Setelah kepergian suaminya (Pak Toni), Bu Rina-lah yang menjadi tulang punggung keluarganya. Dia menjadi ibu sekaligus menjadi bapak bagi kedua anaknya Andi dan Intan.
Pagi itu hari Minggu, Bu Rina sudah menyapu halaman setelah selesai memasak. Selesai menyapu, dia duduk di teras dengan sapu lidi masih ditangannya. Dia memikirkan masa depan kedua anaknya tanpa seorang suami.
Tetapi dia bingung harus melakukan apa, keahliannya hanya seorang IRT selama ini dan tidak punya kegiatan sampingan selain: memasak, mencuci, menyapu, dan mengurus anak.
"Sebentar lagi Andi sudah bisa masuk sekolah," gumam Bu Rina.
Di tengah kesendiriannya, dia menatap cincin yang melingkar dijarinya dan kalung dilehernya.
"Hmm.., andai saja kuturuti kemarin perkataan suamiku ingin menjual perhiasan ini, mungkin dia tidak meninggal," batin Bu Rina.
Bu Asni yang tengah menjemur pakaian tiba-tiba melihat Bu Rina duduk sendiri seperti termenung.
"Hrmm.., hrmm.., ngapain termenung, Rin?" tanya Bu Asni sedikit berdehem.
***
Bu Asni adalah tetangga samping sebelah kiri Bu Rina, umurnya sekitar 55-an tahun.
***
"Eh, Bu Asni. Sedang apa, Bu?" tanya Bu Rina.
Lalu Bu Asni menghampiri dan duduk di samping Bu Rina.
"Lagi jemur pakaian tadi, ini baru selesai. Kenapa termenung, Rin?" tanya Bu Asni setelah memberitahu kegiatannya.
"Tidak apa-apa, Bu. Aku hanya memikirkan bagaimana aku menjalani kehidupan ini dan membesarkan kedua anakku tanpa seorang suami, Bu," jawab Bu Rina.
"Itulah, dari kemarin aku sudah bilang kepadamu, jangan boros-boros terhadap gaji suami dan hargai suami. Yang berumah tangga ini harus saling mendukung, saling melengkapi, dan itu ibarat 'Sandal Jepit', jika satu tiada maka yang satunya lagi tiada arti. Ini tidak, setiap suamimu gajian, beli itu dan beli ini. Selalu menyalahkan suami, kasihan suami yang sudah capek-capek bekerja. Aku berkata seperti itu bukan karena iri, tetapi karena aku sudah lebih dulu berumah tangga," jelas Bu Asni.
"Iya Bu, aku sangat menyesal. Oh iya Bu, aku buatkan teh manis dulu untuk Ibu, ya," kata Bu Rina ingin mengalihkan pembicaraan.
"Jangan repot-repot Rin, ini aku mau menyapu rumah lagi. Ya sudahlah, tidak ada lagi yang perlu disesali. Sabarlah ya, Rin," kata Bu Asni sambil mengusap-usap bahu Bu Rina.
"Terima kasih, Bu," jawab Bu Rina. Setelah itu, Bu Asni pun pulang dan Bu Rina masuk ke rumah.
-----
Itulah memang hidup, penuh dengan liku-liku. Begitu juga dengan manusia, ada sifat: egois, pemarah, baik, humoris, pendendam, dan lain sebagainya. Juga, ada nasib: sial, bagus, susah, dan senang.
Perkataan "Ibu Asni" ada benarnya, bahwa yang berumah tangga atau suami-istri itu ibarat SANDAL JEPIT. Tetapi, ibarat itu bukan hanya bagi yang berumah tangga atau suami-istri saja, juga bagi yang berpacaran.
-----
Bu Rina kemudian membangunkan kedua anaknya yang masih tertidur.
"Di, Tan, bangun Nak, ayo sarapan!" ajak Bu Rina.
Andi dan Intan pun bangun dan langsung menuju kamar mandi untuk cuci muka. Setelah itu, baru mereka sarapan.
Saat sarapan, Bu Rina berkata, "Nanti kita jalan-jalan ya, Nak."
Memang, orangtuanya selalu mengajak Andi dan Intan jalan-jalan kepermainan anak-anak sekali seminggu atau setiap hari Minggu.
"Kemana kita jalan-jalan, Ma?" tanya Andi.
"Ada dehhh...," jawab Bu Rina.
"Aku terpaksa menjual perhiasan ini, agar ada biaya kami ke depan. Dan aku sudah seharusnya mencari pekerjaan untuk menghidupi kedua anakku, pekerjaan apa pun itu," batin Bu Rina.
Selesai sarapan, mereka bergegas. Andi dan Intan berganti pakaian, sedangkan Bu Rina mandi.
Tidak berapa lama, mereka bersiap-siap di pinggir jalan menunggu Angkodes.
Angkodes pun datang dan berhenti di depan mereka, lalu berangkat ke kota tepatnya "Pusat Pasar" untuk mencari toko perhiasan dan sekaligus berbelanja.
***
Kota adalah pusat permukiman yang selalu ramai dan kegiatan/bisnis seperti: perkantoran, pendidikan, dan perdagangan, juga identik dengan para penjual suara jalanan (pengamen).
Tetapi, kota yang tidak jauh dari tempat tinggal Pak Toni dan Bu Rina ini agak sedikit berubah dari sebelumnya semenjak terjadi krisis moneter. Ada beberapa ruko tutup dan kaca-kaca dinding depannya berpecahan.
***
BERSAMBUNG..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
🌻Ruby Kejora
mampir ya
2021-02-04
1
Atika Mustika
Karya mu kreen thor. Selamat bekarya semoga sukses
2021-01-27
1
anggita
pnyesalan👉 sllu terlmbat
2021-01-27
1