Lila tertidur sambil memeluk bingkai foto itu setelah lelah menangis dan bersedih. Dia terbangun begitu mendengar bunyi bel apartemennya. Dengan langkah gontai dan rambut yang hanya di ikat asal-asalan Lila keluar dari kamarnya dan menuju pintu apartemen.
Lila pun segera membukakan pintu apartemen itu dan menatap sedih siapa yang datang, “Paman!” ucap Lila segera berhambur ke dalam pelukan Jay.
“Sudah, jangan menangis. Jangan sedih terlalu lama. Kau harus bangkit jika ingin melawan dua parasit yang hidup menumpang di rumahmu. Sudah ayo kita bahas hal penting dulu. Paman tahu kau sedang sedih saat ini namun ini tetap hal penting yang gak boleh paman tunda. Ayo kita bahas di dalam dulu. Apa paman diizinkan masuk?” tanya Jay sambil mengelus rambut Lila lembut.
“Tentu saja paman. Ayo kita masuk.” Ucap Lila mengajak Jay masuk yang tidak lain adalah pengacara keluarganya. Sedikit tidaknya dia sudah tahu tujuan kedatangan Jay hari ini padanya.
Mereka pun segera duduk di sofa di ruang tamu itu. Jay segera mengeluarkan dokumen dari tasnya lalu segera menyerahkannya kepada Lila, “Bacalah! Paman tahu kau cerdas pasti bisa memahami hal ini tanpa harus paman jelaskan lebih lanjut.” Ucap Jay menyerahkan dokumen kepada Lila.
Lila pun menerimanya dan mulai membaca semua poin yang ada dalam dokumen itu, “Aku sudah mengerti paman. Tapi aku belum ingin mengelola perusahaan daddy secara langsung. Aku tetap mempercayakannya pengawasan perusahaan daddy kepadamu karena aku ingin menenangkan diriku dulu paman. Aku--”
“Paman mengerti nak. Tapi ingat jangan terlalu lama memutuskannya karena perlu kau tahu daddymu ingin kau segera masuk ke perusahaan. Semua ini adalah milikmu. Paman hanya menjaganya saja untukmu.” Ucap Jay.
“Aku tahu paman. Aku pasti akan segera masuk ke perusahaan tapi tidak dalam waktu dekat ini. Ohiya paman apa yang di dapat oleh dua wanita itu?” tanya Lila.
“Mereka tetap mendapatkan bagiannya nak. Mereka akan mendapatkan uang bulanan sebanyak 10 juta per bulan selama dua sesuai dengan umur pernikahan daddymu dengan Linda. Kamu tidak masalah dengan hal itu kan?” Ujar Jay bertanya.
Lila menggeleng, “Gak masalah untukku paman karena bagaimanapun dia tetap pernah menjadi istri daddy. Aku tidak masalah tapi aku yakin mereka yang bermasalah tidak akan menerima keputusan ini. Aku tahu tujuannya menikah dengan daddy yaitu harta daddy.” Ucap Lila.
“Itu biar jadi keputusan mereka mau menerimanya atau tidak karena secara hukum mereka gak memiliki hak sama sekali karena daddymu tidak memiliki anak darinya.” Ujar Jay.
Lila pun mengangguk lalu setelah itu Jay segera pamit pulang untuk segera menuju kediaman orang tua Lila menemui Linda dan Aruna, ibu tiri dan kakak tiri Lila, “Jangan terlalu sedih. Ingat kau tidak sendiri masih ada kami yang menyayangimu.” Ucap Jay sebelum pergi.
Lila pun mengangguk lalu tersenyum walau senyum itu adalah senyuman menyimpan kesedihan. Lila kembali ke kamarnya menyendiri dan meratapi kesedihan sendiri. Dia kembali menatap bingkai foto, “Dad, mom. Kenapa kalian meninggalkan aku sendiri. Aku kesepian walau ada paman Jay dan Yola di sampingku. Aku tahu mereka tidak akan membiarkanku sendiri tapi tetap saja hatiku kosong. Dad, aku menerima semua tanggung jawab yang kau berikan padaku tapi aku butuh waktu semoga kau tidak keberatan dan memakluminya. Aku menyayangimu dad walau dua tahun ini adalah hal dua tahun suram untuk hubungan ayah dan anak di antara kita tapi aku menyayangiku.” Ucap Lila lalu mengecup foto daddynya itu.
Setelah itu Lila meletakkan bingkai foto itu dengan hati-hati di meja samping ranjangnya lalu dia membuka ponselnya. Dia membaca berita yang sudah menyebar di media akan kematian daddynya. Yah kematian seorang Calvin El-Bara sudah pasti bisa menjadi sebuah topik hangat yang menguntungkan media karena daddy Lila itu adalah pemilik perusahaan terbesar nomor tiga di Negara ini.
Lila sibuk melihat berbagai topik artikel berita itu hingga tiba-tiba dia mengetikkan sesuatu di pencarian dan membaca hasil pencariannya itu, “Sepertinya aku harus mencobanya. Yah, aku harus mencobanya. Aku belum pernah ke tempat itu sebelumnya jadi sepertinya ini waktu yang tepat untuk mencoba hal baru.” Ujar Lila lalu segera beranjak dari ranjang dan membersihkan tubuhnya terlebih dahulu.
Setelah itu dia segera membuka lemari pakaiannya dan mencari pakaian yang cocok untuk dia pakai ke tempat yang belum pernah dia kunjungi itu. Singkat cerita kini dia sudah siap untuk pergi ke tempat haram itu dengan pakaian yang sekiranya cocok.
Sementara di sisi lain, seperti dugaan Lila kini Linda dan Aruna sama sekali tidak menerima keputusan yang di ucapkan oleh pengacara Jay, “Tidak mungkin dia hanya meninggalkan itu untukku? Bagaimana bisa Lila mendapatkan semuanya sementara aku dan anakku harus puas dengan uang 10 juta perbulan. Gak aku tidak bisa menerima ini. Aku akan menuntut kalian terutama kau Jay.” Tunjuk Linda nyalang.
Jay hanya bisa menghela nafas, “Terserah padamu mau melakukan apa tapi ingat masih lebih baik Calvin memberikan uang bulanan itu pada kalian daripada tidak sama sekali karena kalian tidak memiliki hak apapun terkait usaha milik Calvin. Usaha Calvin adalah usaha yang dia dirikan bersama Dhara jadi sudah pasti itu adalah milik Lila karena dia adalah anak mereka. Jadi sekarang terserah kalian mau menerimanya atau tidak karena kalian tidak memiliki hak sama sekali untuk menuntut warisan apapun.” Ucap Jay masih berusaha tenang menghadapi dua wanita gila harta di hadapannya itu.
“Aku tetap tidak terima hal ini. Aku akan menuntut semuanya--”
“Mih, kita terima saja. Paman berikan dokumennya. Kami akan menandatanganinya.” Potong Aruna.
Jay pun segera memberikan dokumen itu dan Aruna segera membubuhkan tanda tangannya, “Ayo Mih.” Ucap Aruna. Linda berusaha menolak namun begitu mendengar bisikkan putrinya dia pun akhirnya menurut dan menandatangani berkas itu.
Setelah selesai Aruna segera memberikan dokumennya kepada Jay kembali. Jay pun menerimanya lalu segera bangkit dari tempat duduknya dan segera pulang karena tidak ingin lama-lama berada dengan dua wanita gila itu. Jay yakin kedua wanita itu pasti sedang merencanakan sesuatu yang buruk untuk Lila, “Aku janji padamu Calvin. Aku akan menjaga putrimu dengan baik.” ucap Jay.
Di sisi lain, kini Melvin turun dari kamarnya, “Mau kemana Vin?” tanya Emran melihat putranya itu.
“Aku mau keluar Pih. Aku bosan mendengar perjodohan yang kalian rencanakan. Jangan coba memaksaku Pih. Aku tidak menyukainya.” Ucap Melvin lalu segera keluar menggunakan mobil pribadinya menuju tempat yang menurutnya bisa menenangkan hatinya. Ini juga kali pertama untuk Melvin melajukan mobilnya menuju tempat haram seperti ini karena selama ini Emran dan Elea mengawasinya dengan ketat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 305 Episodes
Comments
Isna diiINiyy
awal permulaan yg mengesankan... next up😊
2023-05-07
1