Bab 2

Mohon dukungannya !!

********************

Flashback 6 bulan yang lalu...

Hujan deras mengguyur sekolah SMA Nusa bangsa. Sudah banyak siswa yang pulang kerumahnya.

Tampak seorang gadis sedang duduk di meja piket. Dia menelpon seseorang dengan wajah kesal.

"Di mana sih pak?! Saya udah lama nunggu nih, mana dingin lagi!"

"Maaf non, mobilnya mogok. Jadi non pulang naik taksi aja ya"

"Kenapa gak bilang dari tadi sih pak? Kan saya gak perlu capek capek nunggu kayak gini." Gadis itu menutup telponnya dengan kasar.

"Ayunda?"

Sapa seorang pria di belakangnya. Gadis itu kemudian menoleh dan melihat Wildan lah yang menyapanya.

"Eh Wildan. kenapa kamu belum pulang?" Tanya Ayunda.

"Aku ada urusan tadi, ini baru mau pulang. Terus kamu kenapa masih di sini?" Tanya Wildan sambil duduk di dekat Ayunda.

"Mobil aku mogok, jadi gak bisa jemput ke sini" Ucap Ayunda dengan mimik sedih.

"Ooh, kalau boleh, aku bisa kok nganterin kamu." Ucap Wildan menawarkan.

"Apa gak ngerepotin?" Tanya Ayunda

"Nggak kok, ayo" Wildan menarik tangan Ayunda menuju mobilnya.

Mereka pun meninggalkan SMA tersebut. Di dalam mobil terjadi kecanggungan antara mereka berdua.

"Kamu udah punya pacar belum Yun?" Ucap Wildan mencoba mencairkan suasana.

"Belum Wil."

"Sudah berapa lama kamu berteman dengan Clara dan teman temannya?" Tanya Wildan.

"Sejak SMP. Aku satu kelompok dengan mereka saat masa pengenalan sekolah, dari situ kami mulai berteman"

Setelah diam beberapa saat, Ayunda memberanikan diri untuk bertanya pada Wildan walaupun sedikit ragu.

"Maaf kalau aku lancang, tapi kenapa kamu mau pacaran sama Clara?"

"heehhh, jangan katakan hal ini pada siapapun. Sebenarnya aku berpacaran dengan Clara karena aku memerlukan nya. Ayahku selalu marah saat melihat nilaiku, jadi aku memanfaatkan Clara. Aku menyuruh nya mengerjakan tugas tugas ku dan ajaib nya dia mau. Ayahku bilang kalau nilaiku jelek terus, maka dia akan memblokir kartu kredit ku, jadi karna itu aku memanfaatkan Clara."

Ayunda terdiam, dia tidak menyangka kalau selama ini Wildan hanya memanfaatkan Clara saja.

Wildan yang melihat Ayunda terdiam menjadi cemas, dia takut Ayunda akan memberi tahu Clara, karena Wildan tahu Ayunda dan Clara bersahabat.

"Kenapa kamu diam?"

"Aku hanya tidak menyangka, aku pikir kamu beneran menyukainya" jawab Ayunda santai.

Kening Wildan mengkerut, dia pikir Ayunda akan menampar dan memakinya karena sudah memanfaatkan sahabatnya, tapi Ayunda terlihat santai saja.

"Oh ya, kenapa kamu menceritakan ini ke aku? Kamu tau kan kalau aku sahabatnya Clara, kamu gak takut aku kasih tau Clara kalau dia cuma di manfaatin" Ucap Ayunda.

"Kamu tadi yang nanya kan, jadi aku hanya menjawabnya"

Ayunda lagi lagi diam, memang dia tadi yang bertanya.

"Kamu mau tau sesuatu?"

Wildan menghentikan mobilnya, dia menatap Ayunda yang juga sedang menatapnya. Hujan deras berganti dengan gerimis.

"Sebenarnya aku menyukai orang lain dan orang itu adalah kamu, Ayunda"

Mata Ayunda membulat saat mendengar pengakuan Wildan, tubuhnya mematung merasakan detak jantungnya yang berpacu cepat.

Dia bahagia karena ternyata cintanya tak bertepuk sebelah tangan.

Ayunda selama ini memang menyukai Wildan. Siapa yang tak menyukai pria tampan seperti nya. Saat dia mendengar dari Clara kalau Wildan menyukainya dan ingin berpacaran dengan nya, hati Ayunda menjadi sakit, dia jadi membenci Clara Karena sudah mengambil orang yang di sukai nya dan sekarang Wildan menyatakan bahwa dia menyukainya.

"Jadi, apa kau mau menjadi pacar ku?"

Perkataan Wildan membuyarkan lamunannya.

"Kau sudah memiliki pacar, tidak mungkin aku menjadi pacarmu kan?" Tanya Ayunda sinis.

