Terryl

- Pagi yang cerah menjadi terasa cepat menyapanya juga.-

Tere segera bersiap, sedangkan acara baru akan dilaksanakan beberapa jam lagi.

Tere menikmati fajar pagi seraya menghirup udara musim semi yang pasti sedang beraroma wangi.

Tidak ada yang berubah dari lingkungan tua yang masih terawat seperti dulu. Oh, termasuk batang pohon yang masih berdiri kokoh di tempatnya. Tere mulai melihat langit dari bawah dedaunan yang rindang.

...Waktu memutar kembali melayangkan diri. Tere membiarkan angin menerpa dirinya. Tere masih ingat saat ia pernah memandang langit dari rindang pohon yang sama....

...Saat itu Tere menoleh....

..."Darryl” ucap seorang remaja lokal yang memiliki senyum menakjubkan seperti seorang pramugara yang menemani Tere melewati langit menuju belahan bumi yang berbeda....

...Tidak-tidak. Senyumnya juga sama seperti saat seorang staf yang bekerja di kantor kedutaan menunjukkan ruangan pak kedutaan dari negeranya. Ah, mungkin juga seperti milik pemandu perjalanan yang mengantarnya berkeliling kota sebelum sampai di rumah sementara yang telah ditetapkan. Ya, ternyata memang tidak sulit mendapatkan senyuman seperti itu di belahan bumi ini....

...Saat itu Tere hanya diam terkesima tanpa membalas jabatan tangan yang diberikan Darryl. Darryl mengerutkan dahi. Kali ini Darryl tidak sedang memasang trik apapun ditangannya. Kali ini hanya jabat tangan perkenalan yang serius....

...“Tere tidak bisa berjabat tangan dengan pria seusianya. Itu pesan ibu dan ayahnya” tukas seorang gadis langsing yang sudah dikenal Tere selama satu pekan sejak kedatangannya pertama kali di kota baru ini....

...Darryl tertawa "wanita asing yang terdengar konyol"....

...Cecile spontan memukul kepalanya spontan. Darryl meringis....

..."Argh! Sakit!?!" tukas Darryl dengan kesal....

...Tere tersenyum lebar....

...”Jangan menyebalkan! Aku sudah bilang dia datang dari jauh!” tukas Cecile seraya melotot....

...Tere melirik heran lalu melotot. Darryl memegang batang pohon yang kokoh berdiri. Ia mengecup pohon itu di hadapan Tere. Cecile terdiam memandang Darryl dengan serius....

..."Anggap saja pohon ini teman. Maka itulah kebisaan wajar saat bertemu teman dekat. Belajarlah mulai sekarang untuk menjadi penduduk lokal!" tukas Darryl seraya mengedipkan satu matanya pada Tere....

...Tere berjalan mendekat dan mulai ikut memandang pohon itu seraya mepuk-nepuk batangnya....

..."Jangan sampai tertipu lagi. Aku mengkhawatirkanmu setelah merasakan kecupan pertama dari orang lokal konyol seperti dia" tanggap Tere seraya melirik Darryl....

...Darryl terkekeh. Cecile memandang Tere lebih heran....

..."Siapa bilang yang pertama? Dia sudah sering mendapatkan kecupan dari teman-temanku. Pohon ini primadona. Satu-satunya anggota perempuan dalam perkumpulan para pria" tukas Darryl....

..."Siapa namanya?" tanya Tere....

..."Kenapa tidak tanya sendiri?" tukas Darryl....

..."Dia masih menangis. Suaranya menjadi tidak jelas" tukas Tere....

..."Terryl. Sebenarnya kemarin namanya bukan itu" tukas Darryl dengan yakin....

...Tere mulai tertawa, Darryl ikut terkekeh....

..."Kalian berdua sudah gila! Aku harap hal ini tidak menular padaku. Sudahlah pergi lagi saja sana!". tanggap Cecile pada Darryl seraya memutar kedua bola matanya....

..."Memang ingin pergi! Tapi kuingatkan lain kali jangan menarik-narikku dari perkumpulan para pria untuk hal yang tidak penting!” tukas Darryl....

..."Ini sangat penting, dan jangan bermain-main dengan yang ini, dan sering-seringlah pulang ke rumah yang ini! Lihatlah sikapmu sekarang! Dasar orang kota payah!" tukas Cecile dengan serius seraya menunjuk rumah Darryl....

...Darryl tersenyum lebar. Tere melirik....

..."Ide bagus! Aku mau dia yang menjadi pemain ketiga dalam dramaku" tukas Darryl dengan spontan pada Tere....

...Cecile mulai melotot kesal, dan Tere mulai melirik....

..."Aku suka drama pementasan" singkat Tere....

...Darryl tertawa....

..."Baiklah langsung di terima!" singkat Darryl....

..."Sayang sekali aku jadi tidak ingin bergabung karena tawaran. Aku lebih suka bersaing dalam seleksi masuk" tukas Tere dengan tenang....

..."Bagus Tere. Lain kali memang tidak perlu di tanggapi. Kamu tidak akan mengerti" tukas Cecile dengan serius....

..."Pemain ketiga adalah seleksi untuk menjadi pemeran utama, maka selesaikan ceritanya dengan baik" tukas Darryl....

..."Siapa pemeran utamanya?" tukas Tere seraya berjalan mundur....

...Darryl terkekeh, dan ia berjalan kearah Cecile. Tere memandang heran....

...Tere melotot. Darryl tersenyum lebar....

...Darryl memegang kedua sisi wajah Cecile. "Mungkin saja drama selesai saat ini" singkat Darryl....

...Cecile mulai memejamkan kedua matanya....

...Darryl terkekeh. Cecile menatap sebal....

..."Tere. Kamu mendapatkan peranmu" tukas Darryl dengan tenang....

"Hey kekasih lama!" tukas Darryl spontan seraya turun dari mobilnya. Ia memarkirkan mobilnya depan rumah lamanya. Suaranya memecah nostalgia singkat Tere tentang pohon Terryl.

"Jangan seenaknya memanggil!" singkat Tere.

Darryl terkekeh.

"Kamu sedang mencoba berkomunikasi lagi dengan Terryl?!" tukas Darryl seraya terkekeh.

Tere tersenyum lebar. "Iya! memikirkan kejahatanmu juga" singkat Tere.

Darryl tersenyum lebar.

Saat itu, bahkan sampai saat ini, Darryl masih menanyakan pertanyaan yang sama pada dirinya sendiri.

Darryl pernah menatap langit yang penuh dengan awan. Menatap sesaat, dan menutup kedua matanya di saat yang lain. Darryl mulai memikirkan banyak hal yang menggangunya dibeberapa waktu sejak kedatangan Tere. Rasanya memang akan saling berkaitan dengan hal yang rasanya tidak masuk akal.

Apa sebenarnya isi dari rahasia langit mempertemukan dua orang dari ruang waktu dan ruang tempat yang berbeda?

Garis takdir? Itu terlalu puitis. Darryl terkekeh sendirian saat itu.

Tapi saat ini Darryl tidak sedang memilih sebuah senyuman.

"Terimakasih sudah memikirkan kejahatanku lagi! Jangan sampai jatuh cinta ya? Aku tidur dulu, nanti kita bertemu lagi ya.” tukas Darryl seraya berjalan memasuki rumah lamanya.

"Bukankah sekarang sudah pagi, dan acaranya juga pagi ini?" tukas Tere.

"Ya, dunia mudah berubah" singkat Darryl.

"Maksudmu?" tukas Tere.

"Biasanya semua saling berkaitan" singkat Darryl.

Tere memandang heran. Tere justru sama sekali tidak berniat menemuinya lagi.

Darryl tak mengatakan apapun dan masuk kedalam rumahnya. Mengapa Tere justru kembali lagi di saat seperti ini?. Darryl tak sebaiknya memikirkan apapun tetang semua hal yang hanya menjadi sepintas jalan cerita. Tapi apa maksudnya jika sampai dua kali terjadi di saat seperti ini?.

Darryl masih berbaring dengan kedua mata yang terbuka.

...Sebenarnya setelah pertemuan pertama dengan Tere dulu, Darryl segera berlari ke belakang rumah mengintip melalui celah pagar kayu setelah menekan bel berulang kali. Ia memikirkan berbagai kemungkinan yang akan terjadi dan yang seharusnya terjadi....

...Darryl kembali kerumahnya seraya berlari dan dengan sergap mengambil sepedanya. Mengayuh lebih cepat dan berhenti di toko listrik yang belum pernah dikunjunginya sendirian. Memilih berulang kali dan banyak bertanya tentang hal yang ada diluar jangkauan penjaga toko. Darryl tak mendapatkan jawaban yang jelas....

...Darryl keluar setelah membeli....

...Darryl kembali dan tersenyum kuda melihat kakek Cecile yang sedang duduk membaca koran di pelataran rumahnya....

...”Halo kakek!" tukas Darryl seraya tersenyum lebar....

...”Apa yang akan kamu lakukan dirumahku saat sore hari seperti ini?” tanya kakek dengan spontan....

...“Tentu saja membantu pekerjaanmu” tukas Darryl dengan serius....

...Kakek hanya menggeleng tak menggubris karena ia terbiasa melihat tingkah yang sudah tidak asing. Ia tetap menyeruput kopi hangatnya dan menikmati setiap aromanya....

...Darryl segera masuk menuruni tangga menuju lantai dasar mencari perkakas, dan membawanya keatas. Ia kembali ke bawah dan mengangkat lagi tangga alumunimum yang ringan. Kakek Cecile tidak tertarik untuk menanyakan apapun lagi tentang apa yang akan dilakukan remaja ini. Sudah hafal rasanya dengan semua kelakukan anak nakal ini selama menjadi tetangganya dari seberang jalan....

...“Apa yang sedang kamu lakukan?!" tukas Nenek Cecile setelah Darryl membongkar bel rumahnya....

...“Sudah tidak berbunyi nek. Aku jadi sulit datang ke sini tukas Darryl....

...“Bel ini masih baru! Kakek, kenapa di diamkan seperti ini?!" protes nenek Cecile dengan kesal. Kakek Cecile hanya mengangkat bahunya....

..."Soalnya dari tadi sepertinya Cecile tidak mendegarku. Jadi mungkin saja rusak" singkat Darryll....

...”Cecile?!" panggil nenek dengan serius....

...Cecile segera turun, namun Tere berlari melihat keadaan dari lantai dua....

...“Kenapa meminta Darryl yang membongkar ini?! tukas Nenek Cecile dengan serius....

...Cecile melirik lebih sebal....

...“Aku tadi sengaja mencabut listrik bel supaya dia tidak masuk dan mengganggu” singkat Cecile....

...“Yaampun! Kalian berdua! Mana mamah papahmu?!" tukas nenek dengan serius pada Darryl. Nenek Cecile menepuk dahinya. "Ku telpon saja mereka biar tau ulah anak ini!"...

...Darryl mulai mendongakkan kepalanya keatas melirik Tere....

...Tere spontan melotot sebal seraya menunjukkan kuda-kuda bela dirinya....

...Keputusan Darryl ternyata tak perlu diubah....

...Cecile tersenyum lebar, dan ia mulai terkekeh sendirian....

Ia mulai mengambil ponselnya dan menelpon Darryl. Darryl melirik melihat ponselnya.

"Ada apa?! Sudah mendengarnya tadi kan? Aku benar-benar ingin tidur!" tukas Darryl dengan spontan.

Cecile mengerutkan dahinya. Bagaimana Darryl tau ia tak sengaja melihat percakapan singkat Tere dengan Darryl? Perasaan Cecile masih sama, tapi apakah semua ini masih bisa seenaknya seperti dulu? Entahlah.

"Aku punya firasat" tukas Cecile dengan spontan.

"Kamu mulai seperti ini lagi. Sudah dulu. Sampai nanti" ucap Darryl seraya menutup ponselnya.

"Jangan tidur" pinta Cecile.

"Jika tidak tidur, maka emosiku akan meledak-ledak melihat akad nikahmu" tukas Darryl.

"Aku bisa kabur" tukas Cecile.

"Sayangnya aku tau itu tidak bisa terjadi. Tolong jangan membahasnya lagi" tukas Darryl.

"Kamu yang menyinggungnya" singkat Cecile.

"Yasudah anggap saja percakapan ini tidak akan terjadi lagi" jawab Darryl.

"Aku mencintaimu" singkat Cecile

Terpopuler

Comments

Queen Bee✨️🪐👑

Queen Bee✨️🪐👑

Gak mudah sih jatuh cinta dua kali ke orang yang sama kalau kenangannya ga indah

2023-01-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!