Tak ada yang dapat menyangka ternyata panas teriknya sang surya masih kurang panas dibandingkan dengan hati yang membara karena cemburu.
Entah apa yang dapat membuatnya membaik, mengalihkan pada hal yang lain pun seolah terguyur air dingin di tengah panas membara, nyatanya malah meninggalkan luka karena perubahan suhu yang terlalu drastis dan tak di sangkanya.
"Sudah seger belum Lon?" tanya Ega polos setelah melakukan canda tak lucu bagi orang yang tengah memendam emosi labil tak terprediksi.
Ubay hanya mengamati perubahan tingkah Anlon, tak biasanya temannya begitu linglung dan seperti tak bernyawa. Asumsinya masih belum dipastikan dan Ubay masih enggan meyakini bahwa sahabatnya sedang jatuh hati pada Renata.
Kenapa harus jatuh hati? Renata bukan cewek yang di atas rata-rata untuk orang yang baru kenal dengannya. Pipi tembam, kacamata yang membuatnya semakin kelihatan seperti kutu buku yang bersembunyi di balik poni yang kala tersibak akan terlihat luka memanjang di dahinya karena pernah saat kecil terjatuh di ayunan. Tak ada yang spesial pada Renata jika dibandingkan Juwita ataupun penggemar Anlon lainnya.
Yang jelas, Ubay adalah abang yang sangat protect pada Renata, dia tak rela kalau Renata hanya untuk persinggahan hati Anlon yang dingin. Yakinnya kuat bahwa Renata harus di lindungi dari mahkluk bernama pria yang suka mengambil kesempatan dan tak punya belas kasih kalau sudah mengingini sesuatu. Ubay tahu itu karena dia juga termasuk dalam klan mahkluk bernama pria.
"Kagak balik Lon?"
Yang di tanya masih kebingungan memegang handuk kecil yang tersampir di lehernya, "Masih keringetan, ntar dulu deh. Kamu sendiri kok masih di sekolah Bay?"
Ubay tersenyum, "Tanggung, mo sekalian tungguin cewek aku lah, dari pada dia dibalikin ke sekolah kan mending langsung kuangkut balik sekalian."
Semburat wajah masam tampak tipis di bibir Anlon yang menutupinya dengan anggukan kepala.
"Bestie...gue pulang duluan yaaa... capek ah tungguin cewek-cewek SMK Sakura keluar dari Aula.... di sini gue brasa kaya Jaka Tarub yang berharap ada satu bidadari tak bisa kembali dan terpaut hati abadi bersama kang Ega... hahaha"
Tak janjian tapi Anlon dan Ubay melempar barang yang ada di tangan mereka, terlalu gemas dan risih dengan imaginasi Ega.
Ubay mengambil termos kopi dan menuangkannya, tinggal satu gelas tersisa, "Kamu mau ga Lon? kopi buatan Renata... tinggal cup terakhir nih."
Tanpa kata sebagai jawaban, Anlon segera menggapai tutup termos yang sudah berisi kopi hangat yang aromanya masih melekat.
Sudah jam 15.00 WIB dan tiang awan mulai berasa menaungi lapangan basket tempat mereka berada, menyesap pahitnya caffeine yang berpadu dengan lembut manisnya cream milky sama seperti kehidupan terkadang memerlukan hal yang tidak mengenakkan untuk bisa merasakan momen manis yang ternyata sudah tercipta sebelumnya.
"Sudah pacaran berapa lama kamu Bay?"
"Hm..??"
Anlon tak mengulang pertanyaannya dan Ubay juga tak berniat berbohong.
"Aku tak tahu ternyata kau sudah punya pacar."
"Haiiizzz jangan bilang kau cemburu ya Lon... sampai kapanpun kita gak mungkin pacaran tauuu...hahaha," Ubay menanggapi dengan jenaka yang tak pelak membuat Anlon duduk bergeser menjauh sebal.
Ubay mulai melemparkan bola basket mengajak Anlon bertanding satu lawan satu.
"Kalau aku bilang cuma iseng sama Renata gimana?"
Langkah Anlon terhenti, tak disangka jawaban itu akan keluar dari mulut Ubay sahabatnya, pikirnya kacau tak dapat meracau protes yang sudah meronta di kepalanya.
"Kau sendiri bagaimana Lon? banyak cewek yang sudah bilang cinta, kenapa kamu ga coba saja dulu buat berhubungan dengan salah satu diantaranya? setidaknya biar kita semua yakin kalau kamu itu normal..demen cewek," Lontar Ubay seiring memasukkan bola ke dalam ring.
Anlon menangkap dan mencegah Ubay merebut bola yang sudah berada dalam kendalinya. Ubay tahu bahwa saat ini yang terjadi antara dia dan Anlon bukan hanya sekedar permainan menguji kekuatan otot dan membakar kalori tapi juga menguji kesabaran dan membakar semangat untuk menunjukkan suara hati.
"Aku gak suka memulai hubungan untuk coba-coba Bay..."
Ubay semakin tertarik dengan pandangan Anlon dan Ubay tahu bahwa Anlon adalah tipe pria langka di muka bumi ini.
"Yakin ga nyesel gitu Lon?? hidup cuka skali, masak iya ga mau coba kenal sama banyak orang, seneng-seneng sama cewek..mana cewek yang suka ama kamu juga cantik-cantik kan.."
Keringat mulai membasahi tubuh keduanya, "Justru, hidup cuma sekali bro...jangan dibuat main-main atau berhubungan sama cewek yang cuma peduli kemasan doang..tampang body tapi otak kosong."
Keduanya masih asik berebut bola saat dari kejauhan terdengar suara wanita yang terlalu riuh di sore hari saat anak-anak SMA Tesla sudah meninggalkan sekolah dan memulai aktifitas lanjutan masing - masing.
Sejumlah 20 anak dari SMA Sakura berjalan menuju armada yang membawa mereka datang untuk kembali ke sekolah, selain Renata adapula Kiralee yang merasa dimana pun Renata berada dia harus ada di sana untuk memastikan bahwa kompetensinya sudah melebihi Renata.
Kiralee melihat di kejauhan bahwa Abang Renata masih setia menunggu. Kiralee masih mengenal siapa Ubay, cowok pertama yang membuatnya merasa nyaman meskipun namanya sempat membuat tercengang, Rubicon, entah apa yang dipikirkan orang tuanya bahkan saat itu Kiralee dapat berbicara dengan panjang di hadapan Renata dan Ubay,
"Rubicon?? apa orang tua kalian terlalu pengen bunya itu mobil sampai Bang Ubay dikasi nama Rubicon?haha"
Kiralee masih merasa malu karena tak dapat menahan pendapatnya di hadapan first love nya. Entah lah bisa dijadikan first love atau tidak karena rasa itu muncul saat Kiralee berusia kelas 1 SD dan Ubay kelas 2 SD.
"Bang Ubay...." teriak Kiralee terlebih dulu dan berlari mendahului Renata untuk menuju ke arah Ubay.
Ubay dan Anlon menghentikan aktifitas mereka. Terlihat oleh mereka cewek berbaju seragam semburat pink berlari ke arah mereka dan bruuug...
Kiralee terjatuh dengan lutuh mendarat menopang badannya.
Ubay yang melihatnya segera berlari dan mendatangi Kiralee sementara Anlon masih diam di tempatnya, mencari-cari di mana Renata berada.
Tatapan Anlon terpaku pada Renata yang terlihat terdiam menatap prianya bertindak sebagai pahlawan kesiangan menolong cewek lain.
"Kamu gak apa-apa Kira???"
Kiralee hanya tertunduk, "Malu bang... sumpah..."
Saat mencoba untuk berdiri dan berharap bisa segera berlari, ternyata lutut Kiralee lecet dan terkilir.
Seorang guru pengampu melihat pemandangan siswanya terjatuh dan segera menghampiri, "Aduh Kiralee...kok pakai acara jatuh, ayuk jalan ke mobil ada kotak P3K di sana."
Mendengar tawaran guru yang sudah berjalan terlebih dahulu tanpa membantu memapah Kiralee membuat Ubay sebal, "bukankah seharusnya guru itu lebih memperhatikan Kira dan kembali dengan kotak P3K?? bukannya malah membiarkan dan menyuruh siswa yang terluka mengikutinya?!!"
Gerutuan Ubay membuat Kiralee tersenyum.. Senang karena Ubay masih tetap sosok yang dikagumi dan penuh perhatian sekaligus karena Ubay tak tahu bahwa guru di SMK Sakura sudah tahu benar seperti apa Kiralee dan teman segengnya di Sakula light (Natusha dan Shakira), mereka sering melakukan drama untuk bisa menghindari tugas ataupun project berat.
"Gak apa bang, aku masih bisa jalan pelan-pelan kok."
Belum tegak Kiralee berdiri, Ubay segera menggendong Kiralee di tangannya, menengok ke Renata yang ada di belakangnya,
"Rena..balik sendiri ya, abang anter Kira ke rumah sakit ya..."
Bisik-bisik siswi SMK Sakura tak dapat terelakkan lagi, pasti esok akan beredar kepopuleran Kiralee dengan judul 'Kiralee di gendong cowok ganteng SMA Tesla'.
Anlon mendengar yang dikatakan Ubay dan masih tak habis pikir, mana ada cowok yang suruh ceweknya pulang sendiri sambil gendong cewek lain. Inginnya Anlon tak ikut campur dan pergi menjauh dari Renata, karena itu penting untuknya sebelum perasaan asing ini bertumbuh semakin dalam dan mengganggunya.
Semua anak SMK Sakura hampir semuanya masuk ke dalam armada Hi-Ace, sampai kemudian seorang siswa dengan seragam basket dan menenteng dua tas punggung memanggil guru yang mendampingi siswi SMK Sakura.
"Maaf Pak, apa boleh Renata pulang dengan saya? kebetulan tas pacarnya tertinggal di lapangan."
Pak Giatno hanya mengangguk bingung dan menelaah siapa pacar Renata yang dimaksud.
"Renata... pacar kamu mau antar pulang.." Seru Pak Giatno lumayan keras untuk dapat terdengar semua siswi SMK Sakura yang di sana.
Renata keluar dari kerumunan dengan wajah yang sudah merah seperti kepiting rebus,
"Ih Bapak...sengajaaa ya buat saya malu, besok pelajaran akuntansi saya gak mau kerjain tugas ah!!" ancaman yang terdengar aneh bagi Anlon dan makin buat gemas saja lihat pipi gembul itu memerah malu.
Tanpa memandang Anlon, Renata mengambil tas milik Ubay dan berjalan menjauhi kerumunan teman-teman yang masih bersorak alay, Pak Giatno terbahak sambil sesekali menyentuh kumisnya seolah dia merasa sudah menjadi comblang bersertifikasi terbaik.
"Renata.. tunggu..., " tak ada jawaban atau tanggapan darin Renata yang terus saja berjalan. Renata bukan orang yang suka menjadi perhatian apa lagi di muka umum. Ada rasa malu dan marah yang bercampur jadi satu.
Terus menelusuri lorong kelas yang menghubungkan parkiran mobil dan halaman depan tempat yang tepat untuk menunggu ojol. Halaman luas SMA Tesla sudah tidak asing bagi Renata, dia pernah beberapa kali menunggu Ubay di sana dan bergerak seperti kerikil yang tak teramati sekelilingnya. Itulah Renata, tidak terlalu menarik perhatian dan dapat membuatnya diabaikan sekelilingnya. Jumper abu-abu dikeluarkan dari tas dan mulai dipakai, Renata menutupi kepala dengan jumper abu-abu.
"Dasar mungil, seperti anak pakai jaket kedodoran aja nih bocah... tega banget sih Ubay..." rutuk Anlon yang tetap mengikuti jalan Renata.
Saat Renata hampir berbelok keluar dari sekolah dan menuju ke halte ojol, Anlon menggapai pundak Renata dan memutar untuk berjalan mengikuti arahannya.
"Sudah sore, kuantarkan kamu pulang."
Kalimat yang ditangkap Renata sebagai perintah, bukan pertanyaan, entah kenapa dapat menghadirkan desir dalam hati. Ubay dan ayahnya adalah pria yang kerap berdua bersamanya dan belum pernah ada pria lain yang mengantarkan Renata pulang, tidak termasuk abang ojol tentunya.
Anlove bombing seolah sedang memulai menyalakan petasan dan mengirimkan sinyal untuk gadis mungil rapuh dan tak spesial dihadapannya. Renata hanya dapat terus berjalan seperti kuda yang diarahkan oleh kusir, tangan Anlon pada kedua pundaknya terasa hangat dan nyaman.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
վմղíα | HV💕
giatno buat Renata malu
2023-08-07
1
վմղíα | HV💕
Ega kalau ngomong gak pakai rem asal ngomong aja
2023-08-07
1
❂Tsukuyomi✧[Hiatus]
bisa gitu ya
2023-08-01
1