Sani berjalan sambil bermain game di hape nya, tapi tiba-tiba
"Bruuukkk"
Sani bertabrakan dengan seorang Gadis, dan Sani melihat buku yang dipegang Gadis itu jatuh berantakan.
"Eh Maaf ya, aku gak sengaja"
Sani meminta maaf sambil membantu memunguti buku yang berserakan di lantai.
"Nggak apa-apa kak, aku sendiri yang salah"
Sani menyerahkan Buku yang dia pungut itu kepada pemiliknya, tapi saat mereka beradu pandang,
Mereka sama-sama terdiam.
"Cantik sekali"
Sani bergumam tapi terdengar oleh Gadis didepannya.
Seketika pipinya merah karena menahan malu, lalu segera mengambil Buku yang dipegang Sani
"Terima Kasih Kak"
Ucapnya sambil berlari
"Hey, tunggu"
Sani memanggilnya.
Gadis itu berhenti, tapi tidak berani menoleh ke arah Sani.
Sani lalu sedikit berlari menghampiri Gadis itu dan berdiri di depannya.
"Kamu dikelas apa, kok aku belum pernah lihat kamu sebelumnya"
"Aku adik kelas kak"
Jawabnya sambil menunduk
"Owh...siapa nama kamu?"
"Perkenalkan, aku Sani"
Ucap Sani sambil mengulurkan tangannya
"Zaiyu kak"
Balas Gadis itu sambil menjabat tangan Sani.
Sani merasakan tangan Gadis itu benar-benar terasa dingin, tapi Sani segera menyadari sesuatu dan malah tersenyum.
"Emm...boleh minta nomer handphone kamu?"
Zaiyu serasa ingin berteriak kegirangan mendengar permintaan Sani.
Tapi tetap berusaha menjaga sikapnya.
"Untuk apa kak?"
"Ya barangkali bisa jadi temen ngobrol nanti"
"Em..iya, boleh kak"
Zaiyu menunjukkan nomor hapenya, lalu Sani segera menyimpan kontak Gadis Cantik nan Anggun itu.
"Permisi, duluan ya kak"
Ayu pamit berlalu dari Sani
"Iya, makasih ya, hati-hati"
Jawab Sani sambil tersenyum Lebar karena merasa senang mendapat nomor Gadis Cantik itu.
"Wooyy, ngapain Lu"
Uki tiba-tiba meloncat sambil merangkul pundak Sani.
Ternyata Uki dari tadi melihat adegan tabrakan dan perkenalan itu.
"Cantik banget njing, sumpah"
"Iya, gw juga lihat dia tadi, sepertinya dia grogi banget sama Lu, jangan-jangan dia emang suka sama Lu"
"Mana ada, orang kenal aja baru hari ini"
"Itu kan Lu, siapa tau dia udah merhatiin Lu dari dulu"
"Tau ah, yang penting nanti gw mau kenalan lebih jauh wkwkwk"
Jawab Sani sambil terkekeh
"****** lu, yuk ke kelas aja"
"Gas lah"
Kemudian mereka berjalan bareng ke Kelas
~~
Saat pulang sekolah, Sani kaget, karena sepedanya bannya kempes semua.
Sani bergumam
"Kok bisa kempes semua, padahal tadi aku cek aman semua"
"Haaahaaa mampus gak Lu,, wkwkwkkwkwk"
Terdengar gelak tawa Rindra cs dari kejauhan, yang ternyata merekalah yang sengaja mengempeskan ban sepeda Sani.
Sani merasa Geram, dan merasa dendam karena mereka sudah keterlaluan.
Akhirnya Sani membawa sepedanya ke bengkel terdekat untuk meminjam pompa angin.
Setelah beres, Sani segera pulang dan sejenak tidur, supaya kejengkelannya hilang.
Karena dia tidak ingin memelihara rasa dendam kepada siapapun, meskipun sebenarnya dia sangat jengkel dengan kejadian tadi.
Esoknya Sani merasa tidak nyaman,
"Sepertinya mereka akan mengulangi perbuatannya"
Gumam Sani
Akhirnya Sani menemui Uki,dan menceritakan kejadian kemarin
"Lu kenapa masih diem aja sih, itu udah kelewatan menurut gw"
"Iya sih, tapi kan masih bisa dipompa lagi"
"Biarin aja lah kali ini, tapi kalau sampai di ulangi lagi, sepertinya bakal gw kasih pelajaran beneran"
"Lu sabar banget sih jadi orang"
"Udahlah Ki, gak usah dipusingin, nanti siang jangan pulang duluan, kalau sepeda gw diapa-apain, gw minta bantuan lu"
"OK deh"
Saat menuju kelas, mereka berpapasan dengan Rindra bersama teman-temannya, Sani tidak bicara apapun, hanya menatap mereka dengan tatapan yang terlihat marah.
Farhan merasa sepertinya Sani bakal berbuat sesuatu kalau terus-terusan dijahili.
"Wow..ada yang menatap penuh emosi dan dendam nih..haahaa"
Sindir Rindra dengan gelak tawa
"Aduh, aku takut nih, takut banget wkwkwk"
Tijar menimpali
"Ayuk kita lari, daripada kita dibunuh sama Banci haaahaaa"
Odi ikut meledek juga
Lalu mereka berlalu sambil lari-larian.
Sani menghela Nafas panjang, serta mengingat bahwa diantara mereka, hanya Farhan yang tidak pernah mengejek ataupun membully Sani.
"Sampai kapan Lu bakal diem terus?"
Tiba-tiba Uki membuka suara
"Sampai kesabaran gw mencapai batasnya"
Jawab Sani sambil berjalan menuju Kelas.
~~
"Kurang Ajar, mereka bener-bener keterlaluan..!!"
Sani tiba-tiba berteriak
Uki segera lari mendekati Sani, dan langsung kaget melihat Ban sepeda Sani di sayat dengan benda tajam.
Ban depan dan belakang Sani dirusak sampai tidak bisa digunakan lagi.
"Kali ini gw bakal kasih mereka pelajaran..!!"
Sani bergumam sambil mengepalkan tangannya.
Uki yang melihat itu sedikit kaget, karena selama ini belum pernah melihat Sani semarah itu.
"Kalau hanya pembullyan, mereka masih ku maafkan, tapi kalau sudah merusak, mereka tak bisa di toleransi..!!"
Ucap Sani yang benar-benar Marah.
Sani dan Uki membawa sepedanya di bengkel terdekat untuk diganti ban depan dan belakang.
Sani meminta tolong Uki untuk mengantarnya pulang.
Saat sampai dirumah, Sani meminta tolong kepada Uki..
"Besok lu mampir sini lagi ya, gw nebeng lagi"
"OK lah, gampang, besok kalau sepeda lu sudah jadi, gak usah dibawa ke sekolah lagi,, biar tiap hari gw mampir aja"
"Gampang lah, gw pertimbangkan nanti"
"Ya udah, gw pulang ya"
"Yo'i, hati-hati & makasih ya"
"Okeeeee"
Uki meninggalkan Sani yang berjalan menuju rumahnya
~~
"Sani, sepedamu kemana Nak, kok ndak ada dirumah?"
"Bannya rusak Bu, jadi Sani titipkan di bengkel dekat sekolahan, besok Sani ambil lagi"
"Lhoh..kira-kira habis berapa biayanya?"
"Ya belum tau Bu, besok Sani bawa uang tabungan 200ribu mungkin sudah cukup"
Ibu Sani terlihat sedih mendengar jawaban anaknya.
"Ya sudah, sekarang jamu istirahat dulu ya"
"Iya Bu" jawab Sani sambil berjalan menuju kamar
Sore hari setelah menyelesaikan latihan fisiknya, Sani menceritakan kejadian tadi siang kepada pak Hambali, serta mengutarakan keinginannya untuk memberi pelajaran kepada anak-anak nakal itu.
"Jadi kamu ingin balas dendam?"
"Bisa dibilang gitu pak, perbuatan mereka udah kelewatan"
"Aku tidak melarang, tapu hanya ingin mengingatkan bahwa Dendam itu tidak baik, dan bisa merusak kebaikan hati seseorang"
Sani yang sebelumnya tidur terlentang, langsung bangun dan bertanya,
"Lalu, apa saya harus diam saja?"
"Ya terserah kamu, itu kamu sendiri yang memutuskan, tapi yang pasti, aku melatihmu bela diri, bukan untuk menyakiti orang lain, tapi tidak salah juga kalau memang ingin memberi pelajaran mereka"
Lalu Sani pamit pulang, dan belajar dirumah.
Sebelum tidur, Sani berharap bisa melupakan kejadian siang tadi lalu memaafkan perbuatan mereka, karena saat ini pikirannya masih dipenuhi dendam kepada anak-anak nakal itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments