Buckingham Palace taman belakang
Alisha berjalan bersama dengan bibi Jasmine, pengawal sang mommy yang masih setia mengawal Zinnia dan sekarang dirinya. Meskipun sudah tidak sesigap dulu dan digantikan oleh pengawal yang lebih muda dan cakap, tetap saja Alisha merasa nyaman bersama dengan wanita berusia 50 tahun itu.
"Princess, yakin anda ingin berjalan - jalan di taman ini sebelum tidur?" tanya Jasmine.
"Iya bibi Jaz. Taman disini kan berbeda dengan di Brussels." Alisha melirik jam Baby G nya yang menunjukkan pukul sepuluh malam waktu London. Kebiasaan Alisha jika mengalami jetlag, dia memilih jalan-jalan ke taman sampai ngantuk.
"Princess itu berbeda sendiri dengan prince Arsya dan prince Avaro."
"Kenapa bibi Jaz?"
"Prince Arsya kalau tidak bisa tidur..."
"Main game dengan Oom Shinichi" kekeh Alisha yang tidak habis pikir dengan Oomnya yang selalu masih merasa paling imut di generasinya.
"Hahahaha, tuan Park memang kesayangan prince Arsya. Kalau prince Avaro..."
"Tidur di ruang tengah sambil menonton tv dan endingnya..."
"TV nonton Avaro!" seru Alisha dan Jasmine bersamaan lalu keduanya tertawa. Jasmine selalu dianggap Alisha sebagai ibu kedua selain Sarah karena disaat Zinnia sibuk, Jasmine atau Sarah yang menjaganya sedangkan Avaro dikawal oleh Gustavo dan Arsya oleh Robert.
"Princess?"
Kedua wanita beda usia itu menoleh dan tampak Prince Richard berdiri disana mengenakan kaus hitam turtle neck dan celana coklat. Kedua tangannya dimasukkan ke dalam saku dan wajahnya menatap ke arah Alisha dengan ekspresi bertanya.
"Ternyata benar kata Arsya, kamu kalau tidak bisa tidur, jalan-jalan ke taman" kekeh Richard.
"My prince" Jasmine membungkuk hormat.
"Bibi Jaz, tidak usalah formal" senyum Richard sambil menghampiri kedua wanita itu. Alisha melihat para pengawal kerajaan tampak berjaga disana saat putra mahkota berjalan ke arahnya.
"My Prince, anda belum tidur?" tanya Jasmine.
"Sama dengan Alisha, aku tidak bisa tidur."
"Kenapa?" tanya Alisha.
"Well, kalau kalian kena jetlag, aku kena sea lag" senyum Richard membuat Jasmine dan Alisha terkekeh pelan.
"Anda akan berlayar lagi, my prince?"
"Lusa aku akan berlayar ke Australia" jawab Richard sambil menatap Alisha.
"Wah bibi Jaz, kita sudah lama tidak ke Aussie ya? Kangen Oom Pahlevi dan Tante Mintang." Alisha menatap Jasmine penuh semangat.
"Bibi Jasmine, biar aku temani Alisha jalan-jalan." Richard menatap lembut ke Jasmine.
"Tapi my prince.."
"Tidak apa-apa Bibi. Richard juga mencari kantuk. Iya kan?" Alisha menatap Richard sambil tersenyum.
Richard mengangguk.
"Baiklah. Bibi tunggu di kursi sana, my princess." Jasmine pun berjalan menuju kursi taman.
Richard mempersilahkan Alisha untuk berjalan duluan dan gadis itu melangkah dengan anggun.
"Kamu jadi ambil kuliah di Jerman?" tanya Richard sambil berjalan berdampingan dengan Alisha.
"Iya. Aku dan Avaro memang ingin kuliah di Jerman. Alhamdulillah terkabul."
"Apakah sulit? Maksud aku, kata Arsya kamu mengambil double major. Apa kamu tidak bingung?" Richard menoleh ke arah gadis yang termasuk mungil itu, mirip dengan sang mommy yang tidak terlalu tinggi.
"Bingung awalnya tapi karena aku suka, jadi enjoy saja lah" senyum Alisha yang sudah masuk kuliah sejak usia 16 tahun. "Berapa lama kamu berlayar besok?"
"Bisa jadi lebih dari empat bulan karena kami juga akan mengadakan latihan gabungan dengan beberapa anggota persemakmuran."
"Apa tidak bosan di laut?"
"Bosan sih tapi aku memang memilih menjadi terjun di angkatan laut jadi ya dinikmati saja lah."
Alisha mengangguk dan tak lama dirinya menguap. "Maaf Richard, sepertinya aku sudah mulai mengantuk."
Richard tersenyum. "Ayo, kembali ke kamarmu, aku antar."
***
Istana Brussels Belgia, tiga tahun kemudian ( present day )...
"Alishaaaa!" teriak Ratu Zinnia yang merasa kesal putrinya semakin hari semakin pemberontak dan menolak hadir di acara pertemuan bilateral non formal dengan keluarga kerajaan Inggris.
"Yang Mulia Ratu, tampaknya princess Alisha memilih berkuda" lapor salah seorang pengawal.
"Astagaaa! Anak itu!" Zinnia tampak kesal sambil menghentakkan kakinya pertanda kesal.
***
Arena Berkuda Istana Brussels Belgia
Alisha memacu kudanya yang bernama Joy dengan kecepatan sedang. Gadis berambut hitam itu memilih kabur dari istana karena dirinya merasa bosan dan lelah dengan protokoler istana setiap ada tamu yang datang.
Karena merasa hanya keluarga Oom Henry dan Tante Medeline yang datang, dirinya tidak datang pun sebenarnya bukan masalah. Paling dijewer mommy nanti sama disuruh bersihkan kamar mandi.
Zinnia sendiri tidak pernah memanjakan ketiga anaknya bahkan terkadang memberikan hukuman yang aneh-aneh disaat ketiganya nakal.
Arsyanendra, Avaro dan Alisha pernah terlibat perkelahian hanya gara-gara berebut jadwal berkuda. Akibatnya Zinnia menjewer ketiga anaknya dan menghukum dengan membuat para pelayan, pengawal dan sekretaris kerajaan menggelengkan kepalanya. Bagaimana tidak, ketiga pangeran dan putri itu dihukum membersihkan kamar mandi, menyapu taman dan mencuci piring di dapur istana.
Raja Sean sendiri tidak pernah membela ketiga anaknya kalau memang benar-benar salah dan Sean tahu jika Zinnia sudah marah besar berarti ketiga anaknya sudah keterlaluan nakalnya.
Dan kini Alisha ingin menikmati harinya sendirian, sendirian, tanpa pengawalan tanpa pengawasan, hanya dirinya dan Joy. Alisha akhirnya tiba di sebuah danau dengan banyak pohon willows disana. Alisha pun turun lalu menuntun Joy sampai di sebuah pohon willows dengan banyak rumput disana agar kudanya bisa beristirahat dan makan rumput.
Alisha sendiri memilih untuk ke pohon willow favorit nya dan menyandarkan punggungnya di batang pohon besar itu. Matanya yang bewarna coklat pun terpejam menikmati semilir angin musim panas.
Suara gemerisik membuatnya membuka matanya dan dilihat nya Joy masih anteng makan rumput. Alisha pun menajamkan pendengarannya dan terdengar suara itu lagi. Gadis itu mengambil pisau yang disimpannya di dalam sepatu bootnya.
"Siapa disitu?" teriaknya ke arah pohon willow yang berada di sebelahnya.
Tak lama tampak sosok yang sangat dikenalnya.
"Hello princess."
"Richard?" Alisha melongo tidak percaya melihat pria jangkung itu berada di tempat dirinya biasa berkuda. "Ngapain kamu disini?"
"Samalah dengan kamu. Kabur!" Richard lalu duduk di sebelah Alisha. Pria itu tersenyum geli melihat Alisha memasukkan pisaunya lagi. "Masih membawa pisau kemana-mana?"
"Pisau itu deadly silent weapon. Kalau aku membawa Glock atau PPK harus pakai peredam dan itu merepotkan."
"Kamu kabur juga?" Richard menatap adik Arsyanendra yang hampir tiga tahun ini tidak dilihatnya karena sama-sama sibuk.
"Kamu tahu, aku sudah selesai kuliah dan maksudnya hendak beristirahat di rumah tapi harus menyambut tamu mommy dan Daddy. Capek! Rasanya aku ingin seperti sepupu - sepupuku yang bisa bebas ..." curhat Alisha.
"Sayangnya, kamu dan aku lahir di keluarga yang penuh dengan protokoler."
"Haaaaahhh... menyebalkan. Kalau saja aku boleh memilih, aku ingin lahir seperti Mbak Rania. Bisa kemana-mana tanpa beban..." Alisha menatap langit biru yang tampak cerah.
Richard hanya mengelus kepala adik sahabatnya itu.
***
Yuhuuuu Up Malam Yaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
yuli fir
baru denger ada kata2 'sea lag'
2023-01-20
1
ellyana imutz
jdh ny alisha .....ribet ny jd ank seorang raja bnyk aturan bikin pusing....
2023-01-20
1
wonder mom
dgn sgala keabsurdan mrk ber-2, ikatan mrk lumayan jg. jd inget jaman Duncan sm Rhea. yg udh diklain dri orok. bhkan blm launching.😉
2023-01-20
1