gadis itu masih Sibuk Dengan Pekerjaannya Yang Baru saja Ia dapatkan.
Walaupun ia belum Mempunyai Pengalaman Yang lebih Bekerja di Rumah Sebesar Itu. Akan Tetapi Caca berusaha Untuk menjadi yang terbaik Agar Pemilik Rumah Tersebut bisa Menerimanya Dengan baik.
"Ternyata Udah Jam 01:30. Pantasan saja Perutku Mulai berguncang," Ucap Caca Sambil Menatap Jam Dinding di depannya
Ia Pun Kembali Melanjutkan Pekerjaannya Agar segera selesai sebelum Wanita itu kembali.
"Tapi perutku tidak Bisa Di ajak Kerja sama lagi. Sebaiknya aku Makan Dulu biar Tenaganya Lebih Kuat."
Ia pun berjalan Ke arah dapur yang Berada Di arah Belakang.
"Semoga Aku bisa terus kerja di sini Karena aku Sudah tidak tahu Lagi harus mencari Pekerjaan di mana lagi." Setelah menghabiskan Makanannya Caca Mencuci Piring yang Baru saja ia pakai Lalu kembali bekerja Karena ia Takut akan Kena Marah Dari majikannya.
Sementara di tempat lain Pak Heru Masih Duduk Sambil memikirkan Putrinya yang Sejak Tadi Belum Mengirimkan Kabar padanya. Lelaki dewasa itu hanya bisa menatap Layar ponsel Yang ada Di atas Nakas Samping Tempat ia Duduk.
"Dimana kamu nak, Kenapa Belum juga Kasih Kabar Sama ayah." Ucap Heru
Ia merasa kehilangan putrinya Yang Begitu ia Sayangi.
Heru mencoba menghubungi Ponsel Milik Caca Namun Tidak bisa Di Hubungi Karena Ponsel milik Caca Tidak aktif
"Semoga kamu Baik-baik Saja Di sana Dan Bisa Segera mengabari ayah nak," Batin Heru Merasa tidak tenang. karena Sudah mau Hampir sore Namun Caca belum juga mengabarinya.
Tok Tok! Suara ketukan Pintu Di depan Rumah Heru
Lelaki Dewasa itu segera beranjak dari tempat duduknya dan Pergi Membukakan Pintu rumah.
Ceklek Suara pintu Terbuka
"Farhan?" Ucap Pak Heru Terkejut ketika melihat Farhan Berdiri di Depannya.
"Kenapa Om? Apa kamu Terkejut melihat saya Datang ke rumah ini?" Ujar Farhan Sambil menerobos masuk ke dalam rumah Heru.
"Dimana Caca, Aku mau Bicara dengannya." Ucap Farhan Dengan nada Suaranya Yang sedikit kasar
"Dia sudah tidak Berada di rumah ini. Dia sudah pergi Jauh Meninggalkan Kampung ini." Jawab Heru
"Apa?? Kemana Perginya caca om? Suara Farhan Semakin Menjadi-jadi Sehingga Membuat para Tetangga datang ke rumah Heru
"ada apa pak Heru?" tanya salah satu tetangga Yang Tidak jauh Dari rumah Caca dan Ayahnya.
"Ini Nak Farhan Pak. Datang-datang Langsung Marah-marah kepada saya Pak," Ujar Heru
Melihat para warga sudah mulai Berdatangan Pemuda Egois itu segera meninggalkan kediaman Heru dan Putrinya.
Farhan adalah anak Dari Seorang Ternama di Kampung mereka itu. Ia memaksa Caca Untuk Menikah dengannya. Di karenakan Caca dan Ayahnya Tidak bisa membayar Hutang-hutang mereka pada ayah Farhan yaitu pak Bowo.
Namun caca tidak ingin menikah dengan pemuda yang egois seperti Farhan itu. sehingga ia memutuskan untuk pergi ke kota dan meninggalkan Ayahnya.
"Pak Heru. Sebaiknya bapak lebih berhati-hati dengan keluarga pak Bowo. mereka itu sangat terkenal Jahat di kampung kita ini." Ucap Warga yang Masih berada di rumah Heru.
"Iya Pak darman." Singkat Heru Sembari Tersenyum pada mereka
"Ya sudah kami permisi dulu pak. kalau butuh apa-apa Jangan sungkan untuk Memberitahukan kepada kami ya pak," Ucap Lurah Yang juga datang ke rumah Caca
"Iya, Terimakasih banyak pak lurah sudah datang Kesini." ucap Heru
"Sama-sama Pak Heru."
Setelah para warga sudah Kembali ke rumah Mereka masing-masing. Heru juga langsung masuk kedalam dan menutup semua pintu dan Jendela. karena ia sangat mengenal sifat Farhan yang selalu membuat Masala di rumahnya.
Malam Semakin Larut Caca Masih setia menunggu Majikannya di depan rumah. Walaupun ia Sudah merasa ngantuk namun Caca berusaha menahan Kedua Matanya agar tidak Tidak Tertidur
Ia pun Mengingat ayahnya Yang sejak pagi tadi Belum Menghunginya.
"Astaga. Aku kan Belum Mengabari ayah, Pasti ayah Sangat Menghawatirkan aku," Ucapnya Lalu pergi mengambil Ponselnya yang Sejak pagi tadi Belum ia pegang
"Setelah mengambil Handphone miliknya Caca Kembali ke Depan untuk Menunggu Majikannya.
"Sebaiknya aku Segera Menghubungi ayah. agar ayah Tidak mencemaskan aku lagi." Ucap Caca
Namun Ia Merasa kecewa ketika melihat Ponselnya Yang Tidak Memiliki Batrei atau Daya. Karena sejak pagi tadi ia lupa mengecars ponsel miliknya itu.
"Ini gimana bisa aku Telepon ayah, Kalau Ponselku Mati kayak Gini." Gerutu Caca Menatap Layar ponselnya yang Tidak Hidup itu
Setelah beberapa Jam kemudian Sebuah Mobil Datang Dan Berhenti tepat di depan Rumah Besar itu. Dengan cepat Caca Berlari Untuk membukakan Pagar halaman Rumah Agar Mobil Si pemilik Rumah tersebut bisa Masuk ke Dalam
Melihat Kelincahan Gadis muda itu. Hati Siska Menjadi Tenang karena Gadis muda itu Ternyata Sangat linca Dan Bisa di andalkan.
"Selamat malam Nyonya," Sapa Caca Saat Melihat Majikannya baru Keluar dari Mobilnya
"Malam Juga. Kamu Belum tidur ya?" Tanya Siska Dengan Lembut
"Belum Bu." Singkat Caca Penuh kelema lembutan
Sehingga membuat Siska semakin Percaya Kalau gadis Itu Memang Berhati Mulia.
"Nyonya. Apa Tidak makan dulu, Saya Sudah Memasak Siapa Tau Nyonya Suka dengan Masakan saya," Ucap Caca
Siska hanya Tersenyum Menatap Wajah Gadis Polos Yang sedang berdiri di depannya itu.
"Iya. Nanti Saya akan Makan Setelah Habis Mandi." Jawab Siska
"Oh iya Jangan panggil Aku Nyonya ya, Panggil Saja Ibu."
Caca Mengangguk Dengan Perlahan Lalu ia Segera Pergi ke dapur untuk Menyiapkan Makan Malam Buat Siska.
Setelah semua Makanan sudah tertata Rapi Di atas meja. Caca pergi memanggil Siska yang masih Berada di dalam kamarnya.
Tok Tok! Suara ketukan pintu
"Masuklah." Sahut Siska yang Masih di dalam Kamar itu.
Ceklek.. Perlahan pintu Di Buka oleh Caca
"Bu. Makan malam Sudah Tersedia di meja Makan Bu." Ucap Caca
"Oh. Iya Terimakasih caca."
"Sama-sama Bu."
Usai Berganti pakaian Siska Segera menuju Ke Dapur untuk Menghargai Apa yang Sudah Gadis itu Siapkan untuknya. Meskipun Siska masih Terasa Kenyang karena ia baru Saja makan Di Restoran bersama rekan-rekan kerjanya. Namun Wanita dewasa itu tidak ingin Mengecewakan Perasaan Caca yang Sudah Capek-capek Memasak untuk Dirinya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments