I Knew Your Secret

Siang harinya. Damian melihat Hope bersama Stevani sedang berbicara di kantin kampus. Damian memperhatikan Hope yang masih saja mengenakkan jaket, wajah Hope juga terlihat pucat. Itu membuat Damian makin curiga padahal Damian tidak ingin mencampuri urusan Hope. Damian berusaha mendengarkan percakapan Hope dan Stevani dari jauh, tetapi mereka berdua berbicara cukup kecil. Damian ingin menghampiri dan mendengarkan apa yang mereka bicarakan, tetapi tidak bisa karena orang-orang akan heboh jika melihat Damian di kantin.

“Terima kasih ya Kak, sudah memberikan perkerjaan sampingan Kakak hari ini,” ucap Hope.

“Sudahlah tidak usah dipikirkan yang penting kamu bisa membayar perbuatan ayah kamu dan tidak dianiaya lagi,” balas Stevani.

Tak lama kemudian, Amber datang menghampiri Hope dan itu membuat Stevani kesal. Amber terlalu heboh saat bercerita dan mengusir Stevani agar dia bisa bercerita pada Hope. Namun, kali ini Stevani tidak pergi, Stevani ingin tahu apa yang dibicarakan Amber hingga begitu heboh. Awalnya Amber menolak Stevani berada di antara dia dan Hope, tetapi Hope bilang hanya kali ini.

Amber pun mulai bercerita dan betapa terkejutnya Stevani mendengar Amber menyukai seorang dosen. Amber hanya menggunakan inisial saat bercerita, tetapi Stevani mengetahui siapa yang dimaksud, yaitu Damian dosen muda itu. Rasanya Stevani ingin muntah mendengarkan cerita Amber, bagaimana Hope bisa tahan mendengarkan cerita itu.

“Sudah aku bilang kamu itu jangan berharap, kita itu tidak pantas menyukai dosen sendiri,” ucap Hope.

“Iya, kamu berbicara seakan kamu hidup di dunia dongeng dan semua menyukai kamu lalu ingin menikahi kamu. Sadarlah tuan putri,” sindir Stevani.

“Diam ya! Aku tidak pernah meminta saran kamu,” balas Amber.

“Aku hanya berpendapat, sejak kapan aku bilang itu saran,” ucap Stevani.

“Sudah, jangan bertengkar,” ucap Hope yang berusaha melerai mereka.

Setelah berbicara seperti itu, tiba-tiba suasana kantin yang berisik menjadi sunyi. Ternyata Damian datang ke kantin kampus, itu membuat semua orang terdiam. Perasaan Hope pun tidak enak karena Damian berjalan menuju arahnya, Hope takut jika dia membuat kesalahan. Stevani yang melihat itu langsung melirik tajam kepada Amber, Stevani mengira jika Damian ingin bertemu Amber.

“Kamu yang berambut pirang,” ucap Damian yang berada di depan Hope.

“Apa saya Pak?” tanya Hope dengan begitu polos.

“Memang siapa lagi di sini yang pirang,” ucap Damian dengan nada tinggi.

“Kamu ikut ke ruangan saya sekarang juga.” Damian pun langsung pergi dari hadapan Hope dan berharap Hope mengikutinya.

***

Setelah dari kantin, Hope langsung pergi ke kantor Damian. Dada Hope berpacu kencang, karena dia takut melakukan kesalahan. Sekarang Hope sedang berdiri di depan kantor Damian dan tidak berani masuk ataupun mengetuk pintunya. Hope benar-benar takut jika dia terlibat masalah dan pihak kampus akan mengambil beasiswanya, ditambah Damian adalah anak pemilik yayasan kampus ini. Tamatlah riwayat Hope jika dia terkena masalah dari seorang Damian. Tiba-tiba pintu kantor terbuka dan itu membuat Hope terkejut.

“mengapa kamu hanya berdiri di situ? ayo masuk,” ucap Damian menyuruh Hope masuk ke dalam kantornya. Hope pun langsung masuk ke dalam dengan dada masih berpacu kencang, Hope benar-benar berpikir dirinya dalam masalah besar. Padahal Hope belum mendengar sepatah kata pun dari Damian, Hope hanya mendapatkan perintah itu saja.

Damian pun melihat kepada Hope yang terlihat aneh, Hope menutup matanya dan menyatukan tangannya seakan sedang berdoa. Damian juga bisa melihat wajah Hope yang berkeringat, Damian pun memanggil Hope, tetapi Hope tidak mendengarnya. Akhirnya Damian menepuk pundak Hope agar Hope tersadar. Namun, bukannya membuka matanya Hope malah berteriak seakan ketakutan.

“mengapa kamu berteriak?” tanya Damian yang curiga.

