Kembali ke saat sekarang, Clara masih menunggu kereta di peron 2 untuk menuju stasiun jatinegara.
“Lama sekali keretanya, aku pesan aplikasi saja deh.”
Kemudian Clara berjalan keluar dari stasiun dan menuju ke arah pasar yang penuh dengan orang. Dia mengeluarkan hp nya dan langsung memesan taksi online sesuai alamat apartemen barunya. Tak lama kemudian taksi online pun datang, dia memasukkan barang barang nya ke bagasi dan naik. Taksi langsung berjalan menuju lokasi yang sudah di tunjuk sebelum nya.
Clara akhirnya sampai di mall of Indonesia di kelapa gading dan langsung masuk ke dalam. Dia langsung menuju gedung apartemen nya, awal nya dia sempat bingung karena banyak sekali gedung apartemen di sana. Setelah bertanya kesana kemari, akhirnya dia masuk ke gedung nya. Dia melihat lift yang sudah mau tertutup.
“Eh tungguuuuu….aku ikut naik.” Teriak nya.
Sebuah tangan langsung keluar menahan lift yang tertutup. Orang itu langsung melihat keluar dan melihat Clara sedang berlari ke arah lift. Kemudian Clara masuk kedalam lift dan orang itu membantu nya dengan membawakan dus nya kedalam lift.
“Terima kasih ya……” Ujar Clara.
“Sama sama.”
Di dalam lift itu hanya mereka berdua. Keduanya langsung saling melihat.
“Tinggal di sini ?”
“Iya, baru hari ini….kamu tinggal di sini ?” Tanya Clara.
“Iya, baru hari ini juga.”
Kemudian mereka terdiam, tiba tiba lift mati dan lampu darurat menyala. Orang itu langsung menekan tombol emergency di panel. Tiba tiba, jantung Clara berdetak keras. Kartu pelajar nya yang sedang dia pegang jatuh.
“Aduh….sakit……” Dia pun terduduk di dinding lift.
Clara melihat pria yang menekan tombol juga sedang duduk merapat ke dinding dan memegang dada nya seperti sedang kesakitan. Lift pun bergerak kembali. Mereka pun langsung berdiri. Pria itu melihat kartu pelajar Clara yang jatuh di bawah dan mengambil nya.
“Oh kamu sekolah di sini juga….ini kartu mu.” Pria itu memberikan kartu nya kepada Clara.
“Oh ya, sama dong, nama kamu siapa ? aku Clara.” Clara menjulurkan lengannya dan tangan kiri nya masih memegang dadanya.
“Namaku Enrico, tapi panggil saja Rico…salam kenal Clara.” Rico menjabat tangan Clara dan tangan kirinya masih memegang dadanya.
Tiba tiba, “DUG…….” Jantung mereka berbunyi keras.
“Eh….” Ucap keduanya sambil bersalaman.
“Dug…dug….dug….” Jantung mereka berdua tetap berdetak kencang walau mereka sudah tidak bersalaman.
Rico dan Clara terduduk karena kesakitan sambil memegang dadanya. Lama kelamaan detak jantung mereka mulai stabil. Mereka sampai di lantai yang di tuju. Keduanya keluar lift sambil saling memapah karena tidak sadar dan sakit di dada nya.
“Maaf……” Rico melepaskan tangannya begitu sadar dia merangkul Clara.
“Ga apa apa, aku juga maaf…..mendadak jantung ku sakit.”
Karena Clara menunduk, maka kemejanya agak terbuka sedikit. Rico langsung melihat ada garis di tengah tengah dadanya. Kemudian dia juga melihat ke dalam kaos nya untuk memastikan. Dia melihat garis yang sama pada dadanya. Rico langsung memberanikan diri bertanya kepada Clara.
“Clara, jangan jangan kamu habis operasi transplantasi jantung…?”
“Kok kamu tau ?” Tanya Clara.
