Selama di perjalanan cuaca tiba-tiba saja kembali menjadi begitu mencekam awan mending mulai bergerak bersatu satu sama lain hingga menciptakan gumpalan awan hitam yang besar dan pekat lalu dari awan tersebut muncul lah petir yang menyambar ke sekitar mobil yang mereka kendarai.
Ibu Melinda bisa merasakan bahwa semua kejanggalan dari cuaca ini adalah perbuatan dari ibunya yang di ketahui telah meninggal padahal sampai saat ini tidak ada yang pernah melihat jasadnya, hanya saja keluarga sudah memastikan bahwa kehilangan beliau sudah dipastikan akan meninggal dunia dan membuatkan kesimpulan seperti itu meski tidak pernah ada makan dirinya.
Dan ketika mereka sampai di tempat ketika Tirta menaruh bayi kecilnya ternyata di dalam gerobak sampah itu sudah tidak ada apapun termasuk bayi kecilnya tersebut.
Melinda sangat panik dan dia bertanya dengan nada membentak kepada suaminya Tirta menanyakan di mana keberadaan putri kecilnya tersebut.
"Tirta dimana putriku!, Dimana kau tinggalkan dia?" Teriak Melinda sangat keras dengan mata yang dipenuhi dengan emosi.
Tirta tidak bisa melakukan apapun dia hanya memegangi kepalanya dan dia juga mulai merasa sedih serta menyesal telah meninggalkan putrinya di sana, dia bersujud bersimpuh di bawah kaki istrinya sambil meminta maaf dengan penuh penyesalan yang dia rasakan karena telah membuang putri dari darah dagingnya sendiri.
"Hiks...hiks... Melinda maafkan aku aku suami dan ayah yang buruk, maafkan aku Melinda, tolong maafkan aku" ucap Tirta meminta maaf dengan penuh kesungguhan.
Melinda segera mengangkat Tirta untuk bangkit dan membawanya kembali ke mobil karena cuaca sudah semakin buruk, dia tidak bisa tetap berada diluar rumahnya terlalu lama, dan Melinda terpaksa harus memaafkan apa yang Tirta lakukan sebab semuanya juga sudah terjadi dan tidak ada yang bisa mereka ubah atas apa yang sudah terjadi.
"Aku memaafkanmu kali ini tapi kau harus berjanji, kita akan mencari keberadaan putriku sepanjang hidup kita dan aku yakin sekali aku pasti tidak akan bisa memiliki anak lagi karena ibuku sudah pernah berpesan jika aku hanya bisa melahirkan satu kali, maka dari itu aku melarang kamu untuk melakukan sesuatu yang berbahaya bagi putri kecil kita, sekarang dia telah hilang hiks...hiks...aku sangat mencintai putri kecilku aku yakin dia mewarisi kekuatan ibu dan ibuku saja bisa sembuh begitupun dengan putriku, kutukan itu hanya sementara sampai ibu memaafkan aku hiks...hiks..." Ucap ibu Melinda sambil menangis tidak berhenti sepanjang perjalanan.
Hingga sampai ke rumah ibu Melinda terus menangis meratapi kehilangan putri kecilnya yang sudah dia tunggu-tunggu kelahirannya selama sembilan bulan lamanya, bisa dirasakan bagaimana sakitnya seorang ibu yang baru melahirkan seorang bayi namun dalam semalam harus kehilangan bayinya dengan cara seperti itu.
Ibu Melinda sangat hancur bahkan dia sempat sakit-sakitan dan tidak membiarkan tubuhnya menerima asupan makanan hingga dia mengalami banyak penyakit di dalam tubuhnya.
Untungnya Tirta terus menemani Melinda meski mereka tengah berada di titik paling rendah sekalipun sampai waktu demi waktu terus berlalu dan mereka tidak pernah berhenti sehari pun untuk menyuruh anak buah kelercayaan mereka serta melaporkan kepada polisi mengenai kehilangan bayinya dengan ciri-ciri yang sudah mereka sebutkan.
Seharusnya akan mudah menemukan seorang bayi yang memiliki kelainan langka seperti bayi milik Melinda ini namun semuanya seakan tidak ada jalan keluar bagi pasangan suami istri itu sehingga mereka terus menemukan jalan buntu setiap kali melakukan pencarian bayinya meski sudah menggunakan jasa orang-orang profesional sekalipun.