“I– itu saya hanya takut saya terlibat masalah,” jawab Hope sambil menyingkirkan tangan Damian dari pundak. Sebenarnya Hope teringat saat ayahnya berteriak kepadanya, dia takut Damian akan berteriak seperti ayahnya. Akan tetapi, ternyata itu hanya pikiran buruk Hope, mungkin Hope terlalu berlebihan.

“Tenanglah, saya pastikan beasiswa kamu aman,” ucap Damian.

“Lalu, mengapa Bapak memanggil saya?” tanya Hope.

“Aku hanya ingin berbicara tentang makalah yang kamu buat, materi yang kamu buat cukup bagus. Akan tetapi, kertas makalahnya seperti kertas basah lalu dikeringkan, bisa kamu berikan alasannya,” ucap Damian yang berusaha menginterogasi Hope tanpa Hope menyadari itu karena Damian tidak mau membuat Hope takut.

“I– itu, makalahnya tak sengaja basah dan waktu pengumpulannya sudah sangat mepet, jadi saya tidak sempat memfotokopi kertasnya,” dusta Hope. Padahal ibunya yang merusakan makalah itu dan saat itu Hope tidak memiliki uang sama sekali untuk mengganti yang baru. Tentu saja, Hope tidak bisa menceritakan semua itu kepada Damian.

“Kamu berbohong, tingkah laku kamu menunjukkan semuanya. Jadi bisakah kamu jawab jujur atau saya mengurangi nilai kamu,” ucap Damian.

“Sekalian buka jaket kamu.”

“ Apa maksud Bapak, ya?” tanya Hope yang mulai merasa tidak enak.

“Saya ingin melihat lengan kamu, itu saja. Lagi pula kamu memakai kaus di dalam jaket itu,” ucap Damian. Hope langsung merasa panik, tentu saja jika dia membuka jaketnya Damian akan melihat luka-lukanya. Akan tetapi, Hope berada disituasi yang mengintimidasi, bukan situasinya yang mengintimidasi tetapi Damian yang menyeramkan.

Hope pun membuka jaketnya perlahan hingga menunjukkan lengannya, saat melihat lengannya Hope betapa terkejutnya Damian. Banyak sekali luka-luka yang berada di lengan Hope dan masih ada luka baru yang diperban, melihat itu membuat Damian tidak bisa berkata-kata, sedangkan Hope hanya menutup matanya dan berdoa tidak terjadi hal buruk apa pun.

“Lengan kamu, mengapa bisa seperti itu?” tanya Damian yang tidak sanggup melihat lengan itu.

“Itu bukan urusan Bapak, saya akan membenarkan makalah itu setelah selesai kelas dan akan menyerahkan kepada Bapak hari ini juga,” ucap Hope lalu memakai jaketnya kembali dan segera berlari untuk keluar dari kantor Damian.

“Siapa bilang kamu boleh pergi?” ucap Damian yang membuat Hope tertahan untuk pergi.

“Kemarilah saya akan membenarkan perban itu, perban itu salah dan bisa menyebabkan infeksi.”

Damian langsung menarik lengan Hope dan menyuruh Hope duduk di kursi, Damian mengambil kontak P3K miliknya. Damian meminta Hope membuka jaketnya agar lebih mudah mengobatinya dan Hope hanya menuruti perkataan Damian. Damian pun membuka perban itu dan melihat luka Hope, luka itu terlihat masih baru. Luka itu adalah luka sayatan pisau yang disengaja, Damian berusaha mengendalikan pikiran negatifnya dan berfokus mengobati luka itu. Damian mengobati luka Hope dengan begitu lembut, itu membuat rasa takut Hope berkurang.

Walau rasa takutnya berkurang, Hope tetap waspada kepada Damian karena Damian melihat semua luka di lengannya. Pasti Damian akan bertanya macam-macam dan memandang Hope dengan sebelah mata. Damian pun selesai mengobati luka Hope dan langsung menyuruh Hope mengenakan jaketnya kembali. Damian merapikan kembali kotak P3K-nya dan tidak mengucapkan sepatah kata pun.

“Tolong jangan bilang siapa-siapa,” ucap Hope dengan nada lemah.

“Mengapa? Apa ada seseorang yang mencelakai kamu?” tanya Damian.

“Pak Damian tidak perlu tahu, lebih baik saya pergi sekarang karena kelas saya akan mulai sebentar lagi.”

“Tunggu, pulang kelas temui saya di tempat parkir kampus.”

“Saya tidak bisa, nanti saya bekerja dan pulang larut malam.” Tanpa berkata apa pun lagi Hope langsung pergi dari kantor Damian, meninggalkan Damian yang masih terkejut dengan luka di lengan Hope. Bahkan saat mengobati Hope seluruh badan Damian merinding dan mulutnya tidak bisa berkata-kata.

Bersambung…..

Terpopuler

Comments

Fu Bao \(≧▽≦)/

Fu Bao \(≧▽≦)/

mampir kk

2023-02-17

0

Rumah-rumah

Rumah-rumah

Kasian banget loh si Hope

2023-01-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!