Selanjutnya..
Kira-kira perjalanan 20 Menit mereka sudah sampai di kota. Mereka turun, lalu membayar ongkos dan langsung mencari toko perhiasan.
Toko perhiasan tidak begitu banyak, hanya beberapa dan tetap buka di hari Minggu. Kemudian, Bu Rina mampir di salah satu toko perhiasan.
"Pak, aku ingin menjual perhiasanku," kata Bu Rina.
"Ada surat?" tanya tukang perhiasan dengan singkat.
Kemudian, Bu Rina mengeluarkan perhiasannya dari dompet.
"Ini Pak, berapa kira-kira dan lengkap dengan surat-surat," jawab Bu Rina sambil meletakkan perhiasannya di atas steling.
Tukang perhiasan menerima, lalu mengecek keasliannya.
"Paling bisa (menyebut nominal)," jawab tukang perhiasan.
"Tambahlah, Pak," kata Bu Rina.
"Segitulah Bu, itu sudah harga pasaran," kata tukang perhiasan.
"Ya sudah, Pak," kata Bu Rina tanda ACC.
Terjadilah transaksi. Lalu, Bu Rina mengajak kedua anaknya belanja: beras, sayur, ikan, gula, sabun, dan lain sebagainya. Juga, tidak lupa membelikan jajan untuk Andi dan Intan sesuai kesukaan mereka.
Tetapi setelah selesai belanja, mereka tidak langsung pulang. Bu Rina masih mengajak kedua anaknya jalan-jalan sambil bertanya kepada pedagang yang dijumpai mengenai pekerjaan.
"Bu, numpang tanya, apakah di sini butuh tenaga kerja?" tanya Bu Rina ke salah satu pedagang.
"Oh, maaf Bu. Di sini tidak membutuhkan tenaga kerja," jawab pedagang.
Bu Rina melanjutkan kepada pedagang lain.
"Pak, numpang tanya, apakah di sini membutuhkan tenaga kerja?" tanya Bu Rina.
"Maaf ya, kami tidak membutuhkan tenaga kerja," jawab pedagang.
Bu Rina sudah bertanya sampai beberapa pedagan, tetapi jawabannya tetap sama TIDAK BUTUH.
"Susahnya!" gumam Bu Rina.
"Ma, lapar," kata Andi tiba-tiba.
"Kita makan 'Mie Sop' ya, Nak," kata Bu Rina. Andi dan Intan hanya mengangguk.
Setelah mencari-cari diseputaran pasar, penjual mie sop pun ketemu. Mereka langsung masuk dan duduk.
"Mas, mie sop 3, 2 tidak pakai cabe dan 1 pakai cabe, juga teh manis dingin 3," pesan Bu Rina.
"Baik, Bu," jawab tukang mie sop.
"Seperti inilah mungkin yang kamu alami Pa, semua menolak kalau cari kerja," gumam Bu Rina mengingat suaminya.
"Ini, Bu," kata tukang mie sop sambil meletakkan di atas meja mereka.
"Oh iya, iya Mas, terima kasih," kata Bu Rina sedikit kaget.
Mereka pun menikmatinya dengan hening, yang terdengar hanyalah suara sendok.
Setelah selesai menikmati mie sop dan membayar, mereka pun beranjak dan melangkah menuju terminal agar gampang mendapat Angkodes khusus trayek ke rumah mereka.
Sesampainya, Angkodes sudah lumayan banyak penumpang, jadi tanpa menunggu lama mereka langsung berangkat.
Begitu di depan rumah, mereka turun dan membayar ongkos. Ibu Ira yang tengah duduk di teras rumahnya tiba-tiba melihat Bu Rina dan kedua anaknya turun dari Angkodes.
"Hrmm.., hrmm.., borong niee...," kata Bu Ira sambil berdehem.
***
Bu Ira adalah tetangga samping sebelah kanan Bu Rina, umurnya sekitar 40-an tahun.
***
"Eh, Bu Ira. Biasalah Bu, kebetulan belanjaan di rumah sudah pada habis," jawab Bu Rina dan tetap berjalan menuju rumah.
****
Waktu berlalu dan matahari pun terbenam di sebelah barat menandakan siang akan berganti menjadi malam.
Rumah yang tidak ada TV sebagai hiburan kadang menjenuhkan, yang ada hanya suara jangkrik dan katak dari peparitan, serta suara kenderaan yang lewat, sungguh sunyi senyap. Jadi, tidak jarang keluarga sederhana itu tidur cepat.
Karena capek dari kota, Bu Rina ingin cepat tidur.
"Di, Tan, tidur Nak, jangan bermain-main lagi. Mama capek kali nih," kata Bu Rina. Andi dan Intan pun menurut. Jam 20.00 mereka sudah tidur.
\~<>\~<>\~<>\~<>\~
"Kok gelap? Apa mati listrik, ya," gumam Bu Rina.
"Maaa.., Maaa...." tiba-tiba ada yang memanggil 'ntah dari mana asal suara.
"Seperti orang memanggil," kata Bu Rina.
Mengetahui seperti ada yang memanggil, Bu Rina pun berusaha mencari asal suara tersebut. Dia terus berjalan ke arah luar. Tiba-tiba dia melihat seseorang berpakaian putih dan dua orang anak-anak sedang duduk di teras.
"Mirip suamiku, tetapi wajahnya kok pucat sekali, ya," gumam Bu Rina.
"Loh, itu kan Andi dan Intan, ngapain mereka di situ?" bisik Bu Rina sambil mendekati.
"Pa, Papakah itu? Dari mana saja Papa!" tanya Bu Rina. Tetapi Pak Toni hanya mengangguk saja tanpa melihat Bu Rina.
"Ngapain di luar Pa, ayo masuk ke rumah!" ajak Bu Rina.
"Aku datang hanya menjemput Andi dan Intan," kata Pak Toni.
"Menjemput? Mau dibawa kemana?" tanya Bu Rina.
"Kamu telah menghianatiku. Kamu telah menjalin hubungan dengan pria lain dibelakangku!" jawab Pak Toni.
"Dari mana dia tahu?" gumam Bu Rina. "Tidak, Pa. Mama tidak ada menjalin hubungan dengan siapa-siapa selain Papa. Dari mana Papa tahu?"
"Lebih baik kubawa Andi dan Intan, nanti mereka sengsara bersamamu," kata Pak Toni lalu beranjak dari tempat duduknya dan pergi membawa Andi dan Intan.
"Mau kemana, Pa? Andiii.., Intannn.., jangan tinggalkan Mama!" pekik Bu Rina berteriak.
Bu Rina mengejar Pak Toni, Andi, dan Intan, tetapi dia merasa larinya tidak bergerak atau tetap di tempat. Dia pun berusaha lebih kencang lagi berlari sambil berteriak.
"Pa, jangan bawa mereka! Andiii.., Intannn.., jangan tinggalkan Mama!" pekik Bu Rina lagi.
Tetap sama saja, larinya tidak bergerak atau tetap di tempat. Bu Rina tetap berusaha mengejar sambil berteriak dan sampai terengah-engah, tiba-tiba dia terbangun.
"Ternyata hanya mimpi, husss...." gumam Bu Rina sambil menghela napas. Dia langsung menoleh ke arah Andi dan Intan yang tidur disampingnya. Ternyata Andi dan Intan masih tertidur pulas disampingnya. Dia pun mengelap keringatnya.
Setelah itu, Bu Rina melihat Jam dinding yang menempel di kamar mereka menunjukkan Jam 3.00 pagi. Kemudian dia mencoba untuk tidur lagi.
"Semoga tidak mimpi yang sama lagi," gumamnya.
BERSAMBUNG..
**Hallo para reader, mohon dibantu: Vote, Like, dan Komen, ya..**🙏🌹
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
🌻Ruby Kejora
sampai sini dlu thor.bsok q sambung lg😃
2021-02-04
1
Atika Mustika
Aku suka aku suka.
2021-02-01
1
NA_SaRi
kasian gw ama perhiasannya🤭
2021-01-12
1