Jean memasuki mansion setelah meminta penjaga membuka gerbang pagar rumahnya, paling tidak penjaga itu kini bisa bernafas lega karena tuan mudanya pulang sendiri setelah kemarin kabur.
Berjalan sambil menahan rasa takutnya, Jean sungguh gemetar tatkala membayangkan seperti apa sikap daddy-nya nanti. Pemuda polos itu tahu kesalahannya dan pasti akan mendapatkan hukuman dari keluarganya.
Tapi ia harus berani, seperti apa yang di katakan Mika agar ia menghadapi sendiri semua masalahnya.
"BABY." pekik Diana saat melihat putra bungsunya yang kemarin menghilang.
Perempuan itu berlari menghalangi Jean yang sudah memasang wajah sedihnya, matanya berkaca-kaca dengan bibir melengkung kebawah.
"Mommy,, huwaaa...." tangisnya pecah saat mommy memeluk tubuh mungilnya.
Suara tangisan Jean tentu saja membuat para penghuni mansion tersebut keluar dari kamarnya masing-masing dan mendatangi asal suara.
Mereka langsung terkejut saat melihat permata mereka tengah menangis dalam pelukan mommynya.
Jean mengangkat wajahnya, melihat kearah daddy dan kedua abangnya. Lagi-lagi tangis pecah, sungguh Jean memang pemuda yang sangat cengeng.
"Daddy,, maafin Jean hiks.." ucapnya seraya berlari lalu memeluk tubuh tegap Axio atau daddy nya.
"Maafin Jean, Jean salah. Jean egois, sekarang Jean sadar. Kalian seperti itu karena kalian sayang sama Jean, dan Jean baru mengerti setelah bang Mika menjelaskan semuanya." cerosos Jean disela tangisnya.
Axio menaikan sebelah alisnya, ia tidak mengerti dengan apa yang di katakan anak bungsunya. Apalagi Jean menyebutkan satu nama yang sangat asing baginya, siapa itu Mika dan apa hubungannya dengan baby mereka.
"Kau berhutang penjelasan pada kami, baby ?" tutur Aksan dengan dinginnya.
Tubuh Jean semakin bergetar, namun elusan di punggungnya sedikit menenangkannya. Ia akhirnya menjelaskan semuanya, dari alasan kabur sampai pertemuannya dengan Mika yang sudah membuatnya mengerti alasan dari sikap protektif keluarganya.
"Sebaik itu kah anak yang bernama Mika itu, sampai baby terus saja memujinya?" ucap Brian.
Jean mengangguk pasti, pemuda itu menganggap lebih perhatian yang di berikan oleh Mika. Padahal Mika bersikap baik agar bisa segera mengembalikan Jean pada keluarganya, Mika itu biasa sendiri jadi ia sangat malas kalau harus berurusan dengan anak manja seperti Jean.
Setelah drama kepulangan si bungsu, para pria langsung pergi untuk melakukan aktivitas mereka masing-masing.
Dan petang tiba, membuat semburat jingga menghiasi langit nan luas.
Jean kembali mendrama, kali ini pada mommynya. Ia terus meminta agar Mika menjadi abangnya, padahal secara usia Mika itu lebih pantas menjadi adiknya Jean.
"Mommy tolong rayu daddy supaya ijinin bang Mika jadi Abang Jean." ucap Jean manja sambil menghentakkan kakinya.
"Baby, kita kan belum tahu Mika itu orangnya seperti apa, jadi kasih waktu mommy sama daddy buat ambil keputusan ya sayang." kata Diana.
"Ya udah, kalau gitu Jean mau ngambek sampai mommy dan daddy jadiin Mika sebagai abang Jean. Jean gak akan ngomong sama kalian." ucap Jean kesal lalu pergi kekamarnya.
Diana memijat pelipisnya karena sakit kepala, saat ini hanya ada ia, bodyguard, para pelayan saja di mansion mereka, sedangkan suami yang dan kedua anaknya keluar dengan urusan masing-masing.
Axio yang baru saja selesai rapat saat Diana menelponnya, ia mengatakan jika jean akan berhenti berbicara dengan mereka jika Mika tidak menjadi abangnya.
Pria paruh baya itu menghela nafasnya, anak bungsunya memang sangat manja. Setiap keinginannya harus dituruti atau ia akan merajuk dan berakhir dengan sakit membuat Axio harus mengabulkan permintaannya.
"Cari tahu identitas anak yang bernama Mika, tadi pagi ia mengantarkan anak saya kerumah jadi kalian bisa mengambil foto wajahnya dari cctv yang ada diatas gerbang. Cari tahu segalanya hal tentang dia, jangan ada yang terlewat satupun." perintah Axio pada Ryan tangan kanan kepercayaannya.
Hingga malam hari tiba, saat ini Axio dalam perjalanan pulang menuju mansionnya. Axio membuka berkas yang Ryan berikan sebelum ia keluar dari kantor.
Nama: Mikadeo Aileen
Umur: 14 tahun
Orang tua: Tidak di ketahui
Wali: Renata Aileen
Status: Adopsi
Tinggal sendiri indekost, bersekolah di SMA Nusabangsa dengan beasiswa penuh. Tidak ada catatan kriminal, tidak merokok, tidak minum minuman keras.
Axio memeriksa dengan seksama isi berkas tersebut, tidak ada yang cacat dari pribadi Mika pikir nya. Mungkin ia akan menerima permohonan anak bungsunya setelah menerima persetujuan dari kedua anaknya.
Setelah acara makan malam keluarga Lavande selesai, Axio mengumpulkan anak istrinya diruang keluarga guna membicarakan permohonan anak bungsunya.
"Baiklah, daddy sudah mencari tahu tentang identitas Mika. Jadi daddy ingin meminta persetujuan kalian." kata Axio membuat Jean terus menerus tersenyum.
"Kalau Brian terserah daddy saja, Brian percaya sama keputusan daddy." ucap Brian anak keduanya.
"Mommy juga setuju, mommy gak mau didiemin baby." kata Diana sendu.
"Aksan, bagaimana denganmu nak." ucap Axio menatap anak sulungnya.
"Aku juga terserah daddy saja."
"Ok, kalau begitu kalian semua setuju dengan keputusan daddy untuk menjadikan Mika bagian dari keluarga kita." kata Axio.
"Ye,, makasih Daddy." Jean langsung memeluk Axio lalu mencium kedua pipi daddy-nya setelah mendengar permohonannya dikabulkan oleh keluarganya.
"Ayo kita jemput abang Mika sekarang dad." Jean menarik tangan Axio mengajaknya menjemput Mika, namun ditahan membuat Jean menatap daddy-nya.
"Besok saja ya baby, ini sudah malam. Pasti akan mengganggu Mika juga, besok kita jemput Mika sama-sama ya." bujuk Axio.
Meskipun sedikit kecewa, Jean menuruti perintah daddy-nya. Setelah mencium pipi seluruh anggota keluarganya, Jean pergi menuju kamarnya untuk tidur lebih awal.
Axio hanya menatap gemas dengan kelakuan anak bungsunya, setelah melihat Jean masuk kedalam kamarnya ekspresi wajah Axio berusaha menjadi serius.
"Daddy yakin dengan keputusan yang sudah diambil, tapi daddy tidak akan memaksa kalian untuk menerima Mika menjadi bagian keluarga kita." kata Axio setelah menyalakan rokok lalu menyesapnya kuat.
Diana dan Brian menuju kamar mereka, meninggalkan Aksan bersama dengan daddy-nya.
"Aksan mungkin tidak akan pernah menerima Mika menjadi bagian dari keluarga kita dad, apalagi kita tidak tahu apa-apa tentang dia. Bisa saja dia menjadi musuh dalam selimut untuk kita." kata Aksan seraya bangkit meninggalkan Axio sendirian.
Ia memikirkan perkataan Aksan, Axio berpikir untuk melakukan sedikit tes pada Mika sebelum membawanya kedalam mansion miliknya.
_
Hari telah berganti, meninggalkan kenangan dihari kemarin. Begitu juga dengan Mika yang tengah menikmati makan siangnya yang terganggu oleh ulah Zeon dkk.
Mika mendengus kesal saat melihat mie ayam yang sedang ia makan diambil oleh Davin, kemudian Zeon menaburkan sambal yang sangat banyak lalu mencampurnya lagi dengan jus jambu yang sudah ia minum separuh.
Bisa kalian bayangkan bagaimana rupa mie ayam tersebut, begitu menjijikkan. Tapi dengan santainya Zeon meletakkan mangkok mie ayam tersebut dihadapan Mika.
"Makan." titah Zeon pada Mika yang menatap naas pada makan siangnya.
Mika menghela nafasnya, kenapa hari-harinya di sekolah selalu berakhir sial. Padahal untuk membeli makan siangnya kali ini Mika mengorbankan upah kerja paginya, dan dengan mudah Zeon merusak kebahagiaan kecilnya.
Sedangkan kedua teman Zeon tengah tertawa, membuat atensi seluruh makhluk yang berada dikantin tertuju pada Mika yang masih menunduk sambil memandang mie ayamnya.
"Lo tuli ya, bos Zeon bilang makan." ucap Sehan sambil mencengkram kerah baju Mika, membuat Mika mendongak menatap tajam kearah Sehan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments