Kecemburuan Alika

Pagi hari Alika tak mau tinggal lagi di rumah itu, ia bergegas pamitan pada ayahnya dan juga ibu tirinya.

"Loh, Nak. Kamu sudah mau pulang sekarang? Kenapa nggak nginep sehari lagi?" ucap Nensi mempertahankan agar Alika masih menginap di rumah mereka.

"Aku pulang dulu ya, Bu. Kasihan nenek jika harus membuka warung bakso sendiri, nanti jika ada waktu Alika datang lagi," ucap Alika pada ibu tirinya, mencoba untuk tersenyum walau di hatinya masih ada rasa kesal.

Ingin rasanya ia meninggalkan ponsel pemberian ayahnya. Namun, karena saat ini dia sangat membutuhkannya, ia tetap mengambilnya.

Alika kemudian keluar menghampiri ayahnya yang sedang memakai sepatu, terlihat ayahnya sudah memakai kemeja lengkap, sepertinya ayahnya itu sudah siap akan ke kantor.

"Yah! Alika pamit ya, Ayah. Alika mau pulang ke rumah nenek," ucap Alika juga menghampiri ayahnya, walau ada rasa kesal di hatinya. Tapi, ayahnya tetaplah ayahnya yang harus ia hormati.

"Iya, Nak. Hati-hati, kapan-kapan jika kamu tak lagi sibuk di rumah nenekmu datanglah ke sini menghampiri Ayah," ucapnya, kemudian ia pun berlalu keluar dari rumah.

Di dekat rumah ayahnya ada halte bis, Alika akan naik bis pulang ke rumah neneknya. Selain untuk menghemat ongkos, dia juga ingin istirahat di bis, ia bisa tiduran saat dalam perjalanan.

Semalam ia tak bisa tidur karena merasa sakit di dadanya akibat perlakuan ayahnya yamh terlihat jelas membedakan mereka.

Alika baru melangkah ingin keluar dari teras rumah. Namun, ponselnya berdering, ia pun melihat ponselnya, itu adalah pesan dari nenek yang mengatakan jika sekarang nenek sudah berada di warung bakso. Jika Alika mau pulang, langsung ke warung bakso saja.

Alika hanya menjawab "Iya."

"Irsya, ini uang belanjamu hari ini," ucap ayah saat Irsya baru akan keluar dari pintu.

Alika menghentikan langkahnya dan berbalik mendengar panggilan ayahnya dan mendengar uang jajan, ia melihat Irsya terseyum mengambil pemberian ayah mereka itu. Ia diberi 2 lembar uang 100.000. Alika kembali menghela nafas dan menghembuskannya, jelas-jelas ia juga tadi berpamitan ingin pulang. Namun, tak ada selembar pun diberikan padanya dan jelas-jelas ia tahu jika ia harus pulang dengan menggunakan kendaraan. Ingin rasanya ia protes dan mengatakam kenapa ia tak di berilan uang juga, tapi semua itu hanya bisa ia telan.

"Sudahlah, kenapa aku harus merasa sedih. Itu kan sudah biasa aku alami," ucap Alika melangkahkan kakinya menuju ke arah halte bis. Namun, belum juga sampai Irsya menghentikan langkah Alika dengan menghalangi jalannya sembari menyodorkan Helam yang di ambilnya dari jok belakang motornya.

"Dek, itu motor siapa?" tanya Alika pada adiknya yang memberikan helm padanya.

"Ya, motor aku lah, Kak. Ini baru dibelikan ayah, seminggu yang lalu," ucap Irsya membanggakan motornya pada kakaknya. Seperti biasa, Alika hanya menghela nafas mendengarnya. Sudah hampir 5 tahun ia meminta dibelikan motor pada ayah ataupun ibunya. Namun, mereka sama-sama tak ada yang memberikan motor dan sama-sama menggunakan alasan belum punya uang. Namun, apa ini. Adiknya dari ayahnya dibelikan motor sedangkan saudara tiri nya yang dari ibu kandungnya dibelikan mobil.

'Oh alangkah indahnya hidupku,' batin Alika ingin rasanya ia menjerit meneriakkan rasa kesalnya.

Alika kembali mengatur nafas agar tak terpancing emosi.

"Ya sudah, ngapain kamu di sini, sana berangkat sekolah," ucap Alika yang melihat adiknya sudah memakai seragam sekolah.

"Biar aku antar Kakak sampai halte bus dulu, kan lumayan dari pada hanya jalan kaki, ini masih jauh lo," katanya, sebenarnya Alika sangat malas untuk naik motor adiknya, melihat itu saja sudah membuatnya sakit hati. Namun, mengingat halte bus masih ada sekitar 200 meter, ia pun naik walau dengan wajah yang kaku.

"Memangnya ayah selalu memberimu uang 200.000 per harinya untuk jajan ya. Dek?" tanya Alika saat Irsya mulai memboncengnya menuju ke halte bus.

"Yang benar saja, Kak. Pasti hidupku sangat enak jika dikasih uang jajan 200.000 per harinya," jawabnya bernada Santai

"Lalu tadi aku lihat ayah memberimu uang Rp200.000 sebelum berangkat ke sekolah, itu untuk apa?" tanya Alika Untaik

"Ya, itu uang beli bensin dan uang jajanku selama beberapa hari, aku biasa minta jika sudah habis lagi," jawabnya dengan enteng.

Alika sebenarnya merasa sangat iri dan kesal pada adiknya itu karena menjadi kesayangan ayahnya. Namun, ia tak bisa menyalahkan Irsya, ia sangat baik padanya berbeda dengan Dena, saudara tiri dari ibunya. Mungkin karena memang mereka beda ayah dan ibu berbeda dengan Irsya yang satu ayah.

Irsya menghentikan motornya begitu mereka sampai di halte bus.

"Terima kasih," ucapan Alika memberikan kembali helm yang tadi dipakainya adik dan hanya mengangguk.

"Aku pergi dulu ya, Kak. Aku sudah terlambat," ucapnya kemudian melanjutkan motor barunya itu meninggalkan Alika yang hanya menatapnya dengan pandangan ke asalnya.

Baru saja ia turun dari motor Irsya di halte, bus yang ditunggu semua orang pun datang. Ia pun bergegas naik berdasak-desakan dengan penumpang lainnya.

Saat dalam perjalanan Alika tak sengaja melihat mobil baru Dena yang berhenti di lampu merah. Ia terus memperhatikan Dena dari dalam, rasa kesal kembali muncul di hatinya. Namun, ia berusaha untuk menahannya.

Alika bisa melihat jika Dena melihatnya. Alika tersenyum untuk menyapa saudara tirinya itu dari dalam bus. Namun, Dena seolah tak mengenalinya dan memalingkan wajahnya dari Alika. Nafas kembali terdengar dari mulut Alika. Seketika ia menyesal telah menyapanya walau hanya dengan senyuman.

Begitu sampai di pertigaan yang mengarah ke warung bakso neneknya, Alika pun turun dari bus. Ia berjalan menuju ke warung bakso neneknya, masih ada sekitar 300 meter, Alika berjalan pelan. Namun, tiba-tiba sebuah mobil melaju kencang ke arahnya. Itu adalah mobil Dena yang terlihat memamerkannya dan dengan sengaja ia menginjak genangan air yang tepat berada di sampingnya, membuat baju Alika menjadi basah. Alika tahu jelas jika semua itu pasti hal yang disengaja.

"Lihat saja nanti, akan kubalas kau!" teriak Alika. Namun, teriakan dan ancaman itu sama sekali tak dihiraukan oleh Dena dan terdengar suara tertawa saat mereka melewati Alika tadi.

Dari dalam mobilnya, Alika bisa mendengar jika bukan hanya Dena yang ada dalam sana.

Perasaan Alika benar-benar hancur hari ini, ia membutuhkan ketenangan diri.

Alika mengambil ponsel dan mengirim pesan kepada neneknya, mengabarkan jika hari ini dia tak bisa membantu nenek menjaga warung bakso.

"Iya, tak apa-apa, pagi tadi Nenek sengaja memanggil Bi Ati untuk membantu nenek di warung bakso. Nenek berpikir jika tadi kamu masih menginap di rumah ayahmu," jawab nenek dalam pesannya.

"Enggak, Nek. Sore nanti aku pasti pulang dan membantu nenek," jawab Alika kemudian ia pun berjalan-jalan sekedar menghilangkan rasa kesalnya dan menenangkan dadanya masih terasa sesak.

Namun, saat melewati sebuah kafe, ia melihat disana ada Dena bersama teman-temannya.

Dena terlihat sedang mengobrol dengan seorang pria dan terlihat jelas jika pria itu terus mengabaikannya. Bahkan saat akan pergi Dena terlihat menahan tangan pria itu. Namun, pria itu menepis tangannya.

Alika memicing melihat semua itu, ia kemudian mengambil salah satu kursi yang tak jauh dari mereka, tak lupa ia juga memakai masker dan menaikkan topi jaket hoodienya.

"Sayang, kamu itu kenapa sih? Aku memang salah, selama ini terlalu sibuk dan tak mengangkat panggilanmu. Tapi, bukan berarti aku tak mencintaimu, aku sibuk dengan teman-temanku, percayalah aku tak pernah selingkuh darimu, kamu satu-satunya orang yang aku cintai," ucap Dena manja.

Alika mendengar semua yang Dena ucapkan pada pria itu. Bisa Alika tebak jika pria itu pasti kekasihnya.

"Sudahlah, jika memang kamu malas menjalin hubungan denganku, kita akhiri saja hubungan ini," ucap pria itu kembali ingin melangkah pergi, tapi Dena kembali menghentikannya.

"Kenzie, aku mohon!! Ini tak seperti yang kau pikirkan. Baiklah aku akan merubah segalanya, beri aku satu kesempatan lagi, aku takkan pernah mengabaikan teleponmu, aku akan selalu ada saat kau membutuhkanku," ucap Dena bernada memohon..

"Baiklah. Aku memaafkanmu kali ini. Kalau begitu, aku pergi dulu, aku sedang adalah pekerjaan," ucap pria tersebut kemudian Alika melihat jika mereka kembali berbaikam.

Alika meresa kecewa, tadinya ia ingin melihat mereka bertengkar sampai mereka putus.

Pria itu pun meninggalkan Dena. Begitu pria itu sudah keluar dari cafe, senyum terbit di bibir Dena dan saat pria itu sudah masuk ke dalam mobil dan meninggalkan parkiran cafe tersebut, ketiga temannya begitu juga dengan Dena langsung tertawa terbahak-bahak.

"Kalian lihat kan, hanya merayu begitu saja, dia kembali memaafkanku," ucap Dena membuat teman-temannya mengacungkan jempol padanya.

"Ya udah, malam ini kita jalan kemana pun yang kalian inginkan."

"Kamu yang teraktir lagi dong," ucap salah satu dari mereka.

"Boleh, tenang aja ibu memberiku uang satu juta saat ulang tahunku kemarin, kita akan habiskan itu bersama-sama," ucap Dena membuat ketiga temannya langsung bersorak.

"Kalau kamu tak mencintai Kenzie, kenapa kamu masih menahannya?" tanya salah satu lagi dari mereka.

"Siapa bilang aku tak mencintainya, aku sangat mencintainya, tapi aku masih ingin bersenang-senang dengan kalian, nanti lah jika aku sudah puas dengan kalian aku akan serius bersama dengannya. Apa kalian tahu, Kenzie bahkan pernah mengajakku untuk menikah. Namun, aku meminta waktu, jadi tenang saja dia pasti tak akan berpaling dariku dan menunggu sampai aku siap untuk menjadi istrinya," ucap Dena dengan pedenya.

'Baiklah kita lihat, apakah jika aku menggoda kekasih kamu itu, kamu masih bisa tertawa seperti hari ini, aku pastikan calon suamimu itu akan menjadi suamiku,' batin Alika.

Terpopuler

Comments

🌺𝕭𝖊𝖗𝖊-𝖆𝖟𝖛𝖆🌺

🌺𝕭𝖊𝖗𝖊-𝖆𝖟𝖛𝖆🌺

Alika ini penyakit hati nya banyak bnget...

2023-03-31

0

#manusiabiasa

#manusiabiasa

lanjut

2023-02-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!