Bahkan sudah tidak terhitung seberapa banyaknya uang yang dikeluarkan oleh Tirta untuk bisa menemukan putri kecilnya tersebut.
Tahun demi tahu telah berganti dan terus berlalu seperti biasanya, kegagalan demi kegagalan terus mereka dapatkan dan masih belum bisa menemukan putrinya tersebut.
Hingga 17 tahun telah berlalu begitu cepat, seorang gadis manis dan sedikit tomboi memulai kehidupan barunya di kota yang besar untuk menempuh pendidikan yang jauh lebih baik dari sebelumnya, dia harus pindah dari sekolahnya di desa di saat kenaikan kelasnya yang harus duduk di kelas tiga SMA.
Untuk melaksanakan wasiat dari sang nenek agar dia pergi ke kota setelah neneknya meninggal dunia dan harus mencari tiga orang keluarganya lagi yang diketahui almarhum neneknya tinggal di lingkungan kota tersebut.
Tepat sehari sebelum dia pergi ke kota besar seorang diri, dia sebelumnya tinggal bersama seorang nenek bernama nenek Warni, nenek itu bilang dia adalah cucuk kesayangan dia yang dibuang oleh kedua orangtuanya sendiri sebab dia memiliki kelainan pada fisiknya yang tidak normal seperti orang pada umumnya.
Selain itu dia juga memiliki hal istimewa di matanya, yakni dia memiliki Indra ke enam dimana dia bisa melihat makhluk halus yang memang menampakkan dirinya ketika mereka ingin, namun keistimewaan lain yang dia miliki adalah dia mampu mengendalikan makhluk halus manapun yang dia kehendaki.
Sehingga banyak sekali mahkluk halus yang berteman bersamanya sejak dia kecil, ada yang berbuat baik kepadanya dan tidak jarang dia menemukan mahkluk jahat yang selalu berusaha menampakkan dirinya di depan manusia biasa sehingga membuat mereka ketakutan bahkan banyak juga hal lain yang bisa dia lakukan untuk memperingati mahkluk halus jahat itu agar tidak mengganggu manusia biasa.
Dan gadis itu adalah aku, iya aku namaku adalah Emely Maheswari nenek bilang dia yang memberikan nama itu kepadaku agar kakek yang sering dipanggil Mbah Kerto bisa mengenaliku sebagai cucunya dan nenek bilang kelainan pada tubuhku ini bisa hilang karena itu bersifat sementara.
Dan nenek sendiri telah mengatakan kepadaku di saat saat terakhirnya bahwa dia sendiri yang menciptakan bercak-bercak besar hitam seperti tanda lahir di sekujur tubuhku ini untuk membedakan aku dengan manusia lainnya hingga aku mendapatkan kekuatan di puncak tertinggi dan sampai aku menemukan Mbah Kerto untuk aku jadikan guru.
Di sebuah gubuk kecil dia tinggal berdua bersama neneknya yang tak lain adalah Mpok Warni, malam itu Mpok Warni sudah tidak bisa bertahan lagi dia sudah mengalami sakit-sakitan yang parah dan dia tidak ingin datang ke rumah sakit, di detik detik terakhirnya dia hanya memberitahukan semua rahasia yang sudah dia sembunyikan selama 17 tahun lamanya dan menyuruh Emely untuk mencari kedua orang tua kandungnya dan mencari seorang kakek untuk menjadi guru melanjutkan ajaran yang dia berikan pada Emely selama ini.
"Ohok..ohok....Emely, ingatlah pesan nenek tadi, kau harus melaksanakannya setelah menguburkan nenek, cepatlah kau pergi ke kota itu....kau harus..oho....ohok...menemukan tiga orang itu" ucap Mpok Warni dan dia menghembuskan nafas terakhirnya.
"Tidak.... Nenek bangun nek, nenek...." teriak Emely langsung terperanjat bangun dari tidurnya.
"Hah...hah...hah....itu hanya mimpi? Kenapa terasa begitu nyata? Apa nenek ingin mengingatkanku tentang pesannya?" Ucapku dengan jantung yang masih berdetak kencang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments