Melinda sangat kaget menyadari putri kecilnya sudah berpindah pada pangkuan ibunya dalam sekejap, dia langsung menggelengkan kepala dan sangat panik saat melihat ibunya mulai memperlihatkan senyum kecil di bibirnya yang cukup menyeramkan bagi dirinya sendiri.
"Tidak... Tidak... Tidak jangan Bu, aku mohon dia putri pertamaku aku mohon padamu tolong jangan lakukan itu dia tidak bersalah hukumlah aku ibu tolong hiks...hiks...hiks" teriak Melinda dengan tangan yang berusah meraih putri kecilnya itu namun dia tidak berhasil, putrinya telah lenyap di telan cahaya hitam bersamaan dengan menghilangnya sosok ibunya tersebut.
Kemudian beberapa saat berlalu Melinda sadar dan dia sudah berada di ruang rawat inap yang baru di mana saat itu dia melihat bayi kecilnya masih berada tertidur di sampingnya bersama sang suami, melihat itu akhirnya Melinda bisa merasa tenang dan dia kembali menitikan air mata sambil menciumi wajah bayi kecil yang masih tertidur lelap.
"Sayang maafkan ibu, semua ini karena kesalah ini seharusnya ibulah yang menerima semua konsekuensinya bukan dirimu, kamu tidak bersalah sayang maafkan ibu" bisik Melinda dengan perasaan pilu tak menentu.
Dia lega karena semua yang dia lewati ternyata hanya mimpi namun dia tidak tahu kapan dia bisa berbaring di sana karena terakhir kali dia sadar dia berdiri di ruang persalinan sampai tiba tiba ibunya datang menghampiri dia.
"Apakah tadi sungguh hanya mimpi atau sungguhan?, Benar kejadian tadi adalah sungguhan maka putriku? Dia... Dia telah berada dalam pengaruh ibuku sendiri dia tidak akan bisa hidup normal seperti manusia lainnya, tidak itu tidak boleh terjadi kepada putri kecilku!" Tambah Melinda memikirkan semuanya dengan panik.
Tiba tiba saja suaminya terbangun dan Melinda langsung bertanya kepada Tirta apa yang telah terjadi kepada dirinya sebelum dia berada di ruangan tersebut, karena Melinda terus mendesak dan memaksa agar Tirta menjelaskannya alhasil Tirta pun dengan perasaan yang gemetar dan ketakutan beru menjelaskannya.
Dan apa yang diceritakan oleh suaminya Tirta sama persis dengan apa yang dia lalui itu menunjukkan bahwa semua kejadian tadi bukanlah mimpi melainkan sebuah hal nyata di mana ibunya baru saja membawa dia ke dalam dunia lain, dan Tirta bahkan tidak bisa menyadarkan dia atau menyelamatkan dirinya.
Setelah mendengar penjelasan dari Tirta, Melinda seketika termenung dengan tatapan kosong dan dia menjadi sangat lesu, seperti manusia yang kehilangan seluruh energi di dalam tubuhnya. Tirta yang melihat kondisi istrinya sangat aneh dia pun kembali merasa panik dan segera menggoyangkan tubuh putrinya secara perlahan untuk menyadarkan Melinda dari tatapan kosongnya tersebut.
"Sayang... Sayang ada apa denganmu? Sadarlah Melinda!!" Teriak Tirta yang akhirnya membuat Melinda langsung tersadar serta dia kembali fokus dalam dirinya sendiri.
"Sayang ada apa denganmu kenapa kau kembali bersikap seperti tadi, tolong bersikaplah yang normal aku sangat mencemaskanmu Melinda" ucap Tirta sambil memeluk istri tersayangnya.
Sedangkan Melinda masih terus merasa cemas dia tidak akan bisa merasa tenang ketika putrinya sudah mendapatkan ancaman kutukan dari neneknya sendiri, dan bahkan kutukan tersebut sudah masuk ke dalam tubuh bayi kecilnya sedikit demi sedikit, semua itu ditandai dengan munculnya banyak tanda lahir di sekujur tubuh putrinya dan dia semakin merasa cemas tak terkendali, apalagi saat melihat putrinya yang tak kunjung bangun dari tidur.
