"CLARA! Lo gak apa apa kan? Kenapa lo di rumah sakit? Lo gak nekat bunuh diri gara gara Wildan kan?" Mita menanyakannya secara beruntun membuat kepala Clara pusing.
"Satu satu dong Ta. Pusing nih kepala gue. Lagian lo jangan berisik, ibu lagi tidur tuh" Jawab Clara kesal.
"Lagian lo sih, dari semalam gak bisa di hubungi, eh pas di hubungi ternyata ada di rumah sakit, siapa yang gak khawatir." Mita menjawab dengan cemberut.
"Gue gak papa, lo lihat kan yang di ranjang itu ibu gue. Ternyata selama ini ibu gue punya penyakit lambung dan gue sebagai anak gak tau. Anak macam apa gue ini? Masa ibu sendiri sakit gue gak tahu. Dokter juga bilang ibu harus di operasi supaya bisa sembuh" Mata Clara berkaca kaca saat mengatakannya.
"Lo yang sabar ya, Ra. Apa lo ada biaya untuk operasi? Kita bisa pinjami kok walau dikit" Santi yang dari tadi diam sekarang berbicara.
"Gak usah, gue ada kok uang buat operasi. Kalian gak perlu khawatir." Ucap Clara.
"Tapi dari mana lo dapat uangnya Ra?" Tanya Mita.
"Dari Perjanjian"
"WHAT! Jangan bilang lo buat perjanjian sama iblis jadi lo bisa dapat uang buat operasi. Sadar Ra itu dosa." Ucap Mita dengan mata melotot dan berkacak pinggang.
"Sialan lo, Ta. Ya gak mungkin lah gue buat perjanjian sama iblis. Gue itu buat perjanjian sama manusia." Jawab Clara kesal.
"Oh kirain. Jadi dengan siapa lo buat perjanjian itu? dan apa isi perjanjian itu?" Tanya Mita.
"Isi Perjanjian nya adalah gue harus jadi pacar bayaran nya selama beberapa bulan dan dia akan membayar operasi ibu sekaligus membantu gue membalas dendam kepada Wildan dan Ayunda." Jawab Clara menjelaskan kepada kedua sahabatnya itu.
"Oh, terus siapa orangnya?" Kali ini Santi yang bertanya.
"Kak Reyhan"
"WHAT!! Yang bener" Mita dan Santi mengatakannya bersamaan.
"Kak Reyhan, anak dari CEO Perusahaan Setya. Pria paling dingin di sekolah, memiliki wajah yang tampan dan jadi rebutan para gadis. Wah, beruntung bener Lo, Ra." Mita berdecak kagum mendengar nya.
"Tapi kenapa kak Reyhan membuat perjanjian ini? pasti ada alasannya kan?" Tanya Santi.
kruyuk kruyuk
"Hehehe, Kita makan dulu yuk! Gue udah laper nih, entar aja kita lanjutin ceritanya." Ucap Mita cengengesan.
"Tapi lo bawa baju gue kan? Dah gerah ni dari semalem belum ganti baju." Tanya Clara pada Mita.
"Siipp" Mita mengacungkan jempolnya kepada Clara.
Setelah berganti pakaian Clara mengajak adiknya dan kedua sahabatnya untuk sarapan di luar.
"Lo yang traktir ya Ra! Uang kita abis nih" Ucap Santi sambil cengengesan
Clara hanya menjawab dengan deheman. Kemudian ke empatnya pergi ke warung makan di depan rumah sakit.
...----------------...
Clara, Laila, Mita dan Santi menunggu dengan cemas di depan ruang operasi.
Sudah lebih dari dua jam ibunya di operasi dan dokter belum juga keluar.
_Ceklek_
Clara langsung menghampiri dokter yang baru keluar dari ruang operasi.
"Dokter, bagaimana keadaan ibu saya?"
"Ibu anda baik baik saja, kalian bisa menemuinya nanti. Tapi pastikan ibu kalian beristirahat dengan baik" Setelah mengatakan hal itu, dokter kemudian pergi meninggalkan mereka.
"Syukurlah ibu baik baik saja. Kalau begitu, ayo kita temui ibu sekarang"
Clara menggandeng tangan adiknya menuju ke ruang perawatan ibunya setelah dipindahkan dari ruang operasi.
"Hadehh, kawan sendiri di lupain. Masa kita ditinggalin sih" Mita mencebik kesal.
"Udah deh. Mendingan kita susul dia sekarang."
Keduanya kemudian menyusul ke ruang perawatan ibunya Clara.
...****************...
Kriiing kriiing kriiing
Bel tanda masuk telah berbunyi di SMA Nusa bangsa. Semua siswa sudah berada di kelas untuk menuntut ilmu, begitupun Clara setelah satu Minggu izin untuk merawat Ibunya.
Suasana kelas tersebut sangat riuh, ada yang sedang bercanda, duduk di atas meja, tidur dan bahkan ada yang sedang konser walau suara pas pas-an.
Hal ini sudah biasa terjadi di kelas Clara, tapi jangan ragukan kepintaran mereka. Walau mereka terlihat seperti anak nakal, tapi itu hanya covernya saja. Kita tidak boleh menilai isi buku dari sampulnya, bisa jadi isinya sangat menarik dan sangat luar biasa untuk di baca.
"Pagi anak anak"
Suara bariton pria tersebut menghentikan aktivitas siswa siswi yang ada di kelas, mereka langsung terdiam saat pria itu datang.
Dengan wajah sangar dan dingin, dia masuk ke kelas, membuat siapapun bergidik melihat nya. Pria itu adalah pak Rudi, guru killer sekaligus wali kelas Clara.
"Pagi pak" Jawab semua siswa serempak.
Jam pelajaran pun di mulai. Semua siswa sibuk dengan pelajaran masing-masing.
Kriiing kriiing kriiing
Bel istirahat telah berbunyi. Seluruh siswa keluar dari kelasnya.
"Baiklah anak anak, sampai jumpa besok. Ingat, bapak tidak ingin mendengar keluhan apapun tentang kalian, jadi jangan buat masalah. Kalian boleh istirahat sekarang"
Setelah pak Rudi keluar, Santi langsung menghampiri bangku Clara.
"Ra, ke kantin yuk!" Ajak Santi.
"Yuk!" Mita dan Clara menjawab bersamaan.
"Dasar! Kalau mau nongol tuh bilang bilang, jangan bikin orang kaget" Santi berkata dengan kesal kepada Mita karena tiba tiba muncul di belakangnya.
"Lo aja yang kagetan, buktinya Clara santuy aja tuh"
"Eh, gue gak kagetan ya, ini gara gara Lo yang tiba tiba muncul di belakang gue"
"Diih, ngaku aja kalau Lo emang kagetan orangnya" Mita mencibir.
"Udah, jadi gak nih ke kantin?" Tanya Clara menatap malas dua sahabat nya yang bertengkar hanya karena hal sepele.
"Jadi dong!" Santi dan Mita menjawab bersamaan.
"Tadi aja ribut, ini malah kompak bener" Clara terkekeh kecil saat menggoda kedua sahabatnya itu.
"Sial! Gue di tinggalin"
Clara langsung mengejar Mita dan Santi yang lebih dulu meninggalkannya.
Mereka bertiga pergi ke kantin bersama. Mereka kemudian memilih tempat duduk dan langsung memesan makanan.
"Eh ada kumpulan anak anak miskin nih!"
Ayunda datang dengan gaya angkuh nya. Gadis ini mungkin tidak sadar diri, padahal dulu dia berteman dengan orang orang yang dia katai miskin.
"Eh, kalian denger gak? Ada suara nyamuk tuh, ganggu orang makan aja." Mita berkata dengan nada mengejek.
"Udah biarin. Kerjaan nyamuk kan emang mengganggu dan nyebarin penyakit, penyakit KEGATELAN." Santi menekankan perkataannya.
"Iya, kegatelan merebut pacar orang, eh salah, pacar SAHABAT SENDIRI maksudnya" Mita tersenyum mengejek, sedangkan Clara hanya diam membisu.
Merasa dihina dengan perkataan Mita dan Santi, Ayunda menggebrak meja dengan wajah dan mata memerah, sepertinya gadis itu sangat marah.
*Brraakk*
"Eh busyet, gue kaget!"
"Lah, Lo bilang gue kagetan, tapi Lo sendiri latah kek gitu, hahaha" Santi menertawakan Mita yang latah sedangkan Mita hanya cemberut melihat Santi.
Ayunda kemudian pergi meninggalkan mereka bertiga.
Clara menatap kepergian Ayunda dengan mata berkaca-kaca, dia hanya diam dari tadi.
Clara masih tidak menyangka, Ayunda yang dulu dia kenal sangat berbeda dengan yang sekarang. Dulu Ayunda tidak pernah mempersalahkan status sosial mereka, tapi sekarang dia malah mengatai mereka miskin.
"Sudahlah Clara, kau tidak perlu menatapnya seperti itu. Dia sudah berubah atau mungkin dia memang seperti itu dan hanya berpura pura jika didepan kita." Santi berkata pada Clara yang masih menatap kepergian Ayunda.