"Aku akan memutuskan Clara tapi tidak sekarang, aku masih membutuhkan nya. Tapi aku berjanji aku akan memutuskannya dan mengatakan kepada semua orang bahwa kau adalah pacarku" Wildan mencoba meyakinkan.

Setelah berpikir beberapa saat akhirnya ia setuju. Dia ingin membalaskan rasa sakit hatinya kepada Clara.

Selama ini dia membenci Clara, walaupun tidak terlalu cantik, tapi dia populer dengan kepintarannya, itu yang membuat nya iri. Ditambah dengan Wildan yang menjadi pacarnya, bertambah besar lah rasa kebencian di hatinya.

"Kita lihat apa kau masih akan tersenyum saat tahu kalau aku telah merebut pacar kesayanganmu ini" Ucapnya dalam hati.

Dan dari saat itulah dia dan Wildan berpacaran tanpa sepengetahuan Clara dan siapapun. Dan kejadian di acara ulang tahun merupakan salah satu rencananya untuk membuat hati Clara hancur, dan dia berhasil.

...----------------...

Di perjalanan pulang, Clara tak henti hentinya menangis. Dia sama sekali tak menyangka jika selama ini Ayunda merebut Wildan darinya.

"Aku memang bodoh, seharusnya aku tau kalau mereka memang menyembunyikan hubungan mereka dibelakang ku. Emang bener kata orang orang kalau cinta itu buta. Padahal semua bukti sudah ada, tapi aku masih mempercayai kalian. Apa selama ini kalian hanya manfaatin aku saja?. Kenapa juga saat itu aku mau menerima Wildan, seharusnya aku tau, orang sepertinya tidak mungkin menyukaiku." Ucapnya dalam hati.

Clara memang beberapa kali memergoki mereka berduaan. Tapi saat di tanya, mereka selalu mengatakan tidak sengaja bertemu dan hanya mengobrol. Clara sangat mempercayai Wildan dan Ayunda. Jadi dia tak masalah, walaupun ada rasa curiga di hatinya tapi dia mencoba menepisnya.

Lamunannya terhenti saat mendengar ponselnya berdering.

"Halo"

"........."

"APA!!! Baiklah aku akan segera ke sana" Tiba tiba wajah gadis itu berubah pucat, dia menjadi sangat panik, dia buru buru pergi ke suatu tempat.

Sesampainya di tempat tersebut, dia melihat seseorang menangis di depan ruang UGD dan orang itu adalah adiknya, Lailatul Asyifah Hapsari

"Laila"

"Kakaaak!!, huhuhuhu" Laila berlari memeluknya sambil menangis tersedu sedu.

"Tenanglah. Ibu pasti akan baik baik saja. Kau tidak perlu khawatir, ibu kita orang yang kuat kan?" Clara berusaha menenangkan adiknya, padahal dia sendiri juga khawatir pada ibunya.

Ibunya selama ini menderita penyakit lambung akut. Sebenernya ibunya sering kambuh, tapi tidak pernah mengatakannya dan jika kambuh, maka hanya akan minum obat saja.

Clara tidak menyangka jika penyakit lambung ibunya sangat parah, karena dia pikir ibunya selama ini baik baik saja.

"Dengan keluarga Bu Tari?"

Seorang dokter tiba tiba datang dan bertanya kepada mereka.

"Iya dok." Jawab Clara.

"Bisa ikut keruangan saya. Ada yang ingin saya bicarakan"

"Baik dok. La, kakak pergi dulu ya, kamu tunggu di sini saja" Setelah mengatakan itu, Clara kemudian mengikuti dokter menuju ke ruangan nya.

"Silahkan duduk" Kata dokter mempersilahkan.

"Baiklah saya akan langsung ke intinya saja ya. Ibu anda mengalami Penyakit asam lambung atau gastroesophageal reflux disease / GERD adalah kondisi ketika asam lambung naik ke esofagus atau kerongkongan. Kondisi ini dapat menimbulkan nyeri pada ulu hati, heartburn, serta berbagai gejala lainnya pada area dada bagian bawah dan perut. Asam lambung yang tidak diobati bisa memicu peradangan, terbentuknya jaringan parut, dan pertumbuhan jaringan abnormal di kerongkongan. Akibatnya, kerongkongan bisa lebih sempit dan kaku. Hal itu membuat penderita susah menelan makanan, minuman, serta sesak napas. Kita harus melakukan Operasi pemotongan lambung (gastrektomi) yaitu prosedur yang dilakukan untuk mengangkat sebagian atau seluruh lambung. Silahkan anda tanda tangani dan urus biaya administrasi nya."

Perkataan dokter tersebut tentu membuatnya sangat terpukul. Dia tidak ingin kehilangan ibunya, tapi dia tidak memiliki uang untuk membayar operasi.

"Baik dok, saya akan segera mencari biaya untuk membayar operasinya dan akan saya tanda tangani nanti. Kalau begitu saya permisi dulu, terima kasih"

Clara pergi ke meja resepsionis. setelah itu, ibunya kemudian di pindahkan keruang perawatan.

*Ceklek*

"Kakak"

Clara mendekati adiknya, dia duduk di sebelahnya dan memandangi ibunya yang tertidur.

"La, kenapa ibu bisa kek gini?"

"Aku gak tau kak, gak lama kakak pergi, ibu bilang perutnya sakit, dadanya sesak, dan muka ibu pucat. Aku manggil tetangga buat nganterin ibu ke rumah sakit"

Clara memeluk adiknya yang menangis.

'Ya Allah, Bu, kenapa ibu gak bilang sih kalau ibu selama ini sakit, kalau ibu bilang kan aku bisa tau, biar aku aja yang kerja, ibu istirahat aja'

Clara menangis dalam diam, belum sembuh luka akibat perselingkuhan sahabat dan kekasihnya malah datang luka baru, ibunya terbaring lemah di rumah sakit.

"Laila, kamu temani ibu ya. Kakak ada urusan sebentar"

Clara berdiri dan bersiap keluar.

"Kemana kak?"

"Membeli makanan, kamu pasti belum makan kan?" Tanya Clara.

Laila hanya mengangguk.

"Ya udah, kakak pergi dulu ya."

Clara tidak langsung membeli makanan, dia pergi ke taman untuk mengeluarkan semua uneg-uneg yang ada di otaknya.

Di sana dia menangis sepuas puasnya. Hari ini merupakan hari terburuk di hidupnya. Pacar dan sahabatnya berselingkuh, Ibunya masuk rumah sakit dan harus segera di operasi. Belum lagi biaya untuk membayar operasi tersebut.

Selama ini Clara membantu ibunya untuk membiayai kehidupan mereka. ibunya hanya buruh cuci di sekitar tempat tinggal mereka.

Selama ini dia bekerja di restoran setalah pulang sekolah untuk membantu ibunya mencari uang.

Ayah nya telah meninggal karena kecelakaan saat dia berumur 7 tahun. Clara dan Laila harus kehilangan sosok ayah saat usia mereka masih kecil, apalagi saat itu usia Laila masih 2 tahun. Semenjak itu ibunya harus menjadi tulang punggung keluarga.

"Kenapa ini semua harus terjadi di saat bersamaan? Bagaimana cara ku untuk membayar operasi ibu? Apa salahku sampai harus di hukum seperti ini? Pertama pacar dan sahabat ku berselingkuh, sekarang ibu masuk rumah sakit. Apa tidak bisa membiarkan ku untuk bernafas sebentar saja? hiks.. hiks"

Tanpa di sadari oleh Clara, seorang pemuda, memakai hoodie hitam bercelana jeans sudah duduk disampingnya dan mendengarkan semua perkataan nya.

"Aku bisa membantumu untuk membayar operasi ibumu sekaligus membantumu membalas dendam kepada sahabat dan pacarmu itu. Tapi kau harus mau menjadi pacar bayaran ku dulu..."

Kehadiran pemuda tersebut tentu membuat Clara terkejut. Gadis tersebut segera menghapus air matanya, kemudian menelisik wajah lelaki di sampingnya, tapi sayang, wajahnya tertutup hoodie.

"Apa maksudmu? Apa kau mendengar apa yang aku katakan tadi?" Tanya Clara.

"Tentu. Tangisanmu sampai terdengar jauh. Karena penasaran aku datang ke sini. Untung tidak banyak orang, kalau tidak mereka bisa heboh mendengar suara tangisanmu."

Perkataan pemuda tersebut membuat wajah Clara bersemu merah. Dia tidak tau kalau ternyata suaranya sampai sekencang itu.

"Jadi bagaimana dengan penawaranku? Apa kau mau?" Tanya pemuda tersebut.

"Emm, aku tidak bisa. Aku memang memerlukan uang tapi aku tidak mau menjadi pacar bayaran mu. Bagaimana kalau kau malah melakukan hal yang buruk padaku. Lagian aku tidak mengenalmu, jadi maaf." Clara hendak beranjak dari tempat duduknya, tetapi pemuda tersebut menahan tangannya.

"Apa kau yakin tidak mengenaliku?"

Pemuda tersebut membuka hoodie yang menutupi wajahnya, mata Clara membelalak saat tau siapa pemuda itu.

Terpopuler

Comments

Amira Jihan Nurfaiza

Amira Jihan Nurfaiza

amaging

2023-11-22

0

Bin's

Bin's

kok gitu sih Wil...

2023-09-29

0

Riri_awrite

Riri_awrite

aku mampir juga di karyamu kak
mari saling memberi dukungan🙏

2023-07-25

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!