MFD 04

Malam menjelang,

Arini nampak keluar dari sebuah masjid di desa itu. Dengan mengenakan mukena putih milik putri sulung pak Yanto yang ia pinjam, Arini berjalan menjauh dari bangunan yang baru saja di gunakan warga untuk mengadakan acara tahlil dan doa atas kematian nenek Ratmi.

Ya, Arini tak punya siapa siapa dan tak punya apa apa lagi sekarang. Jangankan untuk menggelar acara tahlilan, untuk tidur dan makan saja sekarang ia menumpang di rumah pak Yanto.

Itulah sebabnya para warga berinisiatif mendoakan nenek Ratmi bersama sama di masjid usai sholat Isya' hingga tujuh hari kedepan. Sebuah bentuk kepedulian untuk Arini yang kini hanya hidup sebatang kara tanpa sanak saudara dan tempat tinggal.

Arini terus melangkah kan kakinya. Menuju rumah pak Yanto yang berada tak jauh dari masjid tersebut. Saat semakin mendekat ke arah bangunan rumah petak itu, sayuk sayuk ia mendengar suara keributan dari dalam rumah sana. Arini memperlambat derap langkah kakinya. Sambil telinganya mencoba mendengar kan suara lantang seorang wanita yang terdengar tengah berdebat dengan seorang laki laki itu.

Arini sampai di rumah pak Yanto.

"udah to, buk..! jangan di bahas terus..! malu di dengar tetangga..!" ucap Pak Yanto pada istri.

"malu kamu bilang?! pak, kita ini hidup sudah susah..! apa apa serba kurang...! anak kita banyak..! bisa bisanya kamu nyuruh anaknya si Dewi itu untuk tinggal sama kita..?!! makin susah pak hidup kita..!" ucap Bu Yati membentak bentak. Anak anak mereka yang banyak hanya bisa mengintip dari dalam kamar. Melihat apa yang orang tuanya lakukan tanpa berani mendekat.

Arini yang sudah berada di depan pintu nampak meremas baju di bagian dadanya.

"buk, ini cuma untuk sementara...! nanti Arini juga akan pergi kalau sudah dapat kerja...! ini cuma sementara, buk..!" ucap Pak Yanto.

"sementara nya itu sampe kapan?!! kita mau makan apa?! itu anak orang mau di kasih makan apa...?!! nolong ya nolong, bantu ya bantu...! tapi kalau ndak bisa ya jangan di paksakan to, pak..!!!" ucap bu Yati lagi.

"sudah, sudah...! biar itu jadi urusan bapak..! yang penting ibuk urus anak urus rumah, biar Arini jadi tanggung jawab bapak..!!!" ucap pak Yanto tegas.

"heeemmmhh...! anak haram aja kok di bela..!!" lepas kontrol

"ibuuuk....!!!" ucap pak Yanto meradang.

"kamu itu lho, kalo ngomong kok ndak bisa di rem dikit..!" ucap pak Yanto tak suka.

"lha salah ku dimana? semua orang juga tahu siapa Arini dan ibunya...!" ucap Bu Yati tak terkendali saking kesalnya.

"sudah...!!" ucap pak Yanto sembari mengangkat tangannya hendak menampar pipi istrinya yang sebenarnya baik, tapi memiliki mulut pedas ketika mencaci orang tersebut. Namun baru saja pak Yanto hendak melakukan nya, pergerakan nya terhenti. Di lihatnya di sana Arini menangis tepat di depan pintu rumah laki laki itu. Pak Yanto menarik tangannya. Bu Yati menoleh.

"Arin..?!!" ucap Pak Yanto.

Arini terdiam.

"kamu sudah pulang, ndok?" tanya Pak Yanto sembari dalam hatinya ia berharap semoga Arini tak mendengarkan pembicaraan nya dengan Bu Yati tadi.

Bu Yati menatap kesal suaminya dan Arini secara bergantian. Sambil menghentakkan kakinya wanita itupun berlalu pergi masuk kedalam kamarnya.

Pak Yanto nampak tak enak hati.

Arini menunduk. Laki laki itu mendekati gadis malang tersebut.

"Rin,..." ucap Pak Yanto.

"maaf, pak. Arin ngerepotin bapak.." ucap Arini lirih dengan air mata menetes deras.

"nggak..! kamu nggak ngerepotin bapak..!" ucap Pak Yanto.

Arini menangis sesenggukan lagi. Dukanya belum hilang atas kepergian neneknya, kini ia kembali menangis, merasa bak manusia yang hanya bisa merepotkan orang lain. Ia tak tahu harus berbuat apa sekarang..!

Pak Yanto menghela nafas panjang.

"kamu duduk dulu, ndok, bapak mau bicara" ucap pak Yanto.

Arini menatap wajah pria itu.

"duduk dulu. Ada hal yang pengen bapak sampaikan sama kamu" ucap Pak Yanto.

Arini mengangguk. Ia lantas duduk di sebuah sofa lusuh yang berada di ruangan itu. Sedangkan pak Yanto kini masuk ke dalam kamarnya. Di sambut dengan wajah tak mengenakan dari Bu Yati yang nampak duduk di pinggiran ranjang.

Pak Yanto mencoba tak menggubris. Ia lantas menuju lemari pakaian. Mengambil sebuah kotak kecil dan mengeluarkan secarik kertas dari dalamnya.

Pak Yanto lantas keluar dari kamarnya, berjalan mendekati Arini yang masih duduk di sofa ruang tamu rumah petak sederhana miliknya.

Laki laki itu lantas duduk di samping gadis ber mukena putih tersebut.

Pak Yanto menyerahkan kertas putih di tangannya. Arini pun menerimanya. Sebuah kertas bertuliskan sebuah alamat rumah lengkap.

"ini adalah alamat rumah tuan Calvin. Bapak kandung kamu yang sering mengirimkan uang untuk kamu, ndok" ucap Pak Yanto pada Arini.

"bapak memang jarang berkomunikasi dengan bapak kamu. Nyaris tidak pernah, soalnya bapakmu kan orang sibuk. Alamat ini bapak dapat kan saat tuan Calvin datang ke desa ini saat ibumu meninggal..."

"beliau menitipkan kamu, dan kertas bertuliskan alamat rumah ini pada bapak. Dia berpesan, agar memberikan ini pada kamu jika sewaktu waktu kamu membutuhkan bantuan beliau.." ucap Pak Yanto.

"dulu, saat ibumu meninggal, beliau sebenarnya ingin membawa kamu pergi dengannya. Tapi tidak bisa. Tuan Calvin adalah anak seorang pengusaha kaya raya. Usianya lebih muda dari ibumu. Dia juga sudah di jodohkan dengan wanita lain. Dan saat itu, dia akan segera menikah dengan wanita pilihan orang tuanya. Itulah mengapa kamu tidak bisa ikut dengan bapak kandung mu dulu" ucap Pak Yanto.

"Rin, bapakmu itu sebenarnya bertanggung jawab, kalau dari penilaian bapak. Hanya saja, keadaan lah, yang ndak memungkinkan untuk kamu ikut dengan dia.." ucap Pak Yanto pada Arini yang kembali mengusap lelehan air matanya.

"kertas itu, satu satunya petunjuk yang bapak punya untuk membantu kamu menemukan bapakmu. Bapak sebenarnya sejak tadi pagi sudah berusaha menelpon nomor telepon bapakmu, tapi ndak tau kenapa kok ndak bisa dihubungi. Mungkin beliau sedang sibuk.." ucap Pak Yanto.

"Rin, bapak minta maaf. Bukan maksud bapak untuk mengusir kamu. Tapi kamu kan tahu sendiri. Bagaimana kondisi bapak. Keluarga bapak. Anak bapak banyak, Rin. Apalagi bude mu itu. Wataknya keras, ndak bisa dibantah. Bapak sebenarnya ndak keberatan kalau kamu tinggal di sini. Tapi ya...gimana ya...." ucap Pak Yanto tak enak hati.

Arini tersenyum di tengah tangisnya. Ia menatap pak Yanto lembut.

"Arini ngerti kok, pak. Arini paham. Arini akan ke kota untuk mencari bapaknya Arin. Walau bagaimanapun juga Arin masih punya keluarga. Sejak kecil Arin nggak pernah ketemu dan lihat wajah bapak kandung Arin. Arin pengen ketemu dia.." ucap Arini terlihat mulai bersemangat meskipun masih sembari mengusap lelehan air mata nya. Setidaknya ada secercah harapan. Ia akan bertemu laki laki yang selalu menafkahi namun tak pernah menemui nya itu.

"iya, ndok. Kamu memang harus ketemu bapak kandung kamu. Bapak kamu itu muka nya muka bule. Dia ganteng. Kulitnya putih. Tinggi besar. Pokoknya ganteng. Kamu harus temui dia. Bilang, bahwa kamu Arini anaknya Dewi. Dia pasti mau menerima kamu, ndok" ucap Pak Yanto menyemangati.

"makasih, pak" ucap Arini

"sama sama. Tunggu sampai tujuh harinya nenekmu, ya. Kamu tinggal di sini dulu. Nanti kalau sudah tujuh hari, kamu baru ke kota buat mencari bapak kamu. Mudah mudahan alamat nya belum ganti" ucap Pak Yanto.

Arini mengangguk. Pak Yanto mengusap pundak wanita malang itu. Hanya itu yang bisa ia lakukan untuk membantu Arini. Ia yakin, Tuan Calvin, ayah kandung Arini adalah orang yang baik. Ia pasti mau menerima anak gadisnya ini.

...----------------...

Selamat pagi...

up 08:10

yuk, dukungan dulu 🥰🥰😘😘

Terpopuler

Comments

Enung Samsiah

Enung Samsiah

kalau pk cavin orang kaya knpa nggk mmberi kehidupan anaknya dngn baik, misalnya mmberikn rmh bagus mnggung khidupan nek ratmi +anaknya,,,,,

2023-05-13

3

Riana

Riana

sudah membayangkan kedatangan arini menimbulkan masalah besar 😱😱

2023-04-29

1

♪ゞALbie。⁠☆ゞ⁠)

♪ゞALbie。⁠☆ゞ⁠)

ga di novel ga di real life mulut tetangga pedes bgt kalo ngatain orang ga ngaca diri knpa ya 🥴

2023-04-18

1

lihat semua
Episodes
1 MFD 01
2 MFD 02
3 MFD 03
4 MFD 04
5 MFD 05
6 MFD 06
7 MFD 07
8 MFD 08
9 MFD 09
10 MFD 10
11 MFD 11
12 MFD 12
13 MFD 13
14 MFD 14
15 MFD 15
16 MFD 16
17 MFD 17
18 MFD 18
19 MFD 19
20 MFD 20
21 MFD 21
22 MFD 22
23 MFD 23
24 MFD 24
25 MFD 25
26 MFD 26
27 MFD 27
28 MFD 28
29 MFD 29
30 MFD 30
31 MFD 31
32 MFD 32
33 MFD 33
34 MFD 34
35 MFD 35
36 MFD 36
37 MFD 37
38 MFD 38
39 MFD 39
40 MFD 40
41 MFD 41
42 MFD 42
43 MFD 43
44 MFD 44
45 MFD 45
46 MFD 46
47 MFD 47
48 MFD 48
49 MFD 49
50 MFD 50
51 MFD 51
52 MFD 52
53 MFD 53
54 MFD 54
55 MFD 55
56 MFD 56
57 MFD 57
58 MFD 58
59 MFD 59
60 MFD 60
61 MFD 61
62 MFD 62
63 MFD 63
64 MFD 64
65 MFD 65
66 MFD 66
67 MFD 67
68 MFD 68
69 MFD 69
70 MFD 70
71 MFD 71
72 MFD 72
73 MFD 73
74 MFD 74
75 MFD 75
76 MFD 76
77 MFD 77
78 MFD 78
79 MFD 79
80 MFD 80
81 MFD 81
82 MFD 82
83 MFD 83
84 MFD 84
85 MFD 85
86 MFD 86
87 MFD 87
88 MFD 88
89 MFD 89
90 MFD 90
91 MFD 91
92 MFD 92
93 MFD 93
94 MFD 94
95 MFD 95
96 MFD 96
97 MFD 97
98 MFD 98
99 MFD 99
100 MFD 100
101 MFD 101
102 MFD 102
103 MFD 103
104 MFD 104
105 MFD 105
106 MFD 106
107 MFD 107
108 MFD 108
109 MFD 109
110 MFD 110
111 MFD 111
112 MFD 112
113 MFD 113
114 MFD 114
115 MFD 115
116 MFD 116
117 MFD 117
118 MFD 118
119 MFD 119
120 MFD 120
121 MFD 121
122 MFD 122
123 MFD 123
124 MFD 124
125 MFF 125
126 MFD 126
127 MFD 127
128 MFD 128
129 MFD 129
130 MFD 130
131 MFD 131
132 MFD 132
133 MFD 133
134 MFD 134
135 MFD 135
136 MFD 136
137 MFD 137
138 MFD 138
139 MFD 139
140 MFD 140
141 MFD 141
142 MFD 142
143 MFD 143
144 MFD 144
145 MFD 145
146 MFD 146
147 MFD 147
148 MFD 148
149 MFD 149
150 MFD 150
151 MFD 151
152 MFD 152
153 MFD 153
154 MFD 154
155 MFD 155
156 MFD 156
157 MFD 157
158 MFD 158
159 MFD 159
160 MFD 160
161 MFD 161
162 MFD 162
163 MFD 163
164 MFD 164
165 MFD 165
166 MFD 166
167 MFD 167
168 MFD 168
169 MFD 169
170 MFD 170
171 MFD 171
172 MFD 172
173 MFD 173
174 MFD 174
175 MFD 175
176 MFD 176
177 MFD 177
178 MFD 178
179 MFD 179
180 MFD 180
181 MFD 181
182 MFD 182
183 MFD 183
184 MFD 184
185 MFD 185
186 MFD 186
187 MFD 187
188 MFD 188
189 MFD 189
190 MFD 190
191 MFD 191
192 MFD 192
193 MFD 193
194 MFD 194
195 MFD 195
196 MFD 196
197 MFD 197
198 MFD 198
199 MFD 199
200 MFD 200
201 MFD 201 (END)
202 (Bukan) Perampas Mahkotaku
203 My Disable Husband
204 ANAK ANAK DADDY DIGO KEMBALI...!
205 Nathan dan Rengganis
Episodes

Updated 205 Episodes

1
MFD 01
2
MFD 02
3
MFD 03
4
MFD 04
5
MFD 05
6
MFD 06
7
MFD 07
8
MFD 08
9
MFD 09
10
MFD 10
11
MFD 11
12
MFD 12
13
MFD 13
14
MFD 14
15
MFD 15
16
MFD 16
17
MFD 17
18
MFD 18
19
MFD 19
20
MFD 20
21
MFD 21
22
MFD 22
23
MFD 23
24
MFD 24
25
MFD 25
26
MFD 26
27
MFD 27
28
MFD 28
29
MFD 29
30
MFD 30
31
MFD 31
32
MFD 32
33
MFD 33
34
MFD 34
35
MFD 35
36
MFD 36
37
MFD 37
38
MFD 38
39
MFD 39
40
MFD 40
41
MFD 41
42
MFD 42
43
MFD 43
44
MFD 44
45
MFD 45
46
MFD 46
47
MFD 47
48
MFD 48
49
MFD 49
50
MFD 50
51
MFD 51
52
MFD 52
53
MFD 53
54
MFD 54
55
MFD 55
56
MFD 56
57
MFD 57
58
MFD 58
59
MFD 59
60
MFD 60
61
MFD 61
62
MFD 62
63
MFD 63
64
MFD 64
65
MFD 65
66
MFD 66
67
MFD 67
68
MFD 68
69
MFD 69
70
MFD 70
71
MFD 71
72
MFD 72
73
MFD 73
74
MFD 74
75
MFD 75
76
MFD 76
77
MFD 77
78
MFD 78
79
MFD 79
80
MFD 80
81
MFD 81
82
MFD 82
83
MFD 83
84
MFD 84
85
MFD 85
86
MFD 86
87
MFD 87
88
MFD 88
89
MFD 89
90
MFD 90
91
MFD 91
92
MFD 92
93
MFD 93
94
MFD 94
95
MFD 95
96
MFD 96
97
MFD 97
98
MFD 98
99
MFD 99
100
MFD 100
101
MFD 101
102
MFD 102
103
MFD 103
104
MFD 104
105
MFD 105
106
MFD 106
107
MFD 107
108
MFD 108
109
MFD 109
110
MFD 110
111
MFD 111
112
MFD 112
113
MFD 113
114
MFD 114
115
MFD 115
116
MFD 116
117
MFD 117
118
MFD 118
119
MFD 119
120
MFD 120
121
MFD 121
122
MFD 122
123
MFD 123
124
MFD 124
125
MFF 125
126
MFD 126
127
MFD 127
128
MFD 128
129
MFD 129
130
MFD 130
131
MFD 131
132
MFD 132
133
MFD 133
134
MFD 134
135
MFD 135
136
MFD 136
137
MFD 137
138
MFD 138
139
MFD 139
140
MFD 140
141
MFD 141
142
MFD 142
143
MFD 143
144
MFD 144
145
MFD 145
146
MFD 146
147
MFD 147
148
MFD 148
149
MFD 149
150
MFD 150
151
MFD 151
152
MFD 152
153
MFD 153
154
MFD 154
155
MFD 155
156
MFD 156
157
MFD 157
158
MFD 158
159
MFD 159
160
MFD 160
161
MFD 161
162
MFD 162
163
MFD 163
164
MFD 164
165
MFD 165
166
MFD 166
167
MFD 167
168
MFD 168
169
MFD 169
170
MFD 170
171
MFD 171
172
MFD 172
173
MFD 173
174
MFD 174
175
MFD 175
176
MFD 176
177
MFD 177
178
MFD 178
179
MFD 179
180
MFD 180
181
MFD 181
182
MFD 182
183
MFD 183
184
MFD 184
185
MFD 185
186
MFD 186
187
MFD 187
188
MFD 188
189
MFD 189
190
MFD 190
191
MFD 191
192
MFD 192
193
MFD 193
194
MFD 194
195
MFD 195
196
MFD 196
197
MFD 197
198
MFD 198
199
MFD 199
200
MFD 200
201
MFD 201 (END)
202
(Bukan) Perampas Mahkotaku
203
My Disable Husband
204
ANAK ANAK DADDY DIGO KEMBALI...!
205
Nathan dan Rengganis

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!