"Heehhh, aku hanya sedih. Aku tidak menyangka ternyata selama ini dia hanya berpura pura baik pada kita. Padahal pertemanan kita sudah terjalin cukup lama." Clara berkata dengan sedih.
"Pertemanan yang terjalin lama belum tentu tulus. Bisa saja kita menganggap nya sahabat tapi dia tidak menganggap kita sedikit pun dan bisa saja pertemanan yang baru terjalin adalah pertemanan yang tulus dan setia yang akan awet untuk selamanya" Ucap Santi.
"Sudah, jangan kalian pikirkan cewek gatel itu lagi. Pesanan kita sudah datang, jadi ayo kita makan!" Mita langsung melahap makanan yang ada di depannya, begitupun Santi dan Clara.
Tanpa mereka sadari, ada sepasang mata yang mengawasi mereka dari tadi.
"Woy! Ngapain Lo disini." Tepukan seseorang menyadarkan pemuda itu.
"Lagi benerin motor." Reyhan menjawab dengan kesal.
"Ngapain Lo benerin motor disini? di kantin lagi. Oh ya motornya mana, kok gak ada?" Tanya Dimas celingukan.
Dimas Anggara adalah satu satunya sahabat yang dimiliki oleh Reyhan. Reyhan Sangat sulit percaya kepada orang lain, sikapnya yang dingin juga membuatnya tidak memiliki teman. Dia dan Dimas sudah berteman sejak kecil, jadi jangan heran jika mereka sangat dekat layaknya saudara.
"Ish ni anak ya, belum pernah ngerasain bangku nyangsang di kepala ha?" Jawab Reyhan kesal
"Sorry sorry. Lagian Lo ngapain di pojokan? Kayak orang pacaran aja." Ucap Dimas.
"Gue gak ngapa ngapain. Ya udah, kuy kita cabut"
Mereka berdua meninggalkan kantin tersebut.
...----------------...
"Sayang kita harus bicara."
Ayunda mendatangi Wildan di tempat biasa dia nongkrong dengan teman temannya.
"Baiklah. Gue tinggal dulu ya guys" Pamit Wildan pada teman teman nya.
Mereka kemudian pergi ke taman tak jauh dari situ.
"Kenapa sih sayang? Kok mukanya cemberut gitu, senyum dong, ntar cantiknya hilang loh" Wildan sengaja menggoda Ayunda, karena dari tadi wajah Ayunda terus di tekuk.
"Mita sama Santi tadi ngatain aku cewek gatel yang, gimana gak marah coba. Pokoknya aku gak mau tau, kamu harus balas mereka dengan cara apapun." Ayunda mengatakannya dengan kesal.
"Oke, kita akan balas mereka sepulang sekolah nanti ya. Sekarang senyum dong, please" Wildan mengatakannya dengan wajah imutnya, membuat Ayunda tidak tahan untuk tertawa.
Meraka berdua kemudian pergi ke kelasnya karena bel sudah berbunyi.
...----------------...
Clara, Mita dan Santi pulang agak terlambat karena harus piket. Di perjalanan pulang, mereka di hadang oleh Wildan and gengnya.
"Woi minggir, ngapain kalian menghadang jalan kami, emang nih tanah milik bapak Lo apa?" Mita berkata dengan ketus.
"Serah Kita dong, ini juga bukan tanah bapak Lo, lagian gue di sini untuk memberi pelajaran sama kalian karena sudah menghina Ayunda!" Wildan berkata dengan marah.
"Oouuh so sweet banget sih pasangan tolol ini, tapi salah Ayunda juga sih, kan dia duluan yang menghina kami." Santi berkata dengan sinis.
"Lagian orang bodoh seperti Lo apa bisa ngajari kami? Sok sok'an mau ngasih pelajaran. Sorry kita udah pintar jadi gak perlu" Mita terkekeh pelan saat mengatakannya.
"Banyak bacot! Serang mereka!"
Teman teman Wildan langsung menyerang Mita dan Santi. Mereka mungkin tidak tahu kalau yang mereka lawan adalah gadis bar bar yang jago berkelahi.
Bugghhh
Bugghhh
Gedebuugghh
Karena jumlah mereka terlalu banyak membuat Santi dan Mita mulai kewalahan. Clara yang sedari tadi diam dan terus menatap Wildan dengan tatapan sendu kemudian membantu kedua sahabatnya.
Teman teman Wildan mulai jatuh satu persatu. Wildan kemudian turun tangan dan ingin menghajar Clara menggunakan balok kayu.
Buughhh
Wildan jatuh tersungkur, ia menyeka sudut bibirnya yang berdarah. Ia menatap tajam ke pemuda yang ada di depannya.
"Jangan ganggu pacar gue!!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Zahra Putri Mandala
mampir kak
2023-07-28
0