Rico hanya menunjuk ke kemeja Clara yang sedikit terbukan. Clara langsung melihat kemejanya dan langsung menutup nya.
“Ih mesum……”
“Bukan begitu, karena aku juga sama…..” Rico langsung menaikkan kaos nya.
Perut nya yang berotot terlihat dan di dada nya ada garis panjang bekas operasi. Clara langsung menutup wajah nya dengan jari nya yang renggang.
“Ih ngapain buka baju….tutup….”
“Aduh…aku hanya mau memperlihatkan jahitan di dada ku saja…..”
“Iya iya aku sudah lihat, kita sama sama habis operasi……” Wajah Clara mulai memerah.
“Eh kamu tidak apa apa ? wajah mu merah loh, masih sakit….?” Tanya Rico cemas.
“Berisik…..” Jawab Clara ketus sambil menoleh.
“Dasar aneh….aku duluan ya….” Rico langsung berjalan ke kamar nya.
Clara tidak bicara apa apa, dia terus melihat Rico yang berjalan menjauh dari lift.
“Lumayan juga, keren, ganteng, kekar……arrrghhhh…….aku mikir apa lagi.” Pikir Clara.
Kemudian dia juga langsung berjalan menuju apartemen nya. Begitu sampai di depan kamar nya, Clara melihat Rico sedang berbicara dengan seseorang yang menghalangi nya masuk ke dalam pintu. Clara langsung mendekati Rico.
“Kenapa Rico ?” Tanya Clara.
“Naaaah akhirnya datang juga……..ayo pulang ke bandung Clara.”
Ternyata yang menghalangi jalan Rico adalah Jerry teman sekolah Clara dari bandung.
“Haaah…ngapain kamu ke sini…pulang sana…” Teriak Clara.
Rico yang melihat Clara kenal dengan Jerry langsung menoleh kepada Clara dan bertanya.
“Clara, kamu kenal dia ? teman mu ?” Tanya Rico.
“Bukan, aku ga kenal…….”
Medengar perkataan Clara, Jerry langsung naik pitam dan maju ke arah Clara dengan mendorong Rico.
“Keterlaluan ya kamu Clara, tidak sadar apa kamu itu milik ku ?” Tangan Jerry langsung menarik tangan Clara.
“Lepas….aku tidak kenal kamu….” Teriak Clara.
Melihat Clara yang berontak di tarik oleh Jerry, Rico langsung bertanya kepada Clara dengan wajah polos.
“Hmm berarti kamu ga kenal dia ya Clara dan sekarang kamu lagi di paksa ?” Tanya nya.
“Kalau sudah tau tolong aku dong…….” Teriak Clara sambil berontak.
“Baiklah, aku juga mau cepat masuk ke apartemen ku.”
Tanpa banyak bicara, kaki kanan Rico langsung naik menendang tangan Jerry yang sedang menarik Clara dan dengan cepat dia menurunkan kaki nya kemudian langsung menendang perut Jerry dengan kaki yang sama. Jerry pun langsung jongkok kesakitan.
“Hei….siapa kamu…..kenapa kamu ikut campur….” Protes Jerry.
“Oh maaf, aku hanya….”
Belum selesai Rico berbicara, Clara langsung menggandeng lengan nya dan mendekap nya.
“Dia calon suami ku, kenapa ?”
“Hah……” Rico yang mendengar nya kaget, wajah nya menjadi merah.
Clara langsung mendekati telinga Rico dan berbisik langsung di telinga Rico.
“Pura pura……tolong aku.”
Clara pun menoleh kepada Jerry. Dia langsung berjalan menggandeng Rico melewati Jerry yang masih jongkok karena kesakitan dan syok mendengar perkataan Clara. Setelah melewati nya, Clara berbalik.
“Sudah ya, sekarang kita mau masuk ke sarang kita, kamu pulang ke bandung, jangan pernah muncul lagi di sini.”
“Grrr…apa apaan sih ini ?” Bisik Rico kesal.
“Sabar…begitu dia pergi aku langsung ke apartemen ku.” Bisik Clara.
Kemudian, mereka masuk ke apartemen yang di halangi Jerry. Begitu di dalam, Clara langsung melepaskan Rico. Kemudian mereka langsung duduk di sofa. Begitu duduk, jantung mereka langsung berdegup kencang, tapi kali ini tidak menyakitkan melainkan nyaman. Rico dan Clara pun bingung.
“Aneh…kok aku malah nyaman di dalam apartemen yang baru ini.” Pikir Rico.
“Gawat…aku mulai nyaman di tempat dia…aku harus cepat keluar dari sini…..” Pikir Clara.
Mereka berdua terdiam, tiba tiba pintu apartemen di ketuk. Rico langsung berdiri dan menuju ke pintu. Dia langsung membuka pintu dan Jerry berdiri di depan pintu.
“Hei…aku belum menyerah ya. Awas saja, ini tolong berikan pada Clara.”
Jerry memberikan sebuah kunci tanpa penanda kepada Rico.
“Huh di bawa sekarang juga tidak apa apa…..tapi….” Pikir Rico sambil melihat ke dalam.
Di dalam Clara memberikan kode dengan tangan nya yang mengatakan usir dia dan jangan bicara macam macam. Rico menghela nafas dan menoleh kepada Jerry.
“Ya..ya…masih ada keperluan ?” Tanya Rico.
Jerry langsung berbalik dan pergi. Rico melihat nya terus untuk memastikan kalau dia benar benar pergi. Kemudian dia melihat kunci yang di berikan Jerry. Dia melihat tulisan nya sudah tersobek dan tidak bisa di baca, sepertinya Jerry yang menyobek nya. Begitu Jerry naik lift turun, Rico langsung masuk dan menutup pintu. Dia kembali keruang tengah dan duduk di sofa.
“Clara, ini ada titipan, lain kali hati hati, dia tahu alamat kamu dari kunci ini.”
Rico memberikan kunci nya kepada Clara. Melihat kunci itu, Clara kaget dan langsung mengeluarkan amplop nya dan melihat isi nya.
“Wah pantas dia bisa ke sini, terima kasih ya Rico, aku permisi dulu.” Clara langsung berdiri dan membawa tasnya.
Rico membantu nya membawakan dus nya ke luar. Clara langsung membuka pintu dan keluar, kemudian dia berbalik dan Rico memberikan dus nya. Clara langsung melambai kan tangan dan berjalan. Rico juga membalas lambaian tangan Clara dan menutup pintu.
“Ah tenang…..mandi dulu ah…..”
Rico langsung membuka kaos nya dan masuk ke dalam kamar mandi. Dia langsung mengisi bak mandi yang ada di dalam dengan air hangat dari keran. 10 menit kemudian, ketika air bak mandi sudah mau penuh, bel pintu utama berbunyi.
“Aduh ada yang datang…..sebentar…” Teriak Rico.
Dia langsung mematikan kerannya dan berjalan keluar sambil memakai kembali kaos nya. Dia langsung membuka pintu dan kaget ternyata yang datang adalah Clara.
“Hei, ada apa ? kamu di ganggu lagi ? atau ada yang ketinggalan ?” Tanya Rico.
“Ummm….boleh aku masuk ?” Tanya Clara.
“Boleh, ada apa ?” Tanya Rico heran.
“Ummm…rupanya apartemen ku juga di sini, tadi aku keliling dan hasil nya di sini….” Jawab Clara malu malu.
“Haaaah….masa ? mana lihat gantungan kunci nya.” Tanya Rico kaget.
“Ini….” Clara memberikan gantungan kunci yang ada alamat dan nomer apartemen nya.
Rico langsung mengambil nya dan melihat nya, ternyata benar, kamar Clara juga di apartemen nya. Dia keluar sebentar dan memastikannya dengan melihat nomor di sebelah pintu nya. Kemudian dia juga membandingkan gantungan kunci Clara dengan milik nya yang ternyata sama persis.
“Eh…ah…ya sudah kalau begitu, selamat datang ke rumah…..” Rico berujar dengan canggung.
“Aku pulang……” Tambah Clara.
“Umm Clara, disini kan cuma ada satu kamar…..”
“Kamu sudah masuk belum ke kamar ?” Tanya Clara.
“Belum sih….coba aku lihat dulu….”
Rico langsung berjalan masuk menuju kamar, Clara juga mengikuti di belakang Rico. Kemudian mereka berdua masuk ke dalam kamar. Ternyata di dalam kamar persis seperti yang ada di dalam mimpi Rico dan Clara. Kamar itu adalah unit apartemen di sebelah apartemen mereka yang di ubah keseluruhan nya menjadi sebuah kamar besar. Di balik pintu ada 2 pasang seragam sekolah yang pas dengan ukuran mereka. Kemudian mereka melihat dua buah bantal kepala di ranjang. Dua buah bantal itu ada tulisan nya. “Rico dan Clara.” Seperti bantal untuk pengantin baru.
“Apa ini maksudnya…..” Teriak mereka bersamaan.
Kemudian mereka saling menoleh dan melihat satu sama lain, kemudian mereka jadi tertawa karena sama sama bereaksi. Rico langsung keluar kamar lagi.
“Mau kemana ?” Tanya Clara.
“Mandi….mau ikut ?” Ajak Rico.
“Hah…tidak terima kasih. Aku pakai kamar mandi di kamar ini saja.”
“Ok, bebas…..”
Rico langsung menutup pintu dan berjalan ke kamar mandi. Dia membuka baju nya dan langsung masuk ke bak mandi. Ketika sedang berendam, dia melihat jahitan di dada nya.
“Jantung ya….Clara juga….tinggal bersama Clara….aku tidak percaya, aku tinggal sama wanita cantik dan seksi……..ah aku mikir apa….tapi…apa dia ya pemilik jantung istri om ?” Pikirnya.
Rico mulai menepuk nepuk kedua pipinya dengan kedua tangannya dan membuang jauh jauh pikiran soal Clara. Setelah mandi, mereka berdua langsung duduk di sofa. Rico memberanikan diri membuka percakapan.
“Clara, maaf aku mau tanya, apa kamu operasi transplantasi jantung di singapura ?”
“Iya, kalau kamu Rico ?”
“Aku juga sama, dan aku rasa rumah sakit nya juga sama, sebab hanya rumah sakit itu yang bisa operasi transplantasi.”
“Iya benar, kamu kapan operasi nya ?” Tanya Clara.
“Aku baru kembali kemarin dari singapura.” Jawab Rico.
“Hah berarti kamu yang operasi setelah aku dong ?” Tanya Clara.
“Oh mungkin ya….tunggu….dokter bilang ada 2 keajaiban dalam bulan ini, jangan jangan yang satunya kamu ya ?”
“Dokter memang bilang sih, katanya bisa cocok 100% seperti kasus ku sangat langka dan tidak ada indikasi lain, bisa di bilang aku segar bugar secara ajaib katanya.”
“Sama, aku pun di bilang begitu….berarti…..jantung istri ?” Tunjuk Rico ke dada Clara.
“Jantung suami ?” Tunjuk Clara ke dada Rico.
“Yak bagus, misi selesai…..” Teriak Rico.
“Misi apa ?” Tanya Clara bingung.
“Setelah operasi aku mimpi di datangi om pemilik jantung ini, katanya aku harus mencari jantung istri nya dan meneruskan pekerjaan nya….sampai sekarang aku tidak mengerti.”
Clara langsung terdiam, karena dia mengalami mimpi yang sama hanya saja dari sudut pandang istri. Dia takut kalau dia bicara, Rico akan menganggap nya ikut ikutan atau solidaritas.
“Kenapa diam ?” Tanya Rico heran.
“Ummm kalau aku bilang aku juga mimpi bertemu tante, kamu percaya ga ?” Tanya Clara.
“Bilang nya apa dulu….kalau cuma bertemu aku tidak percaya….”
“Uh…bilang nya cari suami ku dan teruskan pekerjaan kami….lalu aku dapat surat dari rumah sakit yang bilang aku sudah mati, dan di bawah nya ada tulisan kecil. Meneruskan pekerjaan untuk menyelamatkan dunia.”
Sekarang gantian Rico yang terdiam dengan pikiran yang sama seperti Clara barusan. Rico mendapat ide.
“Ini…baca…daripada aku bicara, lebih baik kamu lihat sendiri.”
Rico mengeluarkan sepucuk surat dari kantong celana nya dan memberikan surat itu kepada Clara. Langsung saja Clara membacanya dan ternyata isi surat nya sama dengan milik nya, yaitu surat yang mengatakan kalau Rico sudan meninggal dan dibawah nya ada kata kata yang sama. Kemudian Clara juga mengeluarkan surat milik nya dari dalam tas dan memberikan nya kepada Rico. Karena isi nya sama, Rico hanya membaca sekilas saja.
“Umm…berarti sekarang kita suami istri ?” Tanya Clara.
“Belum resmi….sebentar, jangan bahas soal ini dulu.” Jawab Rico.
Mereka terdiam kembali, suasana menjadi canggung. Masih banyak misteri seputar operasi yang mereka jalani.
“Ngomong ngomong, kamu kenapa operasi transplantasi jantung ?” Tanya Rico.
“Oh kalau aku karena aku kecelakaan, tertabrak motor pas di dada….kalau kamu ?” Jawab Clara.
“Kalau aku karena jantung ku lemah dari kecil dan aku sudah mendapat vonis dari dokter, kalau aku tidak bisa lewat dari umur 18.” Balas Rico.
“Hmmm begitu ya….memang kamu umur berapa sekarang ?” Tanya Clara.
“Aku sekarang 17, kelas 2 SMA.”
“Loh kok sama ? aku juga 17 tahun, kelas 2 SMA. Kamu ga bohong kan Rico ?”
Kemudian Rico mengeluarkan kartu pelajar nya dan memberikan nya kepada Clara. Melihat kartu yang di pegang Rico, Clara kaget, karena bukan hanya, sekolah, umur, SMA kelas 2, tapi juga ulang tahun dan golongan darah mereka sama. Clara langsung membadingkan dengan kartu pelajar nya dan mempelihat kan kepada Rico.
Mereka berdua terdiam lagi dan suasana kembali menjadi canggung. Rico memberanikan diri membuka pembicaraan lagi.
“Kamu sudah makan belum Clara ?” Tanya Rico.
“Malam belum sih…mau makan ?” Clara menjawab dan langsung bertanya.
“Belum juga, bagaimana kalau kita ke mall dan makan di sana ?” Ajak Rico.
“Boleh, aku belum pernah ke sini juga.”
“Eh belum pernah ? memang kamu asal mana ?” Tanya Rico.
“Aku dari bandung dan tidak pernah ke Jakarta.”
“Ya sudah, ayo kita ke bawah.” Ajak Rico.
“Ayo….” Jawab Clara.
Mereka berdua langsung keluar dari apartemen dan turun kebawah kemudian masuk ke dalam mall. Rico jalan lebih dulu dan Clara mengikuti nya. Selagi makan mereka tidak bicara sama sekali, tapi mereka saling curi curi melihat satu sama lain, beberapa kali pandangan mereka bertemu.
"Aku harus tinggal bersama nya ?" Pikir Rico dan Clara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Rian Zhacky Night
rico si polos, orang merah merona dibilang sakit
2024-04-28
0