MFD 05

Tujuh hari berlalu...

Sebuah bus antar kota antar provinsi nampak memasuki area terminal yang cukup luas itu. Seorang gadis belia dengan tas ransel berwarna hitam nampak turun dari kendaraan besar dan panjang itu. Dengan jaket terselampir di tangan, gadis manis yang berhasil sampai ke ibu kota bermodalkan nekat dan uang hasil penjualan cincin satu satunya yang ia punya itu pun berjalan menjauh dari kendaraan umum berukuran besar tersebut sembari membawa secarik kertas di tangan berisi alamat rumah laki laki ayah kandungnya.

Arini nampak celingukan. Menoleh ke sana kemari. Untuk kali pertama ia menginjak kan kakinya di ibu kota seorang diri tanpa pendamping. Ia tak tahu harus naik apa setelah ini untuk menuju ke rumah ayahnya? angkot? ojek? atau apa? Ia tak tahu jarak terminal dengan rumah ayahnya, apakah masih jauh atau tidak.

Arini berjalan terus sambil mengamati sekitar. Kemana ia harus pergi. Jangankan alamat rumah, arah mata angin saja ia bingung di sini.

"ojek, neng?" tanya seorang pria paruh baya dengan rambut yang sebagian mulai memutih itu.

Arini mendekat.

"pak," ucap gadis itu.

"iya," jawab si bapak tukang ojek.

"maaf, bapak tahu nggak, alamat rumah ini?" tanya Arini sambil menyodorkan secarik kertas berisi alamat tuan Calvin itu kepada si bapak tukang ojek.

Bapak itu nampak diam sejenak.

"wah, ini sih dari sini masih jauh banget, neng. Bisa ampe dua jam an.." ucap si bapak.

Arini nampak sedikit kecewa dengan jawaban si bapak. Makin jauh jaraknya itu artinya uang yang akan ia keluar kan juga makin banyak. Sedangkan uang pegangannya hanya tinggal sedikit.

"bapak tau alamat rumah ini?" tanya Arini.

"ya tahu lah, neng. Kan bapak penjelajah jalan raya..! ayok, bapak anter deh, ampe depan rumah..! nih rumah orang kaya nih..!" ucap si bapak menawarkan jasa ojeknya.

"mahal nggak, pak..?" tanya Arini.

"seratus lima puluh deh..! bapak anter ampe depan gerbang..!" ucap si bapak.

"astaghfirullah haladzim..! ya kalik ngojek ampe seratus lima puluh?!" tanya Arini tak percaya. Padahal ia biasanya naik ojek langganan ke pasar tak pernah lebih dari sepuluh ribu rupiah saja.

"ya eneng mau nggak?! kalau nggak mau ya udah, jalan kaki aja..! paling nyampe juga besok..!" ucap di tukang ojek.

Arini nampak berfikir sejenak. Ia benar benar tak tahu apa apa di sini. Ia hanya anak gadis yang baru lulus SMA. Untuk pertama kalinya menginjakkan kakinya di ibu kota. Tanpa pendamping, bermodalkan uang pas pasan hasil penjualan cincin satu gram yang melingkar sejak lama di jari nya di tambah uang saku seratus ribu dari pak Yanto. Dengan tekat penuh membawa secarik kertas bertuliskan alamat sang ayah kandung, Arini memberanikan diri pergi ke ibu kota.

Arini merogoh tas ransel usang milik salah satu anak pak Yanto, di raihnya sebuah plastik kresek putih tempatnya menyimpan uang lantaran dompet pun ia tak punya.

Di hitungnya sisa uang yang berada di dalam kresek. Tinggal dua ratus dua puluh ribu.

Arini menoleh ke arah si bapak.

"pak, apa nggak bisa kurang? saya dari kampung, mau nyari rumah bapak kandung saya. Uang saya tinggal dua ratus ribu. Saya bayar seratus ribu aja boleh nggak, pak?" tanya Arini memohon keringanan.

"ck..! halah...! ngrepotin aja kamu..! untung cantik..! ya sudah ayo..! saya antar ke alamat itu..!" ucap si bapak membuat Arini berbinar.

"makasih banyak, pak" jawab wanita itu. Arini pun dengan penuh semangat naik ke atas motor itu. Si tukang ojek pun dengan segera melajukan kendaraan roda duanya menembus jalanan ibu kota.

Jalanan cukup padat. Kendaraan baik roda dua maupun empat saling berdesak desakan seolah mencari jalan agar segera cepat sampai di tempat tujuan mereka.

Arini mengamati pemandangan sekitar. Kok tempat tempat ini lagi sih yang dilewati. Apa si bapak cuma muter muter aja? pikir Arini.

"pak? bapak yakin tau jalannya? ini dari tadi kayaknya kita muter muter doang deh?" ucap Arini ragu.

"sok tau kamu..! kamu kan orang kampung..! mana ngerti jalanan ibu kota..! udah diem..! atau kamu mau saya turunin disini...?!!" tanya si kang ojek judes.

Arini hanya diam. Meskipun dalam hatinya ia mengumpat kesal. Jangan jangan ia dibohongi...!

Motor butut, helm dengan kacanya nggak bisa naik, driver nya tua. Mana jaket lusuh nya bau banget pula..! lengkap sudah penderitaan Arini..!

Satu jam lebih, motor itupun akhirnya sampai di depan sebuah rumah megah dan mewah. Sesuai dengan alamat yang tertera di secarik kertas milik Arini.

Gadis itu turun dari motor yang di tungganginya.

"mana duitnya..?!" tanya si tukang ojek.

"iya, iya, bentar..! bawel banget kalo perkara duit..!" gerutu Arini sembari merogoh tas ranselnya dan meraih selembar uang kertas seratus ribuan dari dalam sebuah kantong plastik di dalam sana.

Arini pun menyerahkan nya, dan segera di terima oleh si bapak tukang ojek.

Arini mendekati rumah itu. Mencocokkan nomor rumah itu dengan alamat yang tertera di kertas yang ia pegang.

Cocok..! sesuai...! Ini benar alamat rumah yang ia cari...!

Arini nampak berbinar. Wanita itu melongok melihat keadaan rumah tersebut dari balik pagar besi yang tinggi menjulang. Sepi, tak ada orang.

"permisi...!" ucap Arini sedikit keras.

Tak ada sahutan

"permisi...!!!" ucap Arini lagi dari balik pintu pagar.

Tak lama kemudian,

seorang pria berbaju satpam dengan tubuh kerempeng datang mendekati Arini dari balik pagar besi tinggi itu.

"cari siapa?!" tanya pria yang sepertinya penjaga keamanan rumah tersebut.

Arini nampak berbinar.

"siang, pak. Saya Arini. Saya dari kampung X, saya cari bapak saya, namanya tuan Calvin. Dia tinggal di rumah ini..!" ucap Arini bersemangat.

Si penjaga rumah itu terdiam. Ditatapnya wajah gadis cantik yang masih berdiri di luar gerbang yang tertutup itu dengan tatap mata aneh. Seorang gadis belia tiba tiba datang dan mengaku anak dari majikannya? pikir si penjaga rumah.

"pak, bapak saya ada nggak?" tanya Arini pada si penjaga rumah.

"kamu seperti nya salah alamat...!" ucap si penjaga rumah.

"salah alamat? Enggak kok, bener...! ini alamat sesuai sama yang di kasih tetangga saya...! bilang sama tuan Calvin, saya mau ketemu..! saya Arini, anaknya Dewi...! tuan Calvin pasti kenal..!" ucap Arini mulai tak sabar. Tapi sepertinya si penjaga rumah itu tidak percaya.

Disaat yang bersamaan, seorang pria berjas rapi nampak keluar dari dalam rumah megah itu di ikuti sang asisten pribadi berkemeja putih yang mengikuti di belakangnya.

Pria berjambang tipis dengan paras kebarat baratan dan mata biru yang indah itu nampak mengernyitkan dahinya menatap ke arah gerbang rumah mewahnya. Di masa seorang pria yang merupakan satpam rumahnya nampak terlibat adu argumen dengan seorang gadis bersuara cempreng di sana.

Ada apa itu? seperti nya ada perdebatan disana...?! pikir pria tampan tersebut.

Dengan segera pria itupun mendekati sang penjaga rumah.

Sedangkan si penjaga rumah kini masih sibuk berdebat dengan Arini yang ngotot ingin masuk ke dalam istana megah itu.

"denger ya, dek. Kamu itu salah alamat. Memang pemilik rumah ini tuan Calvin. Tapi dia nggak punya anak..!" ucap si penjaga rumah lagi.

"bapak yang nggak tau..! saya itu anaknya dari kampung..!!" ucap Arini ngotot.

"kamu ini susah sekali di bilangin..! bapak kamu tidak ada di sini..! pergi sana...! mungkin bapak kamu itu tuan Calvin yang lain...!" ucap si penjaga rumah mulai kesal dengan ke ngeyelan Arini.

"ini rumah bapak saya?! tuan Calvin ada kan?! panggilin cepetan...!! biar saya ketemu biar saya jelasin..!" ucap Arini dengan setengah teriak saking kesalnya dengan pria di hadapannya ini. Dia sudah lelah di ajak muter muter tukang ojek, ini mau ketemu tukang ojek aja kok di persulit..!

"heh, saya tau modus yang kamu pakai..! kamu pasti sengaja kan bikin cerita mengada ngada seperti ini biar bisa ketemu sama majikan saya..?! ngaku ngaku anaknya padahal kamu itu naksir sama tuan saya..! heemmh...! jangan mimpi kamu...!! saya tidak akan tertipu..!! pergi kamu dari sini...!!" bentak si penjaga rumah.

"woooooo...dlog*k ig menungso ra tau nguntal sendal koen yo...! janc*k ig...!! aku kate ketemu bapakku c*k..! gathel...!" ucap Arini kesal sembari mengumpat hebat dengan bahasa daerahnya. Jiwa bar bar Arini pun mencuat saat itu juga.

"heh...! ngomong apa kamu?! saya tahu ya kamu ngomong apa..!!!" ucap si penjaga rumah emosi.

"apa?!! sini maju...! satpam aja belagu...!" ucap Arini menantang dengan mata melotot.

Si penjaga rumah pun kesal. Di bukanya pagar itu. Arini sudah siap siaga memasang kuda kuda. Tiba tiba....

.

.

.

.

"ada apa ini?"

...----------------...

Selamat sepertiga malam.....

up 01:58

yuk, dukungan dulu🥰🥰🥰🥰

Terpopuler

Comments

Riana

Riana

wadoohhhhhh malah arep gelud

curiga itu yg negur org baik apa jahat ya🤔🤔

2023-04-29

2

Tulip

Tulip

arin ketemu bapaknya, ternyata bpknya gak punya ank lagi. syukurlah semoga bs menerima arin

2023-03-26

2

elf

elf

oohhhh nooooo.... ganteeennnggg baangeetttt...!!!

