Emely Sang Penakluk
Sepuluh tahun silam lahir seorang bayi perempuan yang cantik dan lucu namun dia mendapatkan sebuah kutukan dari neneknya sendiri akibat pernikahan kedua orangtuanya yang tidak mendapatkan restu dari neneknya tersebut, gadis yang seharusnya terlahir sempurna dan menawan seketika berubah menjadi gadis jelek dengan banyak sekali tanda lahir di sekujur tubuhnya tidak terkecuali menutupi area wajahnya sehingga menutupi kecantikannya tersebut.
Kedua pasangan suami istri yang tiba tiba saja melihat bayi mereka berubah di depan mata kepalanya sendiri sesuai dengan kutukan dari ibu sang perempuan langsung berteriak kaget bahkan pria yang tengah menggendong bayi kecil itu hampir melemparkan bayi mungil ke lantai jika seandainya seorang suster yang membantu proses persalinan membantunya dan berhasil menangkap bayi mungil tersebut.
"Arkhhhh.....tidak monster apa itu?" Teriak seorang pria bernama Tirta Mangun Kusuma, yang tidak lain adalah ayah kandung dari bayi perempuan tersebut.
Seorang wanita yang saat itu baru saja beristirahat setelah melahirkan bayinya dia kaget melihat sang suami melemparkan putri kecilnya begitu saja, padahal sebelumnya dia sudah melihat bawah putri kecil yang dilahirkan begitu cantik dan mempesona.
Sehingga dia langsung marah dan membentak sang suami karena hampir mencelakai putri kecilnya yang baru saja lahir.
"Sayang, apa yang kau lakukan? Tega sekali kau melempar putri kecilku kau kejam!" Bentak perempuan yang baru saja melahirkan bayi itu.
Pria itu masih sangat kaget dengan kedua mata yang terbelalak sempurna, badan bergetar hebat dan dia begitu pucat ketakutan, nafasnya menderu dengan keras dan dia berbicara gugup dengan perlahan bangkit menghampiri istrinya.
"Me...me... Melinda itu dia...dia bukan putri kita!" Ungkap pria itu dengan tangan bergetar memegangi samping ranjang rumah sakit dengan keras serta keringat dingin bercucuran di dahinya.
Pria berusia tiga puluh tahun itu nampak begitu kacau setelah melihat wujud putri kecilnya berubah menjadi menyeramkan, lantar istrinya merasa heran dan kebingungan ketika melihat ekspresi dari sang suami yang begitu ketakutan dengan putri kecilnya sendiri, Melinda semakin marah dan kesal lalu dia memperingatkan sang suami agar tidak berbicara sembarangan lagi mengenai putrinya tersebut.
"Cukup Tirta! Apa yang baru saja kau katakan dia putriku aku sendiri yang telah melahirkannya dan kau menjadi saksi di sini betapa sulitnya aku menjaga dia selama sembilan bulan lamanya dan mempertaruhkan nyawa untuk melahirkannya beberapa saat yang lalu" balas Melinda dengan tatapan kesal kepada suaminya itu.
Saat sepasang suami istri itu tengah bertengkar hebat dan Tirta berusaha meyakinkan istrinya Melinda bawa putrinya telah berubah beberapa menit yang lalu di saat yang sama seorang suster yang tadi sempat berhasil menangkap bayi mungil itu kembali berteriak histeris dan dia menaruh bayi kecil yang baru lahir itu di atas tempat tidur yang sudah disediakan oleh rumah sakit bagi bayi yang baru saja lahir.
"Arkhhhh....monster!" Teriak suster tersebut menjerit begitu keras dan berlari tunggang langgang keluar dari ruang persalinan tersebut.
Melinda semakin merasa heran karena dia telah mendengar orang lain juga berteriak mengatakan kata yang sama dengan yang dikatakan oleh suaminya sebelumnya, dia semakin panik dan takut terjadi sesuatu dengan putri kecilnya yang baru saja lahir ke dunia sedangkan sang suami sudah sangat ketakutan dia tidak bisa berkata kata lagi dan meminta istrinya untuk ikut pergi bersama dia dari tempat itu secepatnya.
"Melinda ayo kita pergi dari sini, tempat ini telah terkutuk oleh ibumu, kita harus melarikan diri sebelum mendapatkan dampak yang lebih buruk pada diri kita sendiri, ayo Melinda" ucap Tirta dengan penuh ketakutan dan matanya yang begitu melebar.
Melinda menghempaskan lengan Tirta yang menahannya untuk berdiri dia berusaha keras untuk menghampiri bayi mungilnya dan berusaha untuk menyingkirkan sebuah kain yang menutupi sekujur tubuh bayi kecil tersebut, hingga dia telah membukanya dan langsung tersentak ke belakang beberapa langkah dengan menutup mulutnya yang terbuka lebar.
Matanya terbelalak sangat jelas dia bergetar sama ketakutannya dan merasa begitu pilu ketika melihat kondisi bayi mungil yang telah dilahirkan kini telah berubah menjadi bayi buruk rupa dengan banyak tanda lahir berwarna hitam pekat dan berbentuk besar di sekujur tubuhnya.
Melinda begitu kaget dan syok dia langsung berteriak dengan menangis histeris tak tertahankan hingga Tirta memeluknya dengan erat dan berusaha untuk memberikan ketenangan kepada istrinya tersebut.
"Tidak...tidak itu bukan putriku dia sebelumnya cantik dia tidak seperti itu hiks...hiks... Putriku..." Ucap Melinda terduduk lemas di lantai meratapi sebuah kenyataan pahit di dalam hidupnya.
Meski dia telah melihat secara langsung bagaimana keadaan bayi kecilnya itu dia tetap tidak bisa membiarkan suaminya membuang bayi yang dengan susah payah dia lahir kan begitu saja, Melinda tetap berusaha mempertahankan bayi kecil itu dia kembali bangkit berdiri dengan semua keberanian yang sudah dia kumpulkan beberapa saat sebelumnya lalu dia kembali melihat bayi yang terlihat tidur dengan nyenyak di sana.
Melinda mengangkat bayi kecil tersebut dalam pangkuannya dan dia memeluk bayi itu dengan sangat erat, dia terus menangis meratapi keadaan putrinya yang bisa berubah secara drastis seperti ini hanya dalam beberapa detik saja.
Tirta tidak tahan lagi melihat istrinya tetap bersikeras untuk mempertahankan bayi buruk rupa tersebut sehingga dia mulai menentang istrinya sendiri untuk pertama kalinya.
"Melinda tinggalkan bayi itu di sana atau aku sendiri yang akan membuang bayi buruk rupa tersebut!" Bentak Tirta memberi peringatan,
"Tida... Aku tidak akan pernah meninggalkan putriku apalagi membuangnya sekalipun dia terlihat seperti ini" balas Melinda dengan wajah yang sendu karena telah menangis dalam waktu yang lama,
"Melinda apa kau mau bercerai denganku?, Relakan bayi itu atau kita akan berpisah!" Ancaman Tirta pada istrinya sendiri.
Itu adalah pilihan yang sangat sulit bagi Melinda, dia sangat mencintai suaminya dan dia telah menentang kedua orangtuanya sendiri untuk bisa menikah dan hidup bersama dengan Tirta, namun di sisi lain dia juga menyayangi putri kecil itu yang tengah dia peluk dengan erat di dalam dekapannya.
Melinda sangat sulit memilih dan menentukan pilihan diantara kedua orang tersebut sampai tak lama dia melihat sosok almarhum neneknya yang nampak tengah berdiri tidak jauh di hadapannya, mata Melinda langsung menatap ke arah ibunya yang telah meninggal beberapa tahun lalu tepat di hari pernikahannya dengan Tirta, bahkan sampai saat ini Melinda masih merasakan rasa penyesalan yang mendalam karena tidak bisa menemani sang ibu di detik detik kematiannya kala itu.
"Ibu... Bu apa itu sungguh kau?, Ibu kau mau ke mana tunggu aku!" Teriak Melinda dan dia berlari mengejar ibunya hingga tiba tiba saja dia berada di ruang hampa yang tidak dia ketahui dimana dia saat itu.
Namun satu yang dapat dia pastikan dia masih bisa melihat ibunya dan kini sang ibu berjalan menghampiri dengan perlahan, lalu ketika sudah berada sangat dekat dengannya tiba tiba saja ibunya tersebut mengambil bayi kecil yang berada di pelukannya dengan secepat kilat sehingga dia hampir tidak menyadarinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments