Nutrisionis Chef

Nutrisionis Chef

Jendela Dunia

Panas terik siang itu sungguh tidak dapat digambarkan dengan sensori kata - kata, tapi segelas cup es teh dengan gula diet calori berhasil mengatasi dahaga karena dehidrasi panas & lelah berolahraga.

Anlon berjalan menjinjing tas sepatu di tangan kiri, tas sekolah tersampir di bahu, dan tangan kanan menikmati sensasi dingin cup es teh yang berembun segar. Sesekali disesapnya kesegaran yang bagai oase di padang pasir, sayang untuk di habiskan sekali teguk, tapi dinikmati akan lebih menyegarkan.

"Bro, mau kemana nih? tumben kelar latihan langsung ngacir balik", ucap Ubay teman setimnya

"Hai Bay, aku mau mampir ke toko buku, biar ga kesorean sampai rumah makanya balik duluan, kamu sendiri ga ikutan kumpul sama anak-anak?", jawab Anlon sembari melempar cup es teh yang sudah kosong ke dalam tempat sampah.

"Pengennya gitu Lon, tapi ibu suri (bunda) bermandat di WA buat cepetan pulang, ya uda ga bisa berkutik, duluan ya.." pamit Ubay sambil lalu dengan tancap gas motor K*wasaki hijaunya.

Paling tidak kamu masih punya Bunda yang memintamu pulang Bay, daripada merasakan dinginnya rumah dan rasa rindu tak terbalaskan dari bingkai foto tak bernyawa.

Anlon memasukkan barang - barangnya ke dalam mobil, dan saat mengitari mobil hendak masuk ke. kursi pengemudi, dilihatnya sepucuk surat diselipkan di sela wiper.

^^^Kak Anlon.... aku pengagummu... aku selalu lihat kakak berlatih di lapangan, hujan panas aku mau setia... besok kita ketemu ya di belakang sekolah jam 11.30 waktu break time. -Tania (XI IPS 3) -^^^

Tanpa banyak berpikir, Anlon meremas kertas menjadi bola, kepalanya tengak tengok mencari tempat sampah terbuka... dan... dilemparkannya sampah masuk ke dalam wadahnya.

Yaaaas triple point. Senyumnya merekah melihat target yang dibuatnya bisa masuk ke sasaran.

Soal Tania, bukan pertama kalinya Anlon terima surat cinta. Kalau diingat kembali Anlon sudah menerima setidaknya 10 surat pengakuan cinta selama dia bersekolah di SMA Tesla.

Tidak hanya adik kelas, tapi teman seangkatan bahkan senior kelas pun ada yang mengakui pesona Anlon. Model tulisan malu - malu anonim hingga agresif juga Anlon pernah dapatkan.

"Pilih saja salah satu Lon, toh di antara pengagummu itu ada yang manis dan cantik. Kalau aku jadi kau pasti tanpa pikir panjang kusambut si Juwita", Ega teman Anlon pernah memberikan masukan karena terlalu gemas melihat Anlon yang punya banyak pengagum tapi tetap saja hampir 3 tahun belajar si SMA Tesla tetap berstatus jomblo.

"Kalau kau mau, kejar saja Juwita, Ga. Aku tidak ada waktu untuk memikirkan hubungan serius dengan wanita"

Ega terbahak saat dengar jawaban Anlon, "Yaelaaah Lon.. kita masih SMA, pikirannya jangan kejauhan lah. Hubungan pacaran di SMA kan tidak harus serius Lon, cuma biar jadi penyemarak hidup masa muda gitu.... "

Anlon menggeleng, "urusan hati repot Ga, ogah lah cuma asal cap cip cup biar lepas status jomblo tapi di hati sebenarnya no feeling."

"Ada orang bijak berkata.. (Ega mulai membenarkan kerah seragamnya dan berdehem) ehm.. jadi perasaan itu dapat tumbuh karena terbiasa dan itulah bukti proses adaptasi dan sinkronisasi dalam berelasi"

Anlon menyipit menelaah kata-kata temannya itu, Ega Herlambang, anak yang ceria berpipi gembul berbadan gempal tapi urusan shooting di lapangan basket dia jadi momok bagi lawannya.

"Siapa orang bijak itu Ga?"

Ega bersikap serius sambil menjulurkan tangan, "perkenalkan Lon... sayalah orang bijak itu" dan keduanya terbahak.

Ah lupakan soal surat Tania atau Sonia atau Tasya bahkan nama mereka tidak pernah teringat setelah kertas dibuang tanpa sayang. Perjalanan ke toko buku tidak lama dan Anlon sudah memarkirkan mobilnya tepat di tempat parkir kosong bagian tepi jalan.

Entah siapa yang ceroboh, saat Anlon membuka pintu mobil, tak sengaja dia mendorong seseorang yang kebetulan lewat disampingnya.

BRuuk..

"Aduh.. " puk.. puk.. terdengar suara gadis mengaduh dan menepuk2 baju yg kotor.

Dengan sigap Anlon keluar dan mengulurkan tangan, "Maaf2 saya tidak lihat kalau ada yang berjalan di samping mobil, apa anda tidak apa2?"

Yang ditanya masih belum menggapai tangan yang hendak menolong dan masih dalam posisi terduduk membersihkan baju, menarik tas yg terjatuh dan membenarkan letak kacamata.

Apa cewek ini marah? terluka? sampai tidak berkomentar atau bicara.

"Nona.. Renata, apa nona baik-baik saja?" tanya Anlon kembali sambil melihat nama yang tertera di bagian depan seragam si korban (korban jatuh tak sengaja).

Si gadis mendongak dengan mata menyipit, "kok kenal saya?? kita pernah ketemu? maaf beri saya waktu... saya anemia jadi kalau jatuh dan langsung berdiri berasa berkunang-kunang gelap", jawab wanita bernama Renata sembari mencoba berdiri sendiri diri, tetap menghiraukan uluran tangan Anlon.

Hampir terhuyung, Anlon memegang pundak Renata agar tidak terjatuh.

"Maaf saya bantu, mari saya tuntun ke depan toko buku supaya lebih teduh dan nona bisa duduk."

Tangan Anlon ditepis segera, "Terimakasih tidak perlu dibantu pandangan saya sudah jelas dan anda tidak perlu meminta maaf lagi... SMA Tes.. la hah??" Renata berucap sambil berjalan pergi tapi sempat melihat tag lokasi seragam, nama SMA yang sangat tidak asing.

Mereka memasuki toko buku beriringan. Anlon masih kawatir kalau yang dikatakan gadis itu benar dan akan berkunang - kunang dengan pergerakan mendadak karena anemia.... jangan sampai akibat jatuh memperparah keadaannya.

Setelah memastikan Renata berjalan melangkah dan menghilang di balik rak - rak buku, Anlon melangkah menuju ke bagian buku yang sudah menjadi tujuan awalnya. RESEP MASAKAN.

Anlon membeli beberapa buku resep setidaknya sekarang dia harus bisa memasak untuk ayah & adiknya, bukan keharusan tapi tekat.

Beberapa wanita yang ada di lorong buku memasak melirik Anlon sambil senyum kusak kusuk antara heran anak SMA laki - laki beli buku resep atau karena perawakan Anlon yang eye catching dengan tinggi menjulang & badan atletis berisi.

Di lain sisi, Renata memilah buku di deretan hobi menjahit. Di cari nya buku yang sesuai ilmu sekolahnya, dengan ambisi menjadi desainer pencipta trend, Renata ingin one step ahead dibanding teman seangkatannya.

^^^Aku harus sudah bisa ciptakan karya di semester ini. Biar yang lain masih belajar teknik dasar, aku harus sudah bisa buat hasil karya.^^^

Tekad Renata disuarakan dalam hati sambil mencari buku yang dimaksud, sampai akhirnya berupa gumaman dan suara bisikan yang memancing orang didekatnya melirik serta penasaran mantra apa yang dia ucapkan.

Antrian kasir cukup panjang, mungkin karena tahun ajaran baru membuat toko buku banyak diserbu.

Renata berdiri mengantri dengan buku modul menjahit cukup tebal dan satu buku lain ukuran lebih kecil "Kreasi Membuat Apron". Anlon mengenalj Renata yang berdiri tepat di depannya, namun canggung untuk menyapa.

Hubungan tersangka dan korban jatuh sudah terselesaikan saat masuk toko ini, jadi tidak perlu sok kawatir dan peduli lah Lon.

Seperti serombongan bebek yang akan kembali ke kandang, terdengar suara beberapa ibu-ibu yang sangat riuh (ternyata hanya dua orang ^^)

"Permisi.. permisi dik.. permisi td saya di sini tapi saya tinggal sebentar ambil tambahan.. jadi permisiiii yaaaa", ujar salah satu ibu sambil menjejal antrian di depan Renata.

Karena tidak siap dengan tenaga dan kesigapan duo emak merebut antrian, Renata agak terdorong ke belakang dan buku yang dibawa pun jatuh.

...hadeeeh... mau masuk jatuh, lagi antri hampir jatuh.. semoga aja habis ini bukan jatuh cintaa......

rutuk Renata dalam hati.

Reflek Anlon yang sudah terlatih segera mundur selangkah dan menghadang punggung Renata agar tidak terjatuh. Sebelum Renata mengambil buku - bukunya, Anlon sudah terlebih dahulu menyerahkan kepada empunya.

"Ini buku kamu, saya bantu ambil supaya mata kamu tidak berkunang-kunang"

"Kok tau?" jawab Renata singkat dan lupa kalau pemuda dihadapannya adalah Anlon yang sebelumnya ditemui.

"Aku yang tadi tidak sengaja dorong kamu waktu buka pintu mobil"

"oh.. ya.. makasih ya"

Percakapan terhenti dan selesai keduanya membayar, Anlon melangkah cepat hingga sampai sejajar dengan Renata.

"Aku lihat kamu beli buku kreasi Apron ya? Apa aku bisa request custom apron ke kamu?? Perkenalkan namaku Anlon"

sekali lagi Anlon mengulurkan tangan, kali ini untuk mengajak Renata berkenalan...

Akankah uluran tangan Anlon kali ini disambut Renata???

tunggu kelanjutannya ya... Mohon dukungannya untuk saya yang newbie ini (curcol heheheh)

Terpopuler

Comments

Reina

Reina

aku udah mampir ya thor...ceritanya bagus😁 semangat terus💪

2023-08-31

1

senja ku

senja ku

semangat nulis thor,

mampir juga di cerita ku ya

2023-08-29

1

hyOvaltine

hyOvaltine

emang bener, tahta tertinggi adalah emak😭

2023-08-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!