2023-02-24

1

lihat semua
Episodes
1 MFD 01
2 MFD 02
3 MFD 03
4 MFD 04
5 MFD 05
6 MFD 06
7 MFD 07
8 MFD 08
9 MFD 09
10 MFD 10
11 MFD 11
12 MFD 12
13 MFD 13
14 MFD 14
15 MFD 15
16 MFD 16
17 MFD 17
18 MFD 18
19 MFD 19
20 MFD 20
21 MFD 21
22 MFD 22
23 MFD 23
24 MFD 24
25 MFD 25
26 MFD 26
27 MFD 27
28 MFD 28
29 MFD 29
30 MFD 30
31 MFD 31
32 MFD 32
33 MFD 33
34 MFD 34
35 MFD 35
36 MFD 36
37 MFD 37
38 MFD 38
39 MFD 39
40 MFD 40
41 MFD 41
42 MFD 42
43 MFD 43
44 MFD 44
45 MFD 45
46 MFD 46
47 MFD 47
48 MFD 48
49 MFD 49
50 MFD 50
51 MFD 51
52 MFD 52
53 MFD 53
54 MFD 54
55 MFD 55
56 MFD 56
57 MFD 57
58 MFD 58
59 MFD 59
60 MFD 60
61 MFD 61
62 MFD 62
63 MFD 63
64 MFD 64
65 MFD 65
66 MFD 66
67 MFD 67
68 MFD 68
69 MFD 69
70 MFD 70
71 MFD 71
72 MFD 72
73 MFD 73
74 MFD 74
75 MFD 75
76 MFD 76
77 MFD 77
78 MFD 78
79 MFD 79
80 MFD 80
81 MFD 81
82 MFD 82
83 MFD 83
84 MFD 84
85 MFD 85
86 MFD 86
87 MFD 87
88 MFD 88
89 MFD 89
90 MFD 90
91 MFD 91
92 MFD 92
93 MFD 93
94 MFD 94
95 MFD 95
96 MFD 96
97 MFD 97
98 MFD 98
99 MFD 99
100 MFD 100
101 MFD 101
102 MFD 102
103 MFD 103
104 MFD 104
105 MFD 105
106 MFD 106
107 MFD 107
108 MFD 108
109 MFD 109
110 MFD 110
111 MFD 111
112 MFD 112
113 MFD 113
114 MFD 114
115 MFD 115
116 MFD 116
117 MFD 117
118 MFD 118
119 MFD 119
120 MFD 120
121 MFD 121
122 MFD 122
123 MFD 123
124 MFD 124
125 MFF 125
126 MFD 126
127 MFD 127
128 MFD 128
129 MFD 129
130 MFD 130
131 MFD 131
132 MFD 132
133 MFD 133
134 MFD 134
135 MFD 135
136 MFD 136
137 MFD 137
138 MFD 138
139 MFD 139
140 MFD 140
141 MFD 141
142 MFD 142
143 MFD 143
144 MFD 144
145 MFD 145
146 MFD 146
147 MFD 147
148 MFD 148
149 MFD 149
150 MFD 150
151 MFD 151
152 MFD 152
153 MFD 153
154 MFD 154
155 MFD 155
156 MFD 156
157 MFD 157
158 MFD 158
159 MFD 159
160 MFD 160
161 MFD 161
162 MFD 162
163 MFD 163
164 MFD 164
165 MFD 165
166 MFD 166
167 MFD 167
168 MFD 168
169 MFD 169
170 MFD 170
171 MFD 171
172 MFD 172
173 MFD 173
174 MFD 174
175 MFD 175
176 MFD 176
177 MFD 177
178 MFD 178
179 MFD 179
180 MFD 180
181 MFD 181
182 MFD 182
183 MFD 183
184 MFD 184
185 MFD 185
186 MFD 186
187 MFD 187
188 MFD 188
189 MFD 189
190 MFD 190
191 MFD 191
192 MFD 192
193 MFD 193
194 MFD 194
195 MFD 195
196 MFD 196
197 MFD 197
198 MFD 198
199 MFD 199
200 MFD 200
201 MFD 201 (END)
202 (Bukan) Perampas Mahkotaku
203 My Disable Husband
204 ANAK ANAK DADDY DIGO KEMBALI...!
205 Nathan dan Rengganis
Episodes

Updated 205 Episodes

1
MFD 01
2
MFD 02
3
MFD 03
4
MFD 04
5
MFD 05
6
MFD 06
7
MFD 07
8
MFD 08
9
MFD 09
10
MFD 10
11
MFD 11
12
MFD 12
13
MFD 13
14
MFD 14
15
MFD 15
16
MFD 16
17
MFD 17
18
MFD 18
19
MFD 19
20
MFD 20
21
MFD 21
22
MFD 22
23
MFD 23
24
MFD 24
25
MFD 25
26
MFD 26
27
MFD 27
28
MFD 28
29
MFD 29
30
MFD 30
31
MFD 31
32
MFD 32
33
MFD 33
34
MFD 34
35
MFD 35
36
MFD 36
37
MFD 37
38
MFD 38
39
MFD 39
40
MFD 40
41
MFD 41
42
MFD 42
43
MFD 43
44
MFD 44
45
MFD 45
46
MFD 46
47
MFD 47
48
MFD 48
49
MFD 49
50
MFD 50
51
MFD 51
52
MFD 52
53
MFD 53
54
MFD 54
55
MFD 55
56
MFD 56
57
MFD 57
58
MFD 58
59
MFD 59
60
MFD 60
61
MFD 61
62
MFD 62
63
MFD 63
64
MFD 64
65
MFD 65
66
MFD 66
67
MFD 67
68
MFD 68
69
MFD 69
70
MFD 70
71
MFD 71
72
MFD 72
73
MFD 73
74
MFD 74
75
MFD 75
76
MFD 76
77
MFD 77
78
MFD 78
79
MFD 79
80
MFD 80
81
MFD 81
82
MFD 82
83
MFD 83
84
MFD 84
85
MFD 85
86
MFD 86
87
MFD 87
88
MFD 88
89
MFD 89
90
MFD 90
91
MFD 91
92
MFD 92
93
MFD 93
94
MFD 94
95
MFD 95
96
MFD 96
97
MFD 97
98
MFD 98
99
MFD 99
100
MFD 100
101
MFD 101
102
MFD 102
103
MFD 103
104
MFD 104
105
MFD 105
106
MFD 106
107
MFD 107
108
MFD 108
109
MFD 109
110
MFD 110
111
MFD 111
112
MFD 112
113
MFD 113
114
MFD 114
115
MFD 115
116
MFD 116
117
MFD 117
118
MFD 118
119
MFD 119
120
MFD 120
121
MFD 121
122
MFD 122
123
MFD 123
124
MFD 124
125
MFF 125
126
MFD 126
127
MFD 127
128
MFD 128
129
MFD 129
130
MFD 130
131
MFD 131
132
MFD 132
133
MFD 133
134
MFD 134
135
MFD 135
136
MFD 136
137
MFD 137
138
MFD 138
139
MFD 139
140
MFD 140
141
MFD 141
142
MFD 142
143
MFD 143
144
MFD 144
145
MFD 145
146
MFD 146
147
MFD 147
148
MFD 148
149
MFD 149
150
MFD 150
151
MFD 151
152
MFD 152
153
MFD 153
154
MFD 154
155
MFD 155
156
MFD 156
157
MFD 157
158
MFD 158
159
MFD 159
160
MFD 160
161
MFD 161
162
MFD 162
163
MFD 163
164
MFD 164
165
MFD 165
166
MFD 166
167
MFD 167
168
MFD 168
169
MFD 169
170
MFD 170
171
MFD 171
172
MFD 172
173
MFD 173
174
MFD 174
175
MFD 175
176
MFD 176
177
MFD 177
178
MFD 178
179
MFD 179
180
MFD 180
181
MFD 181
182
MFD 182
183
MFD 183
184
MFD 184
185
MFD 185
186
MFD 186
187
MFD 187
188
MFD 188
189
MFD 189
190
MFD 190
191
MFD 191
192
MFD 192
193
MFD 193
194
MFD 194
195
MFD 195
196
MFD 196
197
MFD 197
198
MFD 198
199
MFD 199
200
MFD 200
201
MFD 201 (END)
202
(Bukan) Perampas Mahkotaku
203
My Disable Husband
204
ANAK ANAK DADDY DIGO KEMBALI...!
205
Nathan dan Rengganis

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!