Perasaan Aneh

Beruntung Liam datang di saat yang tepat. Nadira merasa berlama-lama dengan Sandy, semakin membuatnya merasa canggung, padahal tidak ada yang mereka lakukan selain saling melempar pandangan lalu tersenyum kikuk begitu pandangan mata mereka saling bertabrakan.

"Maaf membuat kamu menunggu." Ucap Liam yang berlari menghampiri.

"Bagaimana kondisi mama kakak?" Ucap Nadira menanyakan kabar terkini dari mamanya liam.

"Tidak ada yang perlu di khawatirkan, mama baik-baik saja." Jawab Liam yang sudah nampak lega, tidak cemas saat pertama mereka datang.

"Syukurlah." Ucap Nadira yang sedikit menolehkan kepalanya ke arah tempat Sandy duduk tadi.

Nadira Sedikit mengerenyit saat dia tidak lagi melihat Sandy berada disana.

"Kapan dia pergi?" Tanya hatinya bingung.

"Ayo aku akan antar kamu pulang." Ucap Liam mengejutkannya. Entah mengapa sejak tadi, Sandy sangat mengganggu pikirannya.

"Tunggu kak, apa kita tidak pamit kepada mama kakak?" Tanya Nadira, karena dirinya belum sempat masuk untuk menjenguk mamanya liam.

"Lain kali saja, lagi pula ini sudah malam, aku kasihan kamu sudah menunggu sejak sore." Liam tidak mau membuat Nadira kecapean karena duduk menunggu sedari tadi, dia juga butuh istirahat, dan ini juga ia lakukan atas saran dari sang mama.

Saat Liam sampai di kamar rawat inap mamanya, sang mama melihat Liam yang datang dengan seseorang, dan disanalah, laim mengatakan bahwa ia datang bersama perempuan yang di sukainya. lantas sang mama menyuruhnya untuk segera mengantarkan pulang, karena tak baik membuat wanita menunggu.

...****************...

Kayla mendengar suara mobil berhenti di depan rumah, ia sudah menebak itu pasti Nadira yang sedari tadi di tunggunya. Dia pun segera berlari untuk membukakan pintu. Dan Kayla sangat terkejut karena Nadira datang bukan dengan taxi, melainkan diantar seorang laki-laki.

"Lo bareng Liam?" Tanyanya seakan tak percaya, karena Nadira tak pernah menerima apapun dari Liam.

"Apaan sih kay." Ucapnya kesal karena melihat wajah Kayla yang seakan mengejeknya.

"Wah... ini sih kemajuan besar." Tutur Kayla lagi, membuat Nadira menggelengkan kepala dan berlalu kedalam kamarnya.

"Tunggu Nad, lo harus cerita semuanya." Kayla membuntuti Nadira sampai kedalam kamar.

"Gue mau mandi dulu, oke. Lebih baik lo tunggu di luar." Ucap Nadira memelototi sahabatnya. Namun sayangnya Kayla belum juga beranjak dari atas kasur Nadira.

"Iya gue akan cerita setelah gue selesai mandi." Lanjut Aura, yang membuat Kayla tersenyum dan menjentikan jarinya, kemudian keluar dari kamar Nadira.

Kayla berharap bahwa Liam bisa mengambil hati Nadira. Karena ia merasa khawatir melihat Nadira yang selalu merasa kesepian, meskipun sudah ada dirinya. Kayla yakin itu tak cukup. karena Nadira butuh support dari seseorang.

Kayla membenarkan posisi duduknya, begitu Nadira turun dengan rambut basah juga hairdryer di tangannya. Seperti biasa Nadira akan memintanya untuk membantu mengeringkan rambutnya.

"Jadi, bagaimana awalnya lo bisa di antara Liam pulang?" Tanya Kayla secara langsung.

"Ini gara-gara lo ya Kay. kalau aja lo datang tepat waktu, gue gak akan pulang bareng Liam." Lagi-lagi Nadira merasa kesal mengingat saat siang tadi.

"Iya, sorry..., tapi ada untungnya juga kan." Keyal mengedipkan matanya berulang.

"Gue gak sengaja ketemu Liam di jalan. Ya sudah begitu aja. dan tadi tadi mama Liam masuk rumah sakit, apa yang gue liat tadi, merubah semua penilaian gue tentang Liam." Nadira mulai menceritakan kepada sahabatnya, bahwa dia mendapati Sosok Liam yang berbeda, Liam yang begitu penuh kasih sayang.

"Jangan nilai seseorang hanya dari luarnya aja Nad." Kayla menyebutkan satu pepatah terkenal.

"Iya betul sekali, Jarang sekali anak laki-laki sedekat itu dengan mamanya." Setelah kejadian hari ini Nadira semakin penasaran kepada Liam. Tapi ada satu hal yang membuatnya lebih penasaran, tapi dia ragu untuk menceritakannya kepada Kayla.

"Kok bengong sih Nad." Kayla melihat Nadira diam berhenti meneruskan ceritanya, sementara dia sudah sangat penasaran dengan kelanjutan cerita Nadira.

"Sebenarnya ada satu hal lagi, tapi lo jangan kaget ya." Kayla merubah posisi duduknya dan lebih serius lagi untuk mendengarkan cerita sahabatnya.

"Gue Lihat pak Sandy juga disana, ternyata dia omnya Liam." Sesuai dugaan Kayla membuka mulutnya terkejut mendengar ucapan Nadira. Sebenarnya bukan itu yang ingin Nadira utarakan, Namun rupanya menyimpan sendiri rasanya lebih baik.

"Sumpah Nad." Teriak Kayla tak percaya..

"Iya Kay, Pak sandy dan mamanya Liam ternyata adik kakak."

"Wah... Hebat Laim." Gumam Kayla.

"Hebag bagaimana?" Tanya Nadira tak mengerti dengan ucapan sahabatnya.

"Gue baru tahu hari ini, ternyata Pak sandy bukan orang sembarangan, Dia memang sosok panutan nad. sudah banyak penghargaan yang dia dapat." Ucap Kayla dengan berbinar membanggakan sang guru.

"Lalu apa hubungannya dengan Liam." Tanya Nadira lagi.

"Aduh Nad, sudah pasti Liam pun akan sama seperti Pak sandy. masa depannya pasti cerah..." Keyla mencoba menjelaskan kepada Nadira.

"Udah ah, berhenti membayangkan masa depan." Ucap Nadira yang kemudian meninggalkan Sahabatnya yang belum selesai dengan ucapannya.

"Nad lo harus terima Liam" Teriak Kayla,hanya mendaptkan acungan jempol dari Nadira.

...****************...

Hari ini rencananya Nadira akan pulang bersama Liam, karena Nadira akan menjenguk mama Liam yang masih berada di rumah sakit. dia harus berjala cukup jauh dari sekolah, Karena dia tidak ingin ada yang melihat dirinya masuk kedalam mobil Liam.

"Ayo naik!" Seru Liam begitu tepat di samping Nadira.

Nadira segera membuka pintu mobil dan kemudian mendaratkan tubuhnya di kursi samping pengemudi.

"Harusnya aku menjenguk mama kakak kemarin." Ucap Nadira karena kemarin langsung pulang.

"Aku justru sangat berterimakasih kamu mau menjenguk mama." Liam sangat beruntung bisa mendaptkan momen berdua lagi bersama Nadira.

Hari ini Nadira tidak melihat Sandy di sekolah, mungkin karena hari ini bukan jadwal mengajarnya. Dan Nadira berharap bisa melihat Sandy di rumah sakit.

"Kak, Aku lihat kamu tidak terlalu dekat dengan pak sandy? Tanyanya membuka obrolan karena sangat canggung berada di dalam mobil hanya diam saja.

"Kami sangat dekat kok, hanya saja jika di sekolah, Om sandy tetap seorang guru, dan aku hanya berusaha menghormatinya sebagai guru saja." Jawab Liam.

"Oh begitu, jarak usia kalian sepertinya tidak jauh." Tanyanya lagi.

"Cukup jauh, dia 26 tahun. mungkin karena wajahnya yang terlihat awet muda."

Memang jika di amati wajah Sandy terlihat sangat muda dari usianya.

"Aku dengar dia seoarang dosen?" Nadira mendengar kabar itu dari obrolan teman-teman perempuannya di kelas.

"Iya Dia Dosen UI." Jawab Liam singkat. Liam sedikit kecewa karena Nadira lebih tertarik membahas tentang Omnya dari pada dirinya. Tapi di segera membuang rasa kecewanya itu, yang terpenting Nadira saat ini sedang bersamanya, dan dia bahagia akan itu.

Episodes
1 Menunggu Waktu
2 Berkunjung
3 Kesan Pertama
4 Sisi Lain
5 Perasaan Aneh
6 Kesempatan 3 Bulan
7 Sebuah Kotak
8 Jawaban
9 Cemburu
10 Momen langka
11 Mulai Nyaman
12 Keterbukaan
13 Resah
14 Merindu Lagi
15 Semester Awal
16 Bimbang
17 Pelukan Lelaki Lain
18 Kebohongan pertama
19 Hubungan Rumit
20 Ketakutan
21 BALI
22 Sembunyi Lagi
23 Waktu dan Tempat yang Salah
24 Putus atau Terus
25 Keputusan Bodoh
26 Mencari
27 Sebuah Lamran
28 Meminta Restu
29 Restu
30 Menyusun Rencana
31 Mencari Pengalihan
32 Mimpi Aneh
33 Melangkah Maju
34 Hari Pernikahan
35 Honeymoon
36 Rasa Sakit
37 Pertengkaran Pertama
38 Memilih Pergi
39 Menyembuhkan Luka
40 Uluran Tangan
41 Jatuh Sakit
42 Draft
43 Awal Baru
44 Gugatan
45 Pengaruh Baik
46 KARIR
47 DIRA (Nadira)
48 Pesta
49 Kesempatan
50 Cantik, tapi Berbahaya
51 Langkah Awal
52 Senja di Tepi Pantai
53 HINA
54 Terbangun di Sisimu
55 Akibat Hari Kemarin
56 Orang yang Sama
57 Peresmian Nadvilla
58 Bertemu Kembali
59 Janji
60 Sinyal Aneh
61 Hamil
62 Hanya Ingin Kamu
63 Sebuah Artikel
64 Penanganan Pertama
65 Saran yang Sama
66 Terulang Lagi
67 Apa Kamu Mencintainya?
68 Mengakhiri yang Tidak Bermula
69 Bertolak Belakang
70 Mencoba Berdamai
71 REUNI
72 TERSUDUT
73 Sandaran Hati
74 Tak Ingin Melepaskan
75 Cemburu
76 Mulai Jatuh Cinta
77 Hari Pernikahan
78 Kembali Bekerja
79 Pertemuan Tak Terduga
80 Sebatas Teman
81 AKU ADA
82 Hati yang Retak
83 Masa Depan
84 Hamil...?
85 Titipan Tuhan
86 Bukan Obsesi
87 Kabar Kehamilan Nadira
88 Trauma
89 Pemilik Sesungguhnya
90 Bukan Sekedar Peringatan
91 Alasan di Balik Sikap
92 Hanya Bersembunyi
93 Semua Ada Alasannya
94 Kehadirannya Selalu Ada
95 Akhir dan Awal
96 Semakin Mendekat
97 Merestui
98 Perdebatan
99 Gangguan Sandy
100 Mengubah Rencana Awal
101 Tak Berujung
102 Ucapan Tulus
103 Kedamaian
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Menunggu Waktu
2
Berkunjung
3
Kesan Pertama
4
Sisi Lain
5
Perasaan Aneh
6
Kesempatan 3 Bulan
7
Sebuah Kotak
8
Jawaban
9
Cemburu
10
Momen langka
11
Mulai Nyaman
12
Keterbukaan
13
Resah
14
Merindu Lagi
15
Semester Awal
16
Bimbang
17
Pelukan Lelaki Lain
18
Kebohongan pertama
19
Hubungan Rumit
20
Ketakutan
21
BALI
22
Sembunyi Lagi
23
Waktu dan Tempat yang Salah
24
Putus atau Terus
25
Keputusan Bodoh
26
Mencari
27
Sebuah Lamran
28
Meminta Restu
29
Restu
30
Menyusun Rencana
31
Mencari Pengalihan
32
Mimpi Aneh
33
Melangkah Maju
34
Hari Pernikahan
35
Honeymoon
36
Rasa Sakit
37
Pertengkaran Pertama
38
Memilih Pergi
39
Menyembuhkan Luka
40
Uluran Tangan
41
Jatuh Sakit
42
Draft
43
Awal Baru
44
Gugatan
45
Pengaruh Baik
46
KARIR
47
DIRA (Nadira)
48
Pesta
49
Kesempatan
50
Cantik, tapi Berbahaya
51
Langkah Awal
52
Senja di Tepi Pantai
53
HINA
54
Terbangun di Sisimu
55
Akibat Hari Kemarin
56
Orang yang Sama
57
Peresmian Nadvilla
58
Bertemu Kembali
59
Janji
60
Sinyal Aneh
61
Hamil
62
Hanya Ingin Kamu
63
Sebuah Artikel
64
Penanganan Pertama
65
Saran yang Sama
66
Terulang Lagi
67
Apa Kamu Mencintainya?
68
Mengakhiri yang Tidak Bermula
69
Bertolak Belakang
70
Mencoba Berdamai
71
REUNI
72
TERSUDUT
73
Sandaran Hati
74
Tak Ingin Melepaskan
75
Cemburu
76
Mulai Jatuh Cinta
77
Hari Pernikahan
78
Kembali Bekerja
79
Pertemuan Tak Terduga
80
Sebatas Teman
81
AKU ADA
82
Hati yang Retak
83
Masa Depan
84
Hamil...?
85
Titipan Tuhan
86
Bukan Obsesi
87
Kabar Kehamilan Nadira
88
Trauma
89
Pemilik Sesungguhnya
90
Bukan Sekedar Peringatan
91
Alasan di Balik Sikap
92
Hanya Bersembunyi
93
Semua Ada Alasannya
94
Kehadirannya Selalu Ada
95
Akhir dan Awal
96
Semakin Mendekat
97
Merestui
98
Perdebatan
99
Gangguan Sandy
100
Mengubah Rencana Awal
101
Tak Berujung
102
Ucapan Tulus
103
Kedamaian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!