Bahkan dari sejak awal dia melahirkan putrinya tersebut, dia belum pernah mendengar jeritan dari putrinya dia nampak sangat berbeda dengan anak bayi lain yang baru lahir secara normal, Melinda curiga ibunya sudah mengamati putri kecil itu sejak dia masih berada di dalam kandungannya.
"Aku yakin sekali, ibu pasti sudah memperhatikannya sejak dalam kandungan selaman ini, ya tuhan apa yang harus kulakukan sekarang?" Gumam Melinda memikirkan.
Di saat Melinda tengah memikirkan solusi lain bagi keselamatan bayinya dia mulai merasa tempat di rumah sakit bukankah tempat yang aman sebab pasti ibunya akan dengan mudah mengambil bayinya secara langsung dan Melinda sangat takut ibunya akan menaruh segel pada kutukan putri kecilnya itu, sehingga ketika sebuah kutukan sudah di segel oleh pemberi kutukan itu sendiri, maka kutukan itu tidak akan bisa terlepas maupun hancur kecuali segelnya terlepas.
Dan syarat untuk terlepasnya sebuah segel.dalam kutukan hanya diketahui oleh pemberi kutukan itu sendiri, sedangkan saat itu ibu kandung Melinda yang tak lain adalah nenek bayi itu telah meninggal beberapa tahun lalu sehingga jika dia memberi kutukan kepada putrinya maka kutukan itu akan sulit untuk dihilangkan.
Itulah yang membuat seorang Melinda sangat takut dan begitu cemas dengan keselamatan bayinya, dia terus mendesak pada suaminya Tirta agar segera membawa dia kembali ke rumah karena dia merasa akan jauh lebih aman ketika berada di kediamannya sebab di sana telah di lindungi oleh perisai sihir yang di buat secara khusus oleh ayahnya Melinda.
"Sayang aku ingin pulang, kita akan lebih aman jika kita berada di rumah, ayo cepat bawa aku pulang aku bisa merawat diriku sendiri di sana, kau tidak mau membuatku dan bayi kita dalam bahaya bukan, aku mohon" ucap Melinda memohon di depan suaminya.
"Tapi sayang tidakkah kamu merasa lelah dan sakit, kau baru saja melakukan persalinan aku khawatir dengan kondisimu jika kau pulang saat ini juga" balas Tirta yang mengkhawatirkan istrinya,
"Aku akan baik baik saja selama putri kita aman dan dia terus berada di sampingku, aku akan tetap aman dan sehat Tirta, tolong jangan cemaskan aku, kita harus pulang!" ucap Melinda menekankan permintaannya.
Tirta sebenarnya tidak perduli sama sekali dengan bayi buruk rupa yang dilahirkan oleh istrinya namun dia justru lebih purduli dengan keselamatan Melinda maka dari itu dia mengabulkan keinginan istrinya tersebut dengan cepat.
"Baiklah sayang, aku akan segera memerintahkan supir menyiapkan mobilnya saat ini juga" Balas Tirta sambil mengelus kepala Melinda dengan lembut.
Melinda sangat merasa bersyukur karena dia dapat menemukan pria sebaik dan setulus Tirta yang dapat menerima dia apa adanya dengan semua kekurangan dan keanehan keluarganya Tirta masih tetap mau menerima dia sebagai pasangannya hingga mereka melaksanakan pernikahan dan sampai di titik saat ini hingga dia bisa melahirkan seorang putri yang cantik, Melinda masih sangat yakin dan sangat mengingat dengan jelas bahwa bayi kecil yang dia lahirkan sangatlah cantik dan bercayaha, tidak seperti rupanya saat ini yang tertutupi oleh banyaknya tanda lahir di sekujur tubuhnya.
Melinda sangat senang dia sampai tidak melepaskan bayi kecil itu dari gendongannya, dia masih merasa cemas dan terus berjaga jaga demi melindungi putri semata wayangnya itu, bahkan seorang Tirta Mangun Kusuma tidak bisa menyentuh putrinya itu karena Melinda tahu bahwa suaminya tidak memiliki kepedulian sebesar yang dia miliki untuk bayi kecil itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments