Pelik Makhluk Penjaga

Aku terduduk dengan mata yang terbuka lebar dan dan jantung yang berdetak sangat kencang rasanya semua yang aku lihat sebelumnya seperti kenyataan semuanya sama persis dengan kejadian beberapa hari lalu dimana nenek baru saja meninggal dunia dan aku memutuskan untuk pergi ke kota ini untuk mencari ketiga orang yang nenek amanatkan kepadaku untuk mencarinya.

Saat itu ku lihat jam di dinding masih menunjukkan pukul 2 malam sehingga aku memutuskan untuk kembali tidur meski rasanya sulit sekali untuk mengistirahatkan diriku, aku sudah berusaha keras untuk menutup mataku dan kembali tertidur tapi tetap saja tidak bisa.

Alhasil aku malah lebih memilih untuk bermain dengan teman makhluk halus ku.

"Pelik....Pelik dimana kau cepat keluar aku tahu kau berkeliaran di kamarku kan" teriakku memanggil teman makhluk halus ku.

Ya namanya adalah Pelik, dia seorang makhluk halus yang sudah bersamaku sejak aku masih bayi, dia selalu membawaku bermain dan melindungiku dari mahkluk jahat lain yang ingin memanfaatkan keahlian ku dan dia selalu mengasuhku sejak aku kecil hingga saat ini, nenek juga mengetahui mengenai keberadaan Pelik, dan nenek bilang dia adalah pria tampan yang akan selalu bersamaku hingga waktunya di dunia terselesaikan, saat meninggal dulu Pelik mengalami sebuah kecelakaan dan dia belum sempat menyatakan cintanya dan menjelaskan sebuah kesalah pahaman kepada ibundanya tercinta namun dia malah mengalami kecelakaan tragis.

Sehingga tubuhnya rusak parah dan tidak bisa dikenali, dia juga mengalami kecelakaan yang jauh dari rumah, sehingga keluarganya sampai saat ini mungkin masih menunggunya, mencarinya atau mengikhlaskan dia, jasadnya sudah di kuburkan namun yang menahan dia untuk pergi ke alam baka hanyalah keluarganya sendiri yang sepertinya belum bisa melepaskan kepergian dia yang sampai saat ini belum mendapatkan kejelasan.

Malam itu aku sudah memanggilnya berkali-kali tapi dia tetap tidak muncul sehingga aku mulai merasa kesal dan kebingungan karena tidak biasanya dia seperti ini.

"Aishh ...si Pelik ini kemana sih, tampan-tampan kok tuli!" Gerutuku kesal.

Aku terpaksa harus bangkit dari tempat tidurku dan segera mencari keberadaannya hingga aku mulai melihat sesosok makhluk yang duduk di depan jendela ruang tengah rumah sewaanku itu.

"Mahkluk, apa itu Peluk?" Ucapku memikirkan.

Aku mulai menghampirinya karena aku takut jika itu makhluk jahat, sehingga aku mulai berhati-hati namun tiba-tiba saja makhluk itu menghilang sebelum aku berhasil memastikan bentuk muka dan wujudnya dengan jelas.

"Ehh? Kemana makhluk itu pergi, aishhh aku belum bisa...me...aaaarkhhhh..." Teriakku sangat kaget saat membalikkan badan Pelik sudah berdiri di hadapanku dengan sangat dekat dan memasang wajah yang menakutkan.

Dia tertawa sangat renyah melihat aku berteriak ketakutan dengan histeris dan hampir jatuh ke belakang.

"Aishhh....dasar kau makhluk tidak tahu diri, sialan kau Pelik beraninya kau mempermainkan aku!" Teriakku dengan keras merutukinya.

"Ahaha...kau lucu sekali saat ketakutan seperti tadi Emely, haha...ayo tangkap aku jika kau bisa haha" ucap Pelik terus menertawakan aku dan berpindah-pindah tempat dengan sekilas saja.

Aku sudah menahan emosiku sejak tadi dan aku mulai mengeluarkan keahlianku untuk mengendalikan makhluk, aku bacakan sebuah mantra dan aku remaskan jari jari tanganku secara perlahan sehingga membuat Pelik mulai terperangkap dalam mantra pengikatku, sampai akhirnya dia meminta ampun untuk aku melepaskannya.

"Lambe...lambe...Pelik..aaaa...Jerat!" Ucapku sambil tersenyum,

"Aaaahhh....lepaskan aku Emely kau mau menghancurkan inti ruhku?, Lepaskan aku, aku ini hantu baik kenapa kau mau menahanku begini" teriak Pelik meminta dilepaskan.

Aku yang merasa kasihan segera aku lepaskan ikatan perekatnya dan dia pun bisa kembali lolos lagi lalu mulai menampakkan wujudnya di hadapanku dengan perlahan sehingga tidak membuatku kaget lagi.

Saat aku memperhatikan dia dari dekat, nampak ada yang berbeda darinya, wajahnya terlihat lebih buruk dari biasanya.

"Pelik ada apa denganmu kenapa inti rumus seperti memudar apa ini sudah waktunya?" Tanyaku dengan heran,

"Aku tidak tahu ini terjadi sejak kau membawaku ke kota ini, harusnya kau lebih tahu bukankah kau pengendali makhluk?" Ucap Pelik balik bertanya kepadaku,

"Hey kau kan tahu aku memang pengendali makhluk tapi aku sama sekali tidak pernah belajar jadi aku hanya mengetahui beberapa hal secara otodidak dan mengetahui hal yang diajarkan oleh nenekku saja, masalah seperti ini baru terjadi padamu jadi mana aku tahu?" Balasku menjawabnya,

"Kalau kau sebodoh ini sia-sia aku mengikutimu sejak kau bayi, aku sudah meninggal selama 16 tahun dan sudah mengikuti kamu selama itu, huuh aku membuang buang waktu saja melindungimu selama ini" ucap Pelik dengan lesu,

"Pelik maafkan aku, tapi aku akan segera mencari Mbah Kerto, nenek bilang dia bisa membantuku agar bisa menyelamatkan inti ruh mu, dengan begitu kau bisa segera pergi ke alam baka dengan tenang dan keluargamu juga akan mengikhlaskan kamu" ucapku berusaha menghiburnya.

Pelik tetap terlihat murung dan aku sangat ingin bisa membuatnya kembali ceria seperti sebelumnya meski aku harus dikagetkan seperti tadi olehnya.

Aku duduk bersampingan bersama Pelik menghadap ke jendela yang langsung bisa melihat jalanan kota yang begitu ramai dari sana, meskipun ini sudah pukul tiga pagi namun jalanan sudah ramai dengan banyak ke daratan berlalu lalang, ini sungguh kota yang ramai dan metropolitan.

"Pelik tolong jangan murung seperti ini, aku kan sudah janji denganmu aku tidak mungkin membiarkanmu menghilang menjadi angin seperti makhluk-makhluk jahat lainnya, aku tahu kau ruh yang baik setelah kau menyelamatkan aku 16 tahun yang lalu, jadi tolong jangan seperti ini Pelik kau membuatku sakit" ucapku sambil memeluk lengannya.

Aku memang bisa merasakan keberadaan mereka dan bisa menyentuh mereka seperti layaknya menyentuh manusia pada umumnya sebab aku bisa melihat mereka dengan mata batinku sendiri.

Setelah berbicara dengan pelan terhadapnya akhirnya Pelik bisa tersenyum kembali dan dia menyandarkan kepalanya di bahuku sama seperti yang sering dia lakukan selama ini, aku juga selalu merasa tenang dan aman ketika Pelik bersamaku meski pun aku harus berkelana seorang diri namun jika Pelik denganku aku selalu merasa bahwa aku tidak sendirian.

Dia adalah seorang remaja berusia 17 tahun ketika dia meninggal dunia saat itu, sehingga wujud ruhnya akan terus nampak seperti ketika usianya 17 tahun meski dia sudah meninggal selama 16 tahun lamanya dan seharusnya usai dia kini 33 tahun, tapi dia tetap Pelik usia 17 tahun dimataku.

Sejak aku bayi hingga sebesar sekarang dia masih memiliki wujud yang sama dan aku menyayanginya, dia seperti seorang kakak bagiku dan dia selalu menjagaku mengajakku bermain dan selalu menyayangiku dengan baik, nenek juga tidak keberatan saat dulu dia pertama kali mengetahui tentang keberadaan Pelik di sampingku, sehingga mulai saat itu Pelik menjadi makhluk penjaga untukku dan dia selalu setia bersamaku.

Terpopuler

Comments

anisa

anisa

thor ngapa lu pake kata aku pov athor aja harus nya gak dibaca comenku

2024-02-24

1

Bad Boy

Bad Boy

Thor gue gak pernah se effort ini sama orang

2023-02-02

0

lihat semua
Episodes
1 10 tahun silam
2 Menjaga Bayi kecilnya
3 Membuang Bayi
4 17 tahun kemudian
5 Pelik Makhluk Penjaga
6 Aura Gelap
7 Kelas dengan aura mencekam
8 Di Bully
9 Ternyata Mauren
10 Sasaran Mauren
11 Menyelamatkan Angel
12 Omelan Pelik
13 Di Bayari
14 Rahasia Pelik
15 Awal mula bertemu Emely
16 Bertemu Devano
17 Penasaran
18 Jatuh
19 Mauren yang ramah
20 Keanehan Mauren
21 Perubahan Mauren
22 Kekuatan Spiritual
23 Masa lalu
24 Bingung
25 Menyadari Kekuatan Spiritual
26 Hampir membunuh Devano
27 Amukan Mauren
28 Awan kabut hitam
29 Mengikuti Kakek
30 Penjelasan Kakek
31 Mencari tempat berlindung
32 Gelap Malam
33 Tersesat
34 Pohon Ajaib
35 Ternyata dia Mbak Kerto
36 Ujian Akhir
37 Lubang tanpa dasar
38 Menemukan pengendali air
39 Hujan Buatan
40 Gua Misterius
41 Tersesat di hutan
42 Tameng Transparan
43 Devano keras kepala
44 Pergi ke alam bawah sadar
45 Menyembuhkan ibu Arshaka
46 Mengantuk Sekali
47 Menyamar
48 Di Padang Pasir
49 Bertanya
50 Memperlihatkan Kekuatan
51 Terbang
52 Berpura-pura
53 Bergabungnya Vayu
54 Ruangan Rahasia
55 Bayangan Aneh
56 Bertarung
57 Memberikan Pelajaran
58 Memberikan Kesempatan
59 Mencari Solusi
60 Rencana
61 Menangkap Ular
62 Bayangan di permukaan
63 Lava Gunung Berapi
64 Beristirahat
65 Belajar Terbang
66 Mencari Arshaka dan Devano
67 Pohon Aneh
68 Makhluk Menyeramkan
69 Menyelamatkan Diri
70 Siapa Pemuda Itu?
71 Penjelasan
72 Meminta maaf
73 Erebus
74 Mengobati Vayu
75 Penjelasan Erebus
76 Gunung Merapi
77 Masuk ke dalam gunung Merapi
78 Melawan Abaddon
79 Menyatukan Kekuatan
80 Hampir Putus Asa
81 Melawan Dengan Kuat
82 Hampir Kalah
83 Mengalahkan Abaddon
84 Kembali Ke Tempat Masing-masing
85 Ancaman Pelik
86 Mengerjai Devano
87 Kepergian Pelik
88 Ending
89 Pesan Author
Episodes

Updated 89 Episodes

1
10 tahun silam
2
Menjaga Bayi kecilnya
3
Membuang Bayi
4
17 tahun kemudian
5
Pelik Makhluk Penjaga
6
Aura Gelap
7
Kelas dengan aura mencekam
8
Di Bully
9
Ternyata Mauren
10
Sasaran Mauren
11
Menyelamatkan Angel
12
Omelan Pelik
13
Di Bayari
14
Rahasia Pelik
15
Awal mula bertemu Emely
16
Bertemu Devano
17
Penasaran
18
Jatuh
19
Mauren yang ramah
20
Keanehan Mauren
21
Perubahan Mauren
22
Kekuatan Spiritual
23
Masa lalu
24
Bingung
25
Menyadari Kekuatan Spiritual
26
Hampir membunuh Devano
27
Amukan Mauren
28
Awan kabut hitam
29
Mengikuti Kakek
30
Penjelasan Kakek
31
Mencari tempat berlindung
32
Gelap Malam
33
Tersesat
34
Pohon Ajaib
35
Ternyata dia Mbak Kerto
36
Ujian Akhir
37
Lubang tanpa dasar
38
Menemukan pengendali air
39
Hujan Buatan
40
Gua Misterius
41
Tersesat di hutan
42
Tameng Transparan
43
Devano keras kepala
44
Pergi ke alam bawah sadar
45
Menyembuhkan ibu Arshaka
46
Mengantuk Sekali
47
Menyamar
48
Di Padang Pasir
49
Bertanya
50
Memperlihatkan Kekuatan
51
Terbang
52
Berpura-pura
53
Bergabungnya Vayu
54
Ruangan Rahasia
55
Bayangan Aneh
56
Bertarung
57
Memberikan Pelajaran
58
Memberikan Kesempatan
59
Mencari Solusi
60
Rencana
61
Menangkap Ular
62
Bayangan di permukaan
63
Lava Gunung Berapi
64
Beristirahat
65
Belajar Terbang
66
Mencari Arshaka dan Devano
67
Pohon Aneh
68
Makhluk Menyeramkan
69
Menyelamatkan Diri
70
Siapa Pemuda Itu?
71
Penjelasan
72
Meminta maaf
73
Erebus
74
Mengobati Vayu
75
Penjelasan Erebus
76
Gunung Merapi
77
Masuk ke dalam gunung Merapi
78
Melawan Abaddon
79
Menyatukan Kekuatan
80
Hampir Putus Asa
81
Melawan Dengan Kuat
82
Hampir Kalah
83
Mengalahkan Abaddon
84
Kembali Ke Tempat Masing-masing
85
Ancaman Pelik
86
Mengerjai Devano
87
Kepergian Pelik
88
Ending
89
Pesan